Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMETAAN

(Alat-alat Pemetaan)

Oleh :
Muh. Fathurrahman Rajiman 09320200139

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemetaan di Indonesia umumnya masih dilakukan dengan alat ukur tanah
theodolit untuk mendapatkan titik-titik koordinat di suatu wilayah. Setiap alat ukur
berpindah tempat, sebanyak itu pula harus dilakukan pengkondisian agar didapat
data yang akurat. Faktor emosi dari operator alat sangat mempengaruhi akurasi
hasil pengukuran yang pada akhirnya mempengaruhi akurasi peta yang dihasilkan.
Waktu pengerjaan hingga dihasilkan peta pun sangat lama. (Iskandar. 2008)
Saat ini, teknologi GPS sudah menghasilkan alat penerima data koordinat
posisi yang kompak dan cukup murah dengan akurasi yang memadai. Dengan
penerima GPS ini, informasi koordinat sebuah titik di muka bumi bisa diperoleh
dengan cepat dan bisa menjangkau semua titik di permukaan bumi. Sementara itu,
teknologi pengolahan data berukuran besar juga sudah tersedia berupa produk-
produk teknologi komputer, baik hardware maupun software seperti Google Earth.
Dengan menggabungkan penerima GPS sebagai alat akuisisi data dan
Mikrokontroller Arduino sebagai pengolah data, bisa diperoleh sistem pemetaan
yang cepat dan akurat untuk berbagai macam keperluan, misalnya: pariwisata,
industri, tata kota, batas wilayah, dan sebagainya. (Frick, Heinz. 1979)
Tujuan dari sistem ini adalah mempermudah untuk melakukan pemetaan suatu
wilayah dengan menentukan batas-batas wilayah tersebut dari data korrdinat yang
diperoleh. Kelebihan dari aplikasi ini adalah dengan menerapkan GPS Shield dan
Mikrokontroller Arduino maka dengan mudah pengguna depat mengetahui batas-
batas wilayah yang dipetakan dan di visualisasikan melalui media Google Earth
yang notabennya merupakan Software peta bumi tercanggih saat ini dan hasil dapat
dilihat. Selain Google Earth ada juga yang dapat digunakan untuk pemetaan seperti
Peta itu sendiri, Automatic Level, Theodolit, Total Station dan Drone.

B. Tujuan
1. Spesifikasi Alat
2. Penggunaan Alat
3. Kelebihan dan Kekurangan Alat
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peta
A. Spesifikasi Peta

a. Berdasarkan Skalanya
1. Peta Kadaster / Peta teknik skala 1 : 100 – 1 : 5000 Digunakan untuk
membuatpeta luas tanah, sertifikat tanah.
2. Peta skala besar 1 : 5001 – 1: 250.000 Digunakan untuk membuat peta
yangsempit, desa, kecamatan, kota.
3. Peta skala sedang 1 : 250.001 – 1: 500.000 Digunakan membuat peta propinsi.
4. Peta skala kecil 1 : 500.001 – 1 : 1.000.000 Digunakan untuk membuat peta
Negara-negara.
5. Peta skala geografis skala lebih dari 1 : 1.000.000 Digunakan membuat
petabenua, kawasan, peta dunia.
b. Berdasarkan Isinya
1. Peta Umum atau Peta Ikhtisar Peta umum adalah peta yang memberikan
banyak informasi. Peta ini menggambarkan gambaran umum baik
ketampakan atau medan asli maupun buatan manusia atau baik ketampakan
fisis maupun sosial budaya. Misalnya sawah, sungai, gunung, jalan dan kota.
B. Penggunaan Peta
1. Pilih peta yang ingin digunakan,
2. Orientasikan peta,
3. Pelajari legenda untuk memahami peta,
4. Perhatikan garis lintang dan garis bujurnya,
5. Perhatikan skalanya.

C. Kelebihan dan Kekurangan Peta


a. Kelebihan Peta :
1. Bisa gunakan skala yang kita mau,
2. Mudah dibawa,
3. Mudah dibaca,
4. Memuat secara umum dan juga bisa dibuat peta yang spesifik komoditas.
5. Dapat mengetahui letak tempat dengan benar.
b. Kekurangan Peta :
1. Tidak semua orang bisa membuatnya,
2. Biaya pembuatan kemungkinan mahal,
3. Untuk peta yang besar penyimpanannya memakan ruang.

2. Automatic Level
A. Spesifikasi Automatic Level
1. Pembesaran 24x.
2. Tingkat tahan air IPX6.
3. Fokus pendek (1,6 ft. min.) redaman magnetik.
4. Lingkaran horizontal 360-derajat.
B. Penggunaan Automatic Level
1. Pastikan garis mendatar diafragma pada waterpass tersebut berada dalam
posisi tegak lurus terhadap sumbu I. Kebanyakan bagian yang juga disebut
benang silang mendatar ini sudah dirancang sedemikian rupa oleh
produsennya agar tegak lurus dengan sumbu I.
2. Atur posisi garis arah nivo supaya tegak lurus terhadap sumbu I. Jika sumbu
I telah diposisikan vertikal, maka gelembung nivo akan tetap seimbang
walau teropong diputar-putar. Artinya tingkat kerataan garis bidik pun
sudah dipastikan selalu datar.
3. Buat garis bidik berada dalam posisi yang sejajar dengan garis arah nivo.
Tujuannya agar kita bisa memastikan garis arah benar-benar mendatar.
Perlu diketahui, yang digunakan untuk mengukur ketinggian titik-titik
nantinya hanyalah garis bidik mendatar.
4. Garis vertikal merupakan garis yang mengarah ke bumi dan nilainya sama
dengan garis menurun.
5. Bidang horisontal yaitu bidang yang posisinya selalu tegak lurus terhadap
garis vertikal. Bentuk bidang horisontal ini agak melengkung mengikuti
bentuk permukaan air laut.
6. Bidang datum ialah bidang yang berperan sebagai referensi untuk
menentukan ketinggian. Sebagai contoh, misalnya yakni permukaan air laut
rata-rata atau Mean Sea Level (MSL).
7. Elevasi adalah jarak vertikal yang diukur terhadap bidang datum.
8. Banch mark merupakan titik yang sudah diketahui elevasinya. Banch mark
seringkali dipakai sebagai pedoman untuk mengukur elevasi lingkungan di
sekitarnya.
9. Mulailah menggunakan waterpass dengan membuat garis sumbu horisontal.
Perhatikan kedudukan tingkat mendatasnya melalui tabung nivo.
10. Di skala utama, ketahui besar derajat dan menit dengan memperhatikan
jarum yang mengimpit pada skala. Ingat, setiap titik pada skala utama
memiliki nilai sebesar 10′.
11. Sementara di skala nonius, ketahui besar derajat jarum yang berhimpitan
dengan skala. Ingat, besar setiap sudut pada skala nonius adalah 20″.
12. Cara membaca hasil pengukuran ketinggian titik-titik menggunakan
waterpass yaitu dengan menjumlahkan hasil bacaan skala utama ditambah
dengan skala nonius.

C. Kelebihan dan Kekurangan Automatic Level


a. Kelebihan Automatic Level
1. Dapat mengukur sebuah benda atau garis dalam posisi rata pengukuran
secara horizontal maupun vertikal,
2. Ukuran yang lebih kecil dan ringan,
3. Memberikan pandangan yang sangat terang dan tajam.
b. Kekurangan Automatic Level
1. Tidak mampu menentukan koordinat suatu titik,
2. Hanya mampu membaca tingkat elevasi,
3. Sangat sensitif terhadap cahaya.
3. Theodolit
A. Spesifikasi Theodolit
1. Mengukur sudut horisontal dan vertikal
2. Akurasi 7 detik
3. Laser point Long-range
4. Akurasi laser yang pin-point
5. 2.5-inch teleskop menyelesaikan kekuasaan
6. Mutlak encoder
7. Pencahayaan reticle
8. Optical menurun
9. Tahan air dan tahan debu ke IP-66
10. Layar LCD ganda backlit
11. Masa hidup baterai 140jam

B. Penggunaan Theodolit
1. Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di
tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci
klem. Gunakan adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan
objek antara dua lampu vertikal dalam penglihatan.
2. Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus
untuk mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari
referensi Anda diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada
skala penyesuaian halus (mis. 30 derajat 10’30 “).
3. Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil
memindahkan theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara
vertikal pada objek Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan
tombol penyesuaian vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada
titik yang Anda pilih.
4. Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari
skala vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk
skala horizontal. Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian
horizontal kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian
sesuaikan untuk pengukuran horizontal akhir.
5. Kedua koordinat ini memberikan sudut yang tepat antara referensi Anda dan
titik minat Anda, tetapi Anda juga dapat mengukur sudut antara dua titik
dengan membandingkan dua pengukuran mereka, atau dengan menetapkan
titik pertama sebagai referensi.

C. Kelebihan dan Kekurangan Theodolit


a. Kelebihan Theodolit
1. Dapat Memetakan suatu wilayah dengan cepat
2. Jam tangan merupakan alat yang sangat praktis dan sangat mudah karena
perhitungannnya sudah dikemas dalam bentuk program pada kalkulator
dan excel,
3. Arah kiblat yang dihasilkan masih bisa ditolerir untuk seluruh wilayah
Indonesia.
b. Kekurangan Theodolit
1. Pada saat Matahari mendekati titik kulminasi, maka bayangan benda akan
sangat pendek, sehingaa saat pembidikan akan mengalami kesulitan
2. Jam tangan analog tidak dapat digunakan ketika cuaca mendung atau tidak
ada sinar Matahari,
3. Pada jam tangan hanya terdapat titik-titik yang menunjukkan jam dan menit
saja. Sedangkan titik yang menunjukkan detik tidak ada.

4. Total Station
A. Spesifikasi Total Station
1. Perlindungan air dan debu dengan IP54.
2. Akurasi yang tinggi ± (2mm + 2 ppm x D) m.s.e dan pengukuran rentang
yang panjang hingga 2.000m dengan prisma tunggal.
3. Peningkatan Encorder Absolute dengan pengukuran yang stabil tanpa
adanya kesalahan.
4. Dual axis sensor dari kedua sumbu X dan Y, dengan pembacaan sudut
horizontal dan vertikal secara otomatis.
5. Kapasitas memori ekstra besar hingga 24.000 poin data.
6. Fungsi aplikasi serbaguna untuk pengumpulan data, survey, layout,
perhitungan jalan, dan lain – lain

B. Penggunaan Total Station


1. Set-Up alat Total Station,
2. Membuat job,
3. Mencari sudut Azimuth pendekatan dengan kompas,
4. Memasukkan koordinat tempat berdiri alat,
5. Memasukkan Backsight (BS),
6. Melakukan pengukuran Foresight,
7. Pindahkan alat ke titik selanjutnya (P1).

C. Kelebihan dan Kekurangan Total Station


a. Kelebihan Total Station
1. Mengurangi kesalahan dalam pencatatan data,
2. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer,
3. Mempercepat dan mempermudah proses pengambilan data.
b. Kekurangan Total Station
1. Sangat bergantung pada sumber tegangan sehingga kita harus selalu
memiliki dan membawa cadangan sumber tegangan yangn cukup selama
melakukan pekerjaan,
2. Tidak memberikan Hard copy catatan lapangan.
3. Memerlukan latihan tidah hanya survey,
4. Harga yang mahal,
5. Ketergantungan akan sumber daya manusia yang ada.
5. Drone
A. Spesifikasi Drone

1. 249g Ultralight,
2. Waktu penerbangan Maksimal 30 menit,
3. Transmisi Video HD 4 km,
4. Vision Sensor GPS Precise Hover,
5. 3 Axis Gimbal 2.7K Camera,
6. Perekaman dan Pengeditan Sederhana.
B. Penggunaan Drone
1. Memahami dan menaati peraturan penggunaan drone yang sudah
ditetapkan,
2. Menerbangkan di tempat yang luas,
3. Menghidupkan drone,
4. Mengaktifkan Fitur Return-To-Home,
5. Menerbangkan secara perlahan,
6. Memanfaatkan dan pahami fiture yang ada.
7. Mendaratkan secara perlahan jika telah digunakan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Drone


a. Kelebihan Drone
1. Performa dan kualitas dalam pengambilan gambar atau vidio,
2. Mudah dikontrol,
3. Ada yang dilengkapi sensore Gravity,
4. Tidak mudah terbawa angin,
5. Mempermudah pekerjaan.
b. Kekurangan Drone
1. Baterai yang kurang tahan lama,
2. Beresiko terjadi kecelakaan,
3. Harga mahal untuk drone tambang.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan ini dapat saya Tarik kesimpulan bahwa di dalam survey pemetaan
itu terdapat berbagai macam alat yang menunjang agar didalam praktek dapat
mempermudah dan mempercepat pekerjaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz. (1979). Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius

Iskandar. (2008). Teknik Survei dan Pemetaan. Jakarta : Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan
https://www.academia.edu/16804894/ALAT_ALAT_UKUR_ILMU_UKUR_TA
NAH

Anda mungkin juga menyukai