Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI DASAR

“ACARA 1 SIFAT FISIK


MINERAL”

Disusun Oleh:
Nama: Vivin Kurnia Vani Atmasari

NIM: 2009086049
Kelompok: 1

PROGRAM STUDI TEKNIK


GEOLOGI FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu geos (yang berarti bumi) dan
logos (yang berarti ilmu). Jadi, Geologi adalah studi mengenai bumi dan fenomena yang
terjadi di dalamnya. Geologi secara umum membahas mengenai material pembentuk
bumi dan segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah permukaan) maupun yang
terjadi di atas permukaan bumi.
Geologi menurut Djauhari Noor adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kembumian
yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit bumi beserta isinya yang pernah ada.
Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang
membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas
permukaan bumi, kedudukannya di alam semensta serta sejarah perkembangan nya sejak
bumi ini lahir di alam hingga sekarang (Djauhari Noor, 2012).
Didalam ilmu geologi sendiri terdapat cabang ilmu lain yaitu mineralogi. Mineralogi
adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam
bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-
sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994)
Oleh karena itu prktikum ini dilakukan agar praktikan bisa mengerti apa itu mineral
dalam ilmu mineralogi dan apa saja sifat-sifat fisik dari mineral dari contoh sampel yang
di berikan
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini di lakukan untuk:
 Untuk mengetahui cara untuk mendeskripsi sifat fisik mineral
 Untuk mengetahui sifat fisik dari dari contoh sampel mineral yang di berikan yaitu
mineral flourite, garnet, dan biotit
 Untuk mengetahui jenis batuan yang mineral penyusunnya dari mineral flourite,
garnet dan biotit
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT FISIK MINERAL

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik atau kimia tersendiri.
Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus
kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987). Sifat-sifat
fisik yang dimaksudkan adalah :

1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat
terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan
seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam yaitu Gelena, Pirit,
Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit, dll.
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster) terbagi atas :
 Kilap Intan (adamanti luster), cemerlang seperti intan.
 Kilap Kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
 Kilap Sutera (silky luster), kilap yang menyerupai sutera pada umumnya terdapat
pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkonolit, dan
gips.
 Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
 Kilap Mutiara (pearly luster), memberi kesan seperti lemak atau sabun, misalnya
pada sepertin, opal dan nepelin.
 Kilap Tanah, kilap suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai
dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan
kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai
kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas
(Danisworo, 1994)

2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemberian mineral karena suatu mineral dapat bewarna
lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran
padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat bewarna putih susu, ungu coklat kehitaman atau
tidak bewarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas,
seperti :

 Putih : Kaolin (AL2O32SiO22H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa


Susu) (SiO2)
 Kuning : Belerang (S)
 Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
 Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5Al(AlSiO3O10)(OH), Malasit (CuCO3Cu(OH)2)
 Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2(Si6O18))
 Merah : Jasper, Hematite (Fe2O3)
 Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
 Abu-abu : Galena (PbS)
3. Kekerasan
adalah ketahan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral tertentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang bisa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mosh dari Jerman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs
mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk
mineral terkeras.
Skala Kekerasan Mosh

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia


1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut diatas maka dibawah ini memberikan
kekerasan dari alat penguji standar :

Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs


Kuku Manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 - 6
Pisau Baja 5,5 - 6
Kikir Bja 6,5 - 7
Kuarsa 7

4. Cerat
Cerat adalah mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). hal ini dapat diperoleh apabila
mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping ponselin atau membubuk suatu
mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

 Pirit : Bewarna keemasan namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak bewarna hitam.
 Hematit : Bewarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak bewarna merah kecoklatan.
 Augite : ceratnya abu-abu kehijauan
 Biotite : Ceratnya tidak bewarna
 Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 20060.

5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau
lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah yang apabila mineral kita pukul dia tidak akan hancur, tetapi terbelah-belah
menjadi bidang yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifat ini, sehingga dapat
dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapat dibelah. Tenaga
pengikat didalam struktur kristal tidak seragam ke segala arah, oleh sebabitu terdapat
ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui
suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut.
Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur
(Danisworo, 1994). contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang
mempunyai tiga arah belahan sedangkan pada kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut
contoh mineralnya :

a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.


b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.
6. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak
teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan dengan belahan dapat dilihat dari sifat
permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak
halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedangkan bidang pecahan
memantulakn sinar kesegala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994). pecahan
mineral ada beberapa macam yaitu :

 Concoidal : bila memperhatikan gelombang yang melekung dipermukaan pecahan,


seperti kenampakan kulit kerang atau percahan botol. Contoh Kuarsa.
 Splintery/fibrous : Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,
hipersten.
 Even : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh
pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
 Uneven : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar.
Contoh magnetit, hematite, kalkopirite dan garnet.
 Hackly : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
7. Tenacity
Adalah daya tahan mineral ketika ditempa, terdiri atas :

a. Brittle, apanila mineral mudah retak atau hancur.


b. Sectile, apabila mineral dapat diiris dengan pisau.
c. Elastis, apabila mineral dapat kembali kekeadaan semula setelah dibentuk.
d. Fleksibel, apabila e dalam air mineral mudah dibentuk tapi tidak dapat kembali ke
keadaan semula.
e. Ductile, bila mineral dapat ditempa. (Danisworo, 1994)
8. Berat Jenis (Density)
Adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dengan berat air pada volume
yang sama. Berat jenis suatu mineral terutama ditentukan oleh struktur kristal dan
komposisi kimianya. Berat jenis akan berubah sesuai dengan perubahan suhu dan
tekanan, hal ini disebabkan perubahan kedua faktor ini dapat mengakibatkan pemuaian
dan pengkerutan, maka mineral dengan komposisi kimia dan struktur kristal tertentu akan
mempunyai suatu berat jenis yang tetap apabila pengukuran dilakukan pada suhu dan
tekanan tertentu.

Cara menentukan berat jenis pada mineral-mineral anatara lain dengan pengukuran
sebagai berikut :

 Berat mineral diukur secara langsung, kemudian volumenya diukur berdasarkan


prinsip Archimedes.
 Volume ditentukan dengan jalan mengukur kehilangan berat yang terdapat ketika
fragmen mineral yang sebelumnya telah ditimbang beratnya (dalam keadaan kering),
kita masukkan ke dalam air. Fragmen mineral tersebut akan memindahkan sejumlah
zat cair dengan isi/berat yang sama dengannya, dan beratnya seolah-olah berkurang
sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Jika W1 = Berat fragmen mineral kering di udara

W2 = Berat fragmen mineral dai dalam air

Maka berat jenisnya adalah : W1/(W1-W2)

Setiap jenis mineral mempunyai berat jenis tertentu, sedangkan berat jenis
ditentukan struktur atom/kristalnya dan komposisi kimianya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

 Koin Perunggu
 Kaca
 Paku
 Marmer
 Kamera
 Pensil
 Pulpen

3.1.2 Bahan

 Form Deskripsi Mineral


 3 Sampel Mineral

3.2 Prosedur Percobaan


 Disiapkan alat dan bahan
 Diamati warna dari sampel mineral yang di perlihatkan
 Digores sampel mineral pada marmer untuk melihat cerat dari contoh mineral
 Diamati kilap dari sampel mineral tersebut apakah termasuk dalam kilap logam
atau non logam
 Dilakukan uji kekerasan mineral dengan cara di gores dengan kuku, koin
perunggu, paku dan kaca untuk mengetahui kekerasannya
 Diamati belahan dari sampel mineral apakah belahannya baik, jelas, atau tidak
 Dilakukan pengamatan pada mineral yaitu pecahannya apakah termasuk brittle,
sectile, dan lain-lain
 Dilakukan pengamatan dari mineral yaitu diaphenitynya apakah transparant atau
yang lainnya
 Dilakukan pemberian nama dari mineral tersebut serta rumus kimianya
 Dilakukan dokumentasi foto pada sampel mineral yang di amati
 Diakukan langkah-langkah di atas pada mineral selanjutnya
4.1 Deskripsi
4.1.1 Deskripsi Mineral Flourit

Vivin Kurnia Vani Atmasari


2009086049
1 (SATU)
9 NOVEMBER 2020

Hijau
Putih
Kaca
Baik
Even
3.5 – 4.5
Brittle
Transparent
Flourit (CaF2)

Yuliana Bulan Situntun Vivin Kurnia Vani A.


1709085007 2009086049
4.1.1 Deskripsi Mineral Garnet

Vivin Kurnia Vani Atmasari


2009086049
1 (SATU)
9 NOVEMBER 2020

Coklat
Putih
Kaca
Baik
Even
4.5 – 5.5
Brittle
Opaque
Garnet (X3Y2(SiO4)3)

Yuliana Bulan Situntun Vivin Kurnia Vani A.


1709085007 2009086049
Vivin Kurnia Vani Atmasari
2009086049
1 (SATU)
9 NOVEMBER 2020

Hitam
Hitam
Kaca
Sempurna
Even
>2.5
Sectile
Opaque
Biotit
K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(F,OH)2

Yuliana Bulan Situntun Vivin Kurnia Vani A.


1709085007 2009086049
4.2 Pembahasan
4.2.1 Mineral Flourite
Fluorite atau fluorite berasal dari "fluo noun Latin", yang artinya sungai atau aliran air.
Dalam kata kerja bentuk ini fluor atau fluere, yang berarti mengalir. Mineral ini
digunakan sebagai fluks dalam peleburan besi untuk mengurangi viskositas terak. Titik
leleh kalsium fluorida adalah 1676 K. fluks Istilah berasal dari kata benda fluxus Latin,
mencuci atau arus air. The fluorit mineral yang pada awalnya disebut fluorospar dan
pertama kali dibahas di media cetak di 1530 pekerjaan Bermannus, sive de re metallica
dialogus (Bermannus; atau dialog tentang sifat logam), berdasarkan Georgius Agricola,
sebagai mineral terkenal karena kegunaannya sebagai fluks. Agricola, seorang ilmuwan
Jerman dengan keahlian dalam filologi, pertambangan, dan metalurgi, bernama fluorspar
sebagai Neo latinisasi dari Flussespar Jerman dari Flusse (stream, sungai) dan "Spar"
(berarti mineral bukan logam mirip dengan gipsum, spærstān, batu tombak, mengacu
pada proyeksi kristalnya).
Pada tahun 1852 fluorit memberi nama menjadi fenomena fluoresensi, yang menonjol
dalam fluorites dari lokasi tertentu, karena kotoran tertentu dalam kristal. Fluorite juga
memberikan nama untuk fluor unsur konstitutif. Saat ini, kata "fluorspar" ini paling sering
digunakan untuk fluorit sebagai komoditas industri dan kimia, sementara "fluorit"
digunakan Mineralogika dan juga dalam kebanyakan indra lainnya.
Fluorit (juga disebut fluor- tiang kapal) adalah suatu mineral yang terdiri atas kalsium
fluoride, CaF2. Mineral Fluorit adalah suatu mineral yang sifat kristalnya isometrik
dengan bentuk kubus, meskipun octahedral dan format isometrik lebih rumit tidaklah luar
biasa. Kelahiran kembar Kristal adalah umum dan menambahkan kompleksitas kepada
mengamati kebiasaan kristal. Fluorit mempunyai warna bening atau putih, warna ungu,
biru kehijau-hijauan dan hijau, kuning dan kuning kecoklat-coklatan, merah muda, atau
merah. Fluorit juga mempunyai kekerasan 4, berat jenis 3,18, dengan kilau seperti kaca
dan belahannya yang sempurna (111), mempunyai daya larut sedikit di dalam air.
Mineral flourit Berasosiasi dengan beberapa mineral, antara lain kalsit, dolomit, gipsum,
selestit, barit, kuarsa, galena, sfalerit, kasiterit, topas, turmalin, dan apatit.
Fluorite memiliki berbagai macam fungsi dan kegunaan. Penggunaan utama adalah dalam
metalurgi, keramik dan industri kimia; Namun, optik, lapidary dan kegunaan lain juga
penting. Fluorspar, nama yang digunakan untuk fluorit ketika dijual sebagai bahan massal
