Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Satriana Fitri Mustika Sari S.T., M.T.
Pengukuran (surveying) merupakan seni penentuan posisi relatif pada, di atas atau dibawah
permukaan bumi yang berkenaan dengan pengukuran jarak-jarak, sudut-sudut dan arah baik secara
vertikal maupun secara horizontal. Pengukuran ini bertujuan untuk menentukan kedudukan suatu objek
di atas permukaan bumi dalam suatu sistem koordinat geodesi. Surveyor adalah sebutan bagi seseorang
yang melakukan pengukuran dengan tujuan untuk mendapatkan data-data tentang suatu wilayah atau
objek tertentu.
Ilmu ukur tanah untuk menyatakan kedudukan suatu titik atau penggambaran situasi yang
terdapat di atas permukaan bumi, yang pada dasarnya bumi selalu bergerak sesuai dengan porosnya.
Oleh karena itu ilmu ukur tanah diperlukan sebagai kontrol dari pergerakan tersebut. Kemudian ilmu
ukur tanah juga sering digunakan sebagai dasar dari perencanaan Pembangunan.
Dalam pemetaan, ilmu ukur tanah diperlukan dalam penyusunan pembuatan peta yang apabila
telah menjadi peta, akan sangat bermanfaat bagi seluruh disiplin ilmu. Jadi ilmu ukur tanah sangat
diperlukan dalam berbagai disiplin ilmu sebagai faktor penunjang yang sangat penting dalam
terlaksananya suatu proyek. Dan tidak lupa diperlukan metode pengukuran yang tepat dan alat ukur
yang tepat pula untuk memperoleh hasil yang dan berkualitas. Hasil yang tepat dan berkualitas dalam
hal ini ditinjau dari segi biaya dan waktunya, juga dari segi kesesuain dengan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan.
B. TUJUAN
1. Memahami cara penggunaan dan cara kerja alat ukur tanah, khususnya waterpass.
2. Mengetahui letak kedataran tanah dan kemingiringan tanah.
3. Menguasai perhitungan dalam ilmu ukur tanah.
4. Mengetahui bagaimana cara penyelesaian suatu kondisi.
C. MANFAAT
B Landasan Teori
Waterpass adalah alat untuk mengukur perbedaan ketinggian dan kemiringan suatu benda atau
garis, baik pada posisi vertikal maupun horizontal. Di dalam alat ini terdapat kaca kecil berbentuk
bundar dengan gelembung yang berasal dari air. Selain itu, ada juga lensa yang digunakan untuk melihat
bidikan target.
Waterpass terbuat dari bahan kayu atau aluminium, dan tersedia dalam berbagai ukuran mulai
dari 0,5 meter hingga 3 meter. Ada tiga jenis waterpass yang dapat digunakan, yaitu waterpass manual,
waterpass digital, dan waterpass auto level. Waterpass biasanya digunakan dalam proses konstruksi
untuk memastikan bahwa posisi bangunan berada dalam keadaan sejajar baik itu vertikal maupun
horizontal untuk menciptakan pijakan yang stabil serta digunakan saat merancang sketsa bangunan.
C Bagian Alat
Keterangan Alat
NAMA ALAT
NO GAMBAR KEGUNAAN
DAN BAHAN
E. LANGKAH KERJA
1. Dirikan statif di atas titik yang dimaksud sehingga kaki statif membentuk segitiga sama sisi.
5. Sejajarkan teropong dengan dua sekrup penyetel sb. 1 (sekrup A dan B) dan ketengahkan
gelembung nivo dengan memutar sekrup A,B dan C sekaligus sehingga gelembung nivo tepat
berada di tengah-tengah lingkaran nivo.
6. Putar teropong ke sembarang posisi, jika gelembung berubah-ubah, setel kembali sekrup penyetel
hingga gelembung ke tengah kembali.
7. Lakukan berulang-ulang hingga gelembung nivo tetap di tengah kemanapun teropong diarahkan,
maka sb. 1 vertikal instrumen telah siap dipakai.
F. KESELAMATAN KERJA
1. Periksa peralatan kerja sebelum dan sesudah kerja.
2. Menjaga dan lindungi alat dari hal berbahaya ketika bekerja.
3. Tidak bercanda ketika sedang melakukan pekerjaan.
4. Tidak memaksa peralatan yang digunakan dalam bekerja.
5. Menyetel peralatan dengan baik.
6. Menggunakan pakaian yang sesuai saat praktek
III. BAB II: PENGUKURAN BEDA TINGGI SEGITIGA
A Tujuan
1. Mahasiswa dengan alat yang tersedia dapat menerapkan praktik ilmu ukur tanah dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa dapat menerapkan konsep perhitungan yang digunakan dalam menyetel dan
menggunakan alat waterpass dengan baik.
B Landasan Teori
Pengukuran beda tinggi segitiga adalah salah satu metode pengukuran beda tinggi yang
digunakan dalam pengukuran tanah. Metode ini menggunakan prinsip trigonometri untuk menentukan
beda tinggi antara dua titik yang berjauhan.
Dalam pengukuran beda tinggi segitiga, terdapat tiga buah titik, yaitu titik A, B, dan C. Titik A
adalah titik awal pengukuran, titik B adalah titik yang akan ditentukan beda tingginya, dan titik C adalah
titik bantu.
Untuk menentukan beda tinggi antara titik A dan titik B, dilakukan penguk uran sudut α dan
sudut β dari titik A ke titik B. Sudut α adalah sudut yang dibentuk oleh garis AB dan garis AC,
sedangkan sudut β adalah sudut yang dibentuk oleh garis AB dan garis BC.
NAMA ALAT
NO GAMBAR KEGUNAAN
DAN BAHAN
Berikut adalah langkah kerja pengukuran beda tinggi segitiga pada pengukuran tanah:
1. Persiapan
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu alat ukur sipat datar, rambu ukur, dan alat tulis.
2) Tentukan titik-titik yang akan diukur beda tingginya.
3) Pasang rambu ukur di setiap titik yang akan diukur beda tingginya.
2. Pengukuran
1) Letakkan alat ukur sipat datar di titik yang dapat dijangkau oleh kedua titik yang akan diukur
beda tingginya.
2) Arahkan teropong alat ukur sipat datar ke rambu ukur yang dipasang di titik pertama. Baca
benang tengah rambu ukur tersebut, baik bacaan muka maupun bacaan belakang.
3) Arahkan teropong alat ukur sipat datar ke rambu ukur yang dipasang di titik kedua. Baca benang
tengah rambu ukur tersebut, baik bacaan muka maupun bacaan belakang.
3. Perhitungan
1) Beda tinggi antara titik pertama dan titik kedua adalah:
2) t = bm - bk
Keterangan:
1) t = beda tinggi antara titik pertama dan titik kedua (m)
2) bm = bacaan benang tengah muka di titik kedua (m)
3) bk = bacaan benang tengah belakang di titik pertama (m)
4. Pencatatan
Maka, beda tinggi antara titik pertama dan titik kedua adalah:
t = bm - bk
t = 1,23 m - 1,10 m
t = 0,13 m
Dengan demikian, beda tinggi antara titik pertama dan titik kedua adalah 0,13 m.
FOODCOURT UNESA
GEDUNG FAKULTAS TEKNIK
GARASI MOBIL
SIPIL A4
15M 15M 15M 15M 15M 15M 15M 15M 10M 10M 15M 15M
PARKIRAN
PARKIRAN DOSEN
MAHASISWA
F Keselamatan Kerja
1. Pastikan alat ukur sipat datar dalam kondisi baik dan kalibrasi yang benar. Alat ukur sipat datar
yang tidak dalam kondisi baik atau tidak dikalibrasi dengan benar dapat menyebabkan kesalahan
hasil pengukuran.
2. Pastikan rambu ukur dalam kondisi tegak dan tidak miring. Rambu ukur yang tidak tegak dan
miring dapat menyebabkan kesalahan hasil pembacaan.
3. Pastikan bacaan rambu ukur dilakukan dengan benar dan tepat. Bacaan rambu ukur yang salah atau
tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan hasil pengukuran.
4. Lakukan koreksi bacaan rambu ukur jika terjadi kesalahan pembacaan. Koreksi bacaan rambu ukur
dilakukan untuk mengurangi kesalahan hasil pengukuran.
5. Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai. APD yang perlu digunakan antara lain helm,
sepatu safety, kacamata safety, sarung tangan, dan pakaian kerja.
6. Berhati-hatilah dalam bekerja di ketinggian. Jika bekerja di ketinggian, gunakan tangga atau alat
bantu lainnya untuk menghindari jatuh.
7. Hindari bekerja di area yang berbahaya. Jika bekerja di area yang berbahaya, seperti area yang
licin atau area yang dekat dengan kabel listrik, hindari bekerja sendiri dan mintalah bantuan orang
lain.
Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga keselamatan kerja pada pengukuran beda tinggi
segitiga:
1. Lakukan pemeriksaan dan inspeksi peralatan sebelum digunakan. Pastikan peralatan dalam kondisi
baik dan aman untuk digunakan.
2. Lakukan pengukuran dengan hati-hati dan teliti. Hindari terburu-buru dalam bekerja.
3. Bekerjalah dalam tim. Bekerja dalam tim dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan.
IV. BAB III: PENGUKURAN MEMANJANG KELILING
A. Tujuan
1. Bagaimana cara menggunakan pesawat waterpass.
2. Mengetahui bagaimana cara mengukur memanjang dan keliling menggunakan waterpass
B. Landasan Teori
Pengukuran profil berguna untuk perencanaan jalan raya, kanal, saluran, untukgalian pipa-
pipa saluran dan sebagainya.Tujuan utama dilakukan pengukuran adalah untuk menentukan
ketinggian titikdan jarak dari titik ke titik. Bila pengukuran dilakukan pergi pulang, alat
ditempatkankira-kira dipertengahan kedua titik dan kira-kira segaris dengan kedua titik tersebut.Jarak
yang diambil adalah jarak langsung (diukur dengan pita ukur). Beda tinggi antarakedua titik tersebut
akan didapat dua buah yaitu beda tinggi pergi dan beda tinggipulang.
1. WATERPASS
2. ROL METER
3. STATIF
4. RAMBU UKUR
5. PAYUNG
6 ALAT TULIS
7 KALKULATOR
D. Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan di lapangan
2. Menentukan sketsa pengukuran lapangan
3. Tentukan titik-titik yang akan diukur di lapangan
4. Jangan lupa tentukan titik TP
5. Menandai setiap letak titik di lapangan dengan paku, tipe-x, atau pilox
6. Ukur jarak antar titik dengan roll meter
7. Dirikan statif di titik TP, dan pasang pesawat waterpass di atasnya.
8. Atur nivo, barulah pesawat waterpass siap digunakan
9. Arahkan lensa waterpass ke arah bak ukur
10. Bidik bak ukur, lalu membaca BA, BT, dan BB pada P2-P2, P2-P3, P3-P4, P5-P6, P6-P1
11. Setelah mendapat data yang diinginkan kembalikan ke normal sekrupnya, lalu lepas pesawat
waterpass dari statif
12. Masukan kembali pesawat waterpass ke dalam tempatnya sesuai dengan prosedurnya.
E. Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum kegiatan kerja.
2. Mengenakan pakaian kerja/baju lab.
3. Melihat situasi dan kondisi lapangan, bila tidak memungkinan untuk bekerja maka sementara
pekerjaan ditunda.
4. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
5. Melakukan pekerjaan sesuai dengan langkah kerja.
6. Melakukan pekerjaan dengan hati-hati.
7. Tidak bergurau ketika sedang melakukan pekerjaa/praktik lapangan.
8. Mengembalikan alat yang sudah digunakan pada tempatnya.
V. BAB IV: PERHITUNGAN