Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

KERANGKA TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka


Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan;
sebuah disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan
mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan lingkungan, pengolahan
informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan untuk
berbagai kebutuhan. Survei memiliki peran yang sangat penting sejak awal
peradaban manusia. Diawali dengan melakukan pengukuran dan menandai
batas-batas pada tanah-tanah pribadi. Dengan berlalunya waktu,
kepentingan akan bidang survei terus meningkat dengan meningkatnya
permintaan untuk berbagai peta dan jenis spasial terkait informasi lainnya
dan memperluas kebutuhan untuk menetapkan garis yang akurat dan untuk
membantu proyek konstruksi. Pada saat ini peran pengukuran dan
pemantauan lingkungan kita menjadi semakin penting, hal itu disebabkan
semakin bertambahnya populasi manusia, semakin tingginya harga sebidang
tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan aktivitas manusia
yang menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita. Di
zaman modern seperti saat ini, dengan bantuan komputer dan teknologi
satelit surveyor dapat mengukur, memantau bumi dan sumber daya alam
secara global. Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk seperti;
membuat keputusan perencanaan, dan perumusan kebijakan dalam berbagai
penggunaan lahan pengembangan sumber daya, dan aplikasi pelestarian
lingkungan.

2.2. Pengertian Total Station


Total Station (TS) adalah alat pengukur jarak dan sudut (sudut
horisontal dan vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori,
sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian
didownload dan diolah. Total station merupakan semacam teodolit yang

4
5

terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik atau biasa disebut


sebagai Electronic Distance Meter (EDM) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Hasil pengukuran dapat direkam ke dalam memori
internal Total Station dan dapat ditransfer ke komputer pribadi. Kemampuan
dasarnya adalah dapat melakukan pengkuran dengan rentang jarak yang
jauh, cepat, dan akurat. Total Station mengukur sudut dan jarak ke berbagai
titik yang disurvei melalui koordinat dari titik yang diamati (x, y, dan z atau
utara, timur, dan elevasi) relatif terhadap Total Station dihitung
menggunakan fungsi trigonometrik/geometris.
Total Station banyak digunakan di banyak lokasi konstruksi. Dalam
banyak kasus, ini tidak sepenuhnya digunakan karena pengguna tidak
menyadari kemampuan operasional penuhnya. Total Station yang digunakan
untuk leveling termasuk dalam klasifikasi leveling tidak langsung. Dengan
akurasi yang tinggi, total station dapat digunakan untuk banyak pekerjaan
umum seperti pembangunan jalan, bandara, pelabuhan, dan lain-lain.
6

Gambar 2.1 Total Station

Berikut ini fungsi dan bagian-bagian pada alat Total Station adalah
sebagai berikut :
 Lensa Objektif berfungsi untuk melihat atau mengamati benda yang
akan diukur oleh totatl station posisi bayangannya dapat di sesuaikan.
 Visir adalah garis tetap sebagai garis penghubung antara titik tengah
lensa okuler dengan lensa objektif dan titik silang yang di tempatkan
pada diafragma .
 Sumbu Datar berfungsi untuk patokan sumbu Horizontal atau mendatar.
 Nivo Skala Tegak berfungsi untuk mengatur kedudukan total station
menjadi rata atau centering.
 Pengatur Bayangan Lensa berfungsi sebagai pengatur fokus lensa agar
tidak berbayang .
 Alat Pembaca berfungsi sebagai sistem pembacaan alat pembaca pada
keadaan garis teropong pada alat ukut.
 Pengatur Lensa Okuler berfungsi sebagai pengatur khusus pada lensa
okuler.
 Nivo Tabung berfungsi agar nivo yang berguna pengatur centering
melihat dari gelembung. .
7

 Knob Gerak berfungsi sebagai penggerak Total station yang horizontal


atau mendatar.
 Lingkaran Skala Mendatar berfungsi sebagai pemutar skala pada
horizontal atau mendatar.
 Kunci Lingkaran Horizontal berfungsi agar tidak goyang dan akurat
saat proses pembacaan objek yang di tembakan .
 Tribarch berfungsi sebagai alat centering pada optis yang seperti plat
nivo kotak .
 Sekrup Pengatur Nivo kotak berfungsi sebagai pengatur bagian pada
nivo kotak.

2.3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum Total Station Digunakan


Syarat – syarat yang harus dipenuhi alat Total Station sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar dan maksimal adalah sebagai
berikut :
1. Posisi sumbu pertama harus benar-benar tegak lurus atau vertikal.
2. Posisi sumbu kedua harus benar-benar mendatar atau horizontal.
3. Posisi sumbu kedua harus benar-benar tegak lurus dengan posisi sumbu
pertama.
4. Periksa ketelitian bacaan antara jarak vertikal dan jarak horizontal.
5. Periksa ketelitian bacaan sudut horizontal.
6. Perkirakan kemampuan software yang digunakan untuk menghitung hasil
koordinat.
7. Perkirakan kemampuan software yang digunakan untuk menghitung hasil
perbedaan ketinggian.  
Setelah memeriksa dan memenuhi persyaratan penggunaan total
station, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah memeriksa semua
bagian alat ukur survei tersebut, apakah dapat berfungsi dengan baik atau
tidak. Dengan persyaratan yang sudah terpenuhi dan total station yang
dalam kondisi bagus, agar dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan
akan mendapatkan data-data yang akurat.
8

Berikut ini adalah bagian-bagian Total Station yang harus


diperhatikan agar Total Station bekerja lebih maksimal:
1. Semua klem dan sekrup yang akan digunakan untuk pengaturan harus
berfungsi dengan baik dan benar.
2. Semua nivo, baik nivo tabung maupun nivo kotak, juga harus berfungsi
dengan baik.
3. Display harus berfungsi dengan baik agar data-data yang ditampilakn
dapat terbaca denga jelas.
4. Lensa pada teropong harus benar-benar cerah, jernih, dan dalam kondisi
yang baik.

2.4. Alat-alat Pendukung yang dipakai dalam Total Station


 Prisma Poligon (1 Unit)
Berfungsi sebagai alat untuk pembacaan kordinat titk utama. Alat
ini diletakan diatas statif yang berada pada forside atau beckside.

Gambar 2.2 Prisma Poligon


9

 Statif
Statif merupakan alat bantu ukur tanah tempat kedudukan alat total
station yang diletakkan diatas kepala datar statif.
Statif terdiri dari tiga buah kaki yang dapat digerakkan dan diatur
panjang-pendeknya dengan sekrup pengunci sehingga kedudukan total
station dapat sempurna.

Gambar 2.3 Statif

 Range Pole/ Stik


Berfungsi sebagai tempat berdiri nya prisma yang akan dibidik
diletakkan diatas kepala range pole/ stik.

Gambar 2.4 Range pole/ Stik


10

 Rol Meteran

Berfungsi untuk mengukur jarak langsung antara dua titik yang


ingin diketahui jaraknya.

Gambar 2.5 Rol Meteran

 Payung Lipat

Berfungsi sebagai pelindung kepala dan alat total station dari panas
matahari dan air hujan.

Gambar 2.6 Payung Lipat


11

 Form Data Lapangan


Digunakan untuk mencatat dan mengumpulkan data yang sudah
dilakukan atau sedang berlangsung dalam kegiatan praktikum.

Gambar 2.7 Form Data Lapangan

 Kalkulator
Kalkulator berfungsi sebagai alat bantu hitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian) dan keperluan saat praktikum
serta laporan.

Gambar 2.8 Kalkulator


12

2.5. Jenis-jenis Pengukuran


2.5.1 Poligon Tertutup
Poligon Tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang
membentuk poligon segi banyak yang menutup. Yang dimaksud
menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan
seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk
segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk
mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.
Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah
titik disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur
lahan yang sangat luas maka membutuhkan banyak titik poligon.
Perhitungan Poligon Tertutup:
 Menghitung Sudut Luar
β = 360 – (αawal - αsebelumnuya )
 Menghitung Koreksi Sudut Horizontal :
o Fβ = ∑β – [(n + 2) x 180°]
−Fβ
o Kβ =
n
o β’ = β + Kβ
Dimana :
β : Sudut Horizontal
Fβ : Selisih Total Sudut Horizontal
∑β : Jumlah Sudut Horizontal
Kβ : Koreksi Sudut Horizontal Setiap Titik
n : Jumlah Titik
 Menghitung Sudut Azimuth
o α = αsebelumnuya – 180 + β’
Dimana :
α : Sudut Azimuth
13

β’ : Sudut Horizontal Terkoreksi

 Perhitungan Absis dan Ordinat


o Absis (ΔX) = d x Sin α
o Ordinat (ΔY) = d x Cos α
Dimana :
d : Jarak (Langsung/Jarak Optis Datar)
α : Azimuth
 Perhitungan Koreksi Absis
o Kesalahan = (Jarak/∑ Jarak) x ΔX
o Koreksi = ΔX + Kesalahan
Dimana :
ΔX : Absis
 Perhitungan Koreksi Ordinat
o Kesalahan = (Jarak/∑ Jarak) x ΔY
o Koreksi = ΔY + Kesalahan
Dimana :
ΔY : Ordinat
 Perhitungan Koordinat
o Koordinat Sumbu X
X = Koordinat Awal + ΔX’
o Koordinat Sumbu Y
Y = Koordinat Awal + ΔY’
Dimana :
ΔX’ : Absis Terkoreksi
ΔY’ : Ordinat Terkoreksi

2.5.2 Pengukuran Detail Situasi


Pengukuran detail situasi adalah pengukuran suatu daerah
dengan cara menentukan objek-objek penting berdasarkan unsur sudut
14

dan jarak dalam jumlah yang cukup sehingga dapat mewakili atau
menggambarkan daerah tersebut beserta isinya secara jelas dan
dituang kedalam skala tertentu. Titik-titik detail situasi dapat
dibedakan atas titik detail buatan, seperti : gedung, jembatan, jalan
dan lain sebagainya serta titik detail alam, seperti : sungai, gunung,
pohon serta bentuk alam lainnya.
Tujuan Pengukuran detail situasi yaitu untuk memindahkan
bayangan dari sebagian atau seluruh permukaan bumi (daerah) yang
tidak teratur ke dalam suatu bidang datar yang disebut dengan peta.
Perhittungan Detail Situasi :

 Menghitung Sudut Azimuth

o α = βd + ( ap – βp )

Dimana =
βd : Sudut Detail
βp : Sudut Poligon Terkoreksi
ap : Azimuth Poligon
 Perhitungan Jarak Optis
o d = (BA – BB) x 100
Dimana :
BA : Benang Atas
BB : Benang Bawah
 Perhitungan Absis dan Ordinat

o Absis (ΔX) = d x Sin α

o Ordinat (ΔY) = d x Cos α

Dimana :
d : Jarak (Langsung/Jarak Optis Datar)

α : Azimuth

 Perhitungan Koordinat
o Koordinat Sumbu X
15

X = Koordinat Awal + ΔX
o Koordinat Sumbu Y
Y = Koordinat Awal + ΔY
Dimana :
ΔX : Absis
ΔY : Ordinat
 Jarak Miring

o dM = dO x Cos α

Dimana :
dO : Jarak Optis

α : Sudut Vertikal ( βv )

 Jarak Datar

o dD = dO x Cos2 α

Dimana :
dO : Jarak Optis

α : Sudut Vertikal ( βv )

 Perhitungan V

o V = dO x Tan α
Dimana :
dO : Jarak Optis

α : Sudut Vertikal ( βv )

 Perhitungan Beda Tinggi


o ∆h = TA – TT ± V
Dimana :
TA : Tinggi Alat
TT : Tinggi Titik yang dibidik (hasil bacaan benang tengah)
 Perhitungan Tinggi Elevasi
o Tn+1 =Tn + ∆h
16

Dimana :
Tn : Tinggi Titik
∆h : Beda Tinggi

2.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
praktikum, peserta praktikum, tempat dan waktu pelaksanaan
praktikum.
BAB II KERANGKA TEORITIS
Berisi tentang tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran.
BAB III METODOLOGI
Berisi tentang metode, objek praktikum, pengumpulan dan
analisa data.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi pembahasan praktikum.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai