Anda di halaman 1dari 11

I.

DASAR TEORI

a. Sistem Kristal Trigonal

Sistem kristal trigonal adalah salah satu dari tujuh sistem kristal. Dimana
sistem kristal trigonal ini mempunyai 4 bidang simetri yang antara lain adalah
1 bidang simetri utama dan 3 bidang simetri tambahan. Kristal dalam sistem
kisi rombohedral selalu dalam sistem kristal trigonal, tetapi beberapa kristal
seperti kuarsa dalam sistem kristal trigonal tapi tidak dalam sistem kisi
rombohedral. Sistem kisi rombohedral terdiri dari kisi rombohedral,
sedangkan sistem kristal trigonal terdiri dari lima kelompok titik kelompok
ruang tujuh dengan kisi rombohedral.

Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan


sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b
dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem
ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap
sumbu γ ( Tim Penyusun. 2012 ).

Gambar Tampak Samping


(http://budikopen.blogspot.co.id/2013/04/contoh-laporan-krismin.html)

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya,
pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan
nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan
sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+ ( Jamil. 2012 ).
Gambar Kisi Sistem Kristal Trigonal
(https://www.scribd.com/doc/58740945/Kristalografi-Dan-Mineralogi)
Panjang
Sistem Kristal Kisi Bravais Besar Sudut
Rusuk

Rombohedral α = β = 90°,γ
Sederhana a=b≠c
atau trigonal = 120°

Sebuah sistem kisi digambarkan oleh tiga vektor basis. Dalam sistem
Kristal trigonal, kristal digambarkan oleh vektor dengan panjang yang sama,
tidak ada dua di antaranya adalah ortogonal. Sistem Kristal trigonal dapat
dianggap sebagai sistem kubik membentang sepanjang tubuh diagonal. a = b =
c, α = β = γ ≠ 90 °. Dalam beberapa skema klasifikasi, sistem kisi kristal
trigonal dikombinasikan dengan sistem kisi heksagonal dan dikelompokkan ke
dalam keluarga besar heksagonal. Hanya ada satu system kristal trigonal kisi
bravais. Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a
= b ≠ c). sedangkan sudut-sudutnya adalah α = β = 90°dan γ =120° (Graha,
Setia. 1987 ).
b. Sistem Kristal Orthorombik

Sistem ortorombik didasarkan pada tiga sumbu yang tidak sama semua
pada sudut kanan satu sama lain. Seperti bisa dibayangkan, sebagai salah satu
pemandangan ke setiap salah satu sumbu, dua sumbu yang tidak sama
menyilang di sudut kanan dapat dilihat. Sebuah simetri dua kemungkinan
rotasi kali lipat terlihat di sumbu serta dua pesawat cermin kemungkinan yang
sejajar dengan sumbu.

Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak
sama panjangnya dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut
dengan sumbu c. satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah
depan yang disebut sumbu a atau sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri
ke kanan disebut sumbu b atau sumbu macro. Tidak ada yang namanya sumbu
pokok dalam sistem kristal ini ( Setiawan Y. 2009 ).

Menurut (Noor Djauhari. 2009) struktur dan model dari system Kristal
orthorhombic.

Axial Configuration Paper Model

(http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2014/04/sistem-kristal.html)

Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik


sederhana, body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan
warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru),
dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda (a
≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°.
Panjang
Sistem Kristal Kisi Bravais Besar Sudut
Rusuk

 Sederhana

 Berpusat
Badan

 Berpusat α=β=γ=
Orthorhombic a≠ b≠c
Muka 90°

 Berpusat
Muka A, B,
atau C

Di bawah ini adalah gambar struktur dari keempat model kisi bravais yang
di miliki oleh system kristal orthorhombic.

Gambar dari keempat kisi bravais dari system kristal orthorhombic.


(https://www.academia.edu/16317270/Kristal_dan_Sistem_Kristal)
Sistem ortorombik memiliki tiga kelas, dengan kelas yang paling simetris
memiliki berbagai macam mineral terbesar kedua diwakili. Sebagaimana
dinyatakan di atas, semua sumbu dari sistem ortorombik dapat berfungsi
sebagai dua sumbu rotasi kali lipat. Mereka juga dapat berfungsi sebagai
persimpangan linear dua pesawat tegak lurus cermin. Jika semua pesawat
tegak lurus tiga cermin yang hadir, maka tiga sumbu kristalografi
didefinisikan oleh perpotongan dari cermin. Semua simetri ini menghasilkan
sebuah pusat simetri (operasi inversi).
Menurut (Miftahussalam dkk.1999) Kelompok dalam sistem kristal
orthorhombic tercantum di bawah ini, dengan nomor internasional dan notasi,
kelompok ruang mereka dalam kristal nama dan contoh. Sistem kristal
orthorhombic ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu sebagai berikut :

 Orthorhombic Pyramidal
 Orthorhombic Disphenoidal
 Orthorhombic Dipyramidal

II. TUJUAN

Tujuan dilaksanakannya Pratikum Kristalografi adalah untuk:

1. Mempelajari dan mengetahui sistem Kristal Trigonal dan juga sistem


Kristal Orthorombik.
2. Menentukan kelas simetri atas dasar jumlah unsur simetri setiap kristal.
3. Menentukan sumbu-sumbu simetri dari Kristal Trigonal dan Kristal
Orthorombik.
4. Mengetahui mineral-mineral pada sistem Kristal Trigonal dan juga
sistem Kristal Orthorombik.
III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Tulis
2. Jangka
3. Busur
4. Pensil Warna
5. Spidol Warna
6. Lembar Sementara
7. Penggaris Panjang
8. Penggaris segitiga siku-siku dan sama kaki

IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Sistem Kristal Trigonal


1. Dipersiapkan semua alat tulis yang diperlukan untuk menggambarkan
sistem Kristal Trigonal.
2. Dibuat di lembar kerja sementara.
3. Dibuat sumbu perbandingan b:d:c = 6:2:12
4. Dibuat sudut a-/b+ = 20o, d-/b+=40o
5. Ditarik garis sejajar dengan b hingga berhimpitan dengan sudut a sebagai
patokan
6. Diberi keterangan pada garis-garis sumbunya seperti tanda a+, a- , b+ , b-
7. Ditentukan sumbu simetrinya yang membentuk sudut 40o lalu tarik sesuai
dengan jumlah sumbu simetrinya.
4.2 Sistem Kristal Orthorombik
1. Dipersiapkan semua alat tulis yang diperlukan untuk penggambaran
Sistem Kristal Orthorombik.
2. Dibuat perbandingan dengan panjang sumbu a = b= c dengan 2 = 8 = 12
3. Dibuat garis a dengan besar sudutnya 30o
4. Dibuat keterangan di garis-garis sumbunya seperti tanda a+, a- , b+ , b-
5. Dibuat garis yang sejajar dengan sumbu a ke garis atau titik yang
memotong sumbu b
6. Dibuat garis hingga membentuk bidang segi enam
7. Dibuat diagonal ruangnya
VI. ANALISIS

Pada praktikum kali ini , praktikan membuat 2 sistem Kristal yaitu


Sistem Kristal Trigonal dan sistem Kristal Orthorombik. Pada sumbu Sistem
Krsital Trigonal memiliki axial ratio a = b = d ≠ c , yang berarti panjang
sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama
dengan sumbu c. Dan juga memiliki besar sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ =
120˚. Hal ini berarti, pada sudut ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ. Pada penggambaran dengan
menggunakan proyeksi orthogonal, sudut sistem kristal Trigonal mempunyai
perbandingan sumbu b : d : c = 3 : 1 : 6. Pada praktimum ini, menggunakan
besar perbandingan 6:2:12 artinya, pada sumbu b ditarik garis dengan
panjang nilai 6, pada sumbu c ditarik garis dengan besar nilai 12, dan sumbu
d ditarik garis dengan besar nilai 2. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ;
dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚
terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Trigonal ini adalah kuarsa,
dolomite, cinnabar, corondum, dan tourmaline.

Pada Sistem Orthorombik memiliki nama lain yang di kenal sebagai


sumbu Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak
lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sumbu kristal orthorhombik
mempunyai axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain..
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada
ancer ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sumbu


kristal orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-
sumbunya pada ancer ini. dan pada praktkum menggunakan perbanding a:b c
yaitu 2:8:12 yang berarti untuk panjang c 12 cm, panjang b 8 cm dan panjang
a 2 cm. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ. Beberapa contoh
mineral dengan ancer kristal Orthorhombik ini adalah barite, celestite,
aragonite, cerussite, dan witherite.
Pada sistem kristal Trigonal Jumlah unsur sistem kristalnya adalah L36
3L2 4PC. Untuk penamaan L36 menjelaskan bahwa pada sistem kristal
trigonal terbentuk 3 lapisan bidang yang sejajar dengan sumbu c yang
membentuk bangun ruang trigonal, sedangkan angka 6 menerangkan bahwa
adanya 6 sumbu tambahan yaitu sumbu intermediet yang terbentuk dalam
penggambaran sistem kristal trigonal. Untuk angka 3 pada 3L2 menjelaskan
jumlah bidang simetri yang dapat dibentuk pada sistem kristal trigonal adalah
3 dan angka 2 menjelaskan garis yang menyinggung sumbu utama,. Dan
untuk 4PC menjelaskan bahwa pada sistem kristal trigonal terdapat 4 bidang
utama.
Pada sistem kristal Orthorombik jumlah unsur sistem kristalnya adalah
3L2 3PC. Untuk penamaan 3 pada 3L2 menjelaskan jumlah bidang simetri
yang dapat dibentuk pada sistem kristal orthorombik adalah 3 yang berarti
membentuk dibagian tengah dan bagian vertikal tengah pada sumbu a dan
bidang vertical tengah pada sumbu b dan angka 2 menjelaskan garis yang
menyinggung sumbu utama,. Dan untuk 3PC menjelaskan bahwa pada sistem
kristal trigonal terdapat 3 bidang utama.
VII. KESIMPULAN

1. Sistem Kristal Trigonal terbentuk atas bidang dasar, yang berbentuk


segienam, selanjutnya dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik
sudut yang melewati satu titik sudutnya. Sistem kristal Orthorombik ini
mempunyai 3 sumbu simetri yang saling tegak lurus satu sama lain
2. Macam-macam kelas sistem kristal trigonal yaitu: Trigonal Piramid, trigonal
trapezohedral ,ditrigonal piramid, ditrigonal skalenohedral ,rombhohedral.
Dan macam-macam kelas sistem kristal Orthorombik yaitu: Orthorombik
Dipiramida, Bifenoid, Bipiramida.
3. Jumlah unsur system Tigonal yaitu L3/6 3L2 4Pc. Dan untuk jumlah unsur
sistem Orthorombik yaitu 3L2 3Pc.
4. Praktikan mengetahui contoh dari masing –masing mineral Contoh mineral
Trigonal : Cinnabar,tormaline,dolomit, kuarsa
Orthorombik : barite, aragonite, dan witherite.
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Setia Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova

Jamil. 2012. http://catatanatur.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-sistem-


kristal.html. Diakses pada tanggal 02 oktober 2016.

Noor Djauhari. 2009. Ebook Pengantar Geologi “Batuan dan Mineral”.


Universitas Pakuan. Bogor.

Miftahussalam dkk. 1999. Buku Pedoman Praktikum Geologi Fisik. IST Akprind:
Yogyakarta.
Setiawan Y.2009. Laporan Resmi Praktikum Kristalografi dan Mineralogi.
Institut Sains dan Teknologi Akprind: Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2012. Panduan Praktikum Kristalografi dan Mineralogi. Teknik
Pertambangan Universitas Palangkaraya : Palangkaraya.

Anda mungkin juga menyukai