Disusun oleh :
Risky Raka Saputra (21DI7683)
Wasib Zaky Mustafa (21DI7691)
Wildhan Ardatama Kusuma Prayoga (21DI7692)
Yodhi Setiawan (21DI7693)
Nama Instruktur :
Susilo Widiyantoro, S.T., M.Eng.
d. Dasar Teori
Poligon adalah sudut banyak atau rangkaian titik-titik yang berurutan dan
saling membentuk sudut. Poligon (/ˈpɒlɪɡɒn/)(secara literal "banyak sudut", dari Bahasa
Yunani Kuno "poly" banyak + "gon" sudut) merupakan bangun datar yang terdiri
dari garis lurus yang bergabung untuk membentuk rantai tertutup atau sirkuit. (Wikipedia)
Poligon atau segi banyak merupakan kurva tertutup yang seluruh sisinya dibatasi oleh
garis. Poligon yang kita maksud adalah poligon yang digunakan sebagai kerangka
dasar pemetaan yang memiliki titik-titik, dimana titik tersebut mempunyai sebuah
koordinat X, Y dan Z. Koordinat X dan Y merupakan kerangka kontrol horizontal
yang mewakili sistem bidang datar, sedangkan koordinat Z adalah kerangka kontrol
vertikal yang mewakili titik ketinggian.
Poligon lebih banyak digunakan dalam pengukuran karena bentuknya
fleksibel, pengukurannya yang sederhana, peralatan yang mudah didapatkan, dan
penghitungannya yang mudah. Poligon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu poligon
terbuka dan poligon tertutup. Poligon tertutup merupakan kerangka dasar pemetaan
yang membentuk segi banyak dan bersifat menutup. Pada poligon tertutup, titik awal
kita gunakan sebagai acuan/referensi, dan juga pada poligon tertutup titik awal sama
dengan titik akhir. Sedangkan pada poligon terbuka, membentuk kerangka dasar
pemetaan poligon bersifat terbuka, titik awal dengan titik akhir berada pada titik yang
berbeda.
Dalam praktik poligon ini, kami melakukan pengukuran dengan meetband,
waterpass, theodolite, dan total station. Setelah itu kami sajikan dalam bentuk peta
situasi pada kertas milimeter ukuran A1, dengan skala 1:250 Pada pengukuran dengan
meetband atau pita ukur, kami membutuhkan jalon sebagai pelurusan setelah itu
waterpass kami menggunakan rambu ukur dan mengukur pulang pergi . Sedangkan
pada theodolite, kami mencari azimuth lalu membentuk poligon dan dilanjut
pembidikan detail situasi di setiap bangunan atau jalan yang ada di sekitar titik
poligon.
i. Urutan Kerja
1. Pertama tahap pengukuran meetband, siapkan alat dan bahan.
2. Tentukan empat titik poligon yang akan diukur lalu ukur dari titik A ke B, titik
B ke C, titik C ke D, hingga titik D ke A kembali.
3. Ukur menggunakan pita ukur dengan cara pelurusan dengan jalon jika tidak
memungkinkan untuk diukur menggunakan satu pita ukur.
4. Catat data hasil pengukuran pada setiap slag.
5. Lakukan pengukuran dengan pergi dan pulang (2x pengukuran)
6. Setelah mendapatkan data lapangan, hitung ketelitian tiap hitungan slag.
7. Jika memenuhi toleransi dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya. Namun jika
belum maka ulangi data yang dianggap blunder atau bisa diulang semuanya.
8. Setelah itu dilanjutkan pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal
menggunakan theodolite.
9. Siapkan alat dan bahan lalu dirikan theodolit di titik A, lalu dirikan tripod dan
unting-unting tepat pada titik B dan titik D.
10. Lakukan sentering dan levelling pada theodolite di titik A dan setting
horizontal nol (setting nol) lalu Hold agar ketika digeser tetap pada posisi 0
derajat horizontal.
11. Arahkan bidikan tepat di utara menggunakan bantuan kompas atau kompas
pada HP.
12. Lepas Hold dan lakukan pembidikan tepat pada titik B, posisikan benang
unting-unting tepat pada garis batas atas, bawah pada lensa theodolite.
Sehingga diperoleh azimut titik A.
13. Lanjutkan pembidikan dari titik B menuju titik D sebanyak 2 rangkap untuk
mendapatkan sudut pada A.
14. Setelah itu pindahkan alat di titik B dan unting-unting dan tripod di titik A dan
C.
15. Lakukan pembidikan dari titik A menuju titik C sebanyak 2 rangkap untuk
mendapatkan sudut pada B.
16. Setelah itu pindahkan alat di titik C dan letakkan unting-unting dan tripod di
titik B dan titik D.
17. Lakukan pembidikan dari titik B menuju titik D sebanyak 2 rangkap untuk
mendapatkan sudut pada C.
18. Terakhir, pindahkan alat di titik D lalu letakkan unting-unting dan tripod di
titik C dan titik A.
19. Lakukan pembidikan dari titik C menuju titik A sebanyak 2 ragkap untuk
mendapatkan sudut pada D.
20. Setelah mendapatkan azimut dan sudut pada masing-masing titik pada
poligon, buatlah tabel Kerangka Kontrol Horizontal dan hitunglah.
21. Tahap selanjutnya adalah pengukuran dengan waterpass. Siapkan alat dan
bahan.
22. Dirikan alat waterpass pada tengah-tengah titik antara titik A dan B, lakukan
levelling pada waterpass. Lalu dirikan rambu ukur pada titik A dan B.
23. Lakukan pembidikan pada titik A dan titik B sebanyak 2 kali pengukuran
(pulang-pergi), pada pembidikan kedua pindahkan waterpass agak ke depan
atau belakang agar hasil pengukuran dapat dibandingkan ketelitiannya.
24. Setelah titik A dan B selesai dibidik, pindahkan waterpass pada tengah-tengah
titik B dan C, letakkan rambu ukur pada titik B dan C.
25. Lakukan pembidikan sebanyak 2 kali, pulang-pergi.
26. Setelah titik B dan C selesai dibidik, pindahkan waterpass pada tengah-tengah
titik C dan D, letakkan rambu ukur pada titik C dan D.
27. Selanjutnya lakukan pembidikan sebanyak 2 kali pulang pergi.
28. Setelah titik C dan D selesai dibidik, pindahkan waterpass pada tengah-tengah
titik D dan A, letakkan rambu ukur pada titik D dan A.
29. Terakhir, lakukan pembidikan sebanyak 2 kali pengukuran pulang-pergi.
30. Setelah mendapatkan data waterpass, lakukan penghitungan Kerangka Kontrol
Vertikal.
31. Tahap selanjutnya adalah pembidikan detail situasi menggunakan theodolite.
Siapkan alat dan bahan, lalu dirikan alat di titik A lalu lakukan sentering dan
levelling. Lalu hitung tinggi alat.
32. Bidik titik B dan atur derajat horizontal disesuaikan dengan azimut pada titik
A. Setelah itu tempatkan rambu ukur pada masing-masing lengkungan di
bangunan atau jalanan.
33. Bidik baca benang atas, benang bawah, benang tengah, serta horizontal dan
vertikal. Lalu tulis hasilnya.
34. Lakukan pada masing-masing titik pada poligon, pembidikan detail situasi
berlaku di dalam poligon maupun diluar poligon.
35. Setelah mendapatkan semua data, lakukan plotting pada kertas milimeter blok
ukuran A1.
Penghitungan Ketelitian
1. Titik A-B
Pergi : 64,886 meter
Pulang : 64,890 meter
Selisih : 64,890 – 64,886 = 0,004 meter
64,890+64,886
Rata-rata : = 64,888 meter
2
selisih 0,004 1
Ketelitian : = = meter
rata−rata 64,888 16.222
Data diatas memenuhi toleransi sehingga data dapat digunakan.
2. Titik B-C
Pergi : 27,114 meter
Pulang : 27,118 meter
Selisih : 27,118 – 27,114 = 0,004 meter
27,118+27,114
Rata-rata : = 27,116 meter
2
selisih 0,004 1
Ketelitian : = = meter
rata−rata 27,116 6.779
Data diatas memenuhi toleransi sehingga data dapat digunakan.
3. Titik C-D
Pergi : 65,410 meter
Pulang : 65,390 meter
Selisih : 65,410 – 65,390 = 0,020 meter
65,410−65,390
Rata-rata : = 65,400 meter
2
selisih 0,02 1
Ketelitian : = = meter
rata−rata 65,4 3.270
Data diatas memenuhi toleransi sehingga data dapat digunakan.
4. Titik D-A
Pergi : 26,006 meter
Pulang : 26,000 meter
Selisih : 26,006 – 26,000 = 0,006 meter
26,006+26,000
Rata-rata : = 26,003 meter
2
selisih 0,006 1
Ketelitian : = = meter
rata−rata 26,003 4.333,833
Data diatas memenuhi toleransi sehingga data dapat digunakan.
−fs
3. Ks = = −30 } over {4 ¿ = - 7,5”
n
7. D sin a
A. 64,888 sin 108O 54’ 40” = 61,386
B. 27,116 sin 196O 15’ 52,5” = - 7,594
C. 65,4 sin 289O 49’ 45” = - 61,522
D. 26,003 sin 17O 16’ 2,5” = 7,718
di
8. Kx = ( ).(-fx)
Σd
64,888
A. Kx A = ( ).(-61,386) = 0,004
183,407
27,116
B. Kx B = ( ).(-(-7,594)) = 0,002
183,407
65,4
C. Kx C = ( ).(-(-61,522)) = 0,004
183,407
26,003
D. Kx D = ( ).(- 7,718) = 0,002
183,407
9. D cos a
A. 64,888 cos 108O 54’ 40” = - 21,030
B. 27,116 cos 196O 15’ 52,5” = - 26,030
C. 65,4 cos 289O 49’ 45” = 22,185
D. 26,003 cos 17O 16’ 2,5” = 24,831
di
10. Ky= ( ).(-fy)
Σd
64,888
E. Ky A = ( ).(- 21,030) = 0,015
183,407
27,116
F. Ky B = ( ).( -26,030) = 0,007
183,407
65,4
G. Ky C = ( ).( 22,185) = 0,016
183,407
26,003
H. Ky D = ( ).( 24,831) = 0,006
183,407
11. Mencari X
Xab = 1000 + 61,386 + 0,004 = 1061,3890
Xbc = 1061,3890 + (-7,594) + 0,002 = 1053,7071
Xcd = 1053,7071 + (-61,522) + 0,004 = 992,2798
Xda = 992,2798 + 7,718 + 0,002 = 1000,000
12. Mencari Y
Yab = 1000 + (-21,030) + 0,015 = 978,9858
Ybc = 978,9858 + (-26,030) + 0,007 = 952,9621
Ycd = 952,9621 + 22,185 + 0,016 = 975,1628
Yda = 975,1628 + 24,831 + 0,006 = 1000,000
2. Titik B
St Titik Bidik Biasa Luar Biasa Luar Biasa Biasa
a
B A 00O 00’ 00” 180O 01’ 00” 270O 01’00” 90O 01’ 40”
C 92O 39’ 00” 272O 39’ 40” 362O 40’ 00” 178O 40’ 40”
Selisih 92O 39’ 00” 92O 39’ 40” 92O 39’ 00” 92O 39’ 00”
sudut
3. Titik C
St Titik Bidik Biasa Luar Biasa Luar Biasa Biasa
a
C D 00O 00’ 00” 180O 00’ 20” 270O 00’20” 90O 03’ 00”
B 86O 26’ 00” 266O 26’ 40” 356O 26’ 20” 179O 29’ 20”
Selisih 86O 26’ 00” 86O 26’ 20” 86O 26’ 20” 86O 26’ 20”
sudut
4. Titik D
St Titik Bidik Biasa Luar Biasa Luar Biasa Biasa
a
D A 00O 00’ 00” 180O 00’ 20” 270O 00’ 00” 89O 58’ 00”
C 92O 34’ 00” 272O 33’ 40” 362O 33’ 40” 182O 32’ 20”
Selisih 92O 34’ 00” 92O 34’ 40” 92O 34’ 40” 92O 34’ 00”
sudut
g. Hasil Pengukuran Waterpass
Titi Pengukuran Jara Pengukura Jara Toler Beda Beda
k Pergi (m) k n Pulang k ansi Tinggi (m) Tingg
Slag (m) Slag i
(m) (m) Rata-
Rata
A 955 1331 62,8 1350 971 63,2 3,011 -376 379 -
377,5
B 1418 1629 27 1576 1365 26,8 6,224 -211 211 -211
C 1693 1710 64 1745 1725 63,6 3,031 -17 20 -18,5
D 1425 814 36,8 670 1280 26,2 6,735 611 -610 610,5
3,5
Toleransi H = 12 √d
= 12 √0,183407
= 5,14
Jumlah beda tinggi rata-rata kurang dari 5,14, berarti telah memenuhi syarat dan
ukuran dapat digunakan.
1.54 B 108 54 40
i. Pembahasan
Pengukuran poligon merupakan metode paling fleksibel dan hitungannya
sederhana, hal inilah yang mendasari kami dilatih untuk menggunakan metode
poligon dalam perhitungan. Dalam melakukan pengukuran, kami menggunakan
beberapa alat seperti meetband, rambu ukur, waterpass, dan theodolite. Selain itu
kami juga menerapkan metoda-metoda yang telah kami pelajari seperti, seri rangkap,
pengukuran optis, dll. Maka pengukuran poligon merupakan perpaduan antara
beberapa cara yang telah kami pelajari sebelumnya. Tentunya dengan memperhatikan
toleransi dari setiap pengukuran, jika tidak memenuhi toleransi maka kami akan
melakukan pengukuran ulang agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada pengukuran poligon dan detail situasi ini, kami mendapatkan tempat di
Asrama Putri bagian Selatan, yaitu pada blok E. Menurut kami pengukuran pada
asrama putri merupakan pengukuran detail situasi dengan sistem terlengkap, karena di
asrama putri terdapat cukup banyak dan lengkap detail buatan, namun kami tidak
membidik detail alam. Detail buatan yang kami bidik meliputi bangunan aspi, parit,
taman, pagar, bangunan prodiksus, dan jalan. Pada peta detail situasi kami juga
melampirkan inset sebagai gambaran peta yang lebih jauh lagi namun dengan mini
peta. Kami menggunakan skala 1:250, yang artinya 1 cm pada peta mewakili 2,5 m
pada jarak sebenarnya.
k. Daftar Pustaka
1. https://123dok.com/document/y95l5jlz-pengertian-poligon-dan-metode-
pengukuran.html
2. https://classroom.google.com/u/3/c/NDE3NzI2OTA4NjQ3/m/
NDI4NzE4MTI1NTM3/details
3. http://lib.unnes.ac.id/43126/1/Evaluasi%20Titik%20Kontrol%20Tinggi
%20Universitas%20Negeri%20Semarang%20Dengan%20Metode
%20Pengukuran%20Kerangka%20Dasar%20Vertikal%20Bench%20Mark
%20%28BM%29.pdf
4. http://share.its.ac.id/pluginfile.php/40441/mod_resource/content/
2/3.2.1%20Kerangka%20Kontrol%20Horisontal.pdf
5. https://arafuru.com/m/sipil/cara-menggunakan-waterpass-untuk-pemula.html
l. Lampiran Dokumentasi Kegiatan