atau dalam bentuk olahan, dijual dalam tiga kelas yang berbeda (asam, keramik dan
metalurgi).
Mineral fluorite bisa didapatkan dunia ini tepatnya di Nevada,Colorado,Mexico,Arizona
dan Illinois
4.2.2 Mineral Garnet
Garnet adalah kelompok besar mineral-mineral pembentuk batuan dengan struktur kristal
dan komposisi kimia umum X3Y2(SiO4)3. Dalam komposisi tersebut, "X" dapat berupa
Ca, Mg, Fe2+ atau Mn2+, dan "Y" bisa berupa Al, Fe3+, Mn3+, V3+ ataupun Cr3+.
Garnet dapat ditemukan hampir disemua jenis batuan (batuan sedimen, metamorf, dan
beku). Berdasarkan definisi tersebut maka perlu diperhatikan disini bahwa nama "garnet"
merujuk pada kumpulan mineral-mineral dengan struktur dan komposisi kimia seperti
yang telah dijelaskan di atas.
Sebagian besar garnet terbentuk pada batas lempeng konvergen yang ditindaklanjuti oleh
metamorfosis regional. Panas dan tekanan akibat proses metamorfisme menghasilkan
ikatan kimia baru dan menyebabkan mineral mengkristal ke dalam struktur yang lebih
stabil pada kondisi lingkungan suhu dan tekanan yang baru. Kelompok garnet kalsium
biasanya terbentuk ketika batugamping lempungan (argillaceous limestone) teralterasi
menjadi marmer melalui kontak metamorfisme sepanjang tepi intrusi batuan beku.
Kelompok garnet kalsium ini (andradite, grossular, dan uvarovite) biasanya berwarna
hijau dengan berat jenis yang lebih rendah. Garnet sering terdapat dalam batuan beku
sebagai mineral aksesori, contohnya pada granit. Garnet juga dapat ditemukan di dalam
aliran lava basaltik. Garnet merupakan mineral yang relatif tahan terhadap pelapukan.
Mereka sering ditemukan terkonsentrasi di tanah. Garnet dalam material sedimen
terbentuk ketika batuan sumber (garnet mineral bearing) lapuk dan tererosi.
Pengkonsentrasian garnet seperti ini sering disebut dengan garnet aluvial.
Garnet banyak digunakan sebagai batu permata yang popular akibat warna yang dia
miliki, selain itu garnet juga digunakan dalam ranah industri, dimana digunakan bahan
yang disebut sebagai pasir garnet. Pasir garnet adalah bahan abrasif yang baik, dan
merupakan pengganti pasir silika yang umum dalam peledakan pasir. Biji garnet aluvial
yang lebih bulat lebih cocok untuk perlakuan peledakan semacam itu. Dicampur dengan
air bertekanan sangat tinggi, garnet digunakan untuk memotong baja dan bahan lain di jet
air . Untuk pemotongan water jet, garnet yang diekstrak dari hard rock cocok karena
bentuknya yang lebih bersudut, sehingga lebih efisien dalam pemotongan.
4.2.3 Mineral Biotit
Mineral biotit adalah nama yang digunakan untuk kelompok besar mineral mika hitam
yang biasanya ditemukan pada jenis batuan metamorf dan batuan beku. Mineral
kelompok mika sangat bervariasi komposisi kimianya, tetapi sifat fisiknya sangat mirip
yaitu bahwa semua mineral mika membentuk lembaran silikat. Umumnya, komposisi
kimia biotit adalah : K (Mg, Fe)2-3 Al1-2 Si2-3 O10 (OH,F)2.
Nama "biotit" biasanya digunakan di lapangan karena kelompok mineral mika hitam
(annite, siderophyllite, fluorophlogopite, eastonite, dan sebagainya) umumnya tidak
dapat dibedakan tanpa pengamatan optik, kimia, ataupun x-ray analisis. Biotit adalah
mineral utama yang ditemukan dalam berbagai batuan beku seperti batuan diorit, granit,
gabro, peridotit dan pegmatit.

Biotit juga dapat terbentuk pada kondisi metamorfik ketika batu lempung terkena panas
dan tekanan hingga membentuk sekis dan gneiss. Meskipun biotit sangat tidak tahan
terhadap pelapukan dan dapat berubah menjadi mineral lempung, tetapi kadang-kadang
biotit masih dapat ditemukan dalam material sedimen dan batu pasir.
Mineral biotit memiliki kegunaan secara komersial seperti dapat digunakan sebagai
pengisi dan "extender" dalam cat, sebagai aditif untuk lumpur pengeboran, sebagai
pengisi inert dan media cetakan, dan sebagai lapisan permukaan pada industri aspal. Biotit
juga digunakan dalam potassium-argon dan metode-metode argon pada dating batuan
beku.
Biotit sering mengelabui para pendulang emas, baik itu yang berpengalaman sekalipun.
Serpihan kecil biotit dalam dulang dapat menghasilkan refleksi berwarna perunggu terang
apabila terkena sinar matahari. Refleksi ini dapat menipu pendulang dengan berpikir
bahwa ia telah menemukan emas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya praktikum, didapatkan kesimpulan antara lain:

 Cara untuk mendeskripsi sifat fisik mineral yaitu dengan mengamati warna, kilap,
belahan, pecahan, cerat, tenacity, diaphanity, kekerasan
 Sifat fisik dari mineral flourit yaitu: warnanya hijau, ceratnya putih, belahannya baik,
pecahannya even, kekerasan 3,5-4,5, kilapnya kilap kaca, tenacitynya brittel,
diaphaneitynya transparant.
Sifat fisik dari mineral garnet yaitu: warnanya coklat, ceratnya putih, belahannya
baik, pecahannya even, kekerasan 4,5-5,5, kilapnya kilap kaca, tenacity brittle,
diaphaneitynya opaque
Sifat fisik dari mineral biotit: warnanya hitam, ceratnya hitam, belahannya sempurna,
pecahannya even, kekerasannya <2,5, kilapnya kilap kaca, tenacitynya sectile,
diaphaneitynya opaque
 Untuk mineral flourite biasanya terdapat di batuan granit dan batuan beku lainnya
Untuk mineral garnet dapat di temukan pada semua jenis batuan (batuan beku,
sedimen, dan metamorf) Kebanyakan garnet yang dijumpai dekat permukaan bumi
terbentuk ketika batuan sedimen dengan kandungan aluminium tinggi, seperti serpih,
dikenai panas dan tekanan yang cukup kuat sehingga menghasilkan sekis atau gneiss.
Untuk mineral biotit biasanya di jumpai pada batuan beku yaitu diorit

5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya, agar pada proses penjelasan mengenail
sampel mineral atau batuan di jelaskan secara perlahan agar praktikan dapat memahami
lebih seksama. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9802041/SIFAT_FISIK_MINERAL

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fluorit

https://www.geologinesia.com/2016/05/mineral-biotit-dan-
kegunaannya.html?m=1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai