Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP


Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhir
saling berimpit atau pada posisi yang sama atau saling bertemu. Pada
poligon tertutup ini secara geometris bentuk rangkaian poligon tertutup bila
memiliki dua titik tetap biasa dinamakan dengan poligon tertutup terikat
sempurna.
4.1.1 Tujuan
Tujuan pengukuran poligon tertutup adalah untuk
menentukan titik koordinat titik yang diukur. Yang perlu diukur
didalam poligon tertutup ini adalah sudut dan jarak.
4.1.2 Peralatan dan Bahan
a. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran poligon tertutup :
1. Total Station
2. Rambu Ukur
3. Statif
4. Pita Ukur
5. Form dan Alat Hitung
6. Alat Tulis
7. Kompas
8. Payung
b. Bahan-bahan yang digunakan :
1. Patok kayu
2. Paku paying
4.1.3 Langkah Kerja
a. Penyetelan Alat
1. Mendirikan statif sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan.
2. Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan
landasan pesawat dan sekrup pengunci di kepala statif.

3. Stel nivo kotak dengan cara:


 Putarlah sekrup A,B secara bersama-sama hingga
gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup C. (lihat
gambar 3a)
 Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga
gelembung nivo bergeser ketengah (lihat gambar 3b).
 Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.

Gambar 4.1 Sekrup ABC


4. Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup
penyetel (A,B,C), maka caranya adalah:
 Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B
(lihat gambar4a).
 Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara
bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke
tengah (lihat gambar 4a).
 Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat
gambar 4b)
 Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung
nivo bergeser ketengah.
Gambar 4.2 Sekrup ABC
5. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo
tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah. Bila
ternyata posisi gelembung nivo bergeser, maka ulangi
beberapa kali lagi dengan cara yang sama seperti langkah
sebelumnya. penyetelan akan dianggap benar apabila
gelembung nivo kotak dan nivo tabung dapat di tengah-tengah,
meskipun teropong diputar ke segala arah.

b. Langkah Kerja Pengukuran Poligon


a. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sketsa lokasi areal
yang akan diukur.
b. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
c. Dirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran.
d. Arahkan pesawat ke arah utara dan set 0 sudut horizontal dan
kunci kembali dengan memutar sekrup.
e. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P4 sebagai
bidikan belakang, catat jarak serta sudut horizontalnya yang
sekaligus sebagai sudut azimuth.
f. Putar teropong pesawat searah dengan jarum jam dan arahkan di
titik P2 bidikan muka dan lakukan pembacaan sudut horizontal.
g. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon
berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1.
h. Lakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan
koordinat masing-masing titik.
i. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
4.1.4 Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Data Lapangan Hasil Pengukuran
5 UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

FAKULTAS TEKNIK POLIGON


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL TERTUTUP
Jalan Pemuda No. 32 Telp./Fax (0231) 246664 Cirebon 45132

Lokasi : Gedung Tambahan UGJ Hari : Rabu


Diukur Oleh : Kelompok 1B Tanggal : 17 Februari 2021
Alat : Total Station Sudut Azimuth Awal :188° 15' 02"

NO.PATOK ARAH/SUDUT TINGGI


JARAK
TEMPAT BIASA AZIMUTH ALAT
BIDIKAN (m)
ALAT HORIZONTAL (M)
P4 40,165 m 276° 40' 03"
1,70 m
P1 P2 271° 34' 60" 32,176 m 188° 15' 02"
271° 34' 60"
P1 32,176 m 8° 8' 45"
1,56 m
P2 P3 273° 26' 53" 43,667 m 281° 48' 19"
273° 26' 53"
P2 43,667 m 101° 21' 13"
P3 1,42 m
P4 272° 56' 42" 28,017 m 14° 51' 24"
272° 56' 42"
P3 28,017 m 194° 10' 30"
1,37 m
P4 P1 261° 35' 51" 40,177 m 96° 33' 39"
261° 35' 51"
Tabel 4.2 Perhitungan Poligon
4.1.5 Perhitungan poligon Tertutup
 Menghitung Sudut Luar
β = 360 – (αawal - αsebelumnuya )
Titik P1 = 360˚ - (276˚ 40’ 03” - 188˚ 15’ 2”)
= 271˚ 34’ 60”
= 271,58306
Titik P2 = (281˚ 48’ 19” - 8˚ 8’ 45”)
= 273˚ 26’ 53”
= 273,44806
Titik P2 = 360˚ - (101˚ 21’ 14” - 14˚ 51’ 24”)
= 272˚ 56’ 42”
= 272.9450
Titik P4 = 360˚ - (194˚ 10’ 30” - 96˚ 33’ 39”)
= 261˚ 35’ 51”
= 261,5975
∑β = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= 271,58306 + 273,44806 + 272.9450 + 261,5975
= 1079,57389
= 1079˚ 34’ 26”
 Menghitung Koreksi Sudut Horizontal :
 Fβ = ∑β – [(n + 2) x 180°]
= 1079,5739 - [(4 + 2) x 180°]
= 0˚ 25’ 34”
= 0,426111

 Kβ =-
n
0 ˚ 25 ’ 34 ”
=
4
= 0˚ 6’ 24”
= 0.106527778
 β’ = β + Kβ
Titik P1 = 271˚ 34’ 60” + 0˚ 6’ 24”
= 271˚ 41’ 23”
= 271,690
Titik P2 = 273˚ 26’ 53” + 0˚ 6’ 24”
= 273˚ 33’ 17”
= 273,555
Titik P3 = 272˚ 57’ 42” + 0˚ 6’ 24”
= 273˚ 3’ 6”
= 273,052
Titik P4 = 261˚ 35’ 51” + 0˚ 6’ 24”
= 261˚ 42’ 15”
= 261,704
∑ β’ = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= 271,690 + 273,555 + 273,052 + 261,704
= 1080.000
= 1080˚ 0’ 0”
 Menghitung Sudut Azimuth
α = αsebelumnuya – 180 + β’
Titik P1 = 188˚ 15’ 2”
= 188,251
Titik P2 = 188˚ 15’ 2” - 180 + 273˚ 33’ 17”
= 281˚ 48’ 19”
= 281,805
Titik P3 = 281˚ 48’ 19” - 180 + 273˚ 3’ 6” - 360˚
= 14˚ 51’ 24”
= 14,857
Titik P4 = 14˚ 51’ 26” - 180 + 261˚ 42’ 15”
= 96˚ 33’ 39”
= 96,561
 Perhitungan Absis dan Ordinat
 Absis (ΔX)
ΔX = d x Sin α
Titik P1 = 32,1766 x sin (188,251)
= - 4,61
Titik P2 = 43,667 x sin (281,805)
= - 42,74
Titik P3 = 28.017 x sin (14,857)
= 7,18
Titik P4 = 40,177 x sin (96,561)
= 39,91
∑ΔX = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= (-4,61) + (-42,74) + 7,18 + 39,91
= - 0,26

 Ordinat (ΔY)
ΔY = d x Cos α
Titik P1 = 32,1766 x cos (188,251)
= - 31,84
Titik P2 = 43,667 x cos (281,805)
= 8,93
Titik P3 = 28.017 x cos (14,857)
= 27,08
Titik P4 = 40,177 x cos (96,561)
= - 4,59
∑ΔY = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= (-31,84) + 8,93 + 27,08+ (-4,59)
= - 0,42
 Perhitungan Koreksi Absis
 Kesalahan
(Jarak/∑ Jarak) x ∑ΔX
32.1766
Titik P1 = x – (0,26)
144.039
= - 0,058
43.667
Titik P2 = x – (0,26)
144.038
= - 0,079
28.0170
Titik P3 = x – (0,26)
144.038
= - 0,051
40.1770
Titik P4 = x – (0,26)
144.038
= - 0,073
∑ Kesalahan = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= (-0,058) + (-0,079) + (-0,051) + (-0,073)
= - 0,260

 Koreksi
ΔX’ = ΔX - Kesalahan
Titik P1 = (-4,61) - (-0,058)
= - 4,57
Titik P2 = (-42,74) - (-0,079)
= - 42,67
Titik P3 = 7,228 - (-0,051)
= 7,18
Titik P4 = 39,923 - (-0,073)
= 39,91
∑ ΔX’ = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= (-4,57) + (-42,67) + 7,18 + 39,91
=0
 Perhitungan Koreksi Ordinat
 Kesalahan
(Jarak/∑ Jarak) x ∑ΔY
32.1766
Titik P1 = x (-0,28)
144.038
= - 0,094
43.667
Titik P2 = x (-0,28)
144.038
= - 0,127
28.017
Titik P3 = x (-0,28)
144.038
= - 0,082
40.177
Titik P4 = x (-0,28))
144.038
= - 0,117
∑Kesalahan = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= (-0,094) + (-0,127) + (-0,082) + (-0,117)
= - 0,420

 Koreksi
ΔY’ = ΔY - Kesalahan
Titik P1 = (-31,84) - (-0,094)
= - 32
Titik P2 = (8,93) - (-0,127)
=9
Titik P3 = 27,08 - (-0,082)
= 27
Titik P4 = - 4,59 - (-0,117)
=-4
∑ ΔY’ = Titik P1 + Titik P2 + Titik P3 + Titik P4
= (-32) + 9, + 27, + (-4,)
=0
 Perhitungan Koordinat
 Koordinat Sumbu X
X = Koordinat Awal + ΔX’
Titik P1 = 1000
Titik P2 = 1000 + (-4,61)
= 995
Titik P3 = 995 + (-42,74)
= 953
Titik P4 = 953 + (7,18)
= 960
Titik P1 = 960 + (39,91)
= 1000
 Koordinat Sumbu Y
Y = Koordinat Awal + ΔY’
Titik P1 = 1000
Titik P2 = 1000 + (-31,84)
= 968
Titik P3 = 968,2 + (8,93)
= 977
Titik P4 = 977,3 + (27,08)
= 1004
Titik P1 = 1004,4 + (-4,59)
= 1000
4

4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
4.1.6 Gambar Sketsa
Gambar 4.3 Sketsa Pengukuran Poligon Tertutup

4.1.7 Kesimpulan Poligon Tertutup


Pada poligon tertutup yang dimaksud menutup adalah apabila
mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali
ke titik 1 lagi, sehingga akan membentuk segi banyak. Maka
poligon tertutup dilakukan untuk mengkoreksi sudut dan koordinat.
Pada perhitungan pengukuran poligon tertutup ini didapatkan
elevasi dan koordinat tiap titik, yaitu :
P1 = (1000 , 1000)
P2 = (995.39 , 968.16)
P3 = (952,65 , 977.09)
P4 = (959.83 , 1004.17)
Setelahnya telah dilakukan pengecekan koordinat akhir
didapatkan hasil yang sama dengan koordinat awal maka
perhitungan sudah dianggap benar.
Dilihat dari elevasi tiap masing-masing titik, dapat
disimpulkan bahwa kontur area pengukuran cenderung landai
karena perbedaan elevasi yang tidak signifikan.
4.2 PENGUKURAN DETAIL SITUASI
Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau
wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan
vertikal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta. Titik-titik detail
situasi dapat dibedakan atas titik detail buatan seperti gedung, jembatan,
jalan, parit, dan sebagainya, serta titik detail alam seperti pohon, sungai,
gunung, dan bentuk alam lainnya. Pengukuran situasi adalah
serangkaian  pengukuran suatu daerah dengan cara menentukan objek-objek
penting berdasarkan unsur sudut dan jarak dalam jumlah yang cukup
sehingga dapat mewakili atau menggambarkan daerah tersebut dan seisinya
secara jelas mungkin dengan skala tertentu.
4.2.1 Tujuan
Tujuan pemetaan situasi dan detail yaitu agar dapat
menggambarkan keadaan dari suatu wilayah atau daerah, dapat
mengetahui perkiraan luas area suatu daerah atau wilayah, dapat
menentukan jarak, arah, beda tinggi, dan kemiringan dari suatu
tempat ke tempat yang lain, untuk mengetahui volume penggalian
dan urugan tanah di lokasi, serta dapat menentukan posisi
horizontal dan vertikal secara bersamaan dalam suatu peta.
4.2.2 Peralatan dan Bahan
a. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran poligon tertutup :
1. Total Station
2. Statif
3. Pita Ukur
4. Form dan Alat Hitung
5. Alat tulis
6. Kompas
7. Payung
b. Bahan – bahan yang digunakan :
1. Patok kayu
2. Paku payung
4.2.3 Langkah Kerja
a. Penyetelan Alat
a. Mendirikan statif sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan.
b. Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan
landasan pesawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
c. Stel nivo kotak dengan cara:
 Putarlah sekrup A,B secara bersama-sama hingga
gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup C. (lihat
gambar 4.4)
 Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga
gelembung nivo bergeser ketengah (lihat gambar 3b).
 Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.

Gambar 4.4 Sekrup ABC


d. Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup
penyetel (A,B,C), maka caranya adalah:
 Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B
(lihat gambar4a).
 Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara
bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke
tengah (lihat gambar 4a).
 Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat
gambar 4b)
 Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung
nivo bergeser ketengah.

Gambar 4.5 Sekrup ABC


e. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan
nivo tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah.
Bila ternyata posisi gelembung nivo bergeser, maka ulangi
beberapa kali lagi dengan cara yang sama seperti langkah
sebelumnya. penyetelan akan dianggap benar apabila
gelembung nivo kotak dan nivo tabung dapat di tengah-
b. Langkah Kerja Pengukuran Detail
1) Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sketsa lokasi
areal yang akan diukur.
2) Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan
dibidik.
3) Dirikan pesawat di titik yang ditentukan dan lakukan
penyetelan alat sampai didapat kedataran.
4) Lakukan pengukuran dari mulai DTL1, catat jarak serta
sudut horizontalnya dan koordinat
5) Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik detail
situasi berikutnya.
6) Lakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan
koordinat masing-masing titik.
7) Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
4.2.4 Hasil Praktikum

Gambar 4.6 Kontur 2D


Gambar 4.7 Kontur 3D
4.2.5 Kesimpulan Pengukuran Detail
Pengambilan titik detail situasi digunakan untuk memetakan
kontur tanah di area pengukuran. Metode pengambilan titik detail
berdasarkan perbedaan elevasi di area pengukuran. Semakin
banyak pengambilan titik detail maka semakin akurat output
gambar yang di hasilkan.
Setelah dianalisa menggunakan aplikasi surfer dari gambar
kontur detail situasi diambil elevasi rencana tanah dasar pada 10,2
m , maka didapat volume galian sebesar 96 m3 dan kebutuhan
volume timbunan sebesar 173,048 m3.
Dari hasil pengukuran dan ouput, bisa dilihat elevasi di area
pengukuran tidak terlalu banyak perbedaan elevasi kontur tanah
atau dengan kata lain kontur tanah di area pengukuran cukup landai
dan datar.

Anda mungkin juga menyukai