Anda di halaman 1dari 10

I.

DASAR TEORI

Menurut Graha 1987, Kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom

yang berulang secara tiga dimensi yang dapat mendifraksi sinar X. Juga

merupakan suatu benda atau zat padat yang homogen dengan permukaan terdiri

dari bidang-bidang datar yang dibentuk oleh atom-atom maupun molekul-molekul

yang tersusun secara teratur. Sifat keteraturan susunan tersebut tercermin oleh

wajah luar kristal yang terdiri dari bidang-bidang datar. Wajah kristal yang

lengkap merupakan suatu polieder, dan selalu dibatasi oleh bidang-bidang datar

yang disebut bidang-bidang kristal dengan jumlah tertentu.

Menurut L.G. Berry & B. Mason 1959, Mineral adalah Benda padat

homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai komposisi kimia

tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur.

Bahan padat homogen, biasanya Anisotropy dan tembus air, mengandung

pengertian:

1. Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses-

proses fisika.

2. Menuruti hukum-hukum ilmu pasti seingga susunan bidangnya mengikuti

hukum geometri, mengandung pengertian:

3. Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap

4. Macam dan bentuk dari bidang kristal tetap

5. Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luat dari kristal yang tetap

Sumbu kristalografi ialah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.

Kristal mempunyai bentuk tiga dimensi, yaitu panjang, lebar, tebal atau tinggi
namun dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan proyeksi

orthogonal.

Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode proyeksi yang digunakan


untuk mempermudah penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat diaplikasikan
hamper pada semua penggambaran yang Sumbu, Sudut dan Bidang Simetri.
Geometri kristal adalah konfigurasi ruang, pola atau hubungan antar komponen
kristal. Sumbu kristal adalah garis bayangan yang menghubungkan antara satu
sumbu dengan sumbu yang lainnya.

. Sumbu Kristal

https://sttnas.academia.edu/tumadaawal.

Sumbu Kristalografi
Sudut Kristalografi: sudut yang dibentuk oleh perpotongan oleh sumbu-sumbu

kristalografi pada sudut kristal.

a) Sudut α ialah sudut yang dibentuk antara sumbu b dan sumbu c.

b) Sudut β ialah sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu c.

c) Sudut γ ialah sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu b

Sudut Kristalografi\

https;//uvn.academia.edu/erd420.

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu
a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan
bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ(Graha, 1987).
Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas yaituTetaoidal, Gyroida,
Diploida, Hextetrahedral, Hexoctahedral. Beberapa contoh mineral dengan system
kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite(Pellant, chris:
1992).
II. TUJUAN

Tujuan dilaksanakannya praktikum Kristalografi dan Mineralogi adalah untuk :

1. Menentukan sistem kristal dari bermacam bentuk kristal atas dasar panjang,
posisi, dan jumlah sumbu simetri kristal yang ada pada setiao bentuk kristal.

2. Menentukan Klas Simetri atas dasar jumlah unsur simetri setiap kristal

3. Menggambarkan semua bantuk kristal atas dasar parameter dan parameter


rasio, jumlah, dan posisi sumbu kristal juga bidang kristal yang dimiliki oleh
semua bentuk kristal dalam bentuk proyeksi orthogonal.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat tulis

2. Jangka

3. Busur

4. Pensil warna

5. Spidol warna

6. Lembar sementara

7. Penggaris panjang

8. Penggaris segitiga siku-siku dan sama kaki

IV. PROSEDUR KERJA

Cara menggambar sistem kristal isometrik

1. Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:3:3

2. Membuat garis a- menuju ke b+ dengan sudut 30º

3. Memberi keterangan pada garis-garisnya seperti tanda a+, a-, b+,b-, c+, c-

4. Membuat proyeksi garis yang merupakan pencerminan 1 bagian a+, b-


5. Menuju bagian ketiga dari sumbu b+

6. Menuju bagian ketiga dari sumbu b-

7. Membuat proyeksi bidang horizontal seperti sebelumnya

8. Memproyeksikan bidang menuju bagian ketiga dari sumbu c+

9. Memproyeksikan bidang menuju bagian ketiga dari sumbu c-


VI. ANALISIS

Sistem kristal isometrik dikenal sebagai kubus atau kubik. Dimana, jumlah
sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Pada kondisi
sebenarnya, sistem isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c,
yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c.
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada system
ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
Dalam membuat gambarnya praktikan diharuskan lebih teliti dan melakukan
pengukuran, membentuk sumbu-sumbunya. Maka nanti pada akhirnya
penggambaran kristal yang telah dilakukan akan menjadi penggambaran kristal
dalam bentuk 3 dimensi. Praktikan diharapkan bisa lebih memahami mengenai
kubus diputar akan tetap sama
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, isometrik
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik
garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga
ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Sudut
antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ. Beberapa contoh mineral dengan system
kristal Isometrik ini adalah gold, copper, pyrope, platinum, halite dan spinel.
Proyeksi yang digunakan pada praktikum kali ini ialah proyeksi
orthogonal dengan sistem kristal regular. Selain itu, jumlah unsur yang ada pada
kristal ini ialah 3L4 4L36 6L2 9PC. Dimana, jumlah unsur simetri adalah notasi-
notasi yang digunakan untuk menjelaskan nilai-nilai yang ada dalam sebuah
kristal, nilai sumbu-sumbunya, jumlah bidang simetrinya, serta titik pusat dari
kristal tersebut. Dimulai untuk penamaan 3L4 berdasarkan angka 3 menandakan
bahwa perputaran sumbu utama yang nantinya akan memberikan 3 kenampakan
yang sama bila diputar melalui sumbu a, sumbu b. Dan angka 4 menjelaskan
bahwa saat diputar melalui kristal akan menghasilkan 4 bentuk yang sama pada
setiap sumbu. Setelah itu angka 4 di 4L36 menjelaskan tentang jumlah bidang
utama yang ada secara vertikal, seterusnya angka 3 itu menjelaskan bahwa adanya
3 lapisan yang berada ditengah-tengah kubus dan untuk angka 6 yaitu jumlah
sumbu intermediet yang ada. Dan angka 6 pada 6L2 menunjukkan jumlah bidang
simteri yang dapat dibentuk pada sistem isometrik dan angka 2 menjelaskan garis
yang menyinggung sumbu utama. Untuk 9PC menjelaskan bahwa kubus terdapat
9 buah bidang utama.
Isometrik ini tidak berpolar seperti yang lain, yang membuatnya lebih
mudah karena berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama
simetri atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu
kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Praktikan
diharuskan bisa membuat gambar kristal isometrik dalam bentuk 3 dimensi dan
dapat mengerti lambang dari setiap sudut. Dan pemahaman mengenai setiap
ketentuan sistem isometrik.
VII. KESIMPULAN

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari


kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.

Sistem kristal terdiri dari sistem isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal,


orthorombik, monoklin, dan sinklin. Dimana, sistem isometrik merupakan sistem
yang dipandang sebagai sistem yang paling simetri jika dilihat dari perputaran setiap
sumbu.
DAFTAR PUSTAKA

L.G. Berry dan B. Mason, 1959. Petrology. Mc Graw Hill Book Co : New York

Pellant, chris, 1992, Rocks and Minerals, Dorling Kindersley Limited : London

Graha, Doddy Setya., 1987. Batuan dan Mineral. Nova : Bandung

https://sttnas.academia.edu/tumadaawal. Diakses pada tanggal 15 September 2016

https;//uvn.academia.edu/erd420. Diakses pada tanggal 15 September 2016

Anda mungkin juga menyukai