Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL


DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

A. NAMA ACARA

Nama acara pada praktikum kali ini yaitu Pengenalan Mineral.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum pada acara kali ini yaitu:


1. Mengetahui definisi mineral beserta sifat fisiknya.
2. Mampu mendeskripsikan mineral berdasarkan sifat fisik tersebut.

C. TINJAUAN PUSTAKA

1. Mineral
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom- atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral
dapat kita jumpai disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir
yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat
mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa
jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan
dari susunan yang teratur didalamnya (Sapiie, 2006). Mineral adalah padatan
senyawa kimia homogen, organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan
terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan
garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral
disebut mineralogi (Noor,2012).
Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Agar dapat diklasifikasikan
sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan memiliki
struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan memiliki
komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak memasukkan senyawa seperti
mineral yang berasal dari turunan senyawa organik (Noor, 2012).
2. Sifat Fisik Mineral
Identifikasi mineral adalah suatu kegiatan membuat deskripsi suatu mineral
tertentu.Setelah identifikasi dilakukan maka dapat dengan jelas memberi nama mineral
tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentu secara alamiah, memiliki
komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal beraturan. Di alam ini, terdapat lebih
2
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

dari dua ratus jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja
yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat
diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain:
A. Kilap
Kilap sering juga disebut kilapan, merupakan kenampakan suatu mineral yang
ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap sacara garis
besar biasanya dibagi menjadi dua jenis kilap, yaitu kilap logam (metallic luster)
dan kilap non-logam (non-metallic luster). Kilap logam (metallic luster), yaitu
mineral memiliki kilap seperti logam. Sedangkan kilap non-logam (non-metallic
luster), terbagi atas kilap intan (adamantin luster), kilap kaca (vitreous luster),
kilap sutera (silky luster), kilap damar (resinous luster), kilap mutriara (pearly
luster) dan kilap tanah (earthy luster) (Bonewitz, 2012).
B. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Penentuan
kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral
yang rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui
kekerasannya, yang dimulai dari skala satu yang paling lunak hingga skala
sepuluh untuk mineral yang paling keras. Berikut tabel kekerasan mineral dari
mineral terlunak ke mineral terkeras (Graha, 1987).

Tabel 1. Skala Mohs (Graha, 1987).


Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talk Mg3Si4O10(OH)2
2 Gipsum CaSO4.2H2O
3 Kalsit CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatit Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
6 Feldspar KAlSi3O8
7 Kuarsa SiO2
8 Topaz Al2SiO4(OH,F)2
9 Korundum Al2O3
10 Intan C

C. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral
dapat memiliki lebih dari satu warna. Dalam mineral, warna disebabkan oleh
penyerapan atau pembiasan cahaya tertentu dan panjang gelombang. Hal ini
3
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

bisa terjadi karena beberapa alasan. Salah satunya adalah adanya jejak unsur-
unsur atom asing yang tidak termasuk dalam bagian susunan kimia dasar dari
mineral dalam struktur kristal. Beberapa mineral memiliki karakteristik warna,
seperti ungu flourit dan kuning belerang. Warna inilah yang membantu untuk
dapat megidentifikasi mineral dengan mudah (Price, 2005).
D. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin,
kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna
asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya
tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah (Bonewitz, 2012).
E. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau
lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah, jika mineral dipukul mineral tersebut tidak hancur, tetapi
terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin (Bonewitz, 2012).
F. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedangkan bidang pecahan memantulkan sinar ke segala
arah dengan tidak teratur. Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu sebagai
berikut (Bonewitz, 2012):
a. Concoidal yaitu seperti pecahan botol.
b. Fibrous yaitu kenampakan berserat.
c. Even yaitu bidang pecahan halus.
d. Uneven yaitu bidang pecahan kasar.
e. Hackly yaitu bidang pecahan runcing-runcing.
G. Massa Jenis
Massa jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan
4
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut (Graha,
1987).
H. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal
disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas
disebut amorf (Bonewitz, 2012).
I. Tenacity
Sifat mineral berdasarkan kekuatan kohesif antar atom di struktur. Sifat dalam
mineral (tenacity) adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan
mineral apabila patah, hancur, bengkok dan irisannya. Beberapa contoh tenacity
dari sifat mineral yaitu (Bonewitz, 2012):
a. Rapuh yaitu sifat mineral yang mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong.
b. Mudah ditempa yaitu sifat mineral yang dapat ditempa menjadi lapisan tipis.
c. Dapat dirilis atau sectile adalah sifat mineral yang dapat diiris dengan pisau.
d. Fleksibel adalah sifat mineral yang lentur dan dapat dibengkokan tanpa
menjadi patah dan sesudah bengkok dapat kembali lagi seperti semula.
e. Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang tersusun atas lapisan-
lapisan tipis sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali
seperti semula bila penekanan dihentikan.

D. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Alat uji kekerasan (Kawat tembaga, Kaca, Paku, Pisau Baja dan Kikir Baja)
2. Lup geologi
3. Magnet
4. HCl 0,5 M 30 ml
5. Penggaris
6. Tissue (Perkelompok)
7. Buku Rock and Minerals (Perkelompok)
8. Alat tulis (Pulpen, pensil, pensil warna)
9. Lembar deskripsi mineral (20 lembar)
10. Lembar patron Praktikum Geologi Dasar (20 lembar)
11. Kertas HVS kosong ukuran A4 (5 lembar)

5
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM EKSPLORASI MINERAL
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

E. TAHAPAN LANGKAH KERJA

Tahapan langkah kerja pada praktikum kali ini yaitu:


1. Praktikan berdiri di depan meja telah disediakan contoh mineral.
2. Praktikan memperhatikan contoh mineral yang telah disediakan.
3. Praktikan mulai mendeskripsi mineral dengan alat yang telah tersedia sesuai dengan
lembar deskripsi mineral.
4. Praktikan mengulangi langkah 2 dan 3 untuk contoh mineral yang lain.
5. Praktikan membuat laporan sementara terkait praktikum yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai