Anda di halaman 1dari 7

Praktek Ilmu Ukur Tanah II

Pengukuran Sudut Cara Repetisi Hari

Job I

: Jumat : 18 Maret 2011 : 4 x 50 Menit

Program : PTS/B Menggunakan Jurusan : PTK Pesawat Theodolit Jenis Semester : IV Top Con Waktu Tanggal

Kelompok : VI

A. PENDAHULUAN Pengukuran sudut dengan cara repetisi hanya bisa dilakukan dengan tipe sumbu ganda. Supaya waktu yang digunakan efektif, maka pengukuran hanya dilakukan satu kali saja atau sudut tunggal. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak beberapa kali, sesuai yang dikehendaki. Dengan menggunakan pengukuran sudut dengan cara repetisi kita dapat meningkatkan ketelitian sudut alat penyipat sudut. Dalam laporan ini akan didapat pengukuran sudut datar dengan cara repetisi di lapangan pesawat jenis Top Con.

B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa memahami pengukuran sudut mendatar dengan cara repetisi dan reterasi dilapangan 2. Mahasiswa memahami penggunaan alat praktek alat ukur tanah dilapangan dalam

C. INDIKATOR 1. Mahasiswa dapat menyebutkan langkah langkah pengukuran

sudut mendatar cara repetisi dan reiterasi dilapangan 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan pesawat Theodolit dalam pengukuran sudut mendatar cara repetisi dan reiterasi 3. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian pengukuran sudut mendatar cara repetisi dan reiterasi dilapangan 4. Mahasiswa dapat menggambar hasil perhitungan pengukuran dilapangan

Maksud

dari pengukuran

adalah untuk mendapatkan

bayangan

dari

keadaan lapangan, dengan cara menentukan tempat titik diatas permukaan bumi dari

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

satu titik ke titik yang lain. Untuk mendapatkan bayangan yang horizontal maupun sudut tegak. Pada pengukuran sudut mendatar dapat dilakukan dengan dua cara, ialah : 1. Metode dengan pengukuran sudut berulang kali atau repetisi 2. Metode dengan pengukuran tunggal atau reiterasi

D. DENGAN CARA REPETISI 1. Alat Alat Yang Digunakan a. Pesawat TOP CON b. Statif c. Payung d. Unting unting e. Bak Ukur f. Roll meter g. Jalon/Patok e. Alat tulis : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 8 buah : secukupnya

2. Tindakan Keselamatan Kerja a. Memperhatikan petunjuk dari pembimbing b. Mengikuti petunjuk dari pembimbing agar tidak terjadi

kekeliruan dalam praktek c. Memakai pakaian praktek sesuai aturan d. Menggunakan peralatan praktek dengan baik dan hati hati e. Mameriksa peralatan praktek sebelum dan sesudah praktek f. Melakukan praktek dengan sungguh - sungguh

E. LANGKAH KERJA 1. Memperhatikan pembimbing 2. Menyiapkan alat alat yang akan digunakan untuk praktek ukur tanah dilapangan 3. Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat praktek yang akan digunakan 4. Membuat sket gambar lokasi yang akan digunakan untuk praktek di lapangan 5. Menentukan titik kedudukan pesawat, titik ikat dan titik kedudukan bak ukur 6. Membuat kedataran kaki pesawat dengan cara : a. Menancapkan kaki statif kurang lebih bersudut 60 b. Tinggi statif disesuaikan dengan tinggi pembidik dan mendengarkan petunjuk serta pengarahan dari

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

c. Kepala statif diletakkan pada posisi datar, bisa dengan cara meletakkan pensil di atas statif, bila pensil menggelindir berarti posisi statif Belum datar dan dicek ulang lagi d. Setelah benar benar datar baru kita pasang pesawat diatas statif dengan mengeraskan skrup penghubung dengan kedudukan pesawat di tengah tengah serta ketiga skrup penyetel nivo tepat berada pada ketiga kaki statif e. Memasang unting unting di bawah pesawat 7. Menyetel kedataran pesawat, dengan cara : a. Melepaskan skrup pengunci arah horizontal K1 dan nivo tabung di tempatkan sejajar dua skrup pengatur kedataran nivo b. Memutar kedua skrup pengatur kedudukan nivo keluar atau kedalam secara bersamaan, untuk mendapatkan kedudukan gelembung nivo tabung berada di tengah tengah nivo tabung c. Memutar teropong 180 arah horizontal, kemudian mengecek apakah gelembung nivo tabung maz di tengah tengah garis indeks atau tidak, bila tidak setel kembali sampai posisi gelembung nivo tepat berada di tengah tengah garis indek. Mengembalikan posisi teropong pada posisi semula dan cek kembali apakah gelembung nivo maz di tengah tengah garis indeks. d. Memutar teropong pesawat 90 dengan arah horisonal, kemudian memutar skrup penyetel yang belum di stel untuk mendapatkan posisi gelembung nivo kotak tepat di tengah tengah garis indeks nivo kotak. Kemudian putar pesawat kesegala arah untuk memastikan bahwa pesawat sudah ada dalam keadaan datar, jika Belem, setel kembali sampai kedudukan pesawat benar benar datar. 8. Membuat sumbu ( sumbu vertical ) tegak lurus terhadap sumbu horizontal pada kedudukan 900000 dengan cara : a. Micromter ada skrup diputar agar menunjukan skala micrometer 00 0000 b. Melepaskan kunci vertikal dan teropong pesawat tepat atau mendekati tegak lurus ( membentuk sudut 90 ) selanjutnya skrup arah vertikal dimatikan c. Memutar skrup penggerak halus vertikal untuk mendapatkan posisi teropong tepat tegak lurus dengan sumbu vertikal pesawat. 9. Menentukan azimut utara, dengan cara : a. skrup pengunci arah horisontal yaitu horisontal ( K1 dan K2) dalam keadaan tidak terkunci

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

b. putarlah piringan sehingga titik pada piringan tepat di bawah teropong, selanjutnya skrup pegunci arah horisontal K1 dimatikan. c. Menggunakan skrup penggerak halus K2 untuk menentukan angka 00 pada skala nonius horizontal d. Menggunakan skrup pengunci arah horizontal K2 untuk mengarah jarum kompas tepat atau mendekati arah utara sebelum kunci kompas dilepaskan. e. Mematikan skrup penggerak arah horizontal K2, kemudian kendorkan skrup arah horisontal K1 dan pesawat siap dioperasikan 10. Menentukan titik A dan B dengan menancapkan patok 11. Meletakkan baak ukur di titik A1 12. Arah teropong pesawat ke baak ukur yang berada di titik A1, kemudian baca benang atas, benang tengah, benang bawah dan noniusnya ( P A1).

Kemudian ukur titik ikat pada titik A dengan bangunan sekitarnya dan hasil pembacaan maupun pengukuran ditulis 13. Pengunci K1 dikendorkan dan pengunci K2 tetap terkunci. Kemudian teropong diarahkan pada titik B1 dan baca benang atas, benang tengah, benang bawah dn noniusnya ( P B1). Ukur titik ikat pada titik B dengan

bangunan sekitar dan ditulis hasil pengukuran maupun pembacaannya 14. Kendorkan sekrup pengunci K2 dan K1 dikencangkan. Teropong diarahkan ke titik A2 kemudian K2 dikencangkan dan baca skala noniusnya ( P dan hasilnya ditulis 15. Di titik A2 sekrup pengunci K1 dikendorkan dan sekrup pengunci K2 tetap terkunci kemudian teropong diarahkan ke titik B2 kemudian K1 dikencangkan dan baca skala noniusnya ( P B2) kemudian hasilnya ditulis 16. Pengunci K2 dikendorkan dan K1 tetap terkunci, kemudian teropong diarahkan ke A3, K2 dikencangkan dan baca skala noniusnya ( P A3), kemudian hasilnya dicatat 17. Demikian seterusnya sampai 7x yaitu terakhir B7 dengan langkah kerja sama dengan l q 18. Baca nonius hasil pengamatan 19. Mengukur tinggi pesawat 20. Mencatat semua data hasil praktek 21. Memeriksa dan mengembalikan peralatan praktikium ke laboratorium A2 )

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

F.

DATA HASIL PENGUKURAN Hasil pengukuran sudut mendatar dengan cara repetisi ditabelkan sebagai

berikut:

No.

TP

Bacaan Benang Ba Bt Bb

Nonius Horisontal 100 33 00 1000 23 30 190 20 42 2800 41 24 100 36 48 1000 37 53 1900 37 12 2800 35 15
0

Jarak (mm) 18000

Titik (mm) P A B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 1450

Keterangan

1790 1625 1625 1625 1625 1625 1625 1625

1700 1525 1525 1525 1525 1525 1525 1525

1610 1425 1425 1425 1425 1425 1425 1425

20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000

1. Perhitungan Data Hasil Pengukuran a. Perhitungan Beda Tinggi Pesawat Tp BtA = 1450 1700 = - 250 Tp BtA = 1450 1525 = - 75 b. Perhitungan Tinggi Titik A = 90.000 250 B = 90.000 75 = 89750 = 89925

c. Perhitungan Jarak Optis d = (Ba Bb) 100 PA PB = (1790 1610) x 100 = (1625 1425) x 100 = 18000 mm = 18 m = 20000 mm = 20 m

2. Kontrol Perhitungan a. Sudut Jurusan Pertama dibuat nol P A = 100 33 00 - 100 33 00 P B1 = 1000 23 30- 100 33 00 P B2 = 1900 20 42- 100 33 00 P B3 = 2800 41 24- 100 33 00 P B4 = 100 36 48 - 100 33 00 P B5 = 1000 37 53- 100 33 00 P B6 = 1900 37 12- 100 33 00 = 000 00 00 = 890 50 30 = 1790 47 42 = 2700 08 24 = 000 03 48 = 900 04 53 = 1800 04 12

P B7 = 2800 35 15 - 100 33 00 = 2700 02 15

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

b. Perhitungan Sudut Yang Diukur P A = 000 00 00 P B1 = 890 50 30 - 000 00 00 = 890 50 30 P B2 = 1790 47 42 - 890 50 30 = 890 57 12 P B3 = 2700 08 24 - 1790 47 42 = 900 20 42 P B4 = 3600 03 48 - 2700 08 24 = 890 51 24 P B5 = 4500 04 53 - 3600 03 48 = 900 01 05 P B6 = 5400 04 12 - 4500 04 53 = 890 59 19 P B7 = 6300 02 15 - 5400 04 12 = 890 58 03 + Jumlah c. Rata rata sudut pengukuran     = 6300 02 15

= 900 00 19,29 d. Perhitungan Ketelitian Pengukuran 890 50 30 - 900 00 19,29 = - 000 09 49,29 890 57 12 - 900 00 19,29 = - 000 03 7,29 900 20 42 - 900 00 19,29 = 000 20 22,71 890 51 24 - 900 00 19,29 = - 000 04 55,29 900 01 05 - 900 00 19,29 = 000 00 45,71 890 59 19 - 900 00 19,29 = - 000 01 00,20 890 58 03 - 900 00 19,29 = - 000 02 16,29

Dibuat Tabel Perhitungan Sebagai Berikut : No. Titik A B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 Penbacaan Nonius 100 33 00 1000 23 30 1900 20 42 280 41 24 100 36 48 1000 37 53 1900 37 12 2800 35 15
0

Jurusan dibuat nol 000 00 00 890 50 30 1790 47 42 270 08 24 3600 03 48 4500 04 53 5400 04 12 6300 02 15
0

I Sudut Diukur 000 00 00 890 50 30 890 57 12 90 20 42 890 51 24 900 01 05 890 59 19 890 58 03


0

yang

Keterangan

U B A

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

G. KETRAMPILAN YANG DIPEROLEH a. Mahasiswa dapat menyebutkan langkah mendatar cara repetisi dilapangan b. Mahasiswa dapat menyebutkan langkah kerja pengukuran sudut langkah pengukuran sudut

mendatar cara repetisi dilapangan c. Mahasiswa dapat mengoprasikan pesawat sokkisa dalam pengukuran sudut secara repetisi d. Mahasiswa dilapangan e. Mahasiswa dapat menggambarkan perhitungan data hasil pengukuran dilapangan f. Mahasiswa dapat membaca peta hasil penggambaran data pengukuran dilapangan dapat melakukan perhitungan data hasil pengukuran

H. KESIMPULAN a. Kesempurnaan pembuatan peta terhadap permukaan bumi ditentukan oleh pelaksanaan pengukuran atas sudut sudut, baik sudut tegak

maupun sudut datar b. Salah satu cara untuk mendapatkan data data tentang sudut

datar yaitu dengan pengukuran sudut mendatar cara repetisi c. Ketelitian dalam pengukuran pesawat ditentukan dan pembacaan oleh kesempurnaan

dalam pengoprasian pembacaan nonius

baak ukur serta

I. SARAN a. Mahasiswa diharapkan mempersiapkan teori terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak memperlambat jalannya praktek dilapangan b. Kekompakan dalam satu kelompok tetap dijaga agar jalannya praktek sesuai dengan yang diharapkan

Laporan Praktek Ilmu Ukur Tanah II| Kelompok VI

Anda mungkin juga menyukai