MINERALOGI
PRAKTIKUM KE : 5 (LIMA)
JUDUL PRAKTIKUM : MINERALOGI FISIK I
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 29MARET 2018
LOKASI PRAKTIKUM : ENERGI DAN REKAYASA MINERAL II
KELOMPOK : A (GANJIL)
M. GHUFRON PRINGGODANI
F1D117019
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mineralogi fisik ini diantaranya adalah :
1. Mengidentifikasi secara fisik dari mineral
2. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral
Mineralogi Fisik I 1
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Skala kekerasan Mohs
2. Keping porselin
3. Loupe
4. Timbangan analitik
5. Piknometer
6. Magnit
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Mineralogi Fisik I 2
BAB II
DASAR TEORI
Mineralogi Fisik I 3
kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan
oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah
bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan
yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa
bidang belah. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu : Belahan
Sempurna (Perfect) yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya
yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang
belahannya. Belahan baik (Good) yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui
bidang belahannya yang rata, tetapidapat juga terbelah tidak melalui bidang
belahannya. Belahan Jelas (Distinct) yaitu apabila bidang belahan mineral dapat
terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya
dan tidak rata. Belahan Tidak Jelas (Indistinct) yaitu apabila arah belahan mineral
masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama
besar.Belahan Tidak sempurna (Imperfect) yaitu apabila mineral sudah tidak
terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak
rata. Pecahan. Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur,
sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya
bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin
datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan
tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut : Concoidal:
bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol.
Fibrou : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes. Even:
bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya
mineral lempung. Uneven: bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan
yang kasar, contohnya mineral magnetit atau mineral besi. Hackly: bila pecahan
tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing,
contohnya mineral perak atau emas (Brian. 2001).
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal
disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut
amorf. Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
Mineralogi Fisik I 4
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi
dalam bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta
menjelaskan proses terbentuknya (Susi. 2009).
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi
mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya.
Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun
mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-
mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer
termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan.
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengidentifikasi mineral karena
mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses
transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk
menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan (Wishal. 2011).
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa
daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan
dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas
dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya.Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh
bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat,
bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi (Danisworo. 2004).
Mineralogi Fisik I 5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Mineralogi Fisik I 6
5. Apatite http:// Sama keras
www.mind dengan gigi.
at.org CaF2Ca3
(PO4)
Mineralogi Fisik I 7
10. Diamond http:// Benda terkeras
www.mind yang diketahui,
at.org hanya dapat
C digores dengan
intan.
Mineralogi Fisik I 8
3.2 Pembahasan
Mineralogi Fisik I 9
pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu,
coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang
mempunyai warna khas. Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran
(serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian
kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna
dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula
berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah.
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur,
tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral
mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan
sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam
sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan
yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-
bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan
nampak berjajar dan teratur. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk
terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya.
Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral
apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Kemagnetan adalah sifat
mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral
dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah
yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik
atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit
demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut.
Magma dapat diartikan sebagai leburan silikat yang mengandung berbagai
macam unsure kimia, baik unsure logam, semi logam bukan logam ataupun unsur-
Mineralogi Fisik I 10
unsur pembentuk gas (volatil). Magma terdapat pada lingkungan suhu dan
tekanan tinggi, dan diperkirakan terdapat pada kedalaman 40 kilometer atau lebih
di bawah permukaan bumi. Magma bersifat mobile dan salah satunya
mobilitasnya adalah berupa instrusi yang menujuk ke permukan bumi dan masuk
ke dalam retakan batuan yang ada di kulit bumi. Dalam perjalannya, instrusi
magma yang mengalami penuruan suhu maupun tekanan yang mengakibatkan
terjadinya kristalisasi mineral silikat. Endapan galian yang terbentuk bersama-
sama dengan batuan di sekelilingnya disebut sebagai endapan bahan
galian singenetik dan endapan yang terbentuk sesudah terjadinya batuan disebut
sebagai epigenetik.
Sublimasi pengendapan langsung dari uap atau gas. Pembentukan bahan galian ini
merupakan proses yang kecil bila dibandingkan dengan proses lainnya. Letak
prinsip proses tersebut adalah pada penuruanan suhu dan tekanan. Terjadinya
endapan ini karena bereaksinya dua atau lebih gas-gas. Metasomatisme kontak
Intrusi magma yang telah menjadi padat mempunyai sisa magma berupa cairan
atau gas yang mempunyai suhu tinggi. Bila bersentuhan dengan dinding atau
celah batuan lainnya dapat mengadakan reaksi yang menghasilkan mineral baru.
Disini terdapat perbedaannya dengan metasomatisme sentuh yaitu pada
metasomatisme kontak hanya satu yang memegang peranan, sedangkan pada
metasomatisme sentuh terdapat penambahan tekanan pada sisa cairan yang
mengadakan reaksi dan menghasilkan mineral baru. Proses hydrothermal hasil
akhir dari proses pembekuan magma yang mengadakan instrusi adalah cairan sisa
magma yang juga masih mengandung konsentrasi logam yang terdapat dalam
magma dan tidak ikut dalam proses pembekuan sebelumnya. Cairan ini
dinamakan cairan hydrothermal yang membawa logam ke tempat pengendapan
baru.
Mineralogi Fisik I 11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini :
1. Langkah awal dalam mengidentifikasi mineral adalah dengan memeriksa
sifat fisiknya, yang dapat diamati dengan dilihat secara langsung.
2. Sifat-sifat fisik mineral antara lain:
- Kilap, adalah merupakan kemampuan atau cahaya yang dipantulkan
oleh permukaan mineral saat terkena cahaya.
- Warna, apabila permukaan mineral dikenai suatu cahaya, cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorpsi)
dan dipantulkan (refleksi).
- Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral tertentu yang
dipakai sebagai kekerasan yang standard.
- Cerat atau goresan merupakan warna asli dari mineral apabila mineral
tersebut ditumbuk sampai halus.
- Belahan, apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui
batas elastisitas dan plastisinnya, maka pada akhirnya mineral akan
pecah.
- Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi
tidak pada titik lemahnya.
- Berat Jenis adalah pengukuran yang menentukan kepadatan mineral.
Dua mineral mungkin berukuran sama, tapi beratnya mungkin sangat
berbeda.
- Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah.
- Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnetik.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum dilengkapi dengan bahan ilustrasi yang jelas
agar nantinya praktikan dapat dengan mudah membayangkan sistem kristal
yang dipelajari serta menentukan karakteristik dari sistem kristal tersebut.
Mineralogi Fisik I 12
DAFTAR PUSTAKA
Brian, O. 2001. Diktat kuliah: Mineralogi di Dalam Kontak Metasomatisme.
Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Mineralogi Fisik I 13