KEPALA LABORATORIUM :
Resty Intan Putri, S.T., M.Eng.
DOSEN PEMBIMBING :
Heryanto S.T., M.T.
STAFF ASISTEN :
Yazid Hidayatullah 1909086002
Annisa Nadhira Jasmine 2009086017
M. Panglima Bagus 2009086027
Safaruddin 2109086002
M. Rafi Nur Ramadhan 2109086007
Septianus Cristian Guntur 2109086022
PERATURAN PRAKTIKUM PERPETAAN
1. Praktikan diwajibkan datang sebelum praktikum dimulai, tidak ada toleransi keterlambatan
2. Bagi praktikan yang tidak hadir pada praktikum hari pertama, maka praktikan tersebut tidak dapat
mengikuti praktikum selanjutnya.
3. Bagi praktikan yang berhalangan hadir karena sakit, WAJIB menyertakan surat keterangan dokter.
Jika tidak, maka praktikan dianggap ALPHA.
5. Praktikan wajib membawa buku Panduan Praktikum (Modul), jika tidak praktikan tidak dapat
mengikuti praktikum.
6. Wajib mengumpulkan laporan mingguan sebelum acara praktikum dimulai, jika tidak praktikan tidak
dapat mengikuti praktikum.
7. Responsi akan dilaksanakan sebelum praktikum dimulai. Bagi yang tidak lulus responsi, maka
diwajibkan mengikuti remedial
8. Bagi praktikan yang tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang ditoleransi, maka praktikan dianggap
tidak lulus praktikum dan secara otomatis tidak akan lulus dalam matakuliah Perpetaan.
Tertanda,
ASISTEN PERPETAAN
NOTE : Seluruh praktikan wajib menaati semua peraturan yang telah dibuat agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR ISI
COVER
PERATURAN PRAKTIKUM
ACARA V WATERPASS
ACARA VI THEODOLITH 1
PENGENALAN ALAT
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
1. Kompas Geologi
Dikenal beberapa macam/tipe kompas geologi, antara lain tipe kompas
brunton, yang dilengkapi dengan pengukur sudut vertical yang disebut sebagai
clinometer.
2. Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
7. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat
menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Sinyal GPS
GPS mempunyai 2 signal L1 & L2. L1 bekerja di frekuensi 1575 MHz pada
gelombang UHF band. Bergerak langsung lurus (line of sight) menembus awan,
kaca dan plastik . Beberapa faktor yang menghambat transmisi signal GPS yaitu
objek padat : gedung,pohon, gunung .dll
3. Waterpass
4. Sekrup pengatur fokus adalah sekrup yang digunakan untuk mengatur fokus
objek sehingga terlihat dengan jelas. Kurang lebih sama dengan fokus pada
kamera DSLR
5. Optical alignment Index yaitu digunakan untuk acuan pengukuran tinggi alat
ke tanah
4. Teodolith
Teodolit utamanya digunakan sebagai alat ukur sudut horizontal maupun vertikal dan
pengukuran jarak optis.
2. Sumbu II atau sumbu horizontal (Sumbu H-H) sebagai sumbu putar arah vertikal
\
Bagian-Bagian Theodolit
1. Pegangan instrumen : Untuk memegang alat pada saat dibawa
2. Lensa okuler : Untuk melihat objek
3. Diafragma : Untuk mengatur jauh atau dekatnya objek
4. Pengatur sumbu silang : Untuk memperjelas sumbu silang di dalam
lensa
5. Visir : Pembidik kasar agar selisih jarak dengan objek
tidak terlalu jauh
6. Lensa objektif : Pusat penglihatan objek
7. Klem vertikal : Untuk mengunci sumbu vertikal
8. Penggerak halus vertikal : Untuk menggerakkan secara halus sumbu
vertikal
9. Nivo kotak : Tempat gelembung udara untuk
menyeimbangkan alat
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui penggunaan GPS (Global Position System)
2. Mengetahui Bagian-bagian dari GPS (Global Position System)
B. DASAR TEORI
GPS adalah suatu alat elektronik yang berfungsi untuk menentukan kedudukan suatu titik
diatas permukaan bumi atau di udara,yang menggunakan sarana beberapa buah satelit
tertentu yang akan mengirim pesan penting.
Satelit GPS mengelilingi Bumi dua kali sehari dalam orbit yang tepat. Setiap
satelit mengirimkan sinyal unik dan parameter orbital yang memungkinkan perangkat
GPS untuk memecahkan kode dan menghitung lokasi tepat dari satelit. Penerima GPS
menggunakan informasi dan trilaterasi ini untuk menghitung lokasi pasti pengguna. Pada
dasarnya, penerima GPS mengukur jarak ke masing-masing satelit dengan jumlah waktu
yang diperlukan untuk menerima sinyal yang dikirimkan. Dengan pengukuran jarak dari
beberapa satelit lagi, penerima dapat menentukan posisi pengguna dan menampilkannya
secara elektronik untuk mengukur rute lari Anda, memetakan lapangan golf, menemukan
jalan pulang atau petualangan di mana saja.
BAGIAN-BAGIAN GPS
C. PENGGUNAAN GPS
1. Menyalakan GPS
Global Positioning System atau GPS adalah sebuah alat yang berbasis satelit sehingga
untuk menyalakan GPS, pastikan Anda berada di tempat yang terbuka dimana Anda
dapat melihat langit dengan jelas. GPS dapat menentukan lokasi Anda dengan cara
menerima sinyal dari satelit sehingga jika Anda berada di dalam ruangan, maka GPS
tidak akan dapat bekerja. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menyalakan GPS:
● Pada bagian atas sisi kanan GPS Anda, tekan dan tahan tombol Power selama beberapa
detik hingga layar menyala dan memunculkan logo “Garmin”. Proses dengan logo
Garmin ini memang agak lama, tapi Anda tidak perlu khawatir karena GPS sedang
memproses waypoints, tracks, dan routes yang ada di dalam GPS Anda sehingga
memerlukan waktu lebih lama.
● Setelah GPS nyala, GPS akan otomatis menunjukkan lokasi dimana Anda berada, seperti
gambar di bawah ini.
GPS memiliki banyak fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, seperti untuk
menentukan arah perjalanan ataupun untuk mengukur jarak, membuat peta, dan dapat
dijadikan sebagai referensi pengukuran suatu wilayah. GPS juga memiliki beberapa
pengaturan yang dapat disesuaikan dengan keinginan, salah satunya adalah mengatur
tingkat kecerahan dari layar GPS itu sendiri. Untuk mengatur tingkat kecerahan, Anda
dapat tekan sekali tombol power di sisi kanan atas GPS, kemudian pada layar GPS akan
muncul seperti gambar di bawah ini:
Di layar GPS pada bagian atas dapat dilihat keterangan mengenai hari dan jam Anda
menggunakan GPS saat ini. Selanjutnya di bagian bawahnya terdapat
pengaturan Backlight atau tingkat kecerahan yang dapat anda atur dengan cara
menekan tombol power sekali hingga menemukan tingkat kecerahan yang sesuai
dengan keinginan Anda, atau dengan menekan tombol navigasi. Di bagian
bawah Backlight, terdapat status baterai GPS Anda dan juga keterangan sinyal GPS
Anda. Anda juga dapat melihat berapa banyak satelit yang telah ditangkap oleh GPS
Anda dengan cara tekan tombol Page → Satellite. Kemudian layar GPS Anda akan
seperti gambar di bawah ini:
Pada layar GPS dapat dilihat bagian Satellite, Anda dapat melihat koordinat dimana
Anda berada, akurasi dari GPS, titik ketinggian, jumlah satelit yang sudah ditangkap
GPS, dan sinyal satelitnya. Gambar diatas menunjukkan bahwa GPS Anda sedang
mencari sinyal satelit. Ketika sudah terhubung dengan tiga satelit atau lebih, GPS akan
mendapatkan lokasi Anda.
Di GPS Anda juga dapat mengetahui arah mata angin dari titik lokasi Anda pada
pilihan Compass. Anda dapat mencobanya dengan cara menekan tombol Page →
Compass. Kompas ini bertujuan untuk menunjukkan arah mata angin pada saat survei.
Pada GPS Anda juga dapat mengetahui lokasi dimana Anda berada dan melihat tempat-
tempat di sekitar lokasi Anda. Anda dapat mencobanya dengan cara menekan
tombol Page → Map. Pada opsi map ini, Anda juga dapat
melihat track dan waypoint jika Anda sudah mulai merekam track dan waypoint.
Tampilan layar GPS Anda mungkin tidak akan seperti gambar di atas karena GPS akan
menunjukkan sesuai dengan lokasi Anda saat ini. Jika pada layar GPS Anda lokasinya
terlalu besar, maka Anda dapat memperkecil dengan menekan tombol OUT pada GPS
beberapa kali hingga tampilan layarnya sesuai dengan yang Anda inginkan. Sebaliknya,
jika pada layar GPS Anda lokasinya terlalu kecil, maka anda dapat memperbesarnya
dengan menekan tombol IN pada GPS Anda hingga tampilan layarnya sesuai dengan
yang Anda inginkan.
Pada GPS Anda terdapat berbagai macam menu utama lainnya pada tombol MENU. Jika
Anda menekan tombol MENU, maka akan keluar tampilan pilihan menu seperti gambar
di bawah ini.
● Pilih Tracks.
● Pilih Current Track, yaitu perekaman rute yang baru saja dilakukan.
Menandai Wilayah di GPS ( waypoint marking) Untuk menandai lokasi saat ini
:
1. Tekan dan tahan tombol mark sampai “Mark Waypoint Page” muncul. Setelah itu
beri nama nama untuk lokasi yang akan disimpan
2. Untuk menyimpan titik koordinat pilih OK dan tekan ENTER atau untuk
merubah informasi dari Mark Waypoint Page, pilih nama koordinat yang telah
disimpan dan tekan enter untuk membuka keypad pada screen . Setelah
mengganti informasi pilih OK dan tekan ENTER
Mengedit Waypoint
1. Tekan FIND untuk membuka Find menu
2. Pilih menu Waypoint dan tekan enter untuk membuka halaman Waypoint
3. Pilih Waypoint yang kalian ingin edit dan tekan enter
4. Lihat setiap titik dan gunakan “Waypoint symbol chart” dan keypad
alphanumerik untuk melakukan perubahan
Menghapus Waypoint
1. Tekan FIND untuk membuka find menu
2. Pilih menu Waypoint dan tekan ENTER untuk membuka halaman waypoint
3. Pilih Waypoint yang kamu ingin hapus dan tekan ENTER
4. Pilih YES dan tekan ENTER untuk menghapus Waypoint
ACARA III
TAPPING KOMPAS
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Jarum magnet pada kompas adalah sebuah batangan besi yang disatukan
dengan batangan magnit bagian tengahnya terletak diatas jarum tegak, apabila
dalam keadaan setimbang, jarum akan bergerak dengan bebas diaatas jarum tegak
(Pivot Needle), ujung jarum akan diam searah dengan kutub utara magnet bumi,
ujung jarum utara ditandai dengan noktah kuning, dilengkapi pula dengan cincin
penyeimbang berat yang dapat digeser-geser untuk mengimbangi penyimpangan
arah inklinasi, agar supaya jarum kompas dapat bergerak bebas tanpa menyentuh
kaca penutup kompas
Pembagian skala derajat pada kompas, adalah bagian komas berupa lempengan
linggkaran diluar ujung jarum kompas, terdiri dari :
PENGARAH
1. Harap diperhatikan, Posisi pengukur dan objek harus dalam keadaan tetap,
tidak bergeser, letakkan kompas sejajar mata pada posisi kompas
dimiringkan dengan nivo tabung pada posisi atas
5. Catat hasil pembacaan angka / nilai pada table tersedia (lihat table
dibawah).
Tabel : Pengukuran data Taping Kompas
PATOK ARAH
JARAK (m) SLOPE KET
Depan Belakang
P1 - P2
P1 - P4
P2 - P3
P2 - P1
P2 - Pd1
P3 - P4
P3 - P2
P3 - Pd2
P4 - P1
P4 - P3
P4 - Pd3
4.2.2 Slope
A. Faktor Koreksi Slope (FKS)
ǀΣ𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆ǀ
FKS = ΣǀSlopeǀ
4.2.3 Jarak
A. Jarak Horizontal (JHn)
JHn = Jarak Lapangan x cos STn
4.2.5 Azimuth
A. Azimuth (AZn)
AZn = AZ – 1 – 180 – SDTn
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara membuat peta topografi menggunakan data tapping Kompas
2. Mengetahui cara pengolahaan data dari tapping Kompas
B. DASAR TEORI
Peta kontur adalah peta yang menggambarkan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik yang sama pada permukaan bumi. Dalam kenyataannya
garis kontur ini merupakan garis khayal yang dibuat untuk dapat merepresentasikan
relief data peta seperti pada kenyataannya. Peta kontur merupakan dasar dari peta-
peta permukaan bumi lainnya. Contoh peta yang pembuatannya didasarkan pada peta
kontur adalah peta kemiringan lereng, peta bentuklahan, peta perencanaan jalan,
bendungan, tata kota dll. Garis kontur didefinisikan sebagai garis khayal yang
menghubungkan setiap titik pada ketinggian yang sama. Pada pengertian garis
kontur di atas dapat dijelaskan bahwa sifat dari salah satu garis kontur tersebut
memiliki nilai ketinggian yang tunggal. Untuk merepresentasikan seluruh bentuk
relief dalam bentuk gambaran garis kontur dalam suatu peta, perlu dilakukan
penggambaran beberapa garis kontur yang memiliki ketinggian yang berbeda dengan
garis kontur disebelahnya berdasarkan nilai tinggi yang berurutan.Salah satu cara
untuk membuat peta garis tinggi atau peta kontur yaitu dengan cara menarik garis
yang mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian
pada suatu daerah. Penyebaran titik-titik terebut diukur secara teresterial dengan
mengikatkan salah satu titik pada ketinggian tertentu dan titik ketinggian tersebut
dihitung dari ketinggian diatas permukaan air laut (Frick, 1979).
1
𝐼𝐼𝐼𝐼 = × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
2000
Rumus Interpolasi :
𝐼𝐼𝐼𝐼
𝐼𝐼 =
(𝑡𝑡2 − 𝑡𝑡1) × 𝑌𝑌
Keterangan :
IK = Interval Kontur
t1 = Titik Terendah
t2 = Titik Tertinggi
Y = Panjang Garis Interpolasi
𝑇𝑇. 𝑇𝑇 − 𝑇𝑇. 𝐷𝐷
𝐽𝐽𝐽𝐽 = × 𝐽𝐽𝐽𝐽
𝑇𝑇. 𝑇𝑇 − 𝑇𝑇. 𝑅𝑅
Keterangan :
T.T = Titik Tertinggi
T.D = Titik Dicari
T.R = Titik Terendah
JH = Jarak Horizontal pada peta
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara penggunaan waterpass
2. Mengetahui pengambilan data dengan polygon terbuka
B. DASAR TEORI
Water pass digunakan untuk pengukuran beda tinggi antara titik atau tinggi titik
(posisi Z). Sifat datar mempunyai sistem garis salib sumbu imajiner (tidak tampak), yaitu
sumbu I (vertikal), garis bidik, garis arah nivo teropong.
4. Sekrup pengatur fokus adalah sekrup yang digunakan untuk mengatur fokus
objek sehingga terlihat dengan jelas. Kurang lebih sama dengan fokus pada
kamera DSLR
5. Optical alignment Index yaitu digunakan untuk acuan pengukuran tinggi alat
ke tanah
5. Bidik rambu ukur yang berada pada P2, kemudian bacalah benang atas, Benang
tengah, dan Benang bawah
8. Dicari koordinat X dan Y serta elevasi dengan menggunakan GPS pada patok
awal/P1
9. Bidik waterpass kearah patok 2, tetapi jangan lupa membaca patok 1, berupa
benang atas, benang tengah, benang bawah.
11. Dilakukan secara berturut-turut membaca muka dan belakang sampai patok
terakhir
RUMUS PENGOLAHAN DATA WATERPASS
4.1 Perhitungan Profil Memanjang
4.1.1 Jarak Optis (D)
D = (BA-BB) x 100
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara penggunaan theodolith
2. Mengetahui cara pengambilan data dengan polygon tertutup dan pembuatan
peta topografi
B. DASAR TEORI
Theodolith dipergunakan untuk mengukur ketinggian dan jarak pada
daerah yang diukur dengan menggunakan acuan pengukuran sudut horizontal dan
vertical. Theodolith dapat dipergunakan untuk mengukur daerah yang lebih luas
dan terjal, sebab selalu memiliki sifat trigonometri, teropongnya juga dapat
diputar ke arah vertical.
Pada theodolith, terdapat pembacaan sudut biasa dan luar biasa, cara untuk
mengetahui sudut ini yaitu :
1. setelah syarat pertama, kedua dan ketiga terpenuhi, kemudian garis bidik
ketitik yang agak jauh.
e. Tinggi alat diukur dan dicatat pada buku ukur, data ini diperlukan untuk
menentukan jarak dan beda tinggi.
h. Setelah alat ditempatkan pada posisi yang baru dan alat diatur, bidikan
pertama diarahkan kembali pada rambu terakhir tadi. Pengukuran ini
dilakukan sebelum melakukan pengamatan-pengamatan selanjutnya.
a. Dicatat semua hasil pengukuran yang telah dilakukan pada tabel hasil
pengamatan, tercatat (patok, jarak, tinggi alat, pembacaan rambu ukur
depan & belakang, sudut biasa depan & belakang, sudut luar biasa depan &
belakang.
b. Dicatat koordinat daerah yang dipetakan beserta dengan elevasi.
c. Dilakukan perhitungan profil memanjang untuk menentukan titik-titik
ketinggian pada setiap patok.
d. Dilakukan perhitugan Sudut Dalam Patok Utama menggunakan rumus
SDPn dan mencari nilai keseluruhan Sudut Dalam Patok Utama.
e. Dilakukan perhitungan Koreksi Sudut Dalam menggunakan rumus KSDPn.
f. Dilakukan perhitungan Faktor Koreksi Sudut Dalam menggunakan rumus
FKSDPn.
g. Dilakukan perhitungan Sudut Dalam Terkoreksi menggunakan rumus
SDTPn.
h. Dilakukan perhitungan Jarak Horizontal Patok Utama dengan
menggunakan rumus JHPn.
i. Dilakukan perhitungan Jarak Horizontal Patok Detail dengan menggunakan
rumus JHPDn.
j. Dilakukan perhitungan Beda Tinggi Patok Utama dengan menggunakan
rumus BTPn.
k. Dilakukan perhitungan Faktor Koreksi Beda Tinggi dengan menggunakan
rumus FKBTn.
l. Dilakukan perhitungan Koreksi Beda Tinggi dengan menggunakan rumus
KBTPn.
m. Dilakukan perhitungan Beda Tinggi Terkoreksi dengan menggunakan
rumus BTTn.
n. Dilakukan perhitungan Beda Tinggi Patok Detail dengan menggunakan
rumus BTPDn.
o.
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara Pembuatan Peta Topografi Menggunakan data
Theodolite
2. Mengetahui keadaan Peta Topografi yang Telah dibuat Menggunakan
data Kontur
B. DASAR TEORI
Peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang dilaksanakan baik
langsung maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
permukaan bumi. Unsur yang diukur dalam pembuatan titik adalah pembacaan
rambu ukur (BA,BT,BB), sudut vertikal dan sudut horisontal atau sudut jurusan
(azimuth). Titik detail yang diukur, dipilih sedemikian rupa sehingga kekurangan
data dapat diminimalisasi, baik untuk menggambarkan posisi bangunan atau jalan
maupun untuk menggambarkan garis kontur. Penggambaran peta dilakukan dalam 4
tahap yakni:
a. Menggambar titik-titik poligon
b. Menggambar titik-titik detail
c. Menggambar garis tinggi (kontur)
d. Finishing.
1
𝐼𝐼𝐼𝐼 = × 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
2000
Rumus Interpolasi :
𝐼𝐼𝐼𝐼
𝐼𝐼 =
(𝑡𝑡2 − 𝑡𝑡1) × 𝑌𝑌
Keterangan :
IK = Interval Kontur
t1 = Titik Terendah
t2 = Titik Tertinggi
Y = Panjang Garis Interpolasi
𝑇𝑇. 𝑇𝑇 − 𝑇𝑇. 𝐷𝐷
𝐽𝐽𝐽𝐽 = × 𝐽𝐽𝐽𝐽
𝑇𝑇. 𝑇𝑇 − 𝑇𝑇. 𝑅𝑅
Keterangan :
T.T = Titik Tertinggi
T.D = Titik Dicari
T.R = Titik Terendah
JH = Jarak Horizontal pada peta
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengenal bagian-bagain pada drone dan mengetahui fungsi alat
tersebut
2. Dapat mengoprasikan drone untuk kebutuhan foto udara
3. Dapat mengolah data foto udara menjadi peta foto udara.
B. DASAR TEORI
Dalam dunia fotografi sangat erat kaitannya dengan pesawat tanpa awak
disebut drone. Drone dipasang camera sehingga pesawat tersebut
dikendalikan pilot dari daratan. Hasil fotografi dilihat pilot setelah pesawat
drone tersebut mendarat. Drone adalah pesawat tanpa awak yang
dikendalikan dari jarak jauh. Pesawat tanpa awak atau Pesawat nirawak
(Unmanned Aerial Vehicle atau UAV), adalah sebuah mesin terbang yang
berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan
dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat
dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata
maupun muatan lainnya dengan dipasangi camera dalam drone tersebut.
Dahulu orang mengenal drone atau pesawat tanpa awak digunakan oleh
militer untuk mengintai musuh di daerah konflik. Secara garis besar
penggunaan dari pesawat tanpa awak ini adalah dibidang militer (Suroso,
2018).
Berdasarkan jenisnya, terdapat dua jenis drone, yaitu multicopter dan fixed
wing. Fixed wing memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa yang
dilengkapi sistem sayap. Seperti Gambar 2 adalah Tipe fixed-wing
memerlukan desain aerodinamika pada sayap dan badannya sehingga
perancangannya cukup rumit. Multicopter yaitu jenis drone yang
memanfaatkan putaran baling-baling untuk terbang seperti pada gambar 1.
Multicopter dibagi menjadi dua yaitu single-rotor dan multi-rotor. Tipe
single-rotor berbentuk seperti helikopter menggunakan baling-baling
tunggal, sedangkan multi-rotor menggunakan 3 sampai 8 baling-baling.
UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa awak atau drone adalah
sebuah mesin yang mampu terbang dan dikendalikan oleh pilot dari jarak
jauh. Beberapa tahun belakangan, UAV mulai digemari di Indonesia
terutama untuk keperluan peliputan berita seperti peliputan video bencana,
kemacetan lalu lintas ataupun selebrasi acara tertentu. Industri hiburan dan
sipil juga menggunakan UAV sebagai alat penangkap foto maupun video
yang dirasa lebih baik hasilnya jika diambil dari udara. Parrot AR.Drone
merupakan salah satu UAV jenis quadrotor (empat baling-baling propeller)
buatan perusahaan Prancis, Parrot. AR. Drone dirancang agar dapat
dikendalikan menggunakan smartphone dengan platform iOS dan Android
dan dilengkapi dengan dua kamera yang terletak di depan badan pesawat (2
MP) dan di bawah badan pesawat (0.3 MP). Kamera tersebut digunakan
untuk merekam dan memotret objek saat AR.Drone diterbangkan. Karena
fitur yang mumpuni tersebut, AR.Drone sering digunakan untuk
pengambilan gambar maupun video (Suroso, 2018).
Bagian-bagian drone beserta Fungsinya
Keterangan :
Pix4D Capture
Pix4D Capture adalah aplikasi pihak ketiga (pengembang) yang digunakan untuk
melakukan misi penerbangan dan pemotretan secara auto pilot. Aplikasi ini free
tersedia pada Apple Store (perangkat berbasis IOS) dan Play Store (perangkat
berbasis android). Tahapan penggunakan Pix4D capture sebagai berikut:
Sesudah aplikasi pix4D capture kita download dan buka, maka akan
terlihat view sebagai berikut:
Lakukan Sign Up for free jika anda belum memilik akun Pix4D capture
dengan email anda, dan Log in jika anda telah memilik akun. Tampila registrasi akun
sebagai berikut:
● Polygon mission.
Polygon mission menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin
dipetakan tidak berbentuk persegi. Sehingga kita dapat merencanakan misi
pemetaan kita sesuai dengan bentuk areal atau lokasi yang menjadi Areal of
Intesert (AOI). Namun disarankan untuk membuat polygon sedikit lebih luas dari
AOI untuk meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan.
● Grid Mission 2D
Grid mission 2D menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin
dipetakan berbentuk persegi. Sehingga kita dapat merencanakan misi pemetaan
kita sesuai dengan bentuk areal atau lokasi yang menjadi Areal of Intesert (AOI).
Namun disarankan untuk membuat grid sedikit lebih luas dari AOI untuk
meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan. Catatan penting: lakukan
take off pada lokasi yang paling tinggi disekitar areal yang dipetakan.
● Double Grid (3D Mapping)
Double Grid (3D Mapping) menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang
ingin dipetakan berbentuk persegi dan terdapat objek atau bangunan tertentu yang
menonjol yang ingin ditampilkan dalam bentuk 3D. Areal of Interest (AOI) pada
3D mapping adalah bangunan atau objek yang ingin kita tampilkan dalam bentuk
3D, namun disarankan untuk membuat grid sedikit lebih luas dari AOI untuk
meminimalisi error pada saat pengolahan lanjutan. Pengaturan (settings) front
overlap, side overlap dan drone speed sama yang berbeda hanya pada angle
camera. Angel camera pada 3D mapping tidak berada pada posisi 900 namun kita
dapat melakukan pengaturan angle kamera pada sudut 450 hingga 800 agar posisi
dinding atau samping bangunan yang ingin kita petakan dapat terpotret dengan
baik. Catatan penting: lakukan take off berdekatan pada objek yang ingin
dipetakan 3D dan pengolahan lanjutan akan membutuhkan spesifikasi
komputer yang lebih bagus dan waktu pengolahan yang lebih lama karena
jumlah foto yang dihasilkan 2x lipat lebih banyak.
● Circular Mission
Circular mission menjadi pilihan misi penerbangan jika areal yang ingin
dipetakan merupakan objek atau bangunan tertentu yang menonjol yang ingin
ditampilkan dalam bentuk 3D. Areal of Intesert (AOI) pada 3D mapping adalah
bangunan atau objek yang ingin kita tampilkan dalam bentuk 3D, namun
disarankan untuk membuat grid sedikit lebih luas dari AOI untuk meminimalisi
error pada saat pengolahan lanjutan. Drone speed disarankan "Normal +" dan
angel antar foto yang tersedia antara 40 hingga 200. Semakin rapat sudut antar foto
maka hasil yang diperoleh akan semakin baik namun waktu pengolahan lanjutan
akan semakin lama. Cara menghitung jumlah foto yang dihasilkan pada circular
mission adalah 360/angel antar foto. Jika angle yang kita pilih adalah 40, maka
jumlah foto yang tercapture sebanyak 360/4 = 90 foto. Circular mission adalah
misi pemetaan yang disarankan dikombinasikan dengan Double Grid Mission
(3D) untuk menghasilkan peta 3D yang baik. Catatan penting: lakukan take off
berdekatan pada objek yang ingin dipetakan dan disarankan untuk
dikombinasikan dengan Double Grid Mission untuk hasil yang lebih baik.
Misi pemetaan dilakukan dengan mengklik tombol "START" pada pix4D capture
sebagai berikut:
selanjutnya akan tampil menu sebagai berikut Klik "Next" dan akan muncul tampilan
"Drone take off checklist" harus dipastikan semuanya terceklist sebelum melakukan
misi pemetaan. Jika terdapat salah satu ceklist yang mengalami error atau tidak
terceklist maka disarankan untuk melakukan restart wahana dan remote dan lakukan
proses lock home seperti prosedur awal melalui DJI go 4 kemudian dilanjukan ke
pix4D capture.
Klik "Start" maka drone akan melakukan misi pemetaan secara auto pilot. Catatan
: Walaupun pemetaan dilakukan secara auto pilot, namun dibutuhkan fokus
dan konsentrasi pilot disaat drone sedang melakukan misi pemetaan dengan
memperhatikan semua telemetri yang tersedia pada pix4D capture.
Telemetri yang terdapat pada pix4D capture secara berurutan sebagai berikut: Jenis
drone, kamera drone, Persen Baterai Drone, Persen baterai remote, jumlah satelit,
ketersediaan memory card, kecepatan drone, ketinggian terbang dan jarak drone dari
posisi take off. Dapat dilihat pada gambar berikut:
Misi terbang akan dimulai dengan drone melakukan flight secara vertikal (take off)
hingga pada ketinggian yang telah ditentukan, selanjutnya akan terbang menuju pada
titik start misi (Going to mission). Sesampainya dititik start maka drone akan
mengcapture foto sesuai dengan pengaturan front dan side overlap (In mission)
Dalam jalur terbang yang sudah direncanakan dari start hingga end. Sesudah
menyelesaikan misi pemetaan maka drone akan terbang kembali pada titik take off
secara horizontal (going to land), jika sudah berada persis di atas titik take off maka
drone akan melakukan pendaratan secara vertical (landing). Misi pemetaan selesai.
Keluarkan memory card pada drone dan copy foto pada labtob atau komputer anda
dan mulai melakukan prose mosaic foto dengan aplikasi Agisoft photo scan.
ArcMap/ArcGis
ArcGis merupakan paket perangkat lunak system informasi geografis yang
diproduksi oleh ESRI. Bertujuan untuk data Ortho yang telah dikerjakan tadi dapat
di analisis dan layout menjadi sebuah peta sesuai kebutuhan. Sebelum masuk
keArcGis harap membuat sebuah folder khusus dahulu untuk project ini agar bisa
foldernya nanti tidak tercampur dan bisa di connect dengan ArcGis.
1. Buka Software ArcMap / ArcGis Klik Cancel pada icon yang muncul pada
tampalian awal.
2. Klik pada menu katalog lalu klik kanan pada folder connection dan klik
connect to folder, setelah itu pilih folder yang tadi sudah di buat sebelumnya.
3. Klik kanan pada folder yang sudah terkoneksi tadi pilih new lalu pilih file
geodatabase dan rename file geodatabase tersebut sesuai project, kalau sudah
klik kanan pada geodatabase lalu pilih make default geodatabase.
4. Setelah itu klik kanan pada layers untuk masukan data Ortho
5. Cari file penyimpanan data ortho, lalu Add
6. Untuk membuang area pinggiran agar terpotong dengan rapi, buat boundary
dengan polygon di dalam maps.
7. Klik Drawing pilih Convert Ghrapic to Features, centang Autometically
delete ghrapic after conversion dan pilih tempat penyimpanan lalu OK,
Untuk jadikan data Output bagian yang ingin di potong.
8. Klik ArcToolbox pilih Data Manejemen Tools – Raster – Raster Processing
dan klik double pada Clip. Setelah muncul icon Clip lalu masukan data Input
dan Output klik pada tanda segitiga hitam di samping, beri centang pada
kolom Use input Features for Clipping Geometry dan Maintain Clipping
Extent lalu OK.
9. Untuk melihat hasil Clip atau merapikan diatas, hilangkan cetang yang
terdapat pada data Clip dan Ortho yang sebagai input dan Output diatas tadi.
10. Proyeksikan Coordinat System sesuai Zona daerah lokasi pemetaan. Klik
kanan pada layers pilih Propertis setelah itu pilih Coordinat System. Setelah
muncul pengaturan klik Projected Coordinate Systems kemudian cari dan
klik UTM pilih WGS 1984, atur zona Northern dan Southern sosuai zona
lokasi pemetaan, Klik OK.
11. Jika ingin menghitung panjang jalan sekitar bangunan, lakukan digitasi
menggunakan line, Klik segitiga kecil yang terdapat tepat di samping
rectangle lalu pilih line untuk proses digitasi.
12. Klik Drawing pilih Convert Grapics to Features, centang kolom
Automatically delete graphics after conversion dan pilih tempat
penyimpanan.
13. Klik kanan pada contens Jalan yang ingin diukur, pilih open attribute table
akan muncul tampilan Table attribute. Setelah itu klik table options dan pilih
add field beri nama “Panjang”, Type diganti “Double” kemudian OK. Pada
table akan muncul penambahan kolom panjang pada table, klik kiri pada
table panjang stelah itu klik kanan pilih calculate geometry, akan muncul
icone pilihan pada calculate geometry, pilih units satuan “Meters”, lalu OK.
14. Jika ingin menghitung Luas Area, lakukan digitasi menggunakan Polygon,
Klik segitiga kecil yang terdapat tepat di samping rectangle lalu pilih Polygon
untuk proses digitasi.
15. Langkah selanjutnya sama seperti menghitung panjang jalan dimulai dari di
Converts graphics to features sampai pada menghitung hasil seperti di atas.
16. Klik Layout View untuk layout peta. Klik file pilih Page and Print Setup lalu
hilangkan contreng pada Use Printer Papper Settings, atur ukuran kertas
sesuai kebutuhan, atur satuan Inches rubah ke Centimeters, Orientation
sesuai kebutuhan lalu OK.
17. Atur Skala peta sesuai kebutuhan
18. Klik kanan boundary maps pilih properties lalu pilih grids lalu new grids,
pilih graticule, kemudian next pilih graticule and labels kemudian place
parallels every (2) dan place maridians every (2) next finish. Klik propertis
ubah size sesuai kebutuhan centang pada kolom left dan Right lalu OK.
19. Gunakan rectangle untuk membuat kotak tempat keterangan peta.
20. Buat Judul peta gunakan Taxt symbol (A). Klik taks lalu posisikan text pada
tempat yang ingin diberi judul klik double untuk menampilkan properties
text.
21. Buat Arah Mata Angin dan Skala batang, Klik insert lalu pilih North arrow
untuk arah mata angina, dan Scale bar untuk skala batang. Untuk skala batang
atur satuan pada propertis pilih units Division units meter.
22. Membuat legenda peta klik insert pilih legend setelah muncul icon pilihan
lalu pilihlah keterangan yang ingin dimasukan, lalu next dan lengkapi text
legenda dan next hingga finish.
23. Buat koordinat system, klik insert pilih Dinamic Text lalu pilih Coordinate
System. Buat Meta data Peta ketik menggunakan Text (A), lalu Letakan pada
table keterangan.
24. Membuat inset Peta, Klik Insert lalu klik Data Frame jika telah muncul frame
maka klik kanan pada frame tersebut lalu add data cari data inset sesuai
kebutuhan.
25. Klik kanan pada Boundery inset lalu pilih propertis dan buat gride seperti
tahapan di atas.
26. Export Peta Klik file pilih Export map Atur DPI lalu Rename, Type sesuai
kebutuhan dan Save.
BAB IX
PENGINDERAAN JAUH
C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui macam-macam perangkat lunak penginderaan jauh (Remote
Sensing)
2. Mampu mengoprasikan perangkat lunak arcgis untuk pengolahan data
DEMNAS menjadi peta topografi
D. DASAR TEORI
Menurut Efford (2000), pengolahan citra adalah istilah umum untuk
berbagai teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra
dengan berbagai cara. Foto adalah contoh gambar berdimensi dua yang bisa diolah
dengan mudah.Setiap foto dalam bentuk citra digital (misalnya berasal dari kamera
digital) dapat diolah melalui perangkat-lunak tertentu.Sebagai contoh, apabila hasil
bidikan kamera terlihat agak gelap, citra dapat diolah agar menjadi lebih terang.
Dimungkinkan pula untuk memisahkan foto orang dari latarbelakangnya. Gambaran
tersebut menunjukkan hal sederhana yang dapat dilakukan melalui pengolahan citra
digital. Tentu saja, banyak hal lain yang lebih pelik yang dapat dilakukan melalui
pengolahan citra digital.
1. Google Earth
2. Globbal Mapper
3. ArcGIS
Google earth
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut
Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari
superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan
globe GIS 3D.
Global Mapper
Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer dan sering
digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau orang-
orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan program ini
adalah kompatibilitasnya dengan banyak format file sehingga dapat digunakan oleh
banyak orang dari latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang berbeda-
beda.
Global Mapper tidak hanya mampu menampilkan data raster yang paling populer,
elevasi, dan dataset vektor tetapi juga mampu mengkonversi, meng-edit, mencetak,
melacak GPS, dan memungkinkan Anda untuk memanfaatkan fungsi SIG pada
dataset. Global Mapper juga mencakup kemampuan untuk langsung mengakses
database seluruh TerraServer citra satelit dan peta topografi USGS secara gratis dan
untuk melihat data elevasi dalam 3D yang sesungguhnya dengan citra raster dan data
vektor dimuat tersampir di atasnya.
Arcgis
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment
Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai
macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis
web.
5. Pilih data DEMNAS yang sudah dimasukkan dalam arcgis tadi. Isi Contour
interval sesuai dengan kebutuhan kita, setelah itu klik OK
6. Untuk memunculkan ketengan ketinggian pada garis kontur, klik kanan pada
SHP contour yang telah dibuat pilih propertis, dan pilih tab labels. Pada label
Field, pilih contour. Setelah itu klik OK
7. Keterngan Akan muncul pada setiap garis kontur
Eigher Adventure Service Team, 2004, “Buku panduan MJC”, Bandung. Subagio,
2002, ”Pengetahuan Peta”, ITB, Bandung.
Takdir, 2006, ”Dasar-dasar Pengetahuan Lapangan” (unpublish), Makassar Team
Asisten Pemetaan Topografi, 2006, ”Resume Penuntun Praktikum
Pemetaan Topografi Acara Taping Kompas” Laboratorium Pemetaan
Topografi, Jurusan Teknik Geologi Unhas.
Modul argis dasar 2007.
Modul praktikum perpetaan universitas padjajaran.
Suroso, I. (2018). Analisis Pemetaan Daerah Rawan Banjir Dan Longsor Dengan
Drone Type Multicopter Di Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Teknika
STTKD Jurnal Teknik, Elektronik, Engine, 5(1), 34-43.
Zulfikar Mardiyadi, S.Hut, M.Si Frengky Narahaubun, Amd.Hut Armansyah K.
Rachim, S.Hut. 2020. Modul Pelatihan Menggunakan drone Tingkat
Dasar. Papua Mapping Center, Papua.
https://maestro.unud.ac.id/apa-itu-google-earth/ (Diakses Pada 8 Februari 2022 pada
Pukul 08.00 Wita)
https://www.guntara.com/2014/05/pengenalan-aplikasi-sistem-informasi (Diakses
Pada 8 Februari 2022 pada Pukul 08.10 Wita)
https://bentangalam-hutantropis.fkt.ugm.ac.id/2016/10/10/arc-gis/ (Diakses Pada 8
Februari 2022 pada Pukul 08.32 Wita)