“ PERPETAAN “
Disusun Oleh :
“ Kelompok 1 “
1. Wahyu Sudarsono 41114120139
2. Gustian Hermana 41118110085
3. Tiara Afriani Devi 41118110091
4. Andik Sutikno 41118110098
5. Novitya Nurhayati 41118110119
6. Muh.Hadi Yusuf 41118110124
DOSEN :
Gita Puspa Artiani, ST, MT.
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-NYA, pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan ini dapat berjalan
lancar dan selesai tepat dengan waktunya. Kemudian kami selaku penulis maupun penyusun
laporan ini mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, yaitu :
1. Ibu Gita Puspa Artiani, ST, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Perpetaan
Universitas Mercu Buana Jakarta.
2. Bella Prillia dan Natu selaku Assisten Dosen mata kuliah Perpetaan Universitas Mercu
Buana Jakarta.
3. Teman-teman kelompok 1 kelas mata kuliah Perpetaan Universitas Mercu Buana Jakarta.
4. Teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Universitas Mercu Buana Jakarta.
5. Semua pihak yang tidak bias kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu kamu
dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan praktikum ini.
Kami mengucapakan banyak terima kasih, semoga ALLAH SWT memberikan imbalan yang
setimpal kepada semuanya yang telah memberikan bantuan. Dan semoga laporan yang kami
buat ini dapat bermanfaat bagi diri kami sendiri maupun orang lain.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………… iii
iii
2.6. Data Lapangan ……………….………………………………………………
22
2.7. Pengolahan Data ………………………………………………………….....
22-25
2.10 Kesimpulan …………………………………………………………………. 26
2.11 Saran ………………………………………………………………………… 26
iv
BAB I
WATERPASS TERBUKA
Adapun maksud dan tujuan instruksional umum dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa
maupun mahasiswi mampu mengukur perbedaan tinggi suatu daerah atau lingkungan tertentu dengan
menggunakan waterpass. Ada juga tujuan instruksional khusus dari praktikum ini yaitu agar
mahasiswa dapat menghitung besar volume pekerjaan tanah. Mengembangkan peta yang
menunjukkan bentuk tanah secara umum, meneliti ciri-ciri aliran di suatu tempat, dan dapat
membuat perencanaan proyek-proyek kontruksi menurut evaluasi terencana.
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar (waterpass). Alat didirikan
pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri vertical. Praktikum kali ini
dimaksudkan untuk mengetahui beda tinggi dan jarak optis dengan metode Waterpass terbuka, yang
artinya titik awal pengukuran tidak akan bertemu dengan titik akhir pengukuran.
Dalam pengukuran menggunakan Waterpass ada beberapa istilah yang dipakai, antara lain:
1. Batas atas atau yang sering disebut BA adalah tanda baca pada Waterpassuntuk
membaca ukuran bagian atas pada rambu ukur.
2. Batas bawah atau yang sering disebut BB adalah tanda baca pada Waterpass untuk
membaca ukuran bagian bawah pada rambu ukur.
3. Batas tengah atau yang sering disebut BT adalah tanda baca pada Waterpass untuk
membaca ukuran bagian tengah pada rambu ukur.
5
1.3. Peralatan
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi
antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical.
Berikut adalah bagian Waterpass dan fungsingya:
Nivo berfungsi untuk melindungi gelembung Nivo
B. Statif
6
Statif berfungsi sebagai tempat atau dudukan pesawat waterpass maupun pesawat lainnya.
C. Rol Meter
Rol meter adalah alat untuk memberikan tanda dan mngukur jarak langsung pada
pengukuran penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat.
D. Rambu ukur
7
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah / membantu mngukur beda tinggi antara garis
bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari campuran logam alumunium.
Ukurannya tebal 3 cm - 4cm, lebarnya + 10 cm dan panjangnya ada beberapa variatif yaitu 2
m, 3 m, 4 m, dan 5 m.
E. Palu
Palu berfungsi untuk membantu mempermudah untuk menancapkan patok bantu pada area
yang sudah ditentukan.
F. Patok
Patok bantu berfungsi untuk menandai area / titik yang akan di ukur. Patok ini biasanya
terbuat dari besi, kayu, beton atau bambu yang di atasnya di cat warna merah agar mudah
untuk dilihat.
8
G. Payung
9
1.4. Langkah Kerja
1. Pertama-tama kita memasang patok pada titik awal ( patok A ) yang akan kita ukur.
2. Pasang patok akhir ( Patok E ) pada area yang akan kita ukur lurus dengan patok awal
( Patok A ) dengan jarak 20 meter.
3. Pasang patok dengan jarak 5 meter tiap patok dari awal ( Patok A ) sampai patok akhir
(Patok E).
4. Pasang Statif di antara patok A dan patok B dengan jarak 2.5 meter. Pasang Statif setinggi
dada orang dewasa. Perhatikan kemiringan kaki statif jangan sampai terlalu miring.
Pastikan kepala statif juga tidak miring, dan patikan baut sekrup penyetel kaki statif
terkunci dengan kuat sehingga kaki statif tidak merosot / bergerak.
10
5. Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia pada
statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat. Atur waterpass sampai rata dengan
memutar sekrup pendatar sampai nivo berada di tengah.
6. Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada patok A.
7. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita lihat melalui
lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok A.Pada titik ini kita sebut
dengan A1. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat
jelas.
8. Kemudian pindahkan rambu ukur ke patok B. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.
9. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat
melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B. Pada titik ini kita
sebut dengan 1B. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai
terlihat jelas.
10. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok B dan patok C dengan jarak 2.5 meter dari
patok B. Atur waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
11. Dirikan rambu ukur di patok B menghadap ke arah patok C. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
12. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa
waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok B. Pada titik ini kita sebut dengan
B2. Apabila rambu ukur terlihat kurang jelas, putar tombol fokus sampai terlihat jelas.
11
13. Dirikan rambu ukur di patok C menghadap ke arah patok B. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
14. Putar waterpass menghadap ke arah patok C. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok C. Pada titik ini kita sebut dengan C2.
15. Dirikan rambu ukur di patok C menghadap ke arah patok D. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
16. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa
waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok C. Pada titik ini kita sebut dengan
C3.
17. Dirikan rambu ukur di patok D menghadap ke arah patok C. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
18. - Putar waterpass menghadap ke arah patok D. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok D. Pada titik ini kita sebut dengan D3.
19. Pindahkan waterpass ke posisi diantara patok D dan patok E dengan jarak 2.5 meter dari
patok D. Setting waterpass dengan benar dan pastikan waterpass sudah rata.
20. Dirikan rambu ukur di patok D menghadap ke arah patok E. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
21. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa
waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok D. Pada titik ini kita sebut dengan
D4.
22. Dirikan rambu ukur di patok E menghadap ke arah patok D. Pastikan rambu ukur tidak
miring.
23. Putar waterpass menghadap ke arah patok E. Baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan
Batas Bawah (BB) yang kita lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita
letakkan di patok E. Pada titik ini kita sebut dengan E5.
12
1.5. Rumus
Dalam praktikum waterpass terbuka kali ini ada beberapa rumus yang kami gunakan, yaitu :
BT = (BA+BB) / 2
Keterangan :
BT = Batas Tengah (cm) BA = Batas Atas (cm) BB = Batas Bawah (cm)
Keterangan :
BA = Batas Atas (cm)
BB = Batas Bawah (cm)
Ah = BT muka - BT belakang
Keterangan :
BT = Batas Tengah (cm)
Ah = Beda tinggi (cm)
13
1.6. Data Lapangan
BT = (BA+BB)/ 2
14
1.7. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum tersebut, kami dari kelompok empat dapat menarik garis besar
kesimpulan sebagai berikut:
1. Waterpass adalah sebauh alat untuk mengukur dan menentukan beda tinggi pada bidang
permukaan tanah.
2. Waterpass terbuka adalah salah satu metode penentuan beda tinggi kontur permukaan
tanah dengan cara menarik garis dari titik awal sampai ke titik akhir dengan syarat antara
patok awal dengan patok akhir tidak bertemu.
3. Pengukuran metode ini mempunyai banyak fungsi salah satunya adalah merancang jalan
raya, menghitung volume pekerjaan tanah, mengembangkan peta-peta yang menunjukkan
bentuk tanah secara umum
4. Bahwa pengukuran pada metode ini memerlukan ketelitian dalam melihat skala pada
rambu ukur, karena garis yang menjadi acuan melihat skala sangatlah kecil.
5. Pengukuran metode ini juga membutuhkan kerjasama anggota tim yang jelas antara
Surveyor, pemegang rambu ukur dan pencatat data. Karena jika terdapat kekeliruan antar
anggota tim akan mengakibatkan kesalahan data pengukuran.
1.8. Saran
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengukuran waterpass
terbuka agar data yang diperoleh sesuai dengan metode yang ada, berikut saran dari
kelompok empat:
1. Dalam melakukan pengukuran dan penancapan patok, harus diperhatikan skala yang
dibutuhkan jangan sampai berbeda meskipun hanya beberapa centimeter.
2. Pada saat mendirikan waterpass harus diperhatikan posisi dan letak tabung nivo sebagai
acuan apakah alat waterpass berdiri datar atau tidak.
3. Saat melakukan survey, alat waterpass harus selalu ditutupi oleh payung karena alat ini
sangan sensitif terhadap sinar matahari.
4. Ketika surveyor mengukur skala, posisi rambu ukur harus tetap diam, karena jika keadaan
bergerak akan menyulitkan melihat skala tersebut.
15
BAB II
WATERPASS TERTUTUP
Adapun maksud dan tujuan instruksional umum dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa
maupun mahasiswi mampu mengukur perbedaan tinggi suatu daerah atau lingkungan tertentu dengan
menggunakan waterpass. Ada juga tujuan instruksional khusus dari praktikum ini yaitu agar
mahasiswa dapat menghitung besar volume pekerjaan tanah. Mengembangkan peta yang
menunjukkan bentuk tanah secara umum, meneliti ciri-ciri aliran di suatu tempat, dan dapat
membuat perencanaan proyek-proyek kontruksi menurut evaluasi terencana.
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar (waterpass). Alat didirikan
pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri vertical. Praktikum kali ini
dimaksudkan untuk mengetahui beda tinggi dan jarak optis dengan metode Waterpass terbuka, yang
artinya titik awal pengukuran tidak akan bertemu dengan titik akhir pengukuran.
Dalam pengukuran menggunakan Waterpass ada beberapa istilah yang dipakai, antara lain:
4. Batas atas atau yang sering disebut BA adalah tanda baca pada Waterpassuntuk
membaca ukuran bagian atas pada rambu ukur.
5. Batas bawah atau yang sering disebut BB adalah tanda baca pada Waterpass untuk
membaca ukuran bagian bawah pada rambu ukur.
6. Batas tengah atau yang sering disebut BT adalah tanda baca pada Waterpass untuk
membaca ukuran bagian tengah pada rambu ukur.
16
2.3. Peralatan
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi
antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical.
Berikut adalah bagian Waterpass dan fungsingya:
Nivo berfungsi untuk melindungi gelembung Nivo
Statif berfungsi sebagai tempat atau dudukan pesawat waterpass maupun pesawat lainnya.
17
Berikut adalah fungsi pada setiap bagian Statif:
Kepala Statif berfungsi sebagai landasan Waterpass
Sekrup pengunci berfungsi untuk mengunci Statif dengan Waterpass
C. Rol Meter
Rol meter adalah alat untuk memberikan tanda dan mngukur jarak langsung pada
pengukuran penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat.
D. Rambu ukur
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah / membantu mngukur beda tinggi antara garis
bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari campuran logam alumunium.
Ukurannya tebal 3 cm - 4cm, lebarnya + 10 cm dan panjangnya ada beberapa variatif yaitu 2
m, 3 m, 4 m, dan 5 m.
18
E. Palu
Palu berfungsi untuk membantu mempermudah untuk menancapkan patok bantu pada area
yang sudah ditentukan.
F. Patok
Patok bantu berfungsi untuk menandai area / titik yang akan di ukur. Patok ini biasanya
terbuat dari besi, kayu, beton atau bambu yang di atasnya di cat warna merah agar mudah
untuk dilihat.
G. Payung
Payung berguna untuk melindungi waterpass dari sinar matahari langsung. Karena lensa
waterpass sangat sensitif terhadap
19
2.4. Langkah Kerja
1. Pertama kita pasang patok awal pada titik awal ( patok A ) yang akan kita ukur.
2
2. Pasang patok akhir ( Patok 6 ) pada area yang akan kita ukur lurus dengan sudut 60° antar titik
dengan patok awal ( Patok 1 ) dengan jarak 4 meter.
3. Setelah pemasangan 6 titik patok sudah selesai, pindahkan waterpas ke titik tengah antara (Patok
1 ) dengan (Patok 2)
4. Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang tersedia pada statif dan
pastikan terkunci dengan benar dan kuat. Atur waterpass sampai rata dengan memutar sekrup
pendatar sampai nivo berada di tengah.
5. Setelah alat Waterpass selesai di pasang di titik A(titik tengah antara titik 1 dengan titik 2,
Kemudian lakukan pengukuran dengan membaca rambu ukur sisi depan dengan alat waterpass
dengan mengarahkan lensa waterpass kearah titik 1 yang dilalukam dari titik A untuk mencari
data Batas Atas , Batas Tengah , dan Batas Bawah.
20
7. Setelah selesai membaca bak ukur pada titik 2 ,kemudian pindahkan waterpass ke titik
pengukuran selanjutnya yaitu di titik B (titik tengah antara titik 2 dengan titik 3). Waterpass
diatur ulang pada titik tersebut lalu dilanjutkan membaca bak ukur di titik 2 dan 3. Untuk
mencari data Batas Atas , Batas Tengah , dan Batas Bawah .
8. Lakukan hal yang sama untuk proses selanjutnya setelah pengukurang di titik B selesai dalam
mencari Batas Atas , Batas Tengah , dan Batas Bawah di titik muka (2) dan titik belakang (3) .
Dengan dilanjutkan ke titik C, D, E, F dengan langkah-langkah seperti sebelum- sebelumnya.
21
2.5. Rumus
Dalam praktikum waterpass tertutup kali ini ada beberapa rumus yang kami gunakan, yaitu :
BT= (BA+BB) / 2
Keterangan :
BT = Batas Tengah (cm) BA = Batas Atas (cm) BB = Batas Bawah (cm)
Untuk mencari Jarak Optis
Keterangan :
BT = Batas Tengah (cm) BA = Batas Atas (cm) BB = Batas Bawah (cm)
Untuk menghitung beda tinggi (Ah )
Ah = BT muka - BT belakang
Keterangan :
BT = Batas Tengah
Ah = Beda tinggi
22
2.6. Data Lapangan
23
Titik D3 ( titik belakang )
BT = ( BA+BB)/2
= (129,6+128,2)
= 128,9 cm
Titik D4 ( titik muka )
BT = ( BA+BB)/2
= (130,4+128,8)
= 129,6 cm
Titik E4 ( titik belakang )
BT = ( BA+BB)/2
= (134,8+134,2)
= 134,5 cm
Titik E5 ( titik muka )
BT = ( BA+BB)/2
= (136,2+134,8)
= 135,5 cm
Titik F5 ( titik belakang )
BT = ( BA+BB)/2
= (126,4+125)
= 127,7 cm
Titik F6 ( titik muka )
BT = ( BA+BB)/2
= (128,1+126,7)
= 127,4 cm
Titik A6 ( titik belakang )
BT = ( BA+BB)/2
= (131,8+130,2)
= 131 cm
24
Jarak Optis
25
Beda Tinggi ( Ah )
❖ Beda tinggi ( Ah ) patok 1 dengan patok 2
Ah = BT muka - BT belakang
= 124,7 – 127,3 cm
= - 2,6
26
2.8. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum tersebut, kami dari kelompok empat dapat menarik garis besar
kesimpulan sebagai berikut:
1. Waterpass adalah sebauh alat untuk mengukur dan menentukan beda tinggi pada bidang
permukaan tanah.
2. Waterpass tertutup adalah salah satu metode penentuan beda tinggi kontur permukaan tanah
dengan cara mecari titik pusat terlebih dahulu kemudian mencari titik dengan menggunakan
sudut 60° antar titik patok awal dengan patok selanjutnya, sehingga membentuk bidang segi
banyak dan antara titik awal patok dengan titik akhir patok saling bertemu.
3. Pengukuran metode ini mempunyai banyak fungsi salah satunya adalah menghitung volume
pekerjaan tanah, mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
4. Bahwa pengukuran pada metode ini memerlukan ketelitian dalam melihat skala pada rambu
ukur, karena garis yang menjadi acuan melihat skala sangatlah kecil.
5. Pengukuran metode ini juga membutuhkan kerjasama anggota tim yang jelas antara Surveyor,
pemegang rambu ukur dan pencatat data. Karena jika terdapat kekeliruan antar anggota tim akan
mengakibatkan kesalahan data pengukuran.
2.9. Saran
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengukuran waterpass tertutup agar
data yang diperoleh sesuai dengan metode yang ada, berikut saran dari kelompok empat:
1. Dalam melakukan pengukuran dan penancapan patok, harus diperhatikan skala yang dibutuhkan
jangan sampai berbeda meskipun hanya beberapa centimeter.
2. Pada saat mendirikan waterpass harus diperhatikan posisi dan letak tabung nivo sebagai acuan
apakah alat waterpass berdiri datar atau tidak.
3. Saat melakukan survey, alat waterpass harus selalu ditutupi oleh payung karena alat ini sangan
sensitif terhadap sinar matahari.
4. Ketika surveyor mengukur skala, posisi rambu ukur harus tetap diam, karena jika keadaan
bergerak akan menyulitkan melihat skala tersebut.
27