Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEY PEMETAAN

Oleh :

Kelompok 1

Pande Komang Theo Asta (2315374059)


I Gede Mahatama Randy Winata (2315374071)
Ni Made Ari Sarasuandewi (2315374082)
I Putu Ramendra Putra (2315374083)
Putu Haris Saputra (2315374086)
I Made Putra Wiguna (2315374088)

KELAS SPESIALISASI ENERGI BARU TERBARUKAN


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK OTOMASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2023
I. PENGUKURAN WATERPASS
1.1 Tujuan
a. Dapat menggunakan dan membaca pengukuran waterpass dan perlengkapannya
b. Dapat menganalisis hasil pengukuran waterpass
1.2 Teori Dasar
a. Definisi Waterpass
Water pass adalah instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran benda
atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal ataupun horizontal.
Pemanfaatan water pass sebagai instrumentasi untuk mengukur bagaimana
kemiringan pada pemasangan tiang listrik, generator bahkan dalam dunia bangunan
membutuhkan tingkat presisi yang sangat tinggi terhadap kemiringan suatu benda.

Gambar 1. Waterpass
Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak harus mengukur
beda tinggi dari muka laut, namun dapat dilakukan dengan titik-titik tetap yang sudah
ada disekitar lokasi pengukuran. Titik-titik tersebut umumnya telah diketahui
ketinggiannya maupun koordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM). Secara
umu pengukuran ada 2 jenis yaitu pengukuran sipat profile memanjang (Long
section) dan melintang (cross section).
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian.
Fungsi tingkat ketelitan sebagai batas toleransi kesalahan pengukuran yang
diperbolehkkan agar dapat di antisipasi.

b. Bagian Waterpass
 Lensa Objektif : untuk menangkap objek atau benda yang sedang diamati.
 Sekrup Objektif : untuk memperjelas benang diafragma.
 Sekrup Penggerak Horizontal : untuk menggerakkan pesawat dalam arah
horizontal secara halus agar bidikan tepat.
 Visir Kasar : untuk membidik objek secara kasar.
 Sekrup Lensa Okuler : untuk memperjelas benang diafragma.
 Lensa Okuler : untuk melihat objek atau benda yang diamati.
 Base Plate : sebagai dudukan pesawat pada statif atau kaki tiga.
 Sekrup ABC : sebagai sekrup pengatur nivo kotak agar dudukan pesawat pada
statif rata.
 Cermin Nivo Kotak : untuk melihat posisi gelembung atau nivo kotak pada
pesawat.
 Nivo Kotak : bagian yang berisi cairan dengan gelembung udara didalamnya,
yang digunakan untuk mengetahui kedataran dan keseimbangan alat.
 Teropong : untuk melihat obyek yang diukur dengan jelas dan akurat.
 Lingkaran Busur Horizontal : sebagai pembacaan besar sudut horizontal yang
terbentuk.

1.3 Alat Yang Digunakan


1. Waterpass
2. Kaki Tiga/Statif
3. Rambu Ukur
4. Paku Payung
5. Palu
6. Pilox
7. Formulir ukur
8. Payung
9. Alat Tulis

1.4 Prosedur Pelaksanaan


Prosedur pelaksanaan yang perlu dilakukan dalam praktikum pengukuran waterpass
seperti di bawah ini.
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan dan periksa kelengkapannya.
2. Mendirikan statif di tempat yang aman dan sesuai dengan keadaan setempat.
3. Memasang alat waterpass di atas statif dan keratkan waterpass dengan skrup
pengunci hingga aman.
4. Sejajarkan uting-uting dengan titik pengamatan.
5. Mengatur gelembung air ke tengah lingkaran merah.
6. Mengatur focus pencerahan melalui skrup pengukuran sampai rambu ukur dapat
terbaca.
7. Membidik mistar ukur, kemudian baca benang atas, benang tengah dan benang
bawah.

1.5 Hasil Praktikum


a. Pengukuran Waterpass Cross Section

Gambar 2. Sketch Pengukuran Metode Cross Section

Tabel 1. Hasil Pengukuran Metode Cross Section

Titik Pembacaan Benang


Bidik BA BT BB
A1 18,72 18,60 18,48
A2 15,75 15,65 15,57
A3 14,52 14,48 14,43
A4 25,80 25,38 25,20

Pengukuran yang diperoleh pada


b. Pengukuran Waterpass Long Section
Gambar 3. Sketch Pengukuran Metode Long Section

Tabel 2. Hasil Pengukuran Metode Long Section

Pulang Pergi
No
Belakang Muka Belakang Muka
Titik
BT BT BT BT
A1 14,95 03,85 03,75 15
A2 14,40 04,60 04,70 14,40
A3 14,43 09,74 09,60 14,12
A4 14,30 11,40 11,20 14,30

1.6 Kesimpulan
Metode pengukuran dengan menggunakan waterpass dilakukan dengan 2 metode yaitu
cross section dan long section. Dimana pada pengukuran ini dilakukan pada lorong
depan Gedung Sipil B.

II.
II. PENGUKURAN POLIGON
2.1 Tujuan
a) Dapat menggunakan dan membaca pengukuran poligon terbuka dan tertutup dengan
theodolite dan perlengkapannya.
b) Dapat menganalisis hasil pengukuran poligon terbuka dan tertutup dengan theodolite.
2.2 Teori Dasar
a. Theodolite
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan
horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu theodolit juga dapat digunakan
untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan
tanah. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan pengukuran tanah, suvei lapangan,
survei kehutanan, jawatan meteorologi bahkan sampai bidang teknologi perluncuran
roket.

Gambar 4. Theodolite

b. Bagian Theodolite
 Sekrup Pengatur Vertikal : untuk mengatur arah vertical dengan geseran halus.
 Lensa Objektif : untuk menangkap objek yang diamati.
 Sekrup Pengunci Teropong : untuk mengunci teropong apabila nivo tabung
tepat pada suatu kesetimbangan yang menunjukkan suatu garis lurus horizontal
dan untuk mengunci besar sudut vertical agar tidak bergeser.
 Sekrup Diafragma Gerakan Horizontal : untuk membantu menempatkan sudut
bacaan pada sumbu kesatu dan kedua
 Sekrup Pengunci Repetisi Atas : untuk membantu alat apabila sudat tepat pada
sasaran agar tidak bergeser.
 Sekrup Pengunci Repetisi Bawah : untuk membantu alat agar terkunci dan
untuk mengnolkan sudut pada arah utara sebagai pedoman.
 Lensa Okuler : untuk mengamati objek di lapangan.
 Sekrup Pengatur Cahaya : untuk memperjelas gambar dan arah atau jarak yang
ditentukan.
 Cermin Nivo Tabung : untuk melihat posisi gelembung atau nivo pada
theodolite.
 Nivo Tabung: bagian yang berisi cairan dengan gelembung udara didalamnya,
yang digunakan untuk mengetahui kedataran dan keseimbangan alat.

c. Poligon
Pengukuran poligon merupakan proses menentukan posisi horizontal dari titik-titik di
lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat
horizontal. Poligon digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan suatu wilayah.

d. Jenis Poligon
 Poligon Terbuka : Poligon jenis ini memiliki karakteristik yaitu titik awal dan
akhir pengukuran tidak sama. Pengukuran poligon terbuka memerlukan
pengulangan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan. Poligon terbuka
terbagi menjadi poligon tidak terikat, poligon terikat sebagian, terikat sempurna.
Poligon terikat sebagian terbagi menjadi poligon terikat sebagian koordinat dan
poligon terikat sebagian azimuth.

Gambar 5. Poligon Terbuka

 Poligon Tertutup : Poligon tertutup merupakan metode pengukuran dimana garis-


garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak yang tertutup secara
matematis dan geometris sehingga memiliki ketelitian yang sama atau lebih besar
dari ketelitian awal. Poligon tertutup menrberikan pengecekan pada sudut-sudut
dan jarak-jarak tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting. Poligon
tertutup dipakai secara luas dalam pengukuran-pengukuran titik kontrol,
konstruksi, pemilikan tanah dan topografik.

Gambar 6. Poligon Tertutup


2.3 Alat yang Digunakan
1. Theodolite
2. Kaki Tiga/Statif
3. Rambu Ukur
4. Paku Payung
5. Palu
6. Pilox
7. Formulir ukur
8. Payung
9. Alat Tulis

2.4 Prinsip Kerja


1. Menentukan arah utara menggunakan kompas.
2. Memasang patok pada titik tertentu dengan bentuk poligon yang diamati
3. Mengukur jarak antara satu titik ke titik yang lain secara bergantian.
4. Memasang theodolite pada kaki tiga kemudian menguatkan pengunci theodolite dan
menyesuaikan bandul agar berada tepat di atas patok.
5. Mengkalibrasi theodolite.
6. Mengukur tinggi alat dari permukaan tanah.
7. Mencatat nilai sudut azimut pada titik Banch Mark.
8. Mengatur fokus theodolite dan membidik rambu ukur pada titik P1.
9. Membaca skala yang ditunjukkan oleh benang tengah (BT).
10. Mencatat hasil pembacaan skala yang ditunjukkan oleh benang tengah (BT).
11. Memindahkan alat pada titik P1.
12. Mengulangi prosedur 5 - 10 untuk titik P2 sampai P5.
2.5 Hasil Praktikum
a. Poligon Tertutup

Tabel 3. Hasil Pengukuran Poligon Tertutup


b. Poligon Terbuka
Tabel 4. Hasil Pengukuran Poligon Terbuka
2.6 Analisis dan Kesimpulan

III.
III. PETA KONTUR DAN 3D
III.1 Tujuan
a. Dapat membuat peta kontur dan 3D Gunung dari data Google Earth.
b. Dapat membuat peta kontur dan 3D Gunung dengan menggunakan software surfer.
c. Dapat menganalisis morfologi dari peta kontur dan 3D gunung.

III.2 Teori Dasar


a. Peta Kontur
Peta kontur adalah jenis peta yang menggunakan garis kontur untuk menggambarkan
ketinggian suatu tempat di permukaan bumi. Garis kontur merupakan garis khayal yang
digunakan pada peta dan mewakili titik ketinggian yang sama pada permukaan. Mereka
memberikan informasi tentang relief bumi secara absolut maupun relatif, serta
menggambarkan bentuk lereng, cekungan, cembung, kemiringan lereng, dan lainnya.
Peta kontur dapat digunakan untuk pemodelan konstruksi, arsitektur, perencanaan
wilayah/kota, dan berbagai kegiatan lainnya. Peta kontur juga dapat dibuat dengan
mengambil citra permukaan bumi dari pesawat udara atau satelit, dan saat ini umumnya
disimpan melalui pemrosesan digital menggunakan komputer, yang kemudian dapat
disajikan dalam bentuk tiga dimensi. Garis kontur merupakan ciri khas yang
membedakan peta topografi dengan peta lainnya dan digunakan untuk penggambaran
relief atau tinggi rendahnya permukaan bumi.

b. Peta 3D
Peta 3D merujuk pada representasi tiga dimensi dari suatu wilayah atau objek. Peta
3D menawarkan cara baru bagi orang untuk berinteraksi dengan sekitar mereka dan
dapat memberikan pemahaman spasial yang lebih baik berkat dimensi baru yang
diberikannya. Peta 3D menggunakan teknologi 3D untuk memberikan visualisasi ruang
yang lebih detail dan dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pemodelan
konstruksi, arsitektur, perencanaan wilayah/kota, dan kegiatan lainnya. Peta 3D dapat
dibuat dengan menggunakan citra permukaan bumi dari pesawat udara atau satelit, dan
saat ini umumnya disimpan melalui pemrosesan digital menggunakan komputer, yang
kemudian dapat disajikan dalam bentuk tiga dimensi.

c. Software Google Earth


Google Earth adalah sebuah software yang memungkinkan pengguna untuk melihat
gambar satelit, peta, dan bangunan dalam tiga dimensi. Software ini dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, termasuk pemodelan konstruksi, arsitektur, perencanaan
wilayah/kota, dan kegiatan lainnya.

d. Software Surfer
Surfer adalah perangkat lunak yang kuat untuk menggambarkan jarak, pemapping,
dan visualisasi 3D yang dirancang untuk menghasilkan map dalam bentuk yang baik dan
mudah. Berikut adalah beberapa teori tentang perangkat lunak Surfer:
1. Surfer memungkinkan pengguna untuk menggambarkan data XYZ dengan
klaritas dan akurat.
2. Program ini memiliki berbagai alat untuk mengelola data, seperti mengimpor file,
mengelola layer, dan menggabungkan data dengan objek peta lainnya.
3. Surfer memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan tampilan peta, seperti
warna, latar belakang, dan elemen, serta menambahkan teks untuk membuat peta
yang menarik dan informatif.
4. Semua aspek peta dalam Surfer dapat dipecah untuk menciptakan presentasi yang
sesuai.
5. Surfer memiliki kekuatan griding dan contouring yang kuat, yang membuatnya
menjadi perangkat lunak yang memilihan utama dalam bidang ilmu pengetahuan.
Surfer membantu pengguna dalam memahami keberapan situs dan menyampaikan
temuan mereka dengan cara yang efisien.

e. Website GPS Visualizer


GPS Visualizer adalah sebuah situs web gratis yang memungkinkan pengguna untuk
membuat peta dan profil yang dapat disesuaikan dari data GPS, tracklog, waypoint,
alamat, atau koordinat. Situs ini dikenal karena kemampuannya yang mudah digunakan
untuk membaca data tabular sederhana, seperti yang ada pada spreadsheet. GPS
Visualizer dapat membaca file data dari berbagai sumber, termasuk format GPX dan
Google Earth. Situs ini menawarkan berbagai opsi output, seperti peta HTML yang dapat
dilihat melalui browser Leaflet atau Google, file KML untuk Google Earth, peta JPEG,
dan gambar SVG. Namun, penting untuk dicatat bahwa file yang dibuat di GPS
Visualizer dihapus secara permanen beberapa hari kemudian, karena situs ini tidak
dimaksudkan untuk penyimpanan jangka panjang.

III.3 Alat yang Digunakan


1. Laptop
2. Software Google Earth
3. Software Surfer 16
4. Website GPS Visualizer
5. Software TCX Converter.

III.4 Prinsip Kerja


1. Buka software google earth.
2. Cari nama gunung yang akan digunakan untuk membuat peta kontur.
3. Pilih menu “path” kemudian gambar titik-titik sesuaikan dengan luas gunung pada
google earth.
4. Setelah itu, simpan titik path dengan format file .kml.
5. Setelah itu buka website GPS Visualizer dan pilih menu “look up elevations”.
6. Upload file .kml, dan pilih convert and add elevation. Kemudian unduh data dalam
format .GPX.
7. Buka software TCX Converter.
8. Upload file .GPX, kemudian pilih save CSV File.
9. Buka file CSV dengan menggunakan excel.
10. Hapus data yang tidak penting, dan sisakan data Longitude, Latitude dan Altitude
kemudian save.
11. Buka software surfer.
12. Pilih menu grids, dan pilih menu grid data.
13. Masukkan file CSV dan sesuaikan data columns. Kemudian klik ok dan save as data
dalam bentuk format file RTF.
14. Setelah itu pilih menu home, kemudian pilih menu contour map, dan pilih file RTF
yang sudah di save.
15. Jika ingin mengganti warna dari peta kontur, maka klik peta kontur cari properties
dan klik level kemudian klik filled contours dan pilih warna.
16. Setelah itu, pilih menu map tools, klik profile untuk melihat potongan melintang dari
gunung. Potongan melintang dengan profile dapat disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan.
17. Kemudian, untuk membuat peta 3D, pilih menu home, kemudian pilih menu 3D
surface map.
18. Untuk mengubah warna peta 3D sama seperti langkah mengganti warna pada peta
kontur.
19. Kemudian, analisis peta kontur dan 3D dari gunung.

III.5 Hasil Praktikum


a. Peta Kontur dan 3D Gunung Agung

-8,3 3000
2800
-8,31
2600
-8,32
2400

-8,33
2200
2000
-8,34
1800
-8,35 1600
1400
-8,36
1200
-8,37
1000

-8,38 800
600
-8,39
115,46 115,47 115,48 115,49 115,5 115,51 115,52 115,53 115,54 115,55 400

Gambar 7. Peta Kontur Gunung Agung

Profile 1
Elevation

2000

1000

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14


Distance
Profile 2

2000
Elevation

1000

0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14
Distance

Gambar 8. Potongan Melintang Gunung Agung

Gambar 9. Peta 3D Gunung Agung

b. Peta Kontur dan 3D Gunung Merbabu


-7,42
3100
3000
-7,43
2900
2800
-7,44 2700
2600
2500
-7,45
2400
2300
-7,46 2200
2100
2000
-7,47
1900
1800
-7,48 1700
1600
1500
-7,49
1400
1300
-7,5 1200
110,4 110,41 110,42 110,43 110,44 110,45 110,46 110,47 110,48 1100
Gambar 10. Peta Kontur Gunung Merbabu

Profile 1
3000

2500
Elevation

2000

1500
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Distance

Profile 2
3000
Elevation

2000

1000
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Distance

Gambar 11. Potongan Melintang Gunung Merbabu


Gambar 12. Peta 3D Gunung Merbabu

III.6 Analisis dan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai