Anda di halaman 1dari 16

ACARA 1

PENGENALAN DAN PENYIAPAN ALAT

Dosen Pengampu:

Dosen Pembimbing:

Dosen Pembimbing:
Agus Anggoro Sigit, S.Si M.Sc
Hamim Zaky Hadibasyir, S.Si, MGIS

Asisten:
Abdul Mursyid Khoiron
Armanda Oki Prasetyo
Aulia Erni Rohmatika
Ecky Shafira Maharani Dewi
Rofiqi Naufal Azizi

Disusun oleh:
Muhammad Doriski
E100200269
Sabtu, 12.30 WIB

LABORATORIUM SUMBER DAYA LAHAN


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
ACARA I
PENGENALAN DAN PENYIAPAN ALAT
I. TUJUAN

1. Mengenalkan pada para mahasiswa jenis-jenis alat ukur yang biasa


digunakan dalam ukur tanah.
2. Mengenalkan pada para mahasiswa bagian-bagian dari alat ukur tanah
termasuk fungsinya masing-masing.
3. Melatih mahasiswa agar terampil mempersiapkan alat ukur sebelum
dipergunakan untuk pengukuran dengan penyetelan gelembung nivo,
baik nivo kotak maupun nivo tabung.
II. ALAT

1. Theodolit manual dan digital


2. Rambu Ukur
3. Waterpass
4. Yallon
5. Rool Meter, dll
III. BAHAN

1. Lembar kerja
2. Modul
3. Alat tulis
IV. DASAR TEORI
Dalam Ilmu Ukur Tanah, ada 3 unsur yang harus diukur di lapangan,
yaitu: jarak antara, beda tinggi, dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah
pengukuran secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah
pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur dan abney level.
Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk
pengukuran di lapangan yang sering dikenal dengan tacheometer.
Tacheometer merupakan suatu alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh
peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran
secara optis, dengan juga dibantu oleh baak ukur dengan berbagai bentuk
sesuai dengan jenis alat. Sebagai contoh adalah waterpass dan teodolit.
Petunjuk perlakuan umum dalam penggunaan alat sebelum melakukan
kegiatan pengukuran di lapangan harus betul-betul dipahami. Hal ini perlu
dicermati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kerusakan pada alat atau kurang akuratnya hasil pengukuran. Hal-hal yang
belum tercantum dalam petunjuk ini harap ditanyakan kepada
asisten/instruktur/laboran. Sebaiknya praktikan tidak mengambil keputusan
sendiri terhadap sesuatu hal yang tidak ada petunjuknya. Bab I ini akan
selalu terkait dengan bab-bab berikutnya untuk itu mohon selalu
diperhatikan untuk bab-bab berikutnya. Beberapa hal umum yang harus
diperhatikan adalah:
- Sebelum peralatan di bawa ke lapangan sebaiknya alat diteliti terlebih
dahulu apakah dalam keadaan baik, jika ada kelainan atau kerusakan
segera melapor ke asisten / laboran.
- Dalam mengambil/mengeluarkan alat dari wadahnya harus diperhatikan
betul posisi bagian alat sehingga dalam pengembalian alat pada wadahnya
akan lebih mudah dan sesuai aturan sehingga tidak merusak alat.
- Cara membawa alat harus benar, alat optis seperti waterpas atau teodolit
dibawa dengan cara menopang bagian bawah dan semua kunci alat yang
ada (termasuk kunci kompas) harus dalam keadaan terkunci. Jika bagian
atas yang dipegang/dijinjing maka akan terjadi kerusakan pada sumbu
vertikal. Membawa alat dari laboratorium ke lapangan dengan jarak yang
cukup jauh, dibawa dengan terlebih dahulu memasukkan alat tersebut ke
dalam wadah/tempatnya. Untuk jarak yang dekat diperkenankan untuk
dibawa dengan cara menopang bagian bawahnya.
- Pemasangan alat optis pada statif/kaki tiga harus benar, untuk memasang
alat agar stabil, maka alat harus cukup kuat, tetapi jangan terlalu kuat,
karena dapat menyebabkan rusaknya penahan baut pada statif dan sulit
untuk membukanya kembali. Alat baru diletakan pada statif jika statif
sudah benar-benar stabil dan permukaannya horizontal.
- Dalam pengerjaan ukur tanah faktor waktu memegang peranan penting.
Sebaiknya pekerjaan dilakukan sepagi mungkin, hal ini berarti bahwa
udara belum panas. Panas udara dapat menyebabkan bidang pemandangan
bergoyang-goyang karena undulasi udara sehingga sukar membidik
dengan tepat. Jika terjadi undulasi hendaknya pengamatan dihentikan dan
dilanjutkan bila matahari telah bergeser ke arah barat (sore hari).
1. Pita ukur, Ada berbagai jenis pita ukur, ada yang terbuat dari baja,
tembaga, kain dan lain-lain. Termasuk ukurannya juga bervariasi
dari yang 30 meter, 50 meter, dan lebih Panjang lagi.
2. Yalom, Memasang yalon harus ditancapkan dengan kuat dan hati-
hati. Tidak boleh menjadi bengkok dan patah. Karena itu penancapan
yalon haru dipegang bawah dekat bagian runcing. Yalon tidak boleh
tumbang, terbanting atau digunakan untuk keperluan yang tidak
semestinya.
3. Abney level ,untuk menentukkan sudut arah vertikal, yang pada
akhirnya dapat difungsikan untuk menentukan kemiringan lereng
suatu lokasi dan juga beda tinggi antara dua titik lokasi. Alat ini
terdiri dari 3 komponen utama yaitu teropong pembidik, nivo tabung
dan skala vernier (skala geser) yang berfungsi mengetahui besarnya
sudut vertical.
4. Unting-unting (bandul) harus dipasang dengan tali yang diikat
dengan simpul hidup agar tinggi rendahnya mudah diubah sesuai
dengan tinggi instrumen (alat)
5. Statif, Memasang statif harus benar-benar kuat tertancap pada tanah.
Hindari memasang statif di aspal atau beton, jika terpasang ketiga
kakinya hendaknya diikat satu sama lain untuk menghindari agar
tidak bergeser, dimana pergeseran kaki statif menyebabkan alat
terjatuh dari statif. Pastikan bahwa statif terpasang relatif datar.
6. Baak ukur/rambu ukur/staff, Mendirikan rambu dilakukan dengan
mendirikan secara vertikal dan dibaca dengan teropong. Tanpa
dibantu corat-coret tambahan untuk memperjelas pembacaan. Tidak
dibenarkan menggunakan rambu untuk memikul, tempat duduk,
melompat atau tindakan lain yang tidak sesuai dengan fungsi rambu.
Jangan sekali-kali meninggalkan rambu tanpa dipegangi oleh
seseorang. Hal itu dapat menyebabkan baak ukur terjatuh dan patah.
7. Waterpass merupakan alat penyipat datar, alat ini digunakan untuk
menentukan beda tinggi. Waterpas pada prinsipnya menggunakan
prinsip kedataran horizontal. Waterpas selain dapat mengukur beda
tinggi juga dapat digunakan untuk mengukur jarak dan sudut arah
horizontal, perlu diingat bahwa waterpas tidak dapat digunakan
untuk mengukur sudut vertikal.
8. Teodolit merupakan alat ukur tanah yang bersifat optis. Ada berbagai
macam tipe dari teodolit tetapi pada dasarnya alat ini mempunyai
tiga bagian utama yaitu bagian bawah yang tidak dapat bergerak
dengan pelat dasar berkaki tiga, bagian atas yang bisa bergerak dan
teropong.
V. LANGKAH KERJA
1. Memperhatikan materi yang disampaikan mengenai bagian-bagian
instrumen alat ukur tanah yang diperkenalkan satu-persatu.
2. Memperhatikan instrumen alat ukur tanah satu-persatu untuk mengenal
lebih dalam.
3. Membuat tabel beserta penjelasan fungsi bagian alat
VI. HASIL PRAKTIKUM
1. MENYEBUTKAN DAN MENCARI GAMBAR ALAT UKUR
TANAH (THEODOLITE, WATERPASS, STATIF, YALON) DAN
MENJELASKAN FUNGSI BAGIAN BAGIAN DARI SETIAP ALAT.
a. Theodolite

No. Nama bagian Fungsi


1. Pembantu Visir Bagian satu ini berfungsi untuk membantu
melakukan pembidikan yang dilakukan
dengan cara membantu mengarahkan
teropong ke target. Nah, jenis bidikan yang
dilakukan di sini adalah bidikan kasar.
2. Lensa obyektif Untuk lensa satu ini berfungsi untuk
menangkap bayangan target dimana untuk
lensa positif akan memberikan sifat pada
bayangan berupa nyata, terbalik, dan
diperkecil.
3. Klem sumbu II Fungsinya sebagai pengunci pada sumbu II
4. Sumbu II Untuk sumbu II ini fungsinya adalah sebagai
tempat berputarnya teropong atau disebut juga
sebagai poros terhadap sumbu putar
berbentuk horisontal.
5. Nivo Teropong Dipakai untuk membuat garis bidik mendatar,
namun untuk theodolite keluaran baru
biasanya bagian ini sudah tidak ada.
6. Ronsel Lensa Fungsinya adalah sebagai penggerak limbus
Tengah yang dilakukan dengan perlahan saat klem
limbus dikunci atau bisa dibilang untuk
menepatkan bidikan pada target.
7. Reflektor Sinar Reflektor sinar ini berfungsi untuk
menangkap cahaya dan memantulkannya ke
bagian mikroskop pembacaan lingkaran
horisontal agar bisa terbaca.
8. Mikroskop Untuk horisontal A, fungsinya adalah tempat
Bacaaan untuk melakukan pembacaan arah horizontal.
Lingkaran
9. Klem horizontal Fungsinya sebagai pengunci lingkaran
horizontal atau yang disebut klem pembuka.
10. Skrup Penggerak Fungsinya adalah untuk menggerakkan
Halus Alhidade teropong ke arah mendatar secara perlahan
Horisontal saat klem horisontal terkunci.
11. Penggerak Halus Membantu agar tembakan bidikan tepat ke
Limbus target dengan cara menggerakkan limbus
secara perlahan saat klem limbus dikunci.
12. Skrup Penyetel Fungsinya membuat nivo kota tetap seimbang
ABC untu pembuatan sumbu I vertikal.
13. Plat Dasara atau Plat yang menyangga seluruh bagian
Tatakan theodolite.
14. Kepala Statif Bagian dari statif yang berguna untuk
dudukan pesawat theodolite.
15. Kaki Statif Masih bagian dari statif juga, fungsi dari kaki
statif ini membuat pesawata theodolite bisa
berdiri. Di bagian bawah kaki statif ini
bentuknya lancip dan fungsinya adalah agar
bisa menancap ke tanah dimana hal ini akan
mencegah theodolite jatuh.
16. Penggantung Fungsinya sebagai tempat untuk pemasangan
Unting-unting tali unting-unting.
17. Baut instrumen Fungsinya untuk mengencangkan pesawat
theodolite dan statif.
18. Nivo Aldihade Fungsinya adalah sebagai pembuat sumbu I
Horisontal vertikal yang dilakukan secara halus setelah
dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.
19. Skrup Koreksi Bagian ini fungsinya untuk penyeimbang nivo
Nivo Aldihade Aldihade horisontal.
Horisontal
20. Mikroskop pemb. Pada bagian ini fungsinya adalah membaca
Lingkaran sudut lingkaran horisontal.
horisontal B
b. Waterpass

Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang


dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling
berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-
rambu ukur yang vertikal.
No. Nama Gambar Bagian Fungsi
bagian
1. Nivo Kotak Bagian yang
berfungsi untuk
mengetahui
tingkat kedataran
tempat.
2. Cermin Membantu
mempermudah
pembacaan hasil
pengukuran nivo
kotak.
3. Visier Membantu proses
pembidikan suatu
objek secara
kasar sehingga
berlangsung lebih
cepat.

4. Lensa Memperjelas
Pembacaan bacaan sudut
Sudut horisontal dengan
Horisontal membesarkannya.
5. Lensa Berfungsi
Objektif menerima objek
yang dibidik.
6. Lensa Berfungsi untuk
Okuler mengamati objek
yang dibidik.

7. Pelindung Bermanfaat untuk


Lensa melindungi lensa
Objektif objektif dari
pancaran sinar
matahari
langsung
8. Sekrup Mengatur tingkat
A, B, C kedataran suatu
pesawat pada
sumbu I vertikal.

9. Sekrup Mengatur derajat


Pengatur kejelasan objek
Fokus yang dibidik.
Teropong
10. Sekrup Mengatur
Pengatur landasan sudut
Sudut datar.

11. Sekrup Mengatur tingkat


Okuler ketajaman benang
Pengamat diafragma atau
Ketajaman benang silang.
Diafragma
12. Sekrup Menggerakan
Penggerak pesawat arah
Halus horisontal supaya
Aldehide kedudukan
Horisontal benang tepat pada
objek yang
dibidik.
13. Klem Mengunci
Aldehide perputaran
Horisontal pesawat arah
horisontal.
14. Teropong Memperjelas
objek yang
dibidik.

15. Plat Dasar Memiliki fungsi


sebagai landasan
dudukan pesawat.

c. Statif

Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri


dari kepala statip dan kaki tiga yag dapat di stel ketinggiannya.
Statip terbuat dari kayu atau dari metal alumunium sehingga lebih
ringan.
No Nama bagian Fungsi
1. Bidang Level Tempat untuk menyimpan alat ukur
2. Sekrup pengunci Sekrup untuk mengunci alat agar
tidak jatuh
3. Tali pembawa Untuk mempermudah membawa alat
4. Sekrup Penyetel Untuk mengatur keetinggian alat
5. Kaki Statif Untuk menancapkan alat pada tanah
d. Yalon,
Rambu ukur adalah alat yang berbentuk mistar ukur yang
terbuat dari campuran kayu dan aluminium yang di dalam
nya ditambahkan skala pembacaan. Alat yang berbentuk mistar ini
mempunyai panjang 3,4 dan 5 meter. Skala yang ada pada rambu
ukur ini dibuat dalam satuan cm. Setiap blok berwarna merah,
putih, atau hitam akan menentukan ukuran 1cm.

Alat ini memiliki fungsi utama yaitu untuk mempermudah


dalam menentukan ukuran antara beda tinggi dan garis bidik
dengan permukaan tanah yang datar.

No Nama bagian Fungsi


1. Skala Pengukuran Sebagai acuan dalam membaca
skala
2. Batang Penyangga Sebagai tempat pembaca
3. Sekrup Penyetel Untuk mengukur ketinggian
alat
VII. ANALISIS
Praktikum pengenalan dan penyiapan alat mengulas apa itu ilmu tanah
beserta a fungsi-fungsi alat sera metode yang diguanakan di di dalam
pengukuran ilmu tanah.
Dalam melakukan survey dan pengambilan data di lapangan tentunya
praktikan diharuskan dapat mengetahui fungsi alat dengan baik , ada tiga
alat utama yang wajib di siapkan ketika melakukan pengambilan data di
lapangan yaitu theodolite, waterpass serta bak ukur , serta juga ada alat yang
memiliki fungsi dari pengembangan dari waterpass dan theodolite yaitu total
station, alat-alat tersebut saling melengkapi ketika mengukur jarak
horizontal dan vertical. Waterpass adalah generasi pertama alat ukur
wilayah dimana alat ukur ini masih sederhana di banding theodolid dan total
station, alat ini hanya dapat diputar pada sumbu vertikalnya dan tidak bisa
diputar pada sumbu horizontalnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat
(2012) bahwa waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda
tinggi antar dua titik atau lebih dengan menggunakan metode sifat datar
untuk menentukan ketinggian titik-titik kerangka dasar pemetaan pada
pekerjaan rekayasa.
Alat kedua adalah theodolite ini merupakan generasi ke dua setelah
waterpass, kekurangan dari waterpass dapat tertutupi oleh alat theodolite
yaitu alaat ini dapat diputar pada sumbu horizontal , akan tetapi
pembacaannya masih menggunakan metode manual yaitu dengan melihat
benang atas, benang tengah dan benang bawah.
Ilmu ukur tanah yang bertujuan untuk menemukan data penggambaran
muka bumi ini sangat berguna untuk di aplikasikan aktivitas perencanaan
tata letak seperti pembangaunan kota , pembuatan saluran irigasi, penentuan
lahan pertanian, Hal ini sesuai dengan pendapat Muhamadi (2014) bahwa
pada pemetaan kota untuk mengetahui kedataran suatu wilayah dilakukan
dengan metode survey pada suatu daerah tersebut. Setelah mengetahui suatu
kontur daerah itu dapat dilakukan pemetaan model bangunan dan model
system pengairan daerah tersebut.
VIII. KESIMPULAN

1. Ilmu ukur tanah memiliki metode pengukuran yang pasti serta alat-alat
yang saling berkaitan seperti waterpass, theodolite, dan bak ukur.
2. Mengetahui Fungsi bagian alat ukur tanah untuk mempermudah dalam
menggunakan alat dan lebih mempercepat proses pembacaan data saat
dilapangan.
3. Posisi datar saat pengukuran jarak merupakan hal yang wajib karena
walaupun akurat dalam pembacaan bak ukur akan tetapi jika posisi
belum datar/ gelembung nivo belum berada di tengah maka data yang
dihasilkan tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Miko henri.2015.Studi keandalan Alat ETS Gowin TKS 202 Dalam
pengukuran situasi, https://docplayer.info/40315800-Studi-keandalan-alat-
ets-gowin-tks-202-dalam-pengukuran-situasi-mikho-henri-darmawan-ir-
chatarina-n-mt-danar-guruh-p-st-mt.html#tab_1_1_2. Diakses 22 Oktober
2021 pukul 16.20 WIB
Muhamudi, Mansur.2014. Pendidikan dan pelatihan teknis Pengukuran dan
pemetaan kota . Fakultas Teknik sipil dan perancangan Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.
Pratomo, Danar G. 2004. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Teknis
Pengukuran dan Pemetaan Kota. ITS.

Anda mungkin juga menyukai