Dosen Pengampu:
Dosen Pembimbing:
Dosen Pembimbing:
Agus Anggoro Sigit, S.Si M.Sc
Hamim Zaky Hadibasyir, S.Si, MGIS
Asisten:
Abdul Mursyid Khoiron
Armanda Oki Prasetyo
Aulia Erni Rohmatika
Ecky Shafira Maharani Dewi
Rofiqi Naufal Azizi
Disusun oleh:
Muhammad Doriski
E100200269
Sabtu, 12.30 WIB
1. Lembar kerja
2. Modul
3. Alat tulis
IV. DASAR TEORI
Dalam Ilmu Ukur Tanah, ada 3 unsur yang harus diukur di lapangan,
yaitu: jarak antara, beda tinggi, dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah
pengukuran secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah
pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur dan abney level.
Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk
pengukuran di lapangan yang sering dikenal dengan tacheometer.
Tacheometer merupakan suatu alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh
peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran
secara optis, dengan juga dibantu oleh baak ukur dengan berbagai bentuk
sesuai dengan jenis alat. Sebagai contoh adalah waterpass dan teodolit.
Petunjuk perlakuan umum dalam penggunaan alat sebelum melakukan
kegiatan pengukuran di lapangan harus betul-betul dipahami. Hal ini perlu
dicermati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kerusakan pada alat atau kurang akuratnya hasil pengukuran. Hal-hal yang
belum tercantum dalam petunjuk ini harap ditanyakan kepada
asisten/instruktur/laboran. Sebaiknya praktikan tidak mengambil keputusan
sendiri terhadap sesuatu hal yang tidak ada petunjuknya. Bab I ini akan
selalu terkait dengan bab-bab berikutnya untuk itu mohon selalu
diperhatikan untuk bab-bab berikutnya. Beberapa hal umum yang harus
diperhatikan adalah:
- Sebelum peralatan di bawa ke lapangan sebaiknya alat diteliti terlebih
dahulu apakah dalam keadaan baik, jika ada kelainan atau kerusakan
segera melapor ke asisten / laboran.
- Dalam mengambil/mengeluarkan alat dari wadahnya harus diperhatikan
betul posisi bagian alat sehingga dalam pengembalian alat pada wadahnya
akan lebih mudah dan sesuai aturan sehingga tidak merusak alat.
- Cara membawa alat harus benar, alat optis seperti waterpas atau teodolit
dibawa dengan cara menopang bagian bawah dan semua kunci alat yang
ada (termasuk kunci kompas) harus dalam keadaan terkunci. Jika bagian
atas yang dipegang/dijinjing maka akan terjadi kerusakan pada sumbu
vertikal. Membawa alat dari laboratorium ke lapangan dengan jarak yang
cukup jauh, dibawa dengan terlebih dahulu memasukkan alat tersebut ke
dalam wadah/tempatnya. Untuk jarak yang dekat diperkenankan untuk
dibawa dengan cara menopang bagian bawahnya.
- Pemasangan alat optis pada statif/kaki tiga harus benar, untuk memasang
alat agar stabil, maka alat harus cukup kuat, tetapi jangan terlalu kuat,
karena dapat menyebabkan rusaknya penahan baut pada statif dan sulit
untuk membukanya kembali. Alat baru diletakan pada statif jika statif
sudah benar-benar stabil dan permukaannya horizontal.
- Dalam pengerjaan ukur tanah faktor waktu memegang peranan penting.
Sebaiknya pekerjaan dilakukan sepagi mungkin, hal ini berarti bahwa
udara belum panas. Panas udara dapat menyebabkan bidang pemandangan
bergoyang-goyang karena undulasi udara sehingga sukar membidik
dengan tepat. Jika terjadi undulasi hendaknya pengamatan dihentikan dan
dilanjutkan bila matahari telah bergeser ke arah barat (sore hari).
1. Pita ukur, Ada berbagai jenis pita ukur, ada yang terbuat dari baja,
tembaga, kain dan lain-lain. Termasuk ukurannya juga bervariasi
dari yang 30 meter, 50 meter, dan lebih Panjang lagi.
2. Yalom, Memasang yalon harus ditancapkan dengan kuat dan hati-
hati. Tidak boleh menjadi bengkok dan patah. Karena itu penancapan
yalon haru dipegang bawah dekat bagian runcing. Yalon tidak boleh
tumbang, terbanting atau digunakan untuk keperluan yang tidak
semestinya.
3. Abney level ,untuk menentukkan sudut arah vertikal, yang pada
akhirnya dapat difungsikan untuk menentukan kemiringan lereng
suatu lokasi dan juga beda tinggi antara dua titik lokasi. Alat ini
terdiri dari 3 komponen utama yaitu teropong pembidik, nivo tabung
dan skala vernier (skala geser) yang berfungsi mengetahui besarnya
sudut vertical.
4. Unting-unting (bandul) harus dipasang dengan tali yang diikat
dengan simpul hidup agar tinggi rendahnya mudah diubah sesuai
dengan tinggi instrumen (alat)
5. Statif, Memasang statif harus benar-benar kuat tertancap pada tanah.
Hindari memasang statif di aspal atau beton, jika terpasang ketiga
kakinya hendaknya diikat satu sama lain untuk menghindari agar
tidak bergeser, dimana pergeseran kaki statif menyebabkan alat
terjatuh dari statif. Pastikan bahwa statif terpasang relatif datar.
6. Baak ukur/rambu ukur/staff, Mendirikan rambu dilakukan dengan
mendirikan secara vertikal dan dibaca dengan teropong. Tanpa
dibantu corat-coret tambahan untuk memperjelas pembacaan. Tidak
dibenarkan menggunakan rambu untuk memikul, tempat duduk,
melompat atau tindakan lain yang tidak sesuai dengan fungsi rambu.
Jangan sekali-kali meninggalkan rambu tanpa dipegangi oleh
seseorang. Hal itu dapat menyebabkan baak ukur terjatuh dan patah.
7. Waterpass merupakan alat penyipat datar, alat ini digunakan untuk
menentukan beda tinggi. Waterpas pada prinsipnya menggunakan
prinsip kedataran horizontal. Waterpas selain dapat mengukur beda
tinggi juga dapat digunakan untuk mengukur jarak dan sudut arah
horizontal, perlu diingat bahwa waterpas tidak dapat digunakan
untuk mengukur sudut vertikal.
8. Teodolit merupakan alat ukur tanah yang bersifat optis. Ada berbagai
macam tipe dari teodolit tetapi pada dasarnya alat ini mempunyai
tiga bagian utama yaitu bagian bawah yang tidak dapat bergerak
dengan pelat dasar berkaki tiga, bagian atas yang bisa bergerak dan
teropong.
V. LANGKAH KERJA
1. Memperhatikan materi yang disampaikan mengenai bagian-bagian
instrumen alat ukur tanah yang diperkenalkan satu-persatu.
2. Memperhatikan instrumen alat ukur tanah satu-persatu untuk mengenal
lebih dalam.
3. Membuat tabel beserta penjelasan fungsi bagian alat
VI. HASIL PRAKTIKUM
1. MENYEBUTKAN DAN MENCARI GAMBAR ALAT UKUR
TANAH (THEODOLITE, WATERPASS, STATIF, YALON) DAN
MENJELASKAN FUNGSI BAGIAN BAGIAN DARI SETIAP ALAT.
a. Theodolite
4. Lensa Memperjelas
Pembacaan bacaan sudut
Sudut horisontal dengan
Horisontal membesarkannya.
5. Lensa Berfungsi
Objektif menerima objek
yang dibidik.
6. Lensa Berfungsi untuk
Okuler mengamati objek
yang dibidik.
c. Statif
1. Ilmu ukur tanah memiliki metode pengukuran yang pasti serta alat-alat
yang saling berkaitan seperti waterpass, theodolite, dan bak ukur.
2. Mengetahui Fungsi bagian alat ukur tanah untuk mempermudah dalam
menggunakan alat dan lebih mempercepat proses pembacaan data saat
dilapangan.
3. Posisi datar saat pengukuran jarak merupakan hal yang wajib karena
walaupun akurat dalam pembacaan bak ukur akan tetapi jika posisi
belum datar/ gelembung nivo belum berada di tengah maka data yang
dihasilkan tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Miko henri.2015.Studi keandalan Alat ETS Gowin TKS 202 Dalam
pengukuran situasi, https://docplayer.info/40315800-Studi-keandalan-alat-
ets-gowin-tks-202-dalam-pengukuran-situasi-mikho-henri-darmawan-ir-
chatarina-n-mt-danar-guruh-p-st-mt.html#tab_1_1_2. Diakses 22 Oktober
2021 pukul 16.20 WIB
Muhamudi, Mansur.2014. Pendidikan dan pelatihan teknis Pengukuran dan
pemetaan kota . Fakultas Teknik sipil dan perancangan Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.
Pratomo, Danar G. 2004. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Teknis
Pengukuran dan Pemetaan Kota. ITS.