Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINERALOGI

IDENTIFIKASI SIFAT FISIK MINERALOGI


ACARA I
Dosen Pengampu : Drs. Rudi Hartono. M.Si

Oleh:
Nama Mahasiswa : M.Ihyaul Muhaimin

NIM : 180722639533

Offering/Angkatan : H/ 2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MINERALOGI

IDENTIFIKASI SIFAT FISIK MINERAL

ACARA I

Laporan Praktikum Mineralogi Acara I dengan Judul “Identifikasi Sifat Fisik Mineral” telah
diperiksa dan disahkan pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 3 Oktober 2019

Dosen Pengampu

Drs. Rudi Hartono. M.Si.

NIP. 196101171988021001
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengamati kristal mineral dan menggambarkan bentuk
kristalnya
2. Mahasiswa mampu menentukan nama mineralnya
3. Mahasiswa mampu menggolongkan mineral yang diamati ke dalam kelompok
klasifikasi mineral

B. DASAR TEORI

Kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi disusun oleh zat padat yang sehari-hari
kita sebut batuan. Sedangkan batuan meliputi segala macam materi yang menyusun kerak
bumi, baik padat maupun lepas seperti pasir dan debu. Umumnya batuan merupakan
ramuan beberapa jenis mineral.Mineral adalah suatu zat (fasa) padat dari unsur (kimia)
atau persenyawaan (kimia) yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai
susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya,
atau dikenal sebagai struktur Kristal. Struktur dalamnya menunjukkan bahwa kedudukan
atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu yang lazimnya disebut kisi ruang
(space lattice).

A. Pengertian Mineral

Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang
sifat - sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga
kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu
apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral.

Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang
dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan
fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau
dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal
ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan
pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda
yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi
kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari
atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut
tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan
menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya
merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )

Sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan
atau pelapukan batuan (tanah). Berdasarkan jenisnya sumberdaya mineral dapat
dikeompokkan menjadi 2, yaitu :

1.Sumberdaya mineral logam, contohnya seperti: tembaga, besi, nikel, emas, perak, dan
timah.

2.Sumberdaya mineral nonlogam, contohnya seperti: kuarsa (silika), muskovit (mika),


batu pasir, bentonit, dan lempung.

Sumberdaya mineral telah dimanfaatkan oleh manusia sejak manusia pertama kali
menemukan bahan galian berupa bijih tembaga dan bijih besi. Pemanfaatan bahan galian
ini pada awalnya digunakan untuk keperluan alat rumah tangga atau alat untuk
mempertahankan diri dan berburu, seperti pedang, tombak, panah dan sebagainya.
Kemudian pada zaman revolusi industri, kebutuhan bahan galian mineral semakin
meningkat karena manfaat dan berbagai jenis mineral tersebut, misalnya untukkeperluan
membuat mesin-mesin industry, alat transportasi, alat komunikasi, dan alat-alat rumah
tangga.

Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi suatu mineral


tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama
mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah,
memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur Kristal beraturan. Di alam ini terdapat
lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja
yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan.

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimiatersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapatdikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987). Sifat-sifat fisik
yang dimaksudkan adalah:
B.Sifat-Sifat Mineral

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atomyang


beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimiatersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapatdikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu(Graha,1987). Sifat-sifat fisik
yang dimaksudkan adalah:

1.Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineralsaat


terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap ini secara garis besar dapat dibedakanmenjadi
jenis:a. Kilap Logam (metallic luster ) bila mineral tersebut mempunyai kilap ataukilapan
seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam yaitu Gelena,Pirit, Magnetit,
Kalkopirit, Grafit, Hematit, dll. b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster ), terbagi atas:

a.Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

b.Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.

c.Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnyaterdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes,alkanolit, dan gips.

d.Kilap Damar (resinous luster),memberi kesan seperti damar misalnya padaspharelit.

e.Kilap mutiara (pearly luster),kilat seperti lemak atau sabun, misalnya


padaserpentin,opal dan nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxitdan
limonit.Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini
dapatdipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis.Untuk itu perlu
dibiasakanmembedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-
kadang akandijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak
begitutegas (Danisworo 1994).
2. Warna

Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh cahaya
atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari
mineral itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit
yang berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll.

Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Warna Isiokhromatik

Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya dijumpai pada
mineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap logam. Contoh :
Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit, dll.

b. Warna Allokhromatik

Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya, pada
umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent) atau
berkilap non logam. Contoh : Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll.

3. Cerat

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapatdiperolehapabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin
ataumembubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapatsama
dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineraltertentu umumnya
tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

a.Pirit:Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akanmeninggalkan jejak
berwarna hitam.

b.Hematit:Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akanmeninggalkan jejak
berwarna merah kecoklatan.

c.Augite :Ceratnya abu-abu kehijauan


d.Biotite:Ceratnya tidak berwarna

e.Orthoklase:Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secarakeseluruhan,


sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie,2006).

4. Belahan

Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu
atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah
bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin.
Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Macam-
macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu :

a. Belahan Sempurna (Perfect)

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan
bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.

b.Belahan Baik (Good)

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi
dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .

c. Belahan Jelas (Distinct)

Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar
membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.

d.Belahan Tidak Jelas (Indistinct)

Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan sama besar.

e.Belahan Tidak sempurna (Imperfect)

Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah
dengan permukaan yang tidak rata.
5. Pecahan

Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada
pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan
nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral
adalah sebagai berikut :

a.Concoidal:bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol.

b.Fibrous:bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.

c.Even :bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral
lempung.

d.Uneven:bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral
magnetit atau mineral besi.

e.Hackly:bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan
runcing, contohnya mineral perak atau emas.

6. Bentuk (Form)

Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki
bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal disebut mineral kristalin,
sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf. ( penunutun praktikum geologi
dasar, 2013 ).

Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi mengenai
struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya. Batuan merupakan
agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun mineral sejenisnya. Andesit
sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende
dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang
mengalami perubahan (Asikin, Sukendar. 1978).

Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang paling
umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah
dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih
keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan
talk sebagai yang terlunak. (Badgley, P.C. 1959).

Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengedintifikasi mineral karena


mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan
pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan
pengendapan batuan. (Doddy, 1987).

Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut
dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis,
memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan
yang teratur didalamnya.

Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata,


dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan
demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang
memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari
sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi. (Noor, D. 2008)

7. Berat Jenis

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yangumum
untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebutterlebih dahulu,
misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalamkeadaan di dalam air,
misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air adalah berat miberal
dikurangi dengan berat air yang volumenya samadengan volume butir mineral tersebut.

8. Bentuk

Bentuk mineral ada dua macam, yaitu :

a.Bentuk Kristalin
Apabila mineral mempunyai bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral
yang mempunyai bidang belahan.

b.Bentuk Amorf

Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas.

9. Kemagnetan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic


bilamineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemahyaitu paramagnetic
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atautidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demisedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnyasudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan
garis vertikal.

10. Kelistrikan (Electricity)

Kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus atau aliran
listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Konduktor, yaitu mineral
yang mampu menghantarkan listrik dan Non-Konduktor atau Isolator, yaitu suatu mineral
tidak dapat menghantarkan arus listrik.

11. Daya Lebur Mineral

Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan


denganmembakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam
derajatkeleburan.

12.Kekerasan

Kekerasan adalah ukuran daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores dengan
mineral lain. Contoh : Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada
permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Berikut tabel
Skala Kekerasan mineral yang dibuat oleh Mohs
C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat yang diperlukan :


1. Mohs hardness mineral specimen
2. Loupe 20 x magnification
3. Porcelain plate
4. Busur derajad
5. Kertas Folio, pensil, dan Penggaris
6. Gelas ukur dan timbangan
b. Bahan yang diperlukan:
1. Mineral specimens (4 macam)
2. Hydrochlorid acid (HCL)

D. LANGKAH KERJA

1. Siapkan mineral specimen yang akan dipakai untuk praktikum (4 macam)


2. Lakukan pengamatan terhadap mineral specimen secara urut dengan
menggunakan langkah-langkah teori identifikasi mineral
3. Menyiapkan table of Physical properties
4. Lakukan pengujian terhadap mineral dimulai dari :
a. Luster
b. Color
c. Relative Hardness
d. Crystal type
e. Number of Cleveage
f. Type of cleveage
g. Fracture
h. Specific Gravity
i. Reaction to Hydrochlorid acid
j. Others properties
5. Mengisikan sifat fisik mineral ke dalam table of Physical Properties
6. Menggambarkan bentuk kristal pada kertas folio

E. HASIL PRAKTIKUM

1. Table Pengamatan Sifat Fisik Mineral (Terlampir)

2.Gambar/foto mineral (Terlampir)

3. Gambar Kristal Mineral (Terlampir)

F. PEMBAHASAN

Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi
kimia yang tetap dan struktur Kristal beraturan. Umumnya mineral berasal dari magma yaitu
batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika magma mendingin, kristal mineral terbentuk
bagaimana dan dimana magma mendingin menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal
juga dapat terberntuk dari senyawa terlarut dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap
atau perubahan ke gas, akan meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam
batu merupakan bentuk dengan cara penguapan.

Umumnya mineral berasal dari magma yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi.
Ketika magma mendingin, kristal mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma
mendingin menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari
senyawa terlarut dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan ke gas, akan
meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu merupakan bentuk
dengan cara penguapan.

Dan pada praktikum ini yang dilakukan pada tanggal 3 oktober 2019 dilakukan
dengan tujuan mengidentifikasi jenis mineral. Pengidentifikasian jenis mineral dilakukan
dengan menggunakan metode pengamatan langsung, yaitu dengan mengamati sifat fisik
mineral. Adapun sifat-sifat mineral fisis yang dimaksud yaitu: Luster, Color, Relative
Hardness, Crystal type, Number of Cleveage, Type of cleveage, Fracture, Specific Gravity,
Reaction to Hydrochlorid acid, Others properties. Terdapat 4 jenis mineral yang digunakan
dalam melakukan praktikum ini yaitu:
Pada pengamatan Mineral pertama,hasil pengamatan diketahui bahwa mineral
pertama yang digunakan dalam praktikum ini tidak mengandung logam karena luster atau
kilapan dari mineral ini adalah nonmetallic. Kilapan yang terlihat dikatakan nonmetallic
karena ketika dipantuli cahaya mineral tersebut memantulkan cahaya yang tidak menyerupai
logam. Warna mineral ini adalah putih dan ketika digoreskan pada papan porselen warna
goresan yang dihasilkan juga putih. Mineral ini mempunyai derajat kekerasan dibawah 7,
dengan tipe kristal adalah heksagonal yaitu mempunyai 4 sumbu kristal dimana sumbu c
tegak lurus terhadap sumbu a,b, dan d dan masing-masing sumbu saling membentuk sudut
1200. Mineral ini mempunyai belahan yang tidak sempurna serta tidak mengandung karbonat
karena tidak memberi reaksi ketika ditetesi dengan HCl. Specific Gravity atau berat jenis dari
mineral ini adalah 2,6 g/ml3 yang ditentukan dengan cara mengurangi volume aquades
pertama dengan volume aquades setelah mineral dimasukan lalu dibagi dengan berat mineral.
Tipe pecahan yang terlihat pada mineral ini adalah tipe Conchidal yaitu pecahan yang bagian
luarnya nampak seperti gelombang. Berdasarkan pengamatan sifat fisik mineral maka dapat
disimpulkan bahwa mineral ini merupakan Quartz (SiO2) dengan kkasifikasi nama mineral
adalah Sillica dioksida.

Pada Pengamatan Mineral kedua, diketahui warna mineral adalah putih dengan kilap
(luster) yang dihasilkan adalah nonmetallic karena ketika disorot menggunkana cahaya
mineral tersebut memantulkan cahaya yang tidak menyerupai logam. Hal ini menunjukan
bahwa mineral kedua ini tidak mengandung logam. Tingkat kekerasan dari mineral adalah 3.
Mineral ini diketahui memiliki tipe kristal trigonal. tipe kristal triagonal memiliki bidang
dasar yang dapat dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut dengan melewati
salah satu titik sudut. Tipe belahan dari mineral ini adalah cubic dan diketahui bahwa mineral
ini mengandung karbonat. Karena ketika ditetesi HCl mineral ini memberikan reaksi buih.
Berat jenis mineral adalah 2,5 g/ml3 yang ditentukan dengan memasukan mineral kedalam
gelas ukur yang sudah diisi dengan aquades kemudian dihitung volume aquades sebelum dan
sesudah mineral dimasukan. Kemudian volume aquades pertama dikurangi volume aquades
kedua atau volume setelah mineral disimpan lalu dibagi dengan berat mineral. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut maka dapat diketahui bahwa mineral 2 yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Calcite (CaCO3) dengan klasifikasi nama mineral adalah Carbonate.

Pada pengamatan yang ketiga, terlihat bahwa mineral mempunyai warna Grayish-
Yellow atau kuning keabu-abuan. Dan warna goresannya adalah kehitam-hitaman. Jenis
luster dari mineral ini adalah metallic yang artinya mineral ini mengandung logam. Pengujian
luster dilakukan dengan mengamatai pantulan cahaya dari mineral. Tingkat kekerasan dari
mineral ketiga ini adalah >5.5. Sedangkan tipe kristalnya yaitu tipe isometric. Tipe isometric
mempunyai sumbu kristal yang berjumlah 3 dan saling tegak lurus dengan yang lainnya.
Belahan pada mineral ini tidak jelas (indistinct). Fracture atau pecahan dari mineral ini adalah
uneven, pecahan uneven merupakan pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahnya kasar dan tidak teratur. Nilai specific gravity dari mineral adalah 5.03 g/ml3 yang
ditentukan dengan memasukan mineral kedalam gelas ukur yang sudah diisi dengan aquades
kemudian dihitung volume aquades sebelum dan sesudah mineral dimasukan. Hasil
praktikum menunjukan bahwa mineral ini tidak mengandung karbonat karena tidak
memberikan reaksi ketika ditetesi HCl. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jenis
mineral ini adalah Pyrite (FeS2) dengan pengklasifikasian nama mineral adalah Sulfide.

Pada pengamatan Mineral keempat dalam praktikum ini mempunya warna yang
terlihat adalah warna Cyan- Green sedangkan warnah goresannya adalah white (putih).
Tingkat kekerasan mineral adalah >2,5 dan tipe kristalnya adalah heksagonal yaitu
mempunyai empat sumbu kristal dimana sumbu c tegak lurus terhadap sumbu a,b, dan d dan
masing-masing sumbu saling membentuk sudut 1200. Mineral ini memiliki bidang belah
yang tidak sempurna. Selain itu mineral ini diketahui tidak mengandung karbonat karena
ketika ditetesi dengan HCL mineral ini tidak memberikan reaksi. Nilai specific gravity dari
mineral adalah 2,8 g/ml3 yang ditentukan dengan memasukan mineral kedalam gelas ukur
yang sudah diisi dengan aquades kemudian dihitung volume aquades sebelum dan sesudah
mineral dimasukan. Pecahan mineral keempat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Conchidal pecahan yang bagian luarnya nampak seperti gelombang dan menyerupai pecahan
botol. Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa jenis mineral ini adalah
Quartz (SiO2) dan pengklasifikasian nama mineralnya adalah Sillica.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah diLakukan tentang Identifikasi sifat Fisik Minerakl
dapat ditarik kesimpulan bahwa, Mineral merupakan suatu zat padat yang terdiri dari unsur
atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom
secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal Identifikasi mineral
merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi suatu mineral tertentu. Mengidentifikasi
mineral dapat dilakukan dengan memperhatikan sejumlah sifat kimia dan sifat fisisnya . Sifat
fisik mineral meliputi kilapan, warna mineral, kekerasan mineral, tipe kristal, belahan,
pecahan, massa jenis mineral dan lainnya.

Pada Praktikum yang telah dilakukan terbagi menjadi 4 kelompok dan mengamati
masing-masing mineral yang berbeda,setalah mengamati praktikum tentang penentuan fisik
mineral menunjukan bahwa mineral yang digunakan oleh Praktikum ini adalah Quartz,
Calcite, dan Pyrite.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo.Kendari.

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB.


Bandung.

Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book


Company. New Delhi.

Noor, D. 2008. ”Pengantar Geologi”. Bogor : Universitas Pakuan

Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung


LAMPIRAN

a.Table Pengamatan Sifat Fisik Mineral (Terlampir)

Color Sp.
Name
No. Grav Reacti Other Classifica
Luste Hardn Cleava Fractu of
Specim Visib Strea Crystal Type ity on to Proper tion
r ess ge re Mine
en le k (g/ml HCl ties Name
3
ral
)
1. Non- Whit >7 Hexagonal Tidak Concoi 2,6 No Licin Quart Silica
metali e sempur dal z
White
c na
- Non
metall
ic
-
Smoot
Calcit
h 2.5— Trigonal
Whit e
2. surfac White 5.5 (Hexagonal Cubic - 2.5 Yes - Carbonate
e (CaC
e (3) Scaleohedral)
O3)
-
Shiny
-
Vitreo
us
Grayi
Blacki Isometric
Metall sh- Indistin Pyrite
3. sh- >5.5 Octaeder/exae Uneven 5.03 No - Sulfide
ic Yello ct (FeS2)
Black der
w
4. Non- Cyan White >2,5 Hexagonal None Conchi 2,8 No - Quart Sillica
metall - dal z
ic Gree (SiO2)
n

Anda mungkin juga menyukai