Anda di halaman 1dari 41

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang


memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawa anorganik biasanya
tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Mineralogi
adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaanya.
Ilmu pengetahuan yang kita miliki tidak hanya tertuju pada penguasaan
konsep-konsep dan materi, tetapi juga dibutuhkan pemahaman dan penghayatan
secara mendalam terhadap hubungan antara ilmu pengetahuan tersebut dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
Dengan adanya fieldtrip lapangan diharapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki
oleh mahasiswa tidak terbatas pada teori-teorinya saja, tetapi juga penguasaan
terhadap kondisi real di lapangan. Begitu pun dengan Mata Kuliah Mineralogi,
mahasiswa pun diharapkan memiliki pengetahuan mengenai kondisi geomorfologi
suatu wilayah dan sifat fisik mineral, baik itu ditinjau dari sudut pandang bentuk
morfologinya, bentuk tenaga geologi yang mempengaruhi bentuk morfologi serta
berbagai aspek lain. (Sukandarrumidi, 2014)
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk
secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Senyawa seperti mineral
yang berasal dari turunan senyawa organik. The International Mineralogical
Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material.
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. (Doddy Setia, 2004)

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan Definisi Mineral;
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelopok mineral;
3. Praktikan dapat mendeskripsikan sifat fisik mineral dan menentukan
nama mineral.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
1. Lap kasar dan lap halus;
2. Loop (pembesaran 60x);
3. Alat tulis menulis (ATM);
4. Kikir baja;
5. Paku Baja;
6. Porselen;
7. Pecahan kaca;
8. Kawat tembaga.
1.3.2 Bahan
1. Problem set (10 lembar);
2. Buku penuntun Geologi dasar;
3. Buku referensi;
4. Buku catatan.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mineral

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana
mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan
dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik). Maka
pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dari kenyataannya tidak ada satu pun persesuaian umum untuk definisinya.
(Sukandarrumidi, 2014)
A. Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk
di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau
suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak
termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi
baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu
ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai bahan alam,
mempunyai sifat fisik dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-
sifat fisik dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang
tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik
asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan
persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam,
karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat
dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi
adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat
ini pun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral
melainkan zat kalsium dioksida .

2.2 Sifat-Sifat Fisik Mineral

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-


atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia
tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat
dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu
(Graha,1987)
2.2.1 Kilap
Kilap sering juga disebut kilapan, merupakan kenampakan suatu mineral yang
ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap secara garis besar
biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Kilap logam (metalic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.
2. Kilap non-logam (non-metalic luster): dapat ditembus cahaya.
3. Kilap intan (adamantin luster) : cemerlang seperti intan.
4. Kilap kaca (vitreous luster) : contohnya kuarsa dan kalsit.
5. Kilap sutera (silky luster) : umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat.
6. Kilap damar/resin (resinous luster) : kilap seperti getah damar/resin.
7. Kilap mutiara (pearly luster) : kilap seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin
opal, dan nepelin.
8. Kilap tanah : kilap seperti tanah lempung, misal kaolin,bauxit, dan limonit.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.2.2 Warna
Mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat
memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu,
cokelat kehitaman atau tidak berwarna (bening).
2.2.3 Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan
suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan
mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan adalah skala yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala
Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala satu mulai dari mineral terlunak
dan skala 10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas
goresan apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.
Tabel 2.1 Skala Mohs
Kekerasan Mineral Rumus kimia
1 Talk (Mg3Si4O10(OH)2
2 Gypsum CaSO4·2H2O
3 Kalsit CaCO3
4 Florit CaF2
5 Apatit (Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,F-))
6 Feldspart KAlSi3O8
7 Kuarsa SiO2
8 Topas (Al2SiO4(OH-,F-)2)
9 Corundum Al2O3
10 Intan C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala
kekerasan yaitu :
1. Kuku Manusia : 2.5
2. Uang logam tembaga :3
3. Pisau/paku baja : 5.5 - 6.5
4. Pecahan kaca : 5.5 - 6.5
5. Kikir baja : 6.5

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.2.4 Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping
porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian diberi warna
bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
2.2.5 Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri
pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik
mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang
dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah
melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang
belah atau tanpa bidang belah. Belahan merupakan sifat dari setiap atom yang
mengakibatkan pecahan mineral yang teratur yang mengikuti atau tidak mengikuti
struktur kristalnya. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu :
1. Belahan sempurna (perfect)
Yaitu suatu mineral mudah terbelah melalui arah belahnya. Bidang-bidang
yang terbelah akan membentuk bidang yang datar dan licin. Contohnya :
Muscovite, Calcite, Galena.
2. Belahan baik (good)
Yaitu apabila suatu mineral mudah membelah pada bidang belahnya akan
tetapi kadang-kadang akan terdapat belahan yang memotong bidang belahnya
atau pembelahan yang tidak pada bidang belahnya. Contohnya : Feldspar dan
Hyperstone.
3. Belahan jelas (distinct)
Yaitu apabila arah belahnya dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar
untuk membelah melalui bidang belahnya itu sendiri. Contohya : Hornblende
dan Staurolite.
4. Belahan tidak jelas (indistinct)
Yaitu apabila arah belahnya, mineral masih dapat dilihat tapi kemungkinan

terbelah melalui arah belahnya dengan kemungkinan pecah memotong arah


belahnya sama. Contohnya : Magnetit, dan Corundum.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

5. Belahan tidak sempurna (imperfect)


Yaitu apabila suatu mineral sudah tidak terlihat arah belahnya tetapi mineral
akan pecah dengan permukaan rata. Permukaan yang rata ini kemungkinan
melalui bidang belahnya tetapi kemungkinan juga akan memotong bidang
belahnya. Contonya : Apatite dan Calsiterite.
2.2.6 Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan
pada pecahan mineral akan pecah secar tidak teratur. Perbedaannya bidang belah
akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan
akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan
mineral adalah sebagai berikut :
a) Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada
pecahan botol.
b) Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat,contohnya asbes.
c) Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus,
contohnya mineral lempung.
d) Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar,
contohnya mineral magnetik atau mineral besi.
e) Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, tidak
teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.
2.2.7 Bentuk (Form)
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut
mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf
(Anonim, 2013:1-6)
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Namun bahan padat yang tidak
memiliki struktur dalam tidak dapat dikatakan sebagai mineral, meskipun beberapa
kriterianya terpenuhi. Material alamiah yang tidak memenuhi sebagian atau seluruh
kriteria mineral dikelompokkan dalam kelompok mineraloid. Menurut The
International Mineralogical Association (1955), mineral suatu unsur atau senyawa

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi.
Ada juga yang menyebutkan definisi mineral adalah suatu zat yang terdapat
dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya memiliki struktur
kristal yang jelas, yang terkadang dapat berubah dalam bentuk geometris tertentu.
Istilah mineral sendiri dapat mempunyai bermacam-macam makna, sukar untuk
mendefinisikan mineral, oleh karena itu kebanyakan mengatakan bahwa mineral
adalah satu frase yang terdapat dalam alam.
2.2.8 Keliatan (Tenacity)
Keliatan adalah kenampakan atau daya tahan suatu minerl terhadap pemukulan,
pembengkokan dan lain sebagainya.
Tabel 2.2 keliatan (Tenacity)
Brittle Mudah hancur/pecah
Elastic Dapat di bentuk, dapat kembali ke posisi semula
Flexible Dapat dibentuk, tidak kembali ke posisi semula
Malleable Dapat di belah menjadi lembaran
Sectille Dapat dipotong dengan pisau
Ductile Dapat dibentuk menjadi tipis

2.3 Sifat Kimia Mineral

Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:


1. Golongan Native Element
Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll
b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll
c. Golongan Non Logam. Contoh : O2
2. Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan
persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh
sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll
3. Golongan Oksida dan Hidroksida
Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam
dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida
sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 ) untuk oksida dan Mangan
(MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur - unsur yang
bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya
logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat
golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe
- tipe batuan yang banyak jenisnya.
4. Golongan Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa
dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya
dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat
jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl)
5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates
Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk
ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh
adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya
disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3),
Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini
adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur.
Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3). Borates adalah persenyawaan kimia
antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal.
6. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus
anioin S04, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit
(CaSO4), dll.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam
bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung
lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna.

2.4 Gambaran Mineral dan Warnanya


Warna mineral adalah warna yang ditunjukkan oleh mineral secara fisik, bersifat
tidak tetap, karena dipengaruhi oleh susunan pertumbuhannya, sifat lingkungan
geologi dimana mineral dibentuk, dan kemungkinan pengotoran mineral yang
mungkin terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan geologi tersebut.
Sebagai contoh adalah mineral kuarsa, apatit dan fluorit. Mineral-mineral tersebut
pada dasarnya memiliki warna dasar putih. Namun, karena adanya pengotoran pada
saat kristalisasi maupun setelah kristalisasinya, oleh unsur yang lain, maka warnanya
bervariasi. Jenis unsur sebagai pengotor mineral, menentukan warna barunya. Apatit
dicirikan oleh tidak berwarna dan transparant. Ketika apatit tersebut mengalami
pengotoran oleh sulfur, maka warnanya menjadi kuning transparat, sedangkan jika
pengotornya Fe maka berwarna pink sampai kemerahan transparant, dan jika
terkotori oleh Cl menjadi berwarna kehijauan transparant. Kuarsa juga tidak
berwarna dan transparant.

Gambar 2.1 Flourite : warna coklat (Mulyaningsih, 2018)

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.2 Monasit (Kuning) dan Zircon (tak berwarna) (Mulyaningsih, 2018).

Warna mineral juga dipengaruhi oleh lingkungan pembentukannya. Kalsedon


adalah mineral silikat dengan komposisi SiO2; merupakan salah satu anggota dari
kelompok kuarsa. Kalsedon dicirikan oleh warna coklat susu sampai coklat, tersusun
atas campuran kriptokristalin kuarsa dan moganit kristal kuarsa yang sangat halus.
Hal itu yang menyebabkan kalsedon ini memiliki diafanitas translucent. Rhodokrosit
(MnCO3) adalah salah satu anggota mineral karbonat yang berwarna merah.

Gambar 2.3 Azurite (Biru) dan malachite warna (hijau) (Mulyaningsih, 2018).

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.4 Kalsit warna putih transparan (Mulyaningsih, 2018).

Mineral-mineral hasil dari kristalisasi sistem pegmatik biasanya memiliki


warna yang tidak sama dengan warna dasarnya. Ortoklas pegmatik berwarna pink
tidak tembus cahaya, sedangkan ortoklas dari sistem magmatik berwarna putih
dengan kilap kaca tembus cahaya. Proses pegmatitisasi mineral adalah meleburnya
sebagaian mineral atau sebagian unsur dalam mineral karena adanya penambahan
suhu dan tekanan.

Gambar 2.5 Pirit warna keemasan (Mulyaningsih, 2018).

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.6 Monasit warna orange (Mulyaningsih, 2018)

Mineral juga dipengaruhi oleh lingkungan pembentukannya. Kalsedon adalah


mineral silikat dengan komposisi SiO2; merupakan salah satu anggota dari kelompok
kuarsa. Kalsedon dicirikan oleh warna coklat susu sampai coklat, tersusun atas
campuran kriptokristalin kuarsa dan moganit kristal kuarsa yang sangat halus. Hal itu
yang menyebabkan kalsedon ini memiliki diafanitas translucent. Rhodokrosit
(MnCO3) adalah salah satu anggota mineral karbonat yang berwarna merah.

2.5 Warna Cerat Mineral


Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
kadang berbeda dengan warna mineralnya. Contoh: grafit berwarna coklat tetapi
warna ceratnya hitam, sulfur berwarna kuning dengan warna cerat putih, pirit
berwarna keemasan dengan warna cerat hitam, dan galena berwarna silver gelap
dengan cerat coklat gelap. Namun, tidak sedikit pula mineral yang menunjukkan
warna perawakannya dan warna ceratnya sama. Sebagai contoh adalah monasit:
warna perawakan dan ceratnya merah-merah bata, hematit: warna perawakan dan
ceratnya merah bata - merah kehitaman, kuarsa (white smoke) warna perawakan dan
ceratnya adalah putih, dan lain-lain. Warna cerat adalah manifestasi dari perpaduan
unsur kation dan anion yang menyusun mineral. Sifat cerat ini diidentifikasi dengan
cara menggoreskan mineral di atas benda yang lebih keras; untuk mineral yang

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

memiliki kekerasan kurang dari 7 dapat digoreskan di atas permukaan kasar keramik;
sedangkan yang memiliki kekerasan lebih dari 7 dapat digoreskan di atas korundum.
Dalam penerapan lanjut, warna cerat digunakan untuk identifikasi mineral pada
kondisi lapuk dan identifikasi mineral pada pengamatan mikroskopis. Sebagai
contoh: kuarsa memiliki warna perawakan bermacam-macam, ada yang putih susu
(onyx), tak berwarna transparant, ungu (amethis), coklat (kalsedon), biru (blue
saphir), merah dan lain-lain; namun semua jenis kuarsa tersebut memiliki warna
cerat yang sama yaitu putih. Apa pun warna kuarsa tersebut, ketika diamati di bawah
mikroskop polarisasi memberikan kenampakan relief rendah, indeks bias 1 dan
transparant. Beberapa mineral di alam juga sering memiliki sifat fisik yang hampir
sama; hematit mirip dengan magnesit, urat kalsit mirip dengan urat kuarsa, fluorit
mirip dengan apatit, pirit mirip dengan kalkopirit, ortoklas mirip dengan plagioklas
dan lain-lain.
Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
kristal. Susunan internal kristal menentukan susunan eksternalnya; atau susunan
eksternal krisal mencerminkan susunan internalnya. Bentuk kristal dapat berupa
ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral, adalah prismatik, rhombis, piramidal,
trapezoid, dan kubik. Bentuk mineral adalah bentuk dasar dari susunan/bangun
mineral.

Gambar 2.7 Sulfur warna cerat putih (Mulyaningsih, 2018)

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.8 Llimonit warna ceratnya orange (Mulyaningsih, 2018)

Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
kadang berbeda dengan warna mineralnya. Contoh: grafit berwarna coklat tetapi
warna ceratnya hitam, sulfur berwarna kuning dengan warna cerat putih, pirit
berwarna keemasan dengan warna cerat hitam, dan galena berwarna silver gelap
dengan cerat coklat gelap. Namun, tidak sedikit pula mineral yang menunjukkan
warna perawakannya dan warna ceratnya sama.

Gambar 2.9 Hematit warna ceranya merah bata (Mulyaningsih, 2018)

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.10 Magnesit warna ceratnya merah (Mulyaningsih, 2018)

Gambar 2.11 Granit warna ceratnya hitam (Mulyaningsih, 2018)

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.12 Galena warna ceratnya cokelat kekuningan (Mulyaningsih, 2018)

2.6 Bentuk Kristal dan Bentuk Mineral

Gambar 2.13 Analsim (putih dodekahedron), aegirin (prismatik panjang) dan


natrolit (putih prismatik panjang) (Mulyaningsih, 2018).

Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
kristal. Susunan internal kristal menentukan susunan eksternalnya; atau susunan
eksternal krisal mencerminkan susunan internalnya. Bentuk kristal dapat berupa
ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1. Dull / tanah / serbuk; yaitu mineral yang berbentuk serbuk atau tanah lepas-
lepas, contoh adalah talk dan mineral lempung yang lain, seperti ilit, smektit,
montmorilonit dan lain-lain.
2. Kubik; yaitu bentuk kristal yang memiliki enam (6) sisi dengan luasan yang
sama, sumbu a sama dengan sumbu b sama dengan sumbu c; α=β=γ = 90o;
contoh mineralnya adalah pirit, galena, analsim dan halit (garam).
3. Prismatik; yaitu bentuk mineral seperti prisma a≠b≠c dan α=β=γ = 90o;
memiliki 4, 6 atau 8 sisi dengan luasan masing-masing sisi tidak sama, contoh
mineralnya adalah piroksen, plagioklas dan anorthoklas.
4. Tabular (berlembar); yaitu bentuk mineral yang tersusun oleh kristal-kristal
secara tabular seperti buku, a≠b≠c dan α=β=γ = 90o; contoh mineralnya adalah
sanidin, mikroklin, biotit, dan muskovit.
5. Menjarum; yaitu bentuk mineral yang bersusunan prismatik panjang menyerupai
jarum kompas atau jarum jam, a≠b≠c dan α=90o, β=120o, γ=60o, contoh
mineralnya adalah horenblenda.
6. Hexagonal; yaitu bentuk prisma segi enam dengan empat sumbu, yaitu
a=a’≠b≠c; α= α’= 60o, β=90o, γ=90o, contoh mineralnya adalah nefelin.
7. Dendritik; yaitu bentuk mineral yang menyerupai pohon bercabang-cabang.
Mineral yang pertumbuhannya dendritik umumnya dipengaruhi oleh sistem air
permukaan dan bawah permukaan. Contoh mineralnya adalah filamen klorit
(inklusi Cl) dalam kuarsa dan filamen jaspilit yang dibentuk oleh inklusi Fe
dalam Jasper.
8. Geode; yaitu bentuk mineral yang tersusun atas beberapa lapisan konsentris
yang berwarna-warni yang melingkupi mineral prismatik dan mineral prismatik
piramidal yang tersusun secara radial, berpusat pada bagian tengah yang kosong,
contoh mineralnya adalah amethis. Warna amethis dibentuk oleh iradiasi unsur
besi trivalen (Fe3+) pada jel silika dengan jari-jari ionik yang besar. Beberapa
geode amethis sering juga terisi oleh pertumbuhan mineral kuarsa kaya Fe,
membentuk perlapisan yang bentuknya konsentris kuarsa bening dan juga
berbentuk kalsedon yang berwarna warna merah agak mirip ke kecoklatan.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan


seperti alat tulis menulis, loop (pembesaran 60X), kikir, porselen, kaca, paku, kawat
tembaga, lap kasar, lap halus, dan problem set minimal 10, sebelum mengamati
terlebih dahulu sediakan tabel klasifikasi batuan untuk mengetahui nama mineral
tersebut setelah itu siapkan beberapa contoh mineral yang akan dideskripsikan.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu melihat warna mineral tersebut yaitu warna
segar dan warna lapuknya. Langkah kedua menentukan ceratnya. Langkah ketiga
menentukan kilapnya, kilap disini terbagi menjadi dua yaitu kilap logam dan kilap
non logam. Kemudian langkah keempat menentukan belahannya apakah mineral –
mineral tersebut memiliki belahan yang bersifat conchoidal, hackly, even, atau
uneven. Langkah keempat praktikum dapat menentukan pecahannya. dan kemudian
menentukan komposisi kimia pada mineral tersebut, Selanjutnya dapat di tentukan
Tenacitynya. Selanjutnya langkah keenam menentukan sistem kristal, Isometric,
tetragonal, hexagonal, trigonal, orthorombic, monoclinic, triclinic. Langkah ketujuh
atau terakhir yaitu menentukan nama mineralnya.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengenalan Mineral 1


PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 1 Kekerasan : Kawat tembaga (3)


Warna Segar : Abu - abu Berat Jenis : 3,47
Warna Lapuk : Kuning Tenacity : Brittle
Cerat : Cokelat Komposisi Kimia : Ni, Mg
Kilap : Logam Sistem Kristal : Isometrik
Belahan : Tidak Sempurna Nama Mineral : Kalkopirit
Pecahan : Uneven Referensi : Tegap K. Purba, dkk
Keterangan : 1977, Geologi Umum
- Asosiasi : Berhubungan dengan mineral besi sulfide tambang yang mengkristal.
- Genesa : Terbentuk dari persenyawaan unsur tembaga dan besi.
- Kegunaan : Sebagai biji tembaga
- Keterdapatan : Bagian kerak bumi, gunung tegak pulau baja

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.2 Pengenalan Mineral 2

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 2 Kekerasan : Kikir baja(6,5-7)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 2,9 – 3,6
Warna Lapuk : Hitam Tenacity : Malleable
Cerat : Hijau Komposisi Kimia : (Si,Al)2O6
Kilap : Logam Sistem Kristal : Ortorombic
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Piroksin
Pecahan : Uneven Referensi : Wikipedia
Keterangan :
- Asosiasi : Banyak ditemukan pada batuan beku dan metamorf
- Genesa : Terbentuk dari kandungan magnesium dan besi yang tinggi suhunya,
kondisi pembentukannya hampir secara ekslusif terbatas pada suhu
yang tinggi
- Kegunaan : Sebagai bahan perhiasan
- Keterdapatan : Magelang, Jawa Tengah

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.3 Pengenalan Mineral 3

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 3 Kekerasan : Kikir baja (6,5-7)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 54,93
Warna Lapuk : Hitam Tenacity : Brittle
Cerat : Hitam Komposisi Kimia : Mn
Kilap : Non logam(tanah) Sistem Kristal : Tetragonal
Belahan : Tidak Sempurna Nama Mineral : Mangan
Pecahan : Hackly Referensi : Wikipedia
Keterangan :
- Asosiasi : Biasanya berada pada mineral manganite, sugilite dan purpurite.
- Genesa : Terbentuk dalam batuan vulkanik.
- Kegunaan : Digunakan pada indutri baja dan pembuatan mobil
- Keterdapatan : Kupang, Nusa tenggara timur

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.4 Pengenalan Mineral 4

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 4 Kekerasan : Kawat Tembaga (3)


Warna Segar : Hitam Berat Jenis : 3,2 – 3,9
Warna Lapuk : Hitam Tenacity : Malleable
Cerat : Putih Komposisi Kimia : Ca2(Na, K)
Kilap : Logam Sistem Kristal : Ortorombic
Belahan : Tidak Sempurna Nama Mineral : Amphibole
Pecahan : Uneven Referensi : Wikipedia
Keterangan :
- Asosiasi : Merupakan kelompok mineral silikat yang mengandung besi dan
magnesium.
- Genesa : Terbentuk akibat rekritalisasi mineral pada kondisi tekanan terarah.
- Kegunaan : Digunakan dalam konstruksi bangunan.
- Keterdapatan : Kabupaten bombana, Sulawesi Selatan.

