Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN

MINERALOGI

PRAKTIKUM KE : 5 (LIMA)
JUDUL PRAKTIKUM : MINERALOGI FISIK I
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 29MARET 2018
LOKASI PRAKTIKUM : ENERGI DAN REKAYASA MINERAL II
KELOMPOK : A (GANJIL)

M. GHUFRON PRINGGODANI

F1D117019

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk
kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia,
cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari
kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian
berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan
mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari
kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki
sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari
susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan,
mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai
bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian,
kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen
yang memiliki pola  internal susunan tiga dimensi yang teratur.  Studi yang
khusus mempelajari sifat-sifat,  bentuk susunan dan cara-cara terjadinya
bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mineralogi fisik ini diantaranya adalah :
1. Mengidentifikasi secara fisik dari mineral
2. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral

Mineralogi Fisik I 1
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Skala kekerasan Mohs
2. Keping porselin
3. Loupe
4. Timbangan analitik
5. Piknometer
6. Magnit
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

LKS/ Lembar Kerja Sementara

Mineralogi Fisik I 2
BAB II
DASAR TEORI

Pendeskripsian Mineral merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi suatu


mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas
memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang
terbentuk  secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur
Kristal beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah
diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral
pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat
fisisnya secara khusus, antara lain : Kilap, sering juga disebut kilapan, merupakan
kenampakan suatu mineral yang ditunjukan dari pantulan cahaya yang dikenakan
padanya. Kilap secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis : Kilap Logam
(metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam. Kilap Non-
Logam (non-metallic luster), dibagi atas Kilap intan (adamantin luster) ;
cemerlang seperti intan. Kilap kaca (vitreous luster) ; contohnya kuarsa dan kalsit.
Kliat sutera (silky luster) ; umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat,
seperti asbes dan gips. Kilap damar/resin (resinous luster) ; kilap seperti getah
damar/resin, misalnya mineral sphalerit. Kilap mutiara (pearly luster) ; kilap
seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal dan nepelin (John. 1967).
Kilap tanah, kilap seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral
dapat memiliki lebih dari satu warna. Kekerasan merupakan ketahanan mineral
terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan
membandingkan suatu mineral dengan dengan mineral tertentu. Skala kekerasan
yang biasa digunakan ialah skala mohs yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari
Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala mohs. Cerat merupakan warna
mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral
digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan
dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat
berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda. Belahan merupakan

Mineralogi Fisik I 3
kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan
oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah
bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan
yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa
bidang belah. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu : Belahan
Sempurna (Perfect) yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya
yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang
belahannya. Belahan baik (Good) yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui
bidang belahannya yang rata, tetapidapat juga terbelah tidak melalui bidang
belahannya. Belahan Jelas (Distinct) yaitu apabila bidang belahan mineral dapat
terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya
dan tidak rata. Belahan Tidak Jelas (Indistinct) yaitu apabila arah belahan mineral
masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama
besar.Belahan Tidak sempurna (Imperfect) yaitu apabila mineral sudah tidak
terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak
rata. Pecahan. Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur,
sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya
bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin
datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan
tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut : Concoidal:
bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol.
Fibrou : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes. Even:
bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya
mineral lempung. Uneven: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan
yang kasar, contohnya mineral magnetit atau mineral besi. Hackly: bila pecahan
tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing,
contohnya mineral perak atau emas (Brian. 2001).
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal
disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut
amorf. Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang

Mineralogi Fisik I 4
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi
dalam bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta
menjelaskan proses terbentuknya (Susi. 2009).
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi
mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya.
Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun
mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-
mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer
termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan.
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengidentifikasi mineral karena
mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses
transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk
menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan (Wishal. 2011).
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa
daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan
dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas
dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya.Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh
bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola  internal
susunan tiga dimensi yang teratur.  Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, 
bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi (Danisworo. 2004).

Mineralogi Fisik I 5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No Gambar Mineral Nama Sumber Rumus Keterangan


Mineral Gambar Kimia

1. Talc http:// Sangat lunak,


www.mind Mg3Si4O10( disebut juga
at.org OH)2 batu sabun.

2. Gypsum http:// Mudah


www.mind CaSO4. tergores oleh
at.org 2H2O kuku jari.

3. Calcite http:// Hanya tergores


www.mind oleh kuku jari
at.org jika searah
CaCO3 bidang
belahnya.

4. Fluorite http:// Tidak tergores


www.mind CaF2 oleh kuku jari.
at.org

Mineralogi Fisik I 6
5. Apatite http:// Sama keras
www.mind dengan gigi.
at.org CaF2Ca3
(PO4)

6. Orthoclas http:// Sama keras


www.mind dengan baja,
at.org K Al Si3 cocok sebagai
O8 batu mulia.

7. Quartz http:// Dapat


www.mind SiO2 menggores
at.org kaca dan baja.

8. Topaz http:// Dan


www.mind menggores
at.org kuarsa dan
Al2SiO3O8 memotong
kaca dengan
mudah.

9. Corondum http:// Dapat


www.mind menggores
at.org topa, tapi
Al2O3 mudah digores
http://www.mi
ndat.org intan.

Mineralogi Fisik I 7
10. Diamond http:// Benda terkeras
www.mind yang diketahui,
at.org hanya dapat
C digores dengan
intan.

Mineralogi Fisik I 8
3.2 Pembahasan

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari


mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya,
cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos,
dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan
dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik
(anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya. Mineral adalah zat-zat hablur yang ada
dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu
merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimia yang
tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu
harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang
banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi,
mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan
tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida .Semua
mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan  penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri.
Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal,
sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu.
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai
sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih
kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang
biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman
dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari
skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.Warna
mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak
dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna
lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan

Mineralogi Fisik I 9
pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu,
coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang
mempunyai warna khas. Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran
(serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian
kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna
dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula
berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah.
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur,
tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral
mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan
sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam
sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan
yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-
bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan
nampak berjajar dan teratur. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk
terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya.
Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral
apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Kemagnetan adalah sifat
mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral
dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah
yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik
atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit
demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut.
Magma dapat diartikan sebagai leburan silikat yang mengandung berbagai
macam unsure kimia, baik unsure logam, semi logam bukan logam ataupun unsur-

Mineralogi Fisik I 10
unsur pembentuk gas (volatil). Magma terdapat pada lingkungan suhu dan
tekanan tinggi, dan diperkirakan terdapat pada kedalaman 40 kilometer atau lebih
di bawah permukaan bumi. Magma bersifat mobile dan salah satunya
mobilitasnya adalah berupa instrusi yang menujuk ke permukan bumi dan masuk
ke dalam retakan batuan yang ada di kulit bumi. Dalam perjalannya, instrusi
magma yang mengalami penuruan suhu maupun tekanan yang mengakibatkan
terjadinya kristalisasi mineral silikat. Endapan galian yang terbentuk bersama-
sama dengan batuan di sekelilingnya disebut sebagai endapan bahan
galian singenetik dan endapan yang terbentuk sesudah terjadinya batuan disebut
sebagai epigenetik.
Sublimasi pengendapan langsung dari uap atau gas. Pembentukan bahan galian ini
merupakan proses yang kecil bila dibandingkan dengan proses lainnya. Letak
prinsip proses tersebut adalah pada penuruanan suhu dan tekanan. Terjadinya
endapan ini  karena bereaksinya dua atau lebih gas-gas. Metasomatisme kontak
Intrusi magma yang telah menjadi padat mempunyai sisa magma berupa cairan
atau gas yang mempunyai suhu tinggi. Bila bersentuhan dengan dinding atau
celah batuan lainnya dapat mengadakan reaksi yang menghasilkan mineral baru.
Disini terdapat perbedaannya dengan metasomatisme sentuh yaitu pada
metasomatisme kontak hanya satu yang memegang peranan, sedangkan pada
metasomatisme sentuh terdapat penambahan tekanan pada sisa cairan yang
mengadakan reaksi dan menghasilkan mineral baru. Proses hydrothermal hasil
akhir dari proses pembekuan magma yang mengadakan instrusi adalah cairan sisa
magma yang juga masih mengandung konsentrasi logam yang terdapat dalam
magma dan tidak ikut dalam proses pembekuan sebelumnya. Cairan ini
dinamakan cairan hydrothermal yang membawa logam ke tempat pengendapan
baru.

Mineralogi Fisik I 11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini :
1. Langkah awal dalam mengidentifikasi mineral adalah dengan memeriksa
sifat fisiknya, yang dapat diamati dengan dilihat secara langsung.
2. Sifat-sifat fisik mineral antara lain:
- Kilap, adalah merupakan kemampuan atau cahaya yang dipantulkan
oleh permukaan mineral saat terkena cahaya.
- Warna, apabila permukaan mineral dikenai suatu cahaya, cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorpsi)
dan dipantulkan (refleksi).
- Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral tertentu yang
dipakai sebagai kekerasan yang standard.
- Cerat atau goresan merupakan warna asli dari mineral apabila mineral
tersebut ditumbuk sampai halus.
- Belahan, apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui
batas elastisitas dan plastisinnya, maka pada akhirnya mineral akan
pecah.
- Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi
tidak pada titik lemahnya.
- Berat Jenis adalah pengukuran yang menentukan kepadatan mineral.
Dua mineral mungkin berukuran sama, tapi beratnya mungkin sangat
berbeda.
- Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah.
- Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnetik.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum dilengkapi dengan bahan ilustrasi yang jelas
agar nantinya praktikan dapat dengan mudah membayangkan sistem kristal
yang dipelajari serta menentukan karakteristik dari sistem kristal tersebut.

Mineralogi Fisik I 12
DAFTAR PUSTAKA
Brian, O. 2001. Diktat kuliah: Mineralogi di Dalam Kontak Metasomatisme.
Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Danisworo, P. 2004. Diktat kuliah: Kristalografi dan Mineralogi. Yogyakarta :


Universitas Pembangunan Nasional.

John, S. 1967. Mineralogy, An Introduction to the Study of Minerals and Crystals,


Fifth Edition. United State : Havard University.

Susi, D. 2009. Jurnal Ilmiah MTG. Kristalografi Dan Mineralogi Kuarsa.


Vol.5.No.1:11-15.

Wishal, N. 2011. Jurnal Umum Mineralogi. Mineral dan Pengklasifikasiannya.


Vol.8.No.1:24-27.

Mineralogi Fisik I 13

Anda mungkin juga menyukai