Anda di halaman 1dari 41

PEMETAAN TOPOGRAFI

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI


PAPUA
Jayapura, 2022
Eko Indrianto

PENGUASAN ALAT UKUR


TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu Menguasai Peralatan Ukur

Pada akhir pelatihan peserta mampu :


1. Melaksanakan metode pemeriksaan peralatan ukur
2. Melaksanakan sistim penggunaan peralatan ukur.
3. Melaksanakan metode perawatan peralatan ukur.
PENDAHULUAN
Peralatan ukur, sebelum digunakan tentunya harus dicek atau
diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan itu perlu dilakukan baik
terhadap peralatan utama seperti theodolit, total station dan
waterpass maupun pemeriksaan terhadap peralatan-peralatan
pendukung.
Peralatan ukur berdasarkan jenis pekerjaan dipersiapkan secara
lengkap, pengecekan terhadap kondisi peralatan ukur yang sudah
terkalibrasi dilakukan secara teliti, laporan kondisi/kualitas
peralatan ukur terkalibrasi dibuat secara lengkap. Peralatan ukur di
lapangan berdasarkan jenis pekerjaan dipersiapkan secara lengkap
dan cermat, penyetelan /setting peralatan pengukuran dilakukan
sebelum pengukuran, peralatan ukur berdasarkan jenis pekerjaan
dioperasikan sesuai prosedur standar. Kesiapan dan kelayakan
tempat penyimpanan peralatan ukur diperiksa dengan cermat,
kondisi kelembaban & suhu tempat penyimpanan peralatan dijaga,
Fungsi dan kebersihan peralatan ukur dipelihara dengan baik.
JENIS-JENIS PERALATAN UKUR UTAMA
a. Theodolith
b. Waterpass
c. Total Station termasuk pencatu daya atau baterei

Persiapan peralatan ukur dilakukan dengan melakukan:


• Pengecekan fungsi bagian-bagian alat ukur berjalan baik
• Sekrup-sekrup serta klem-klem berfungsi baik
• Kelayakan pakai alat (kalibrasi)
BAGIAN-BAGIAN ALAT UKUR

Bagian-bagian Waterpas
1. Nivo Kotak merupakan bagian waterpass yang dipakai untuk
mengetahui tingkat kedataran pesawat.
2. Cermin membantu mempermudah pembacaan hasil
pengukuran nivo kotak.
3. Visier juga membantu proses pembidikan suatu objek secara
kasar sehingga berlangsung lebih cepat.
4. Lensa Pembacaan Sudut Horisontal memiliki peranan untuk
memperjelas bacaan sudut horisontal dengan
membesarkannya.
5. Lensa Okuler mempunyai kegunaan untuk mengamati objek
yang dibidik.
6. Lensa Objektif adalah bagian yang berfungsi menerima objek
yang dibidik.
7. Pelindung Lensa Objektif bermanfaat untuk melindungi lensa
objektif dari pancaran sinar matahari langsung.
8. Sekrup A, B, C ialah komponen waterpass yang bertugas untuk
mengatur tingkat kedataran suatu pesawat pada sumbu I
vertikal.
9. Sekrup Pengatur Fokus Teropong Mikrometer berperan untuk
mengatur derajat kejelasan objek yang dibidik.
10. Sekrup Okuler Pengamat Ketajaman Diafragma berfungsi
untuk mengatur tingkat ketajaman benang diafragma atau
benang silang.
11. Sekrup Penggerak Halus Aldehide Horisontal berperan untuk
menggerakan pesawat arah horisontal supaya kedudukan
benang tepat pada objek yang dibidik.
12. Teropong berguna untuk memperjelas objek yang dibidik.
13. Plat Dasar memiliki fungsi sebagai landasan dudukan pesawat.
1. Mikrometer adalah bagian theodolit yang berfungsi untuk
mengatur arah vertikal dengan geseran halus guna menempatkan
sudut halus.
2. Lensa objektif ialah bagian theodolit yang bermanfaat untuk
melihat objek yang dituju supaya tampak lebih jelas apabila
dilihat dari suatu titik tertentu.
3. Vertikal klaim cnob merupakan sekrup pengunci teropong jika
nivo tabung pada teropong berada tepat di suatu keseimbangan
yang menunjukkan garis lurus secara horisontal. Selain itu, bagian
ini juga berfungsi untuk mengunci besar sudut vertikal yang
diperlukan sehingga posisinya tidak berubah.
4. Vertical tangen screw adalah sekrup diafragma gerakan tangan
vertikal yang berguna sebagai penentu sudut bacaan.
5. Horisontal klaim cnob merupakan sekrup pengunci arah
horisontal. Selain itu, bagian ini juga berfungsi untuk mengunci
besar sudut horisontal yang diperlukan sehingga posisinya tidak
berubah.
6. Horisontal tangen screw adalah sekrup diafragma gerakan
tangan horisontal yang berguna sebagai penentu sudut bacaan
horisontal.
7. Lensa okuler merupakan bagian theodolit yang berperan untuk
membidik objek yang diincar.
8. Reflektor berbentuk sekrup untuk mengatur intensitas cahaya
agar objek tangkapan terlihat lebih jelas.
9. Nivo tabung berbentuk tabung yang berisi air dan udara yang
berfungsi untuk memeriksa tingkat kedataran sumbu II
horisontal.
10. Nivo kotak berfungsi untuk mengecek tingkat kedataran sumbu
I vertikal.
11. Operating keys adalah tombol yang dipakai untuk memberikan
perintah dan menginformasikan data sudut, mengatur 0
derajat, tingkat kemiringan, dan sebagainya.
12. Display ialah layar untuk menampilkan data terkait pengukuran
tanah.
Bagian-bagian Tatal Stasion
JENIS-JENIS PERALATAN PENDUKUNG
Peralatan tambahan adalah peralatan-peralatan pendukung
yang menyebabkan peralatan ukur utama dapat difungsikan.

Statif Rambu
Prisma dan acesories

Kompas Meteran Saku


PERLENGKAPAN LAINNYA
Perlengkapan lain, digunakan untuk mendukung pekerjaan
pengukuran.
a. Roll meter
b. Patok tetap maupun patok sementara
c. Paku payung
d. Unting-unting
e. Spidol atau cat sebagai alat penanda ( marking )
f. Bendera sebagai alat pengarah atau penanda
g. Peralatan komunikasi (HT)
h. Formulir dan sebagainya.
Rol Meter Unting-unting

Bench Mark (BM)

HT
GPS Patok Referensi Level
MELAKUKAN PENGECEKAN TERHADAP
KONDISI PERALATAN UKUR
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
a. Ketelitian bacaan sudut horizontal. (Theodolit, WP, TS)
b. Ketelitian bacaan sudut vertikal. (Theodolit, TS)
c. Ketelitian bacaan jarak. (Theodolit, WP, TS)
d. Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan beda tinggi. (TS)
e. Kemampuan software untuk menghasilkan hitungan koordinat. (TS)
f. Ketelitian perkiraan bacaan terkecil untuk membaca rambu (WP)
g. Koefisien lensa untuk pengali (WP)
Sedangkan pengecekan terhadap alat ukur dilakukan terhadap :
a. Sekrup-sekrup dan klem yang ada harus berfungsi dengan baik dan
normal.
b. Garis bidik teropong harus tegak lurus Sumbu I.
c. Sumbu I harus benar-benar vertikal.
d. Sumbu II harus dalam kondisi mendatar.
e. Nivo-nivo yang terdapat pada peralatan ukur berfungsi dengan baik.
f. Kejernihan lensa atau kaca pada teropong harus benar-benar dalam
kondisi baik dan normal.
g. Tampilan bacaan / display harus jelas.
Semua peralatan ukur yang digunakan perlu
dicatat hal-hal sebagai berikut :
a. Awal digunakan pada proyek
b. Asal dari peralatan ukur
c. Merek dan jenis peralatan
d. No seri alat
e. Ciri-ciri fisik lain yang mungkin diperlukan untuk identifikasi
f. Kejadian-kejadian yang terjadi terhadap peralatan tersebut
selama pekerjaan berlangsung
g. Akhir dari penggunaan peralatan pada proyek tersebut
MEMPERSIAPKAN PERALATAN UKUR DI LAPANGAN
Sebelum dilakukan pengukuran, maka peralatan-peralatan yang
diperlukan harus disiapkan terlebih dahulu di lapangan (on site),
sehingga kelancaran pekerjaan lain yang akan didukung oleh kegiatan
juru ukur tidak terganggu. Terganggunya aktivitas konstruksi karena
belum siapnya juru ukur akan menyebabkan pembengkakan biaya
dan bertambahnya waktu pelaksanaan yang pada akhirnya akan
mengganggu jadwal utama konstruksi.
A. MELAKUKAN PENYETELAN / SETTING
1. Menyeimbangan Peralatan Ukur/Membuat Sumbu I Vertikal
dan Sumbu II Horisontal
a. Pasang kaki tiga penyangga /tripod/ statip pada tempat yang
dikehendaki, biasanya pada titik ikat atau titik yang sudah diketahui
koordinat dan elevasinya.
b. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil, serta
pelat tempat dudukan untuk meletakkan alat ukur ( tribrach ) pada
posisi semendatar mungkin.
c. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing
kaki secukupnya.
d. Pasang Theodolith pada dudukan atau tribrach dan kencangkan
sekrupnya.
2. GARIS BIDIK Tegak Lurus Sumbu II
1. Arahkan teropong pada obyek tertentu, misalkan titik P1, dengan teropong
pada kedudukan biasa (B), dengan bantuan visir. Setelah mendekati maka kunci
dengan klem horisontal dan klem sumbu II. Gunakan sekerup penggerak halus
vertikal dan penggerak halus horisontal untuk menempatkan pas di P1. Catat
bacaan lingkaran horisontal.
2. Ubah teropong pada keadaan luar biasa (LB), lalu bidik kembali ke titik P1. Catat
kembali bacaan lingkaran horisontal.
3. Apabila terjadi kesalahan dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut :
a = 90° – (B – LB)/2
4. Lakukan koreksi pada mikroskop dengan cara memutar sekerup penggerak
halus horisontal ditambah atau dikurangi a pada posisi terakhir.
5. Akibat penambahan atau pengurangan sebesar a tersebut maka garis kolimasi
(garis bidik) sudah tidak mengarah pada titik P1 lagi. Maka garis kolimasi harus
diarahkan kembali ke titi P1 dengan memutar sekerup koreksi diafragma kiri
dan kanan dengan memutar dengan menggunakan pen koreksi.
6. Arahkan teropong pada kedudukan biasa (B), lalu bidik lagi titik P1 dan cari nilai
a. Apabila a = 0 atau mendekati nol maka percobaan dianggap telah seslesai,
tetapi bila nilai a masih besar, ulangi dengan cara yang sama sampai a = 0.
MENGOPERASIKAN PERALATAN UKUR
Total Station
Cara pengoperasian Total Station biasanya sudah lebih praktis
karena peralatan ini secara internal sudah dibekali dengan
perangkat lunak (software) untuk melakukan pengukuran berbagai
keperluan koleksi data.
Langkah awal setelah peralatan Total Station di setel, hidupkan
Total Stationdengan menekan tombol ON / OFF kemudian
beberapa menu atau simboluntuk melakukan pengukuran dapat
dipilih pada tampilan menu.
Theodolith
A. Mengukur sudut atau arah horizontal. Langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Letakkan theodolith pada kaki tiga penyangga atau statip,
lakukan centereing, setel nivo kotak dan nivo tabung. Posisi ini
kita namakan Titik A.
2. Kendorkan klem gerakan horizontal dan vertical agar theodolith
dapat bergerak bebas secara horizontal dan vertical mengikuti
asnya.
3. Bidik titik acuan sebagai arah bacaan awal dengan menggunakan
teropong, tepatkan benang silang teropong pada titik target. Jika
sudah mendekati kunci gerakan horizontal dan vertical dengan
menggunakan klem pengunci gerakan horizontal dan vertical.
4. Lakukan penepatan benang silang ke titik target dengan
menggerakkan sekrup penggerak halus horizontal dan vertical.
5. Baca bacaan arah pada teropong bacaan, catat hasilnya pada
formulir yang sudah disediakan. Posisi ini kita namakan Titik B
6. kendorkan klem pengunci gerakan horizontal dan vertical agar
theodolith dapat bergerak bebas.
7. Bidik titik target dengan menggunakan teropong, tepatkan
benang silang teropong pada titik target. Jika sudah mendekati
kunci gerakan horizontal dan vertical dengan menggunakan klem
pengunci gerakan horizontal dan vertical.
8. Lakukan penepatan benag silang ke titik target dengan
menggerakkan sekrup penggerak halus horizontal dan vertical.
9. Baca bacaan arah pada teropong bacaan, catat hasilnya pada
formulir yang sudah disediakan. Posisi ini kita namakan Titik C.
10. Kurangkan bacaan arah horizontal target dengan bacaan arah
horizontal target awal untuk mendapatkan sudut horizontal BAC.
Pengukuran Sudut Horisontal Pengukuran Sudut Vertikal

Sudut adalah selisih dua buah arah dari dan buah target di titik
pengamatan pada pekerjaan ini diukur arah dan dua titik atau
lebih yang dibidik dari satu titik control.
B. Mengukur sudut atau arah vertikal. Langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut :

900 – V = h (Kondisi Biasa)


V – 2700 = h (Kondisi Luar Biasa)
Dimana
V = Pembacaan Sudut Vertikal
h = helling (sudut miring)
C. Mengukur Jarak Miring, Jarak Datar dan Jarak Vertikal (Beda Tinggi).

Pegukuran jarak dan beda tinggi cara tachymetry

Jarak Optis = d0 = (BA – BB) x 100


Jarak datar = dAB = 100 ´ (BA – BB) cos2m; m = sudut miring.
Beda tinggi = D HAB = d­­AB tan m + (i – t); t = BT dan I = tinggi alat
Waterpass

1. Letakkan waterpass pada kaki tiga penyangga atau statip.


2. Lakukan penyetelan nivo kotak.
3. Posisi penempatan waterpass berada diantara titik yang
diketahui elevasinya dengan titik yang akan dicari elevasinya.
4. Bidik rambu belakang dan catat bacaan benang tengah,
benang atas dan benang bawah. Bidikan ini kita anggap
bacaan Titik A.
5. Bidik rambu muka dan catat bacaan benang tengah, benang
atas dan benang bawah. Bidikan ini kita anggap bacaan Titik B.
6. Kurangkan bacaan rambu muka dengan rambu belakang untuk
mendapatkan beda tinggi A-B.
Penentuan beda tinggi dengan menggunakan alat ukur waterpass
dapat dilakukan dengan tiga cara tergantung keadaan di lapangan

BA – BT = BT – BB atau BT = ½ ( BA – BB)
•Perhitungan Jarak Optis patok utama
D = ( Ba – Bb ) x 100
Dimana:
D = Jarak Optis (m)
Ba = Benang atas (mm)
B­b = Benang bawah (mm)

•Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama


∆H = Bt blkn – Bt muka
Dimana:
∆H = Beda Tinggi (m)
Bt blkn = Benang Tengah (mm)
Bt muka = Benang Tengah (mm)
METODE PERAWATAN PERALATAN UKUR
Hal-hal yang memungkinkan menjadi penyebab berubahnya kondisi
peralatan ukur adalah :
a. Goncangan atau benturan, goncangan yang cukup keras dapat mempengaruhi
setelan mekanis dari peralatan ukur, pada keadaan pengaruh yang ringan
peralatan masih bisa dikoreksi dengan pen koreksi, akan tetapi untuk pengaruh
yang sudah berat maka tugas mekanik peralatan ukur yang diperlukan untuk
menservisnya.
b. Suhu udara, suhu udara yang berada di bawah atau di atas ambang batas yang
diperbolehkan untuk peralatan ukur, akan menyebabkan memuai atau
menyusutnya lensa-lensa maupun nivo yang terpasang pada peralatan ukur
tersebut.
c. Kelembaban, kelembaban yang berlebihan akan menyebabkan timbulnya jamur
yang menenpel pada lensa yang pada akhirnya akan membuat kejernihan lensa
menjadi terhalang oleh jamur tersebut, sehingga baik untuk membidik target
lewat teropong maupun untuk membaca bacaan pada nonius akan terganggu.
d. Uap air, uap air ini biasanya timbul karena peralatan yang terkena hujan saat
dipakai dilapangan tidak segera dikeringkan, hal ini akan menyebabkan timbulnya
embun yang dapat menutupi lensa-lensa yang ada pada peralatan tersebut.
Perlu diperhatikan hal-hal berikut ini untuk menyimpan peralatan-
peralatan ukur :
1. Pastikan peralatan ukur aman dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan,
sebab jika hal ini tidak terpenuhi, memungkinkan pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut karena rasa penasaran akan mencoba
mengoperasikan peralatan tersebut yang akhirnya bisa mempengaruhi
kondisi peralatan ukur tersebut. Hal lain yang lebih ekstrim adalah hilangnya
peralatan atau sebagian dari peralatan ukur tersebut yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja juru ukur serta imbasnya mempengaruhi
kelancaran pekerjaan konstruksi secara keseluruhan.
2. Pastikan Tempat peralatan ukur kokoh dan stabil, sebab jika hal ini tidak
dipenuhi, maka peralatan ukur tersebut dapat mengalami goncangan dan
bahkan terjatuh dari tempat penyimpanan yang akan menyebabkan
berubahnya setelan atau kondisi peralatan ukur tersebut.
3. Pastikan Kelembaban tempat penyimpanan terjaga pada ambang batas
yang diperbolehkan, kelembaban yang berlebihan akan menyebabkan
cepat munculnya jamur yang akan menempel pada lensa peralatan ukur.
4. Pastikan suhu ruangan terjaga pada ambang batas yang diperbolehkan,
suhu ruangan yang terjaga akan ikut membantu menjaga kelembaban udara
tempat penyimpanan alat
Kelembaban dan suhu tempat penyimpanan peralatan ukur dapat
dijaga dengan melengkapi tempat penyimpanan alat tersebut
dengan memasang lampu yang cukup serta meletakkan silika gel.

Contoh Lemari Penyimpanan Peralatan Ukur


MEMELIHARA FUNGSI DAN KEBERSIHAN PERALATAN UKUR
Memelihara fungsi peralatan ukur dapat dilakukan dengan :
1. Memasukkan peralatan ukur pada wadahnya secara benar dan
hati-hati.
2. Membuka klem-klem yang ada pada waktu memasukkan
peralatan ukur ke dalam wadahnya.
3. Mengoperasikan peralatan ukur secara benar dan sesuai
prosedur.
4. Segera mengeringkan peralatan ukur setelah alat tersebut
terkena air.
5. Melepaskan peralatan ukur dari kaki tiga penyangga atau
statipnya pada saat akan berpindah dari stasiun pengamatan
satu ke stasiun pengamatan lainnya. Jangan memindahkan
statip dengan peralatan ukur masih terpasang.
6. Secara berkala berikan cairan pelumas untuk peralatan ukur
pada sekrup-sekrup yang ada secukupnya.
Memelihara kebersihan peralatan ukur dilakukan dengan :
1. Secara rutin membersihkan lensa lensa yang ada dengan menggunakan
tissu lensa setelah peralatan ukur digunakan dan akan disimpan.
2. Bersihkan bagian-bagian peralatan ukur selain lensa dengan
menggunakan kuas halus.
3. Bersihkan bodi perlatan ukur setelah digunakan dengan menggunakan
kain halus.

Anda mungkin juga menyukai