Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Material dan Metalurgi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012

STUDI PROSES EKSTRAKSI MINERAL TEMBAGA MENGGUNAKAN


GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIASI DAYA DAN WAKTU RADIASI

Nur Rosid Aminudin*, Sungging Pintowantoro**


*Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
**Dosen Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS
Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya

ABSTRAK
Batuan tembaga merupakan batuan yang banyak ditemukan di Indonesia, baik dari
persentase logam tembaganya rendah hingga persentase yang tinggi. Penelitian ini menawarkan
metode ekstraksi logam tembaga dengan memanfaatkan gelombang mikro dari microwave sebagai
pembangkit panasnya.
Penelitian ini menggunakan batuan tembaga jenis kalkopirit dengan persentase awal
sebesar 11,32%. Kemudian direaksikan dengan silica sebagai flux dan diradiasi dengan gelombang
mikro dengan variasi daya 1000 Watt dan 2000 Watt dan lama penyinaran selama 40, 50 dan 60
menit.
Hasil dari penelitian ini bahwa persentase tembaga mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan daya yang digunakan proses ekstraksi dan lama penyinaran dengan gelombang mikro.
Pada proses dengan daya 1000 watt dan waktu radiasi 40, 50 dan 60 menit didapatkan kenaikan
persentase Cu masing-masing menjadi 23,6%,27,6%,dan 29,57%. Sedangkan pada daya 2000 Watt
didapatkan persentase Cu masing-masing 30,3%, 31,7% dan 22,8%.

Kata kunci : Ekstraksi, chalcopyrite, gelombang mikro, Daya, waktu radiasi.

PENDAHULUAN memakan waktu yang cukup lama dan sangat


Indonesia merupakan negara yang kaya kompleks. Selain itu, kerugian yang terbesar
akan mineral dan tambang yang mana dari proses ini adalah dihasilkannya gas SO2
persebarannya hampir diseluruh pelosok alam (Sulfur Dioksida) yang sangat berbahaya dan
Indonesia. Akan tetapi barang tambang yang dapat menyebabkan hujan asam yang merusak
dimiliki Indonesia tidak serta merta langsung lingkungan. Kedua,proses ekstraksi secara
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, tetapi hydrometalurgi (proses ekstraksi yang
harus melalui tahap pengolahan terlebih dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dahulu untuk mendapatkan logam murninya. dengan cara pelindian media cairan). Proses
Seiring dengan perkembangan zaman dan hydrometalurgi memiliki kelemahan seperti
kemajuan teknologi, kebutuhan tembaga tidak semua mineral dapat diproses melalui
nasional mengalami peningkatan dengan metode ini dan waktu pelarutannya
adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan memerlukan waktu yang lama. Sehingga
jumlah penduduk. Proses ekstraksi tembaga diperlukan suatu alternatif proses yang lebih
yang selama ini dilakukan kebanyakan masih efisien dan ramah terhadap lingkungan.
menggunakan metode konvensional yang Dengan latar belakang hal tersebut kini
dirasa metode-metode tersebut masih kurang saatnya dikembangkan metode-metode
efisien. Contohnya proses ekstraksi yang ekstraksi yang ramah lingkungan, mempunyai
menggunakan proses pyrometallurgi (proses nilai efisiensi tinggi dan harga produksi
ekstraksi yang dilakukan pada temperatur rendah. (Davenport dkk,2002)
tinggi). Dimana pada proses ini memiliki Sebuah metode ekstraksi yang
beberapa kelemahan misalnya menghabiskan belakangan ini dikembangkan para ahli
bahan bakar yang sangat banyak, prosesnya metalurgi ialah metode ekstraksi tembaga
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012
dengan pemanfaatan energi panas gelombang Alat yang digunakan dalam proses
mikro dari microwave. Metode ini dapat reduksi yaitu Microwave oven 2450 MHz,
menghasilkan logam tembaga murni yang cawan dengan volume 30 ml dan batu tahan
diekstraksi baik dari konsentrat maupun api.
langsung dari bijih tembaga. Dimana pada Pada penelitian ini digunakan variabel
metode ini panas dibangkitkan secara internal daya penyinaran dan waktu radiasi dengan
akibat getaran molekul-molekul target oleh gelombang mikro. Dimana daya yang
gelombang mikro. Karena karakter gelombang digunakan sebesar 1000 dan 2000 Watt dan
mikro yang dapat menembus molekul target, waktu radiasinya ialah selama 40, 50, dan 60
maka pemanasan dengan gelombang mikro menit.
berlangsung secara serentak. Oleh karena itu
pemanasan dengan menggunakan gelombang
mikro dapat berlangsung sangat cepat.
Berbagai penelitian penggunaan gelombang
mikro pada proses ekstraksi metalurgi secara
langsung menunjukkan bahwa gelombang
mikro sangat efektif karena mengasilkan panas
yang stabil dan tidak menimbulkan limbah
seperti ekstraksi yang menggunakan media
pemanas konvensional. (Kazi E. Haque,1998).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
mekanisme proses ekstraksi tembaga dari
bentuk ore menggunakan energi gelombang
mikro, mengetahui pengaruh variasi dan
variasi waktu penyinaran sample terhadap
peningkatan persentase kandungan tembaga.

METODOLOGI
Bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah silika dari PT Smelting,
Gresik dan konsentrat tembaga yang berasal
dari PT Newmont Nusa Tenggara . Silika yang
digunakan dalam percobaan ini digerus
hingga 120 mesh.
Tabel 1. Komposisi Konsentrat Tembaga
Komposisi Persentase (%)
Cu 11,32
Si 8,5
K 0,8
Ca 0,4
Cr 0,88
Mn 2,79
Fe 29,5
Zn 6,01
S 30,5
Mo 6,2

Tabel 2. Komposisi Kimia Pasir Silika


Senyawa Jumlah(%)
SiO 85%
AlO 5%
MgO 5%
Moisture 5%
Gambar 3 Diagram Alir penelitian
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012
180,03% dimana persentase Cu yang terbentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 31,7% dari persentase semula sebesar
Dalam penelitian ini untuk mengetahui 11,31%.
hubungan antara kenaikan persentase Cu
Pada sampel berikutnya yaitu dengan
dengan variasi input daya dan waktu
penyinaran gelombang mikro maka dilakukan menggunakan lama waktu penyinaran 60
uji XRF pada ore Cu yang telah diekstraksi. menit dengan variasi daya 1000 Watt dan 2000
Hasil Uji XRF pada ekstraksi mineral Watt. Pada pemakaian daya 1000 Watt,
kalkopirit dengan berbagai daya yang berbeda peningkatan persentase Cu sebesar 161,2%
dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini. dari persentase Cu semula 11,32% menjadi
Tabel 4. Hasil uji XRF kalkopirit setelah 29,57%. Sedangkan pada penggunaan daya
proses ekstraksi
2000 Watt peningkatan persentase Cu tidak
Daya begitu besar bila dibandingkan dengan
1000 2000
(Watt) peningkatan pada sample yang lainnya.
Waktu Peningkatannya sebesar 101,41% dari yang
40 50 60 40 50 60
(menit) semula persentasenya 11,32% menjadi 22,8%.
Cu 23,6 27,6 29,57 30,3 31,7 22,8 Hal ini menyebabkan grafik peningkatan
Al 7,9 8 3,4 3,3 3,5 2,9
persentase Cu dengan kenaikan daya listrik
Si 19,3 28,2 27,6 12,1 14,7 21,3
P 0,77 0,91 0,68 0,56 0,5 0,54 yang digunakan tidak linier. Karena dalam
K 0,58 0,72 0,46 0,48 0,42 0,4 proses ekstraksi dengan menggunakan daya
Ca 5,46 4,27 5,45 2,8 2,7 2,09 2000 Watt dan dengan menggunakan waktu
Ti 0,5 0,59 0,3 0,32 0,38 0,22 radiasi 60 menit crusible yang digunakan
Mn 0,06 0,05 0,04 0,08 0,06 0,06 melting dan menjadikan sample bercampur
Fe 32,5 24,5 34,1 44,8 40,9 42,6 dengan bahan pembentuk crusible. Sehingga
dalam pengujian dapat menurunkan persentase
Berdasarkan data yang diperoleh dari Cu dalam persen gram yang sama.
pengujian XRF yang disajikan pada tabel 4 Dari data dan penjelasan mengenai
diatas, peningkatan kandungan Cu pada persentase Cu hasil dari proses ekstraksi
mineral kalkopirit dengan lama penyinaran 40 diatas, maka apabila dibentuk dalam bentuk
menit dengan menggunakan input daya 1000 grafik tampak dalam gambar grafik 4.1
watt yaitu sebesar 23,6%, maka dibawah ini.
peningkatannya sebesar 108,5% dari
persentase awal sebelum perlakuan sebesar
11,32%. Sedangkan pada penggunaan daya
sebesar 2000 watt dengan waktu yang sama
kenaikan kandungan sekitar 167,7 % dimana
persentase Cu yang terbentuk sekitar 30,3%
dengan persentase sebelum proses sebesar
11,32%.
Peningkatan persentase Cu juga terjadi
pada sampel dengan lama penyinaran
gelombang mikro selama 50 menit dengan Gambar 4. Grafik Kenaikan Cu pada
variasi daya 1000 Watt dan 2000 Watt. Pada Berbagai daya dan waktu radiasi
sampel dengan penggunaan daya 1000 Watt,
Pada pengujian XRF tersebut,
peningkatan persentase Cu sebesar 143,8%
pesentase unsur dapat diketahui secara
yang semula persentase Cu sebesar 11,32% kwantitatif. Untuk mengetahui persentase
menjadi 27,6%. Sedangkan pada sampel unsur yang terkandung secara kwalitatif maka
dengan daya 2000 Watt dengan waktu yang dilakukan pengujian XRD. Dengan
sama, peningkatan persentase Cu sebesar menggunakan difraktometer type phylips
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012
PW3710 BASED yang ada di lingkungan ITS. Pada proses dengan menggunakan
Uji XRD bertujuan untuk mengidentifikasi daya 1000 Watt, proses ekstraksi yang terjadi
adanya proses ekstraksi Cu yang terjadi. Pada belum maksimal, hal ini dapat diketahui
gambar 4 dapat dilihat perbandingan pada dengan masih tingginya silica (SiO2) yang
grafk XRD dimana puncak-puncak yang terkandung dalam sampel. Hal ini dikarenakan
terbentuk pada lama penyinaran 40 menit dalam grafik dalam perbandingan daya yang
dengan daya 1000 dan 2000 watt sedikit digunakan masih didapatkan peak silika yang
mengalami perbedaan. tinggi pada sudut 26. Peak ini merupakan
peak dari silika berdasarkan data dari JCPDS
(Joint Committee on Powder Diffraction
Standards) No. 46-1045. Selain ditemukan
peak silica (SiO2) pada sudut 26, juga
ditemukan adanya peak silica (SiO2) pada
sudut 21 sesuai dengan data dari JCPDS
(Joint Committee on Powder Diffraction
Standards) No. 82-1553. Walaupun proses
dalam ekstraksi dengan variasi daya 1000 watt
dan dengan waktu radiasi 40 menit ini belum
maksimal, namun sudah didapatkan adanya
peak Cu yaitu pada peak dengan sudut 43,2
Gambar 5. Hasil XRD 1000 dan 2000 watt yang berdasarkan data dari JCPDS (Joint
dengan penyinaran selama 40 menit Committee on Powder Diffraction Standards)
No. 04-0836. Dan juga didapatkan adanya
peak dari FeS pada sudut 29 dimana yang
sesuai dengan data dari JCPDS (Joint
Committee on Powder Diffraction Standards)
No. 76-0964.
Sedangkan difraktogram pada daya
2000 watt dan waktu penyinaran selama 40
menit tidak jauh berbeda dengan daya 1000
watt. Difraktogram memperlihatkan bahwa
peak tertinggi dari hasil XRD merupakan silica
(SiO2) sesuai dengan data JCPDS (Joint
Committee on Powder Diffraction Standards)
No. 82-1553. Namun pada grafik, keberadaan
dari peak silica (SiO2) pada sudut 26 sudah
Gambar 6. Hasil XRD 1000 dan 2000 watt mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal
dengan penyinaran selama 50 menit. ini berarti SiO2 pada daya 2000 watt ini sudah
mengalami reaksi. Selain hal tersebut, pada
penggunaan daya 2000 Watt ini telah nampak
adanya peak dari Cu2S pada sudut 36 yang
mana sudah sesuai dengan JCPDS (Joint
Committee on Powder Diffraction Standards)
No. 84-0209. Peak unsur Cu pada daya 1000
terbentuk pada sudut 43,2 yang berdasarkan
data dari JCPDS (Joint Committee on Powder
Diffraction Standards) No. 04-0836.
Untuk mengidentifikasi fasa yang
terbentuk pada sampel dengan daya 1000 dan
2000 watt dengan waktu penyinaran
gelombang mikro selama 50 dan 60 menit,
Gambar 7. Hasil XRD 1000 dan 2000 watt maka dilakukan cara yang sama seperti pada
dengan penyinaran selama 60 menit. sampel sebelumnya yaitu sampel hasil
ekstraksi dengan daya 1000 dan 2000 watt
selama 40 menit.
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012
alternatif dalam proses ekstraksi
Pada pengujian ini juga melakukan mineral tembaga.
pengujian Scanning Electron Microscope 2. Variasi daya pada proses ekstraksi
SEM-EDX dari mineral kalkopirit dengan mineral tembaga(kalkopirit)
tujuan untuk mengetahui struktur mikro dan berpengaruh terhadap persentase hasil
mengetahui persebaran dari mineral tembaga proses ekstraksi. Waktu radiasi 40
dari hasil proses ekstraksi. Selain dapat menit, daya 1000 dan 2000 watt
digunakan untuk melakukan pengujian struktur persentase dari Cu 23.6% dan 30,3 %.
mikro, SEM juga dapat digunakan untuk Waktu radiasi 50 menit, daya 1000
menguji komposisi kimia pada daerah yang dan 2000 Watt persentase Cu 27,6%
terdapat unsur Cu. Karena SEM yang 31,7 %. Sedangkan waktu radiasi 60
digunakan telah terintegrasi dengan menit, daya 1000 dan 2000 Watt,
EDX(Energy Dispersi X-RAY Spectrometry). persentasenya 29,57% dan 22,3%.
Sehingga dapat digunakan untuk mengetahui Kenaikan persentase Cu tertinggi pada
persebaran unsur Cu pada sampel yang telah daya 2000 Watt dengan waktu 50
dilakukan proses ekstraksi. Gambar 8. berikut menit.
ini gambar hasil pengujian EDX pada sampel 3. Variasi Waktu radiasi gelombang
proses ekstraksi dengan daya 1000 Watt dan micro pada proses berpengaruh
2000 Watt dengan lama waktu penyinaran terhadap peningkatan persentase Cu
gelombang mikro 40, 50 dan 60 menit. hasil ekstraksi. Pada Daya 1000 Watt
dengan variasi 40, 50 dan 60 menit
A B masing-masing persentasenya ialah
23,6%, 27,6% dan 29,57%. Sedangkan
pada penggunaan daya 2000 Watt
untuk 40, 50 dan 60 menit masing-
masing persentasenya ialah 30,3%,
31,7% dan 22,3 %. Kenaikan
persentase Cu tertinggi pada
C penggunaan waktu radiasi 50 menit
dengan daya 2000 watt.

1.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya ada
beberapa saran yang dapat diperhatikan:
Gambar 8 a) Hasil SEM 40 menit 1. Dilakukan uji mineralogi untuk
b). Hasil SEM 50 menit menentukan presentase mineral
c). Hasil SEM 60 menit tembaga(kalkopirit) walaupun sample
yang digunakan sama dengan
Pada pengujian SEM EDX yang penelitian yang sudah dilakukan
ditunjukkan pada gambar 8 diatas bahwa tiap sebelumnya. Karena setiap mineral
area yang ditandai sebagian besar terkandung yang didapatkan dalam tanah,
unsur Cu, O, Si, dan Fe. Pada gambar SEM perentasenya kemungkinan berubah
diatas tampak bahwa permukaan sample walaupun letak mineralnya bergeser
mengalami perubahan. Itu berarti bahwa dalam beberapa meter saja.
proses ekstraksi tersebut sudah terjadi reaksi 2. Penggunaan crusible yang
karena dapat dilihat dari permukaan- berpenampang lebih luas dan tahan
permukaan sampelnya dibawah SEM. dengan temperatur kerja yang tinggi.
3. Harus disediakan Oksigen inlet,
KESIMPULAN dan SARAN karena dalam proses ekstraksi mineral
Kesimpulan tembaga oksigen tidak mencukupi
Berdasarkan hasil pengujian dan apabila hanya bergantung dari oksigen
analisis data yang telah dilakukan maka dapat dari udara bebas saja.
ditarik kesimpulan sebagai berikut: 4. Dilakukan pengujian DSC-TGA untuk
1. Gelombang mikro dapat digunakan mengetahui perubahan senyawa yang
untuk sumber pembangkit panas terjadi atas pengaruh thermal dengan
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012
kenaikan temperatur yang sempit agar Concentrates Produced from
lebih akurat. Rampura-Agucha Tailings.
5. Peralatan pembaca temperature kerja Hydrometallurgy 89 332-336.
pada mikrowave disarankan untuk 8. Martono bagus.2012. Pengaruh Daya
menggunakan thermocouple yang Dan Lama Penyinaran Gelombang
langsung bersentuhan pada bahan Mikro Pada Ekstraksi Kalkopirit
baku reduksi agar lemih akurat dan
(Cufes2) Terhadap Peningkatan Kadar
dicatat kenaikan temperatur tiap
dengan range yang pendek. Cu Dengan Gelombang
Mikro.Surabaya: ITS-Surabaya
DAFTAR PUSTAKA
9. Nadlif Masfuk . 2012.Pengaruh jenis
dan komposisi bahan bakar terhadap
1. Amanto, H., Daryanto. 1999. Ilmu peningkatan kadar Cu pada ekstraksi
Bahan. Jakarta: PT. Bina Aksara. chalkopirit PT. Freeport Indonesia
2. Chunpeng, L., Yousheng, X., dan dengan menggunakan gelombang
Yixin, H. 1990. Application Of
Mikro.Surabaya: ITS-Surabaya
Microwave Radiation To Extractive
Metallurgy Vol.6. Chin. J. Met. Sci. 10. Mc. Gill and Walkiewicz, 1987
Technology. 11. Pickles, C. A. Microwaves In
3. Davenport W.G, dkk. 2002.
Extractive Metallurgy Part 1
Extractive Metallurgical Of Copper. Review of Fundamentals,
Oxford: Pergamon. Departement of Mining Engineering,
4. Haque, Kazi E. Microwave Energy Queens University, Goodwin Hall,
For Mineral Treatment Processes A Kingston, Ontario, Canada K7L 3N6.
Brief Review, CANMET, 555 Booth Minerals Engineering 22 (2009) 1102-
Street, Ottawa, Ontario, Canada K1A 1111.
0G1, International Journal Of Mineral 12. Samouhus, M., Hutcheon, R., dan
Processing, 57_1999, 1-24. Paspaliaris, I. 2011. Microwave
5. Harahsheh, M. A, dkk. 2005. The Reduction Of Copper (II) Oxide and
Influence Of Microwaves On The Malachite Concentrate. Minerals
Leaching Kinetics Of Chalcopyrite. Engineering. 24 903-913.
Minerals Engineering 18 1259 13. Suteja, A. 2007. Bahan Tambang
1268. Indonesia. Jakarta: Gramedia.
6. Harashsheh, M. A., Kingman, S. W. 14. T. Uslu, T. Atalay and A. I.
2003. Microwave-Assisted Leaching Arol.Effect of microwave heating on
A Review. Hydrometallurgy 73 magnetic separation of
189 203. pyrite.Colloids and Surfaces A:
7. Krishnan, Hari, D.B Mohanty dan K.D Physicochem. Eng. Aspects 225
Sharma.2007. The Effect of (2003) 161_/167.
Microwave Irradiations on the
Leaching of Zinc from Bulk Sulphide

Anda mungkin juga menyukai