Anda di halaman 1dari 6

Menurut prinsip kerjanya, 

theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis antara lain :


1. Repeating Theodolit
Repeating theodolit bekerja dengan melakukan pengulangan sudut terhadap skala graduasi.
Hasil pengukuran yang ditampilkan merupakan rata-rata dari pembagian terhadap jumlah sudut
bacaan yang ditangkapnya. Theodolit ini biasanya digunakan area yang tidak stabil atau
terbatas. Repeating theodolit diklaim merupakan theodolit yang mampu memberikan hasil
pengukuran paling akurat daripada theodolit-theodolit lainnya karena bekerja dengan
membandingkan nilai-nilai sudut yang diterima, bukan hanya sebuat sudut saja.

2. Direction Theodolit
Cara kerja direction theodolit adalah memanfaatkan bentuk lingkaran untuk menentukan besar
suatu sudut. Saat pengaturan lingkaran dilakukan, teleskop juga perlu disesuaikan pada arah
datangnya beberapa sinyal sehingga pembacaan nilai sudutnya dikerjakan melalui segala arah.
Hasil pengukurannya diperoleh dengan menghitung hasil pengukuran bacaan pertama dikurangi
pengukuran bacaan kedua. Direction theodolit sering diandalan oleh surveyor untuk menentukan
titik dengan mengukur sudut dari titik-titik yang sudah diketahui.

3. Vernier Transit Theodolit


Vernier transit theodolit ditanami dengan teleskop yang memungkinkan bidikannya bisa berbalik
kembali sehingga penghitungan besaran sudutnya pun dilakukan sebanyak dua kali berturut-
turut. Oleh sebab itu, vernier transit theodolit dipercaya mampu menghasilkan pembacaan sudut
yang minim kesalahan. Sayangnya, jenis theodolit ini tidak dilengkapi skala pembesaran dan
pengukuran di mikrometer. Karena bobotnya cukup ringan dan mudah dipindahkan, vernier
transit theodolit sering diaplikasikan di lokasi proyek pembangunan. Theodolit ini juga tersedia
dalam dua tipe yaitu theodolit yang bisa membaca sudut horisontal dan sudut vertikal, serta
theodolit yang hanya mampu menghitung sudut horisontal saja.

Jika ditinjau dari konstruksinya, theodolit bisa dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
 Theodolit Reiterasi : Theodolit ini didukung oleh skala mendatar yang menjadi satu
dengan klep sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur. Contoh-contohnya yaitu
theodolit T0 WILD dan theodolit DKM-2A KEM.
 Theodolit Repetisi : Theodolit yang disokong oleh lingkaran mendatar yang bisa diatur-
atur mengelilingi sumbu tegak sehingga bacaan lingkaran nol derajat-nya dapat ditentukan ke
arah yang diinginkan. Contoh-contohnya antara lain theodolit TM 6, theodolit TL 60-DP
SOKKISHA, theodolit TL 6-DE TOPCON, dan theodolit TH-51 ZEISS.
Lain halnya apabila dilihat dari sistem bacanya, terdapat beberapa jenis theodolit di
antaranya :
1. Theodolit Indeks Garis
2. Theodolit Nonius
3. Theodolit Mikrometer
4. Theodolit Konsidensi
5. Theodolit Otomatis
Bagian Theodolite dan Fungsinya yaitu :

1. Pembantu Visir : Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu


membantu mengarahkan teropong ke target , untuk membantu
pembidikan secara kasar.
2. Lensa Obyektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek /
target .Lensa positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan
diperkecil
3. Klem Sumbu II : berfungsi untuk pengunci sumbu II
4. Sumbu II : Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap
sumpu putar horizontal.
5. Nivo Teropong : Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar.
Pada kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada
lagi.
6. Ronsel Lensa Tengah : berfungsi menggerakkan limbus dengan
perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan
bidikan ke target).
7. Reflektor Sinar : berfungsi untuk menangkap cahaya dan
memantulkannya ke mikroskop pembacaan lingkaran horisontal,
sehinga bisa terbaca
8. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A : berfungsi sebagai tempat
pembacaan arah horizontal.
9. Klem Horisontal : berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci
lingkaran horizontal.
10. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal : berfungsi
menggerakkan teropong arah horisontal dengan perlahan pada saat
klem horisontal dikunci
11. Penggerak Halus Limbus : berfungsi menggerakkan limbus dengan
perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan
bidikan ke target).
12. Skrup Penyetel ABC : berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota
guna pembuatan sumbu I vertikal.
13. Plat Dasaran / Tatakan : sebagai plat penyangga seluruh bagian alat
14. Kepala Statif : merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan
pesawat Theodolite.
15. Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya
pesawat Theodolite.Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi
supaya kaki statif menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat tidak
jatuh.
16. Penggantung Unting – unting : Digunakan untuk memasang tali
unting-unting.
17. Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif
18. Nivo Alhidade Horisontal : digunakan untuk membuat sumbu I
vertical secara halus, setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.
19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal : berfungsi
menyeimbangkan nivo Alhidade horizontal.
20. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B : Mikroskop yang
digunakan untuk membaca sudut lingkaran horizontal
21. Skrup Penggerak Halus Vertikal berfungsi menggerakkan teropong
arah vertikal secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.
22. Lensa Okuler : Lensa negatif sebagai lensa mata.
23. Ring Pelindung Diafragma : berfungsi sebagai pelindung diafragma
24. Mikroskop pembacaan Lingkaran Vertikal : tempat pembacaan
Iingkaran vertikal.
25. Tabung Sinar : membantu menyinari Iingkaran vertical
26. Piringan Lingkaran Vertikal : Adalah piringan dari metal atau kaca
tempat skala lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan
dilindungi oleh alhidade vertical.

Pengaturan Theodolite

Langkah 1
Temukan sepetak tanah tingkat dengan pandangan yang bagus diantara lahan yang
akan diukur.

Langkah 2
Memperpanjang kaki tripod sehingga theodolite akan berada pada tingkat yang
nyaman untuk Anda gunakan, sejauh mungkin (kebanyakan tripod theodolite akan
memiliki mekanisme yang akan mengunci mereka ketika mereka mencapai
pemisahan dan ekstensi maksimum) , dan tempelkan ujung kaki ke tanah.

Langkah 3
Sesuaikan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata. Tingkat sekrup yang
dipasang pada theodolite akan memberi Anda gambaran bidang yang sejajar.

Langkah 4
Sejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang dengan
kedua sekrup tersebut untuk mencapai tingkat yang lebih akurat pada sumbu
tersebut. Kemudian putar theodolite 90 derajat pada alasnya dan sesuaikan lagi
menggunakan sekrup ketiga.

Langkah 5
Lepaskan dua klem pengatur horisontal (biasanya kenop besar di kedua sisi
theodolite, sedikit diimbangi secara vertikal).

Langkah 6
Sejajarkan bagian atas teodolit dengan tanda pada cincin di antara kedua sisi yang
terhubung ke klem horisontal, kemudian kunci klem atas.

Langkah 7
Buka penutup lensa di sisi teodolit, dan lihat melalui lensa mata kecil. Anda akan
melihat tiga skala: penyesuaian horizontal, vertikal, dan halus. Gunakan tombol
penyesuaian di bagian atas theodolite untuk menyesuaikan tanda dengan 0’00 “(0
menit dan 0 detik dari busur).

Langkah 8
Gunakan tombol penyesuaian horisontal atas untuk menyelaraskan garis tunggal
yang Anda lihat dalam ruang lingkup di bagian bawah skala horizontal tepat di antara
garis ganda yang duduk di bawah angka 0.

Langkah 9
Buat garis referensi dengan menyusun theodolite secara horizontal dengan tengara
tinggi dalam tampilan yang mudah. Buka kunci klem bawah untuk membuat rotasi
ini, luruskan pandangan dengan tengara, dan kunci klem bawah lagi. Pengukuran
horizontal akan tetap nol. Mulai sekarang, hanya kendurkan klem atas untuk
membuat penyesuaian horizontal.

Pengukuran Menggunakan Theodolit

Langkah 1
Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di tempat yang
kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci klem. Gunakan adjuster
horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek antara dua lampu vertikal
dalam penglihatan.

Langkah 2
Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus untuk
mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari referensi Anda
diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada skala penyesuaian halus
(mis. 30 derajat 10’30 “).

Langkah 3
Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil memindahkan
theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara vertikal pada objek Anda
yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan tombol penyesuaian vertikal halus untuk
mendapatkan perbaikan tepat pada titik yang Anda pilih.

Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari skala
vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk skala horizontal.
Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian horizontal kasar terlebih
dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan untuk pengukuran
horizontal akhir.
Terdapat 5 parameter yang akan digunakan yaitu :

1. Peta Morfologi
2. Peta Air tanah
3. Peta Jenis tanah
4. Peta Geologi
5. Peta rawan gerakan tanah

Kesalahan Kasar (blunders)


Kesalahan ini terjadi karena : kurang hati-hati (sembrono), kurang pengalaman dan kurang perhatian. Sebagai
catatan bahwa dalam pengukuran kesalahan ini tidak boleh terjadi, bila terjadi harus diulang !

Contoh-contoh kesalahan blunder


 Salah baca : 3 dibaca 8, 6 dibaca 9, 7 dibaca 9
 Salah catat : misalkan 1 rentangan pengukuran tidak tercatat, atau salah menempatkan data ukuran
(sudut horisontal terbalik dengan helling)
 Salah dengar
Cara mengatasi contohnya :

 pengecekan sendiri hasil pengamatan dan pembacaan


 gunakan alat bantu, contoh : kompas, GPS
 selalu menggambar langsung sketsa setelah mendapatkan dan mencatat hasil ukuran.
Kesalahan Systematis
Kesalahan sistematis umumnya terjadi metode atau cara pengukuran yang salah dan karena alat ukur yang
dipakai itu sendiri. Contoh penyebab yang terkait dengan alat ukur :

 Syarat pengaturan alat tidak lengkap


 Unting-unting tidak digunakan, dll
 Penyinaran pada alat bacaan tidak merata
 Skala Rambu, kesalahan titik nol rambu
Kesalahan Acak
Akan terlihat apabila dilakukan pengamatan yang berulang-ulang. Beberapa contoh yang mengakibatkan
kesalahan acak :

 Getaran tanah atau tanah tidak stabil.


 Atmosfer bumi
 Psikis pengamat (contoh : faktor kelelahan)
 kesalahan ini dapat dibetulkan dengan hitung perataan apabila terdapat data yang cukup

Anda mungkin juga menyukai