Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ilmu Ukur tanah (waterpass)

DISUSUN OLEH :

NAMA : CICI RAMATIA


NIM : D0121020
NOMOR URUT : 12
KELAS : TEKNIK SIPIL B
MATA KULIAH : SURVEY DAN PEMETAAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNEVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ijin-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas MAKALAH ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan semua umatnya.

MAKALAH ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh yang
terhormat Bapak MUHAMMAD HARUM, S.T.,M.T. pada mata kuliah SURVEY DAN
PEMETAAN.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan dan saran pada proses pembuatan makalah ini, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan MAKALAH ini dengan baik dan benar.

Penulis sadar betul MAKALAH ini sungguh sangat jauh dari kata sempurna, dengan itu Penulis
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada si penulis. Akhir kata penulis
hanya dapat berharap mudah-mudahan MAKALAH ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita
semua yang membaca.

Terimakasih dan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Majene, 27 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………................................
………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………....................................
………….ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………....................
..........1
A. Latar Belakang………………………………….....…….
………………………...........................…..1
B. Rumusan Masalah…………………............................…......
………………………………….…..1
C. Tujuan Penulisan………………………………...............................….
…………………………..…2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...............................
………………3
A. Pengertian waterpass dan cara menggunakannya…………......……….......…………3
B. Alat ukur waterpass dan fungsi pada bagian-bagian waterpass…….......………4
C. Mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut………….....….…….........…………..
…5
D. Memperhatikann kesalahan-kesalahan saat pengukuran pemgukuran….....6
BAB III PENUTUP………………………………………………................................
………………………….9
A. Kesimpulan………………………………………..............................…….....………….
………………9
DAFTAR PUSTAKA……………….………….................................
……………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya
seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah
pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,
jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil
pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar
dari kesalahan konstruksi. Ilmu ukur tanah atau Geodesi bertujuan mengukur bagian-
bagian dari permukaan bumi, kalau panjang bagian tidak melebihi kira-kira 50 km, maka
pekerjaan tersebut disebut Geodesi rendah. Pada Geodesi rendah yang dipentingkan
hanya penentuan titik-titik dari tingkat rendah, sehingga titik itu dapat dibayangkan dan
digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta. Untuk memperoleh hasil pengukuran
yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu
juga dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode
pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran
menggunakan waterpas, theodolit. Total station dan sebagainya dapat mengasilkan data
dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian waterpass dan cara menggunakannya?
2. Apa saja alat ukur waterpass dan fungsi pada bagian-bagian waterpass?
3. Bagaimana mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut?
4. Memperhatikann kesalahan-kesalahan saat pengukuran pemgukuran!

C. Tujuan penulisan
1. Untuk dapat mengetahui apa itu waterpass dan cara menggunakannya
2. Untuk dapat mengetahui alat dan fungsi pada bagian-bagian waterpass
3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.
4. Agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan saaat pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian waterpass dan cara penggunaannya


Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan
dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu
ukur yang vertical.Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebutdengan
Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi
suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau
bidang acuan.
Cara penggunaan Waterpass yang baik dan benar :
1. Siapkan alat – alat yang di perlukan seperti : Alat ukur Waterpass, Bak ukur dan
Tripod.
2. Letakkan Waterpass di atas Tripod.3
3. Pastikan posisi garis mendatar diafragma yang terdapat pada waterpass sejajar
dengan sumbu I.
4. Aturlah sekrup A, B dan C supaya gelembung nivo berada di tengah.
5. Tarulah Bak Ukur di suatu tempat yang ingin di ukur elevasinya.
6. Arahkan Waterpass ke arah objek.
7. Aturlah tombol focus / Mikrometer agar objek yang di bidik terlihat jelas.
8. Setelah itu lakukan pengukuran dengan benar

B. Alat ukur waterpass dan fungsi pada bagian-bagian waterpass


 Alat ukur Waterpass
Alat ukur waterpass yang sederhana hanya terdiri dari empat komponen atau
bagian alat yaitu :
1. Teropong yang didalamnya terdapat lensa obyektif, lensa okuler dan
diafragma yang berfungsi sebagai alat pembidik.
2. sNivo kotak dan nivo tabung. Nivo kotak, digunakan sebagai penunjuk
Sumbu Satu dalam keadaan tegak atau tidak. Bila nivo berada ditengah
berarti Sumbu Satu dalam keadaan tegak. Sedangkan Nivo tabung adalah
penunjuk apakah garis bidik sejajar garis nivo atau tidak. Bila gelembung
nivo berada di tengah atau nivo U membentuk huruf U, berarti garis bidik
sudah sejajar garis nivo.
3. Sumbu satu digunakan sebagai penunjuk Nivo kotak untuk mengetahui
keadaan tegak atau tidak.
4. Tiga skrup pendatar yang berfungsi untuk mengatur gelembung nivo
kotak 8.

 Fungsi Pada Bagian-Bagian Waterpass


Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada waterpass adalah sebagai berikut:
a. Sekrup pengatur ketajaman diafragma, berfungsi untuk mengatur
ketajaman benang diafragma (benang silang).
b. Lensa pembacaan sudut horisontal, berfungsi untuk memperbesar
danmemperjelas bacaan sudut horisontal.
c. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat (sumbu
Ivertikal).
d. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas obyek
yangdibidik.
e. Teropong, berfungsi untuk menempatkan lensa serta peralatan yang
berfungsi untuk meneropong atau membidik obyek pengukuran.
f. Pelindung lensa obyektif, berfungsi untuk melindungi lensa obyektif
darisinar matahari secara langsung.
g. Lensa obyektif, berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik.
h. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran
pesawatarah horisontal.
i. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk
menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setalah klem aldehide
horisontaldikunci agar kedudukan benang pada pesawat tepat pada obyek
yangdibidik.
j. Sekrup pengatur sudut, berfungsi untuk mengatur landasan sudut datar.
k. Visier, berfungsi sebagai alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat
pembidikan obyek.
C. Pengukuran Sudut dan Jarak dengan Waterpass
a. Pengukuran Sudut dapat dilakukan dengan mengukur beda selisih sudut azimuth dan
bacaan skala horizontal.
1. Mengukur selisih sudut azimuth
Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarangmeridian
acuan. Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dariutara,
tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey
memakaiselatan sebagai arah acuan. Azimuth, merupakan besarnya sudut arah
yang diukur dariutara magnet Bumi ke titik yang lain searah putaran jarum
jam. Dengan demikian, pengukuran dengan metode Azimuth mempunyai
kisaran 0° – 360° dan tidakmemerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan
kuadran.
2. Mengukur selisih sudut horizontal
Secara definisi sudut horizontal adalah merupakan sudut yang dibentukoleh
selisih dari dua arah. Besaran Sudut dapat ditentukan dari selisih pembacaan
skala lingkaran yang terdapat pada arah yang berbeda tersebut, baik secara
horizontal maupun secara vertikal.
<β = bacaan PA – bacaan PB
b. Pengukuran jarak dengan alat ukur waterpas merupakan pengukuran sipat datar, jarak
mendatar diperoleh dari hasil bacaan benang diafragma dengan persamaan berikut:
J = c (BA – BB)
J : jarak mendatar (cm)
BA : Bacaan benang atas (cm)
BB : Bacaan benang baawah (cm)
C : Konstanta alat =100
D. Kesalahan-kesalahan pada saat pengukuran
Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran Waterpass Walaupun sebelum pengukuran
peralatan telah dikoreksi dan syarat-syarat lain telah terpenuhi, namun karena hal-hal
yang tak terduga sebelumnya, kesalahan-kesalahan yang lain tetap dapat terjadi, yaitu:
1. Bersumber dari alat ukur, antara lain:
a. Garis bidik tidak sejajar arah nivo Pada pengukuran dengan alat ukur
waterpas, garis bidik harus dibuat sejajar dengan garis arah nivo agar hasil
yang didapatkan teliti. Adapun jika garis bidik tidak sejajar dengan garis
arah nivo, kesalahan dapat dihilangkan dengan membuat jarak alat ukur
ke rambu muka sama dengan jarak alat ukur ke rambu belakang
b. Kesalahan Titik Nol Rambu Kesalahan ini bisa terjadi dari pabrik, namun
bisa pula terjadi karena alas rambu yang aus dimakan usia atau sebab
yang lain. Pengaruh dari kesalahan ini apabila jumlah slag dibuat genap.
c. Kesalahan Karena Rambu yang tidak Betul-Betul Vertikal Untuk
menghindari kesalahan ini maka rambu harus betul-betul vertikal dengan
cara menggunakan nivo rambu atau unting-unting yang digantungkan
padanya.
d. Kesalahan Karena Penyinaran yang Tidak Merata Sinar matahari yang
jatuh tidak merata pada alat ukur waterpas akan menyebabkan panas dan
pemuaian pada alat waterpas yang tidak merata pula, khususnya nivo
teropong, sehingga pada saat gelembung seimbang, garis arah nivo tidak
mendatar dan garis bidik juga tidak mendatar. Untuk menghindari
keadaan semacam ini sebaiknya alat ukur dipayungi agar tidak langsung
terkena sinar matahari.
2. Bersumber dari si pengukur, antara lain:
a. Kurang paham tentang pembacaan rambu Untuk menghindari kesalahan
ini, pembacaan dikontrol dengan koreksi 2BT=BA+BB
b. Kesalahan karena mata cacat atau lelah Untuk menghindari kesalahan ini
sebaiknya mata yang cacat menggunakan kacamata dan pengamatan
dilakukan dengan mata secara bergantian.
c. Kondisi fisik yang lemah Untuk menghindari keadaan yang demikian,
surveyor perlu istirahat di tengah hari, makan teratur dan selalu menjaga
kondisi tubuh d. Pendengaran yang kurang.
3. Bersumber dari alam, antara lain:
a. Kesalahan karena kelengkungan permukaan bumi Kesalahan ini dapat
diabaikan dengan membuat jarak rambu muka sama dengan jarak rambu
belakang.
b. Kesalahan karena refraksi sinar Permukaan bumi diselimuti dengan
lapisan-lapisan udara yang ketebalannya tidak sama karena suhu dan
tekanan yang tidak sama. Hal ini akan mengakibatkan sinar yang sampai
pada teropong dari obyek yang dibidik akan menjadi melengkung ke atas
sehingga yang terbaca menjadi terlalu besar.
c. Kesalahan Karena Undulasi Pada tengah hari yang panas antara pukul 11
sampai pukul 14 sering terjadi undulasi, yaitu udara di permukaan bumi
yang bergerak naik karena panas (fatamorgana). Jika rambu ukur
didirikan di tempat yang demikian, maka apabila dibidik dengan teropong
akan kelihatan seolah-olah rambu tersebut bergerak bergelombang-
gelombang, sehingga sukar sekali untuk menentukan angka mana yang
berimpit dengan garis bidik atau benang silang. Sehingga apabila terjadi
undulasi sebaiknya pengukuran dihentikan.
d. Kesalahan karena kondisi tanah tidak stabil Akibat kondisi tanah tempat
berdiri alat atau rambu tidak stabil, maka setelah pembidikan ke rambu
belakang, pengamat pindah posisi untuk mengamat ke rambu muka
ketinggian alat atau statif akan mengalami perubahan sehingga beda
tinggi yang didapat akan mengalami kesalahan. Untuk itu, hendaknya
tempat berdiri alat dan rambu harus betul-betul stabil atau rambu rambu
diberi alas rambu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada percobaan waterpass ini adalahsebagai
berikut:
1. Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan yang berfungsi untuk
memperlihatkan level sejajar maupun tegak lurus sebuah benda terhadap suatu
permukaan.
2. Waterpass diletakan diantara dua titik atau target saat pengamatan dan Waterpass
memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif,lensa okuler, dan
penangkap cahaya.
3. Pengukuran Sudut dapat dilakukan dengan mengukur beda selisih sudut azimuth dan
bacaan skala horizontal. Sedangkan Pengukuran jarak dengan alat ukur waterpas
merupakan pengukuran sipat datar.
4. Kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass, yaitu pembacaan benang
atas, benang bawah, dan benang tengah. Adanya emosi dari pengukur akibat rasa
lapar sehingga tergesa-gesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya terjadi
kesalahan mencatat.
5. Sebelum pengukuran dilakukan (menembak target), waterpass harusdi centering
terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7655084/PENGENALAN_waterpass
https://id.scribd.com/doc/207440866/MAKALAH-WATERPASS
https://www.nindyakarya.co.id/news/alat-ukur-automatic-level-waterpass
https://arafuru.com/m/sipil/cara-menggunakan-waterpass-untuk-pemula.html

Anda mungkin juga menyukai