Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL

DISUSUN OLEH :

1. RISKI NOVRIANTI (F1D315013)


2. ARDIYANTO (F1D315031)
3. RIZKY MAHARDIKA (F1D315034)

DOSEN PEMBIMBING :
ICHY LUCYA RESTA S.Pd, M.Si.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2016
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Mineralogi


Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara
terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata
mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian
berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan
mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya
tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya. ( Arlondo, 1977 )

3.2 Definisi Mineral


Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk
di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali
atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun
tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu
definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak
menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat
sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur
tunggal atau senyawa. ( Noor, 2008 )
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang
mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau
persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat
berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan
anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud
dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam
alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali
terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut
kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini
tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida . ( Firdaus, 2008 )

3.3 Sifat Fisik Mineral


Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-
atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat
fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis
mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam
batas-batas tertentu ( Graha,1978 )

1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap
atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap
logam: Gelena, Pirit, Magnetitm Kalkopirit, Grafit, Hematit.
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada
umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat,
misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar
misalnya pada spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun,
misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini
dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan
yang lainnya tidak begitu tegas
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi
kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih
susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa
mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning: Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C),
3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai
kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil
akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang
biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari
Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala,
dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral
terkeras.
Skala Kekerasan Mohs

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia


1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini


diberikan kekerasan dari alat penguji standar :

Alat Penguji Derajat


Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 6
Pisau Baja 5,5 6
Kikir Baja 6,5 7
Kuarsa 7

4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping
porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan
tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda.
Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya
berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral
5. Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada
satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral
yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak
hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua
mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka
belahan akan nampak berjajar dan teratur
6. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan
belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah
dengan tidak teratur
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan
pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh
Kuarsa.
Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos,
augit, hipersten
Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur
dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak
7. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang
dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai
bangun yang khas disebut amorf.
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
Bangun kubus : galena, pirit.
Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
Bangun doecahedon : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal
sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang
disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-
bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-
kelompok.
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral
tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan
berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
9. Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah
Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti
emas, tembaga.
Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh
gypsum.
Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah
dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral
talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi
patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya,
contoh: muskovit.
10. Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan sebagai
feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik,
phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan
yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral
mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang
sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet
tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik.
Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan
benang tersebut dengan garis vertical.
11. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar
arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan
ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor
dalam batas-batas tertentu.
12. Daya lebur mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam
derajat keleburan. ( Edwars, 1984 )
BAB II
ISI
2.1 Mineral Amethyst
Amethyst adalah batu permata yang terkenal dengan keindahan
warna ungunya. Amethyst sudah dikenal sejak zaman pra sejarah, dan di zaman
mesir kuno amethyst biasa untuk digunakan sebagai perhiasan. Banyak amethyst
yang diukir indah ketika zaman itu. Amethyst berasal dari bahasa Yunani yaitu
"Amethystos" yang artinya "tidak mabuk". Dari bahasa Yunani a-, "tidak" +
methustos, "mabuk". Amethyst dianggap obat penawar yang kuat terhadap
mabuk, itulah sebabnya mengapa gelas anggur yang sering diukir dari
itu. Kecubung alias amethyst adalah variasi batu kwarsa yang dikenal karena
warna keunguannya yang manis.

Gambar 1. Mineral Amethyst

Proses pembentukan mineral ini yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat
asam, setelah proses magmatisme dan memasuki fase pegmatisme dan
pnumatolisis pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah (berkisar 2000
4000 C). Awalnya magma mengintrusi batuan dipermukaan dan menghasilkan
gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah mineral-mineral yang bersifat
holokristalin dan asam. Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena
penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat
semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga
memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal. Komposisi dari mineral amethyst
ini yaitu silikon dioksida, dimana warna ungu tersebut disebabkan oleh pengotor
yang berasal dari besi dan senyawa mangan. Kerasnya batu ini mirip dengan batu
kuarsa, karena itu batu ini bisa diolah menjadi batu perhiasan. Warna beberapa
spesimen Amethyst dari daerah tertentu perlahan memudar setelah kontak yang
terlalu lama terhadap cahaya. Ketika digunakan sebagai batu permata, Amethyst
sering mendapatkan perlakuan yang panas untuk memperdalam warna, atau untuk
mengubahnya menjadi Citrine. Beberapa varietas juga bisa berubah menjadi
warna hijau muda, yang diberi nama dagang "Prasiolite", atau "Amethyst hijau",
seperti yang lebih dikenal dalam perdagangan permata.

Sifat fisis mineral Amethyst :

Rumus kimia : SiO2


Sistem kristal : Rhombohedral
Perawakan : Prismatik
Kilap : Non Logam-kaca
Warna : Putih Transparan, ungu muda,
Goresan : Putih
Ganesis : Alterasi Lamellae
Pecahan : Konkoidal
Skala kekerasan mohs : 7
Berat jenis : 2,65
Belahan : Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat kertransparanan: Transparan-Transcullent
Perawakan : Pyramid

2.2 Mineral Kalsit

Kalsit adalah salah satu mineral yang paling umum di bumi. Calcite
merupakan bagian utama dari banyak batuan bumi. Semua anggota kelompok
kalsit mengkristal dalam sistem trigonal, Kalsit dan Aragonit adalah
polymorphous satu sama lain. Meskipun Kalsit dan Aragonit mengandung
komposisi kimia yang sama, mereka berbeda dalam struktur kristal. Sebagian
besar pertumbuhan membentuk Kalsit, namun ada juga yang mengkristal sebagai
Aragonit. Lingkungan pembentukan, bagaimanapun, dapat menjadi panduan
kunci untuk apakah mineral mengkristal sebagai Kalsit atau Aragonit.

Gambar 2. Mineral Kalsit

Sifat Fisis mineral Kalsit :

Rumus kimia : CaCO3


Sistem kristal : Trigonal
Warna : Jernih atau putih, abu-abu, kuning, hijau
Perawakan : Kristalin, granuler, stalaktitik, konkresioner, masif,
rombohedral
Bentuk kembaran : Umum dengan empat law kembar
Belahan : Sempurna pada tiga arah
Pecahan : Konkoidal
Sifat dalam : Mudah rapuh
Skala kekerasan mohs : 3
Kilap : Kekacaan hingga kemutiaraan
Gores : Putih
Berat jenis : 2,71
Sifat optik : Uniaksial
Kelarutan : Larut dalam asam cair
Ganesa : Berkaitan dengan pembentukan batu kapur dan
marmer
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat ketransparanan:Transparan hingga Translussen
Tenacity : Brittle

2.3 Mineral Gypsum


Kata gypsum berasal dari kata kerja dalam bahasa yunani yang artinya
memasak. Disebut memasak karena Montmarte, Paris, pada beberapa abad
yang lalu orang-orang nya membakar gypsum untuk berbagai keperluan, dan
material tersebut kemudian disebat dengan plester dan paris. Orang-orang
didaerah ini juga menggunakan gypsum untuk krim untuk kaki, sampo, dan
sebagai produk perawatan lainnya. Karena gypsum merupakan mineral yang
tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gypsum jarang
ditemui dalam bentuk butiran atau pasir. Gypsum adalah salah satu contoh
mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gypsum
yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat. Gypsum
adalah salah satu mineral yang teruapkan.

Gambar 3. Mineral Gypsum


Sifat Fisis mineral Gypsum
Rumus kimia : CaSO4.2H2O
Warna : Putih
Perawakan : Besar mendatar, memanjang, dan biasanya
Prismatik
Sistem kristal : Monoklin
Bentuk kembaran : sangat umum
Belahan : Secitle
Pecahan : Konkoidal
Skala kekerasan mohs : 1,5-2
Kilap : kaca-sutra, mutiara dan
Gores : Putih
Derajat kertransparanan : Transparan-Translussen
Kelarutan : mencairkan HCl
Kemagnetan : Diamagnetik

2.4 Mineral Pyrit

Pirit kadang-kadang disebut Emas Imitasi karena kesamaan dalam


warna dan bentuk untuk emas. Pada pertambangan zaman dahulu, Pyrite kadang-
kadang dikelirukan sebagai Emas, karena pirit dan emas sering terjadi bersama-
sama, meskipun Emas dan Pyrite dapat dengan mudah dibedakan dengan
pengamatan sederhana dan pengujian karakteristik.

Pyrite terjadi di berbagai bentuk dan kebiasaan. Semakin kecil kristal


agregat s mungkin mengeluarkan efek berkilau indah di cahaya, dan kristal yang
lebih besar dapat terbentuk sempurna, termasuk menarik kubus s, dan bentuk
kristal yang menarik lainnya. Kubus sempurna Pyrite tertanam dalam matriks dari
tambang terkenal Spanyol secara khusus berharga di kalangan kolektor.Beberapa
spesimen Pyrite diberi label sebagai Marcasite, dan beberapa spesimen Marcasite
dianggap sebagai Pyrite.

Gambar 4. Mineral Pyrit


Sifat Fisis Mineral Pyrit

Rumus kimia : FeS2


Warna : Kuning keemasan, Kuning terang, abu-abu,
kecoklatan
Sistem kristal : Isometrik
Kekerasan : 6-6,5
Kilap : Metalik
Gores : Hitam kehijauan
Pecahan : Konkoidal
Belahan : indistinct
Berat jenis : 4,7
Derajat ketransparanan: Opaque
Kemagnetan : Diamagnetik
Ganesa : Marchasit

2.5 Mineral Galena


Galena adalah mineral yang paling umum mengandung timah, dan telah
terkenal selama berabad-abad. Timah sering juga mengkristal dalam berbagai
bentuk kristal yang menarik dan berbeda. Galena adalah mineral utama. Sebagian
besar mineral timah, seperti Kerusit dan anglesite yang sekunder mineral s
terbentuk dari Galena.
Kotoran dalam struktur Galena, seperti perak dan bismuth, bisa merubah
bidang belah Galena. Galena mengandung bismuth mungkin menunjukkan
belahan oktahedral, dan perak di Galena dapat menyebabkan spesimen untuk
menunjukkan serpihan, fragmen belahan sedikit menekuk. Spesimen Galena
mungkin kusam saat terkena udara, menjadi kusam di kilau. Saat baru dibelah
spesimen menunjukkan kuat kilap logam, tapi seiring waktu kilau berubah lebih
kusam, meskipun masih metalik. Kekusaman dapat dihilangkan dengan
menggosok spesimen dengan air dan sabun yang lembut.
Gambar 5. Mineral Galena

Sifat Fisis Mineral Galena


Rumus kimia : Galena
Warna : Abu-abu timah
Sistem kristal : Isometrik
Goresan : Abu-abu kehitaman
Kekerasan : 2,5
Pecahan : Subkonkoidal
Belahan : Brittle
Kilap : Metalik
Kemagnetan
Derajat ketransparanan: Opaque
Berat jenis : 7,58
Kelistrikan : Natural Semikonduktor
Perawakan : Kubus

2.6 Mineral Kuarsa

Kuarsa adalah salah satu yang paling terkenal mineral di bumi. Hal ini
terjadi di pada dasarnya semua lingkungan mineral, dan merupakan konstituen
penting dari banyak batuan. Quartz juga paling beragam dari semua mineral,
terjadi di semua bentuk berbeda, kebiasaan, dan warna. Ada lebih banyak variasi
nama yang diberikan untuk Quartz daripada mineral lainnya.
Di beberapa daerah, hematit membentuk lapisan merah atau coklat tipis
internal dalam kristal Quartz, memberikan terang merah untuk pewarnaan coklat,
dan kadang-kadang bahkan alam ringan alami permainan warna. Quartz sering
membentuk lapisan dalam geode. Kebanyakan geode memiliki lapisan dalam
yang jumlah kristal Quartznya lebih besar, dan lapisan luar terdiri dari
Chalcedony atau Agate.

Gambar 6. Mineral Kuarsa

Sifat Fisis Mineral Kuarsa

Rumus kimia : SiO2


Warna : Bening, putih, ungu, pink, coklat, dan hitam. Juga
abu-abu, hijau, oranye, kuning, biru, dan merah
Sistem kristal : Hexagonal
Berat jenis : 2,6-2,7
Gores : Putih
Keekrasan skala mohs: 7
Belahan : tidak ada arah
Kilap : Kaca
Sifat dalam : Muda rapuh
Pecahan : Konkoidal
Derajat ketransparanan: Transparan
Kemagnetan : Diamagnetik
Perawakan :
.

Anda mungkin juga menyukai