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.5 Pengenalan Mineral 5

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 5 Kekerasan : Kuku Manusia 2,53)


Warna Segar : Coklat Berat Jenis : 2,3
Warna Lapuk : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : CaSo4 . 2H2O
Kilap : Non Logam(kaca) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Gipsum
Pecahan : Conchoidal Referensi : Wikipedia
Keterangan :
- Asosiasi : Mengandung karbonat dan juga sulfat
- Genesa : Proses penguapan yang merupakan hasil dari endapan air laut.
- Kegunaan : Sebagai bahan bangunan.
- Keterdapatan : Cirebon, Jawa Barat

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.6 Pengenalan Mineral 6

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 6 Kekerasan : Kikir baja (6,5 - 7)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 4,9
Warna Lapuk : Kuning Tenacity : Malleable
Cerat : Abu - abu Komposisi Kimia : FeS2
Kilap : Logam Sistem Kristal : Isometrik
Belahan : Tidak Sempurna Nama Mineral : Pirit
Pecahan : Uneven Referensi : Wikipedia
Keterangan :
- Asosiasi : Mengandung besi dan tembaga
- Genesa : Terbentuk dari gerakan pasang surut air laut
- Kegunaan : Sebagai bahan perhiasan
- Keterdapatan : Kota bitung, Sulawesi Utara

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.7 Pengenalan Mineral 7

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 7 Kekerasan : Kikir baja (6,5 - 7)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 2,64
Warna Lapuk : Putih Tenacity : Malleable
Cerat : Putih Komposisi Kimia : SiO4
Kilap : Non Logam(kaca) Sistem Kristal : Hexagonal
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Kuarsa
Pecahan : Conchoidal Referensi : Edo Gondless, 2016 Ate
Keterangan : Theia Rabbani, 2022
- Asosiasi : Mengandung mineral silikon dan dolomid
- Genesa : Terbentuk karena pengkristalan magma pada suhu 6000oC
- Kegunaan : Bahan pembuatan filter dan timer
- Keterdapatan : Pulau aruah, Kabupaten pekan hilir

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.8 Pengenalan Mineral 8

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 8 Kekerasan : Kawat Tembaga (3)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 2,2
Warna Lapuk : Putih Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : CaCo3
Kilap : Non Logam(kaca) Sistem Kristal : Trigonal
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Kalsit
Pecahan : Even Referensi : Geologinesia, 2016
Keterangan :
- Asosiasi : Mengandung asam sulfat dan belerang.
- Genesa : Terbentuk dari rekristalisasi laputan karbonat kaarena air bawah tanah
pada batu gamping.
- Kegunaan : Digunakan sebagai bahan pemutih.
- Keterdapatan : Gunung tangkuban perahu di danau putri, Jawa Barat.

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.9 Pengenalan Mineral 9

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 9 Kekerasan : Kawat baja (5,5 - 6)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 3,27 – 4,5
Warna Lapuk : Hijau Tenacity : Malleable
Cerat : Putih Komposisi Kimia : (A2SiO4)
Kilap : Logam Sistem Kristal : Ortorombic
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Olivin
Pecahan : Uneven Referensi : academia.eda
Keterangan :
- Asosiasi : Hubungannya termasuk mineral silikat.
- Genesa : Pendinginan magma yang lambat kemudian mengendap di bawah
dapur magma
- Kegunaan : Bahan tahan api pada baju pemadam kebakaran
- Keterdapatan : Gunung semeru, Jawa timur

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.10 Pengenalan Mineral 10

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUH. FATHURRAHMAN R
HARI/TGL: KAMIS, 03 MARET 2022 STB : 09320200139

Nomor Peraga : 10 Kekerasan : Kikir baja (6,5 - 7)


Warna Segar : Cokelat Berat Jenis : 2,56
Warna Lapuk : Merah muda Tenacity : Brittle
Cerat : Putih Komposisi Kimia : KALSi3O8
Kilap : Non Logam(Damar) Sistem Kristal : Monoklin
Belahan : Sempurna Nama Mineral : Feldspar
Pecahan : Uneven Referensi : academia.edu
Keterangan :
- Asosiasi : Berhubungan dengan mineral granit dan metamorf
- Genesa : Terbentuk dari kristalisasi magma
- Kegunaan : Sebagai bahan pembuatan keramik
- Keterdapatan : Bangka belitung, Riau

ASISTEN PRAKTIKAN

( JUMAIN ZAKARIAH ) ( MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN )

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sampel 1 (Kalkopirit)

Gambar 4.1 Kalkopirit

Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem
bersudut empat. Kalkopirit mempunyai komposisi kimia yaitu (Ni, Mg). Kalkopirit
seperti kuningan yang mempunyai warna kuning keemasan, dan mempunyai skala
kekerasan 3, Lapisan nya adalah diagnostik seperti sedikit warna hijau kehitam. Pada
saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi dengan
berbagai oksida, hidroksid dan sulfates. Rekanan Mineral Tembaga meliputi sulfida
bornite (Cu5FeS4), chalcocite (Cu2S), covellite (CuS), digenite (Cu9S5); karbonat
seperti perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite ( Cu2O). Kalkopirit
jarang ditemukan bersama-sama tembaga murni. Kalkopirit sering diacungkan
dengan pirit. Kolkopirit kristalnya jarang dan lebih sedikit rapuh. Warna kalkopirit
kuning gelap dengan sedikit warna kehijau – hijauan dan kilap berminyak diagnostic.
Genesa (pembentukan):
Mineral kalkopirit banyak terdapat di Indonesia bagian timur, yaitu di
daerah Papua dan juga bagian kerak bumi daerah gunung tegak pulau baja.
Kalkopirit mudah di daerah yang banyak menganadung emas dan tembaga.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.2 Sampel 2 (Piroksin)

Gambar 4.2 Piroksin

Piroksen dinamai pada tahun 1796 oleh Rene Just Haüy dari kata Yunani yaitu
api (πυρ) dan orang asing (ξένος). Piroksen dinamai demikian karena terdapat dalam
lava gelas atau vitreous. Piroksen pada mulanya disebut "augit", tetapi kemudian
diubah namanya sebagai nama sebuah kelompok mineral yang serupa secara
struktural dan kimia. Piroksen merupakan kelompok besar mineral inosilikat (rantai
silikat) dengan rumus kimia umum (Si, Al)2O6. Kelompok mineral ini dibagi menjadi
2 sub kelompok yaitu clino-piroksen (monoklin) dan orto-piroksen (ortorombik).
Dibawah ini disajikan informasi dan data mengenai mineral piroksen
Genesa (pembentukan):
Ada 2 jenis varietas piroksen yaitu Al-piroksen yang merupakan piroksen
dengan 25% ikatan tetrahedral ditempati oleh unsur Al dan Fe-rich piroksen yang
secara petrologi ditujukan untuk piroksen yang kaya zat besi. Beberapa varietas
masih mengandung juga besi dan alumunium atau mangan, natrium dan litium.
Urutan mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan penurunan
suhu dapat dilihat pada Bowen’s Reaction Series. Pada seri reaksi Bowen terdapat 2
kelompok, yaitu seri terputus (discontinuous series), dimana mineral yang terbentuk
mempunyai struktur kristal dan komposisi yang berbeda-beda

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.3 Sampel 3 (Mangan)

Gambar 4.3 Mangan

Mangan merupakan logam keras dan getas berwarn abu-abu merah muda, putih
keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mineral mangan tersebar secara
luas dalam banyak bentuk; oksida, silikat, karbonat adalah senyawa yang paling
umum. Penemuan sejumlah besar senyawa mangan di dasar lautan merupakan
sumber mangan dengan kandungan 24%, bersamaan dengan unsur lainnya dengan
kandungan yang lebih sedikit.
Genesa (pembentukan), Penelitian mengenai endapan mangan di lakukan di
daerah Plarung, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah
penelitian, mengetahui karakteristik mineralogi dan geokimia endapan mangan serta
genesa pembentukan endapan mangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu berupa pengambilan data lapangan dan juga analisis laboratorium yang terdiri
dari analisis petrografi, mikroskopis bijih, XRD (X-Ray Difraction) dan XRF (X-Ray
Fluorescense). Endapan mangan yang ditemukan di lokasi penelitian ini berasosiasi
dengan batu gamping yang berasal dari Formasi Wonosari. Endapan mangan tersebut
ditemukan pada beberapa titik lokasi yang hadir sebagai nodul dalam batu gamping.
Endapan mangan yang berada pada lokasi ini terbentuk disekitar zona sesar dan juga
sekitar kontak litologi antara batu gamping dan perselingan antara batupasir tufan

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

dengan batu lanau tufan yang berasal dari Formasi Semilir. Endapan mangan yang
berada di daerah Plarung ini merupakan endapan mangan residual. Jenis mineral
mangan yang ditemukan berupa mineral pirolusit, manganit dan juga psilomelan.
Berdasarkan pada hasil analisis geokimia pada nodul mangan memiliki prosentase
sekitar 52,82%-56,49%, batu gamping sekitar 0,086%-1,16% sedangkan pada batu
pasir tufan sekitar 0,065%-0,077%. Data analisis geokimia dibuat korelasi antara
unsur Co+Ni Vs As+Cu+Mo+Pb+V+Zn menunjukkan bahwa endapan mangan
tersebut merupakan endapan non hidrotermal tipe endapan residual.

4.2.4 Sampel 4 (Amphibole )

Gambar 4.4 Amphibole

Mineral yang ke empat yaitu nomor peraga 4 yang dimana mineral ini memiliki
warna lapuk yaitu warna cokelat dan memiliki warna segar yaitu warna hitam di
karenakan mineral ini mengandung Fe atau zat besi. Mineral ini memiliki cerat
berwarna putih, terlihat pada saat mineral di gores pada porselen, memiliki kilap
logam karena dapat memantulkan cahaya yang diberikan. Memiliki belahan tidak
sempurna dan pecahan uneven dikarenakan permukaannya yang kasar. Mineral ini
kekerasannya di uji menggunakan kawat tembaga dan berat jenisnya 2,3 – 3,3.
Tenacity nya malliable, memiliki komposisi kimia (Na Ca)2(Mg Fe Al)3(Si
Al)8O22(OH) dan sistem kristalnya monoklin dan ortorombik. Nama mineral ini
adalah ampibol dan sifat fisiknya di dapat di buku referensi rock and mineral.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Terbentuk karena proses pembekuan magma pada suhu sekitar 700-600


derajat Celcius. Basalt yang termetamorvosis membentuk orto-amphibole dan satuan
batuan lainnya dengan kimia yang tepat membentuk amphibole. Mineral ini
dipertemukan di german, USA, Prancis, Canada. Mineral ini biasanya digunakan
dalam pembuatan asbes dan digunakan pada industri tekstil

4.2.5 Sampel 5 (Gypsum)

Gambar 4.5 Gypsum

Gipsum adalah mineral hidrous kalium sulfat (CaSO4 2H2O) yang terjadi di
alam, berbentuk endapan sedimen mendatar dan dekat dengan permukaan bumi dan
memiliki sebaran yang luas. Gipsum sering berasosiasi dengan batu kapur, batu
serpih, batu pasir, marmer, dan lempung. Mineral lain yang selalu berasosiasi dengan
gipsum ialah anhidrit (CaSO4), mineral sulfat sejenis gipsum tetapi tidak
mengandung kristal H2O. Sebagian besar endapan gipsum terbentuk dari air laut dan
hanya sedikit yang berasal dari endapan danau yang mengandung garam. Gipsum
juga dapat terjadi dari hasil kegiatan vulkanik, gas H2S dari fumarol bereaksi dengan
kapur dan hasil pelapukan batuan.
Genesa (pembentukan):
Gipsum mempunyai sifat fisik berwarna putih, kuning, abu-abu, merah
jingga, hitam bila tak murni. Spesifik gravity 2,3. Kekerasan 2,0 (skala Mohs).

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Bentuk mineral kristalin, serabut dan masif dan mempunyai bermacam-macam kilap
seperti "vitreous", "silky", dan "sugary". Gipsum digunakan sebagai bahan baku atau
bahan penolong pada industri semen, pertanian, bahan bangunan dan lain-lain. Jika
pembuatan semen sudah berbentuk klinker maka gipsum (atau campuran gipsum dan
anhidrit) akan dicampurkan dan digerus bersama-sama klinker tadi sehingga menjadi
semen Portland. Gipsum yang sudah di Kalsinasi dapat digunakan di sektor
kontruksi untuk "wall board" dan partisi, yaitu gipsum plaster.

4.2.6 Sampel 6 (Pirit )

Gambar 4.6 Pirit

Mineral yang ke delapan yaitu mineral dengan nomor peraga 6 yang dimana
mineral ini memiliki warna lapuk yaitu warna cokelat dan memiliki warna segar
berwarna kuning. Mineral ini memiliki cerat berwarna abu-abu, terlihat pada saat
digores pada permukaan kasar porselen, memiliki kilap logam karena dapat
memantulkan cahaya yang diberikan. Memiliki belahan tidak sempurna dan
pecahannya uneven, mineral ini kekerasannya di uji menggunakan kikir baja dan
berat jenisnya yaitu 5-5,2. Tenacity nya itu malleable, memiliki komposisi FeS2 dan
sistem kristalnya isometrik. Nama mineralnya ini adalah pirit dan sifat fisiknya di
dapat di buku referensi rock and mineral.
Pembentukan mineral ini berasal dari proses hidrotermal adalah suatu jenis
endapan sulfida mafik terbentuk dari hasil pretisipasi larutan hidromental yang

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

diaurkan ke dasar laut melalui saluran. Pirit biasanya berasosiasi dengan sulfida atau
oksidasi dalam urat kuarsa, batuan sedimen, dan batuan metamorf serta dilapisan
batu bara dan sebagai mineral pengganti di dalam fosil. Keterdapatannya biasanya
dalam batuan beku, batuan metamorf dan sedimen. Kegunaannya pirit sebagai bijih
utama dalam memproduksi sulfur (belerang) dan asam sulfat.

4.2.7 Sampel 7 (Kuarsa)

Gambar 4.7 Kuarsa

Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua
bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa merupakan
mineral yang paling berlimpah ditemukan di permukaan bumi dan sifatnya yang unik
dapat membuatnya menjadi salah satu mineral yang paling berguna.
Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi.
Mineral ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa banyak
ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen.
Genesa (pembentukan):
Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah
yang membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan
gurun pasir. Kuarsa dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resistent. Tambang
deposit kuarsa banyak ditemukan di seluruh dunia.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Kuarsa merupakan salah satu bahan alami yang paling berguna. Kegunaannya selalu
dihubungkan dengan sifat fisik dan kimianya. Mineral kuarsa memiliki kekerasan 7
pada Skala Mohs yang membuatnya sangat resisten. Hal ini disebabkan karena ikatan
struktur kimianya yang dapat berhubungan dengan berbagai macam unsur.Kursa
memiliki sifat listrik dan tahan panas yang berguna dalam produk elektronik.

4.2.8 Sampel 8 (Kalsit)

Gambar 4.8 Kalsit

Mineral yang keempat yaitu nomor peraga 8 yang dimana mineral ini memiliki
warna lapuk abu-abu dan memiliki warna segar putih. Mineral ini memiliki cerat
berwarna putih pula, terlihat pada saat mineral digores di porselen, memiliki kilap
non logam (kilap kaca), karena mineral ini tembus cahaya. Memiliki belahan
sempurna dan pecahan even, mineral ini kekerasannya diuji menggunakan kawat
tembaga, dan berat jenisnya 2,71. Tenacitynya Sectille memiliki komposisi kimia
yaitu CaCO3 , dan sistem kristalnya yaitu hexagonal. Nama mineral ini adalah kalsit,
dan sifat fisiknya didapat di buku referenssi rock and mineral.
Terbentuk oleh presipitasi kimia melalui penguapan yang kaya akan kalsium
di karbonat. Dalam suatu presentasi berai tertentu, mineral pengotor klasit tersebut
akan membentuk mineral kapur lainnya. Ini bergantung pada kandungan mineral
pengotornya. Mineral ini dipertemukan di Jerman, USA, England dan yang terakhir

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Mexico. Mineral ini banyak digunakan di sektor industri contohnya PT. Bosowa yang
menggunakan kalsit sebagai bahan baku semen.

4.2.9 Sampel 9 (Olivin)

Gambar 4.9 Olivin

Mineral yang ke dua yaitu mineral dengan nomor peraga 9 yang dimana
mineral ini memiliki warna lapuk yaitu warna coklat dan memiliki warna segar yatu
warna hijau tapi warna lapuknya itu warna coklat karena mengandung Fe atau zat
besi. Mineral ini memiliki cerat berwarna putih, terlihat pada saat mineral di gores
pada porselen. Memiliki kilap non logam (kilap kaca) karena cahaya dapat tembus
pada mineral, memiliki belahan tidak sempurna dan dan pecahan uneven, mineral ini
kekerasannya di uji menggunakan paku baja dan berat jenis 3,27 – 4,20. Tenacity nya
brittle, memiliki komposisi kimia (N9 Fe)2 SiO4, dan sistem kristal yaitu ortorombik.
Nama mineral ini adalah olivin dan sifat fisiknya di dapat di buku referensi rock and
mineral.
Kristal olivin terbentuk selama proses pendinginan magma yang lambat
kemudian mengendap di bagian dapur magma karena destinasinya yang relatif tinggi.
Olivin adalah sekelompok mineral pembentukan batuan banyak ditemukan dalam
batuan mafik dan ultramafic seperti basalt, gabro, dunit, diabas, dan perodit. Mineral
olivin ini di pertemukan di eivel. San carlos, arizona, burna, dan italia. Kegunaannya
untuk menghilangkan pengotor baja dan pembuatan batu bata tahan api.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.10 Sampel 10 (Feldspar)

Gambar 4.10 Feldspar

Pada awalnya istilah "spar" digunakan untuk menamakan setiap mineral


selain dari Feldspar itu sendiri, seperti kepada barit, kalsit dan fluorit (Rogers dan
Neal, 1975), sebagai contoh istilah barium Feldspar. Dalam hal ini pengertian
Feldspar untuk keperluan komersial hanya mengacu kepada 3 mineral silikat yang
mempunyai formula K3AlSi3O8 (ortoklas atau mikroklin), NaAlSi3O8 (albit) dan
CaAl2Si2O8 (anortit). Dua yang terahir adalah mineral-mineral yang termasuk ke
dalam kelompok plagioklas. Di alam ketiganya hampir tidak ditemukan dalam
bentuk murni tetapi terdapat bersamaan secara melimpah.
Genesa (pembentukan):
Terbentuk dari proses kristalisasi magma, Feldspar biasanya berasosiasi
dengan batuan granitis dan metamorfis, paling umum dijumpai pada batuan beku
korok pegmatis (lihat disini contoh batuan beku). Pegmatit yang mempunyai nilai
komersial umumnya mempunyai bentuk seperti lensa dengan panjang bervariasi dari
0,3 sampai 1500 m. Karena terbentuk langsung dari proses kristalisasi magma, jenis
Feldspar ini disebut Feldspar primer, berukuran kasar dan terdapat berasosiasi
dengan kuarsa. Kehadiran kuarsa ini bersifat pengotor yang harus dipisahkan pada
saat pengolahan. Untuk keperluan komersial, Feldspar primer harus mempunyai
kadar alkali total (K2O + Na2O) lebih dari 10%.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini, saya dapat menjelaskan definisi dari mineral,
saya dapat membedakan klasifikasi dan sifat fisik yang terdapat di mineral dan juga
Dan kami juga dapat mineral, mulai dari menentukan warna segar, warna lapuk,
cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasa, berat jenis, tenacity, sistem kristal serta
menentukan nama mineral dan komposisi kimianya,
Mineral juga didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral dapat
kita jumpai di mana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Pengertian mineral dari sudut pandang ilmu geologi merupakan suatu benda
yang dibentuk dengan melalui proses dari alam dan pada umumnya bentuknya padat
serta tersusun dari beberapa kandungan kimia. Mineral merupakan sebuah substansi
anorganik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang kecil guna berbagai fungsi
tubuh. Vitamin berbeda dengan mineral, hal ini karena vitamin merupakan senyawa
yang terdiri dari berbagai unsur. Kandungan mineral dari berbagai jenis makanan
biasanya disebut “abu”, hal ini karena mineral ialah produk yang tersisa dari
makanan setelah seluruh makanan tersebut dihancurkan pada suhu yang tinggi atau
didegradasi oleh bahan kimia.

5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
Saran untuk laboratorium akan lebih baik lagi jika laboratorium menyediakan
bingkai kaca buat batu/mineral yang berharga agar awet dan indah.
5.2.2 Asisten
Akan lebih baik lagi para kakak asisten lebih memberi semangat yang lebih
kepada praktikan dalam menjalankan praktikum agar para praktikan dapat
melakukan praktikum dengan lebih baik lagi.

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy Setia. 2004. “ Batuan dan Mineral “.Nova. Bandung


Sukandarrumidi. 2014. “ Geologi Umum: Bagian pertama”. Universitas Gadjah
Mada. Yokyakarta
Tegap K. Purba, dkk 1977, “Geologi Umum”. Universitas Gadjah mada,
Yokyakarta
Tim asisten laboratorium batuan . Penuntun Praktikum Geologi dasar. Universitas
Muslim Indonesia Makassar.
https://www.academia.edu/29192092/MINERAL_DAN_MINERALOGI_

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mineral

JUMAIN ZAKARIAH MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN


09320190221 09320200139

Anda mungkin juga menyukai