Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENGUKURAN JARAK TIDAK LANGSUNG

KELOMPOK 5 KELAS C
Disusun oleh :
Risky Raka Saputra (21DI7683)

Wasib Zaky Mustafa (21DI7692)

Wildhan Ardatama Kusuma Prayoga (21DI7693)

Yodhi Setiawan (21DI7694)


Nama Instruktur :
Susilo Widiyantoro, S.T., M.Eng.
Nama Asisten Instruktur :
Desi Suci Richasari, S.T.

PROGRAM STUDI DIPLOMA 1 PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL


2021
LAPORAN PENGUKURAN JARAK TIDAK LANGSUNG

a. Judul Praktikum (Acara) : Pengenalan Theodolite


b. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 26 Oktober 2021
c. Lokasi Pengukuran : Lapangan Utama Sebelah Utara
d. Alat dan Bahan yang digunakan : 1. Theodolite
2. Statif
3. Paku Payung
4. Alat Tulis
e. Dasar Teori :
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Theodolite
merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan
kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat
dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997). Survei
dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan
luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997).
Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada
satuan sekon (detik).Fungsi utama theodolit adalah untuk mengukur sudut,
baik sudut horisontal maupun sudut vertikal. Di samping untuk mengukur
sudut, dengan bantuan peralatan tertentu dapat juga digunakan untuk
mengukur jarak dan beda tinggi. Umumnya theodolit mempunyai tipe
sepasang sumbu (double axis) yang terdiri atas dua lempengan, atas dan
bawah, dan masing-masing berputar pada sumbu I. Setiap lempengan
dilengkapi dengan klem dan penggerak halus. Klem bagian bawah
mengunci putaran lempengan bawah, sementara klem bagian atas
mengunci kedua lempengan itu. Penggerak halus digunakan untuk
penepatan bidikan ke target (pointing).
Theodolit analog mempunyai bacaan terkecil (least count) yang
dapat diamati langsung sebesar 20”, 10”, 6”, 5”, 3”, 2” atau 1”. Pada
model terdahulu digunakan sistem pembacaan analog, baik secara
langsung dengan melihat piringan, maupun dengan mikrometer. Pada
theodolit model terbaru (elektronik) digunakan pembacaan digital.
Theodolit elektronik mempunyai bacaan terkecil 20”, 10”, 5” atau 1”.
Tampilannya menggunakan layar LCD, dan dilengkapi kemampuan
tombol fasilitas ‘menahan’ dan ‘set’ bacaan piringan horisontal sesuai
yang diinginkan pengamat.

f. Tahapan Kegiatan :
1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.
2. Pilih tempat yang akan digunakan, pilih yang aman untuk mendirikan
theodolite.
3. Menyiapkan titik menggunakan paku payung untuk sentering dan
levelling sebelum memulai pengukuran.
4. Menyiapkan statif tepat diatas titik dan siapkan alat theodolite.
5. Pasang theodolit tepat diatas statif tegak lurus dengan titik.
6. Lakukan sentering dan levelling.
7. Setelah melakukan sentering dan levelling, maka dapat dilakukan
pembidikan atau pengukuran.
g. Hasil Kegiatan Praktikum
Hasil dari kegiatan praktikum pada hari Selasa, 26 Oktober 2021 adalah
pengenalan bagian – bagian dari alat ukur theodolite dan cara untuk sentering
dan levelling.

Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian teodolit.

1. Lensa Objektif, untuk melihat objek


2. Visir, untuk membidik objek secara kasar
3. Lensa Sentering, untuk melihat apakah teodolit sudah berada diatas titik patok
4. Sekrup ABC, untuk mengatur nivo tabung
5. Plat Dasar, untuk menyatukan alat dengan statif
6. Reflektor Cahaya, untuk memperjelas dan memberikan bantuan cahaya pada
bacaan sudut vertikal dan horizontal.
7. Slot Kompas, untuk untuk meletakkan kompas
8. Titik merah, untuk mengukur ketinggian alat
9. Lensa Mikrometer, untuk membaca sudut
10. Lensa Okuler, untuk melihat objek dengan mata
11. Cincin Fokus, untuk memperjelas objek yang bidik
12. Kaki Statif, untuk menyangga alat teodolit
13. Klem Limbus, untuk untuk mengunci piringan horizontal
14. Skrup penggerak halus limbus : untuk menggerakkan limbus secara halus dan
horizontal tanpa memengaruhi bacaan
15. Piringan horizontal : untuk tempat lingkaran skala horizontal dan bacaan sudut
horizontal
16. Knop Mikrometer, untuk menempatkan bacaan di tengah-tengah garis
17. Tribach, untuk tempat tumpuan sumbu I
18. Nivo Tabung, untuk indikatur sumbu 1 pada posisi benar-benar vertikal.

Berikut merupakan prosedur sentering dan levelling pada teodolit.


1. Pasang statif, posisikan kepala statif tepat di atas titik pusat, selanjutnya
usahakan posisi kaki statif membentuk segitiga sama sisi atau dapat
disesuaikan dengan kondisi permukaan tanah.
2. Injak salah satu kaki statif sehingga ujung sepatu kaki statif tertanam di
tanah dan statif berdiri kokoh, hal ini sebagai pusat pergerakan untuk
memposisikan lensa sentering tegak lurus dengan titik pusat.
3. Atur posisi kepala statif mendekati posisi horizontal dengan cara
megendorkan skrup kaki statif dan menggerakkan kaki statif naik atau
turun.
4. Pasang teodolit di atas kepala statif dan putar skrup sentering) pada
kepala bawah statif dan ditempatkan pada lubang baut pada alas teodolit
tersebut.
5. Lihat melalu titik sentering posisi atau letak titik sentering dengan
menggunakan lensa sentering posisikan tegak lurus dengan titik sentering.
6. Lihat posisi gelembung pada nivo kotak, jika sudah pada posisi di tengah,
dapat dilanjutkan pada penetapan titik sentering, jika belum naik turunkan
kaki statif sehingga posisi gelembung tepat di tengah nivo kotak.
7. Posisi titik sentering teodolit sudah tepat di atas pusat titik referensi atau
belum, jika belum kendorkan sekrup sentering dan geser teodolit secara
lateral sambil mengamati melalui lensa sentering sehingga posisi
sentering tepat di atas pusat titik referensi tersebut.
8. Atur nivo tabung, buat posisi nivo tabung sejajar dengan sekrup B dan C
dengan arah Gerakan yang saling berlawanan, putar perlahan – lahan
sekrup B dan C secara bersamaan sehingga posisi gelembung nivo tabung
sudah ada di tengah – tengah.
9. Putar teodolit sehingga posisi nivo tabung membentuk sudut 90°
terhadap garis skrup B dan C, dan putar skrup A sehingga nivo tabung
tersebut tepat berada ditengah – tengah.
10. Cek gelembung pada nivo tabung pada sembarang posisi teropong, jika
tepat berada di tengah – tengah, teodolit siap digunakan. Jika belum,
maka ulangi dua langkah terakhir pada prosedur ini.

h. Daftar Pustaka
1. https://www.pengadaan.web.id/2020/11/alat-ukur-theodolit.html
2. https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit/
3. Modul teori semester 1 2019 praktik peralatan survey.pdf
4. https://arafuru.com/sipil/cara-menggunakan-theodolit-untuk-pemula.html
5. https://www.ptkesuma.co.id/detailpost/perbedaan-theodolite-dan-total-
station

Anda mungkin juga menyukai