BAB III
POLIGON
A. Teodolit
Teodolit adalah alat ukur sudut baik sudut horizontal maupun sudut
vertikal, sehingga pada alat ini teropong harus dapat berputar pada dua
lingkaran berskala, yaitu lingkaran berskala mendatar dan lingkaran
berskala tegak.
Alat ini juga tergolong alat berkaki tiga, yaitu pada operasionalnya harus
terpasang pada kaki tiga atau statif.
Pada praktikum kali ini untuk pengukuran poligon alat yang digunakan
adalah teodolit.
Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar atau sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
A. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat ini adalah alat atau teropong atau lebih tegasnya
benang diafragma mendatar pada jarak tertentu bila diputar mendatar
harus membentuk bidang horizontal dan benang diafragma tegak bila
diputar kearah tegak harus membentuk/mengikuti bidang vertikal.
B. Persyaratan Alat
Untuk memenuhi prinsip kerja alat diatas dan layak digunakan alat
harus tergolong dalam keadaan baik. Untuk itu diperlukan 4 syarat,
yaitu :
1) Sumbu kesatu atau sumbu tegak harus verikal
48
49
Dengan tidak tegak lurusnya garis bidik atau teropong pada sumbu
kedua akanmengakibatkan gerak teropong atau garis bidik kearah
vertikal selain tidak berada tepat diatas juga gerakannya tidak pada
jalur yang lurus, tapi membentuk gerakan melengkung, seperti
Gambar 3.3.
C. Kegunaan Alat
Teodolit dinyatakan sebagai alat ukur sudut, karena alat ini disiapkan
atau dirancang untuk mengkur sudut baik sudut horizontal maupun
vertikal. Oleh karena itu kegunaan utama dari alat ini adalah sebagai
alat ukur untuk mengukur sudut. Kegunaan lain dari alat ini adalah
sama dengan alat ukur waterpass, yaitu dengan bantuan rambu ukur
50
D. Kelengkapan Alat
Kelengkapan alat ini sama dengan kelengkapan alat ukur waterpass.
E. Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat ukur theodolite yang paling perlu diperhatikan antara
lain satuan ukuran sudut yang digunakan apakah derajat atau grid,
sistem bacaan sudut vertikal apakah sudut zenith, yaitu pembacaan
dimulai dari atas nadir, yaitu bacaan yang dimulai dari bawah, satuan
bacaan sudut terkecil yang dapat dibaca langsung dan konstnta
pengali pada pengukuran jarak. Untuk yang terakhir ini ada beberapa
alat yang dilengkapi dengan 4 benang stadia, yaitu, 2 benang stadia
atas dan 2 benang stadia bawah benang diafragma mendatar.
Biasanya bila benang stadia yang dekat dengan benang diafragma
mendatar yang digunakan konstanta pengali adalah 100, sedangkan
bila yng jauhnya digunakan konstanta pengali 50.
51
52
pengatur
gerakan
halus
vertikal,
berfungsi
untuk
53
54
kedua
sudah
dalam
keadaan
mendatar,
yang
55
B. Skala
Topografi map adalah representasi dari suatu daerah atau bagian dari bumi,
jarak dari dua titik yang diperlihatkan dipeta harus diketahui dengan suatu
perbandingan tertentu dengan keadaan tertentu, perbndingan itu disebut
skala. Ada beberapa macam skala dari peta misalnya 1: 1.000 artinya 1cm
dipeta sama dengan 1.000 cm atau 10 m dilapangan. Pemilihan skala
tergantung pada penggunaan dari peta, hal ini karena menyangkut masalah
ketelitian yang didapat dari hasil pengukuran. Oleh karena itu skala peta
harus ditentukan dahulu sebelum pekerjaan dimulai.
56
C. Kontur
Garis kontur adalah garis yang menunjukkan tempat-tempat yang
mempunyai ketinggian sama. Ketinggian antara dua kontur disebut
interval kontur. Dari interval kontur dan jarak horizontal antara kedua
kontur tersebut, kita bisa menentukan kecuraman suatu lereng. Sedangkan
ketinggian (elevasi) dari sembarang titik yng terletak antara kedua kontur
bisa kita tentukan dengan cara interpolasi.pada peta, garis kontur
merupakan garis yang tertutup atau garis yang tidak boleh berhenti kecuali
tepi peta. Umumnya, pada setiap lima garis kontur digambarkan dengan
garis yang lebih tebal dari yang lain (lihat contoh). Pada garis-garis kontur
yang teratur dan dekat jaraknya maka garis-garis kontur diberi angka
hanya terbatas padakontur yang tebal, kecuali pada garis-garis kontur yang
berjauhan jaraknya ( lihat contoh berikut ).
48
50
47
46
49
46
48
49
50
A. Poligon
47
57
1. Perhitungan Sudut
Sudut yang diperhitungan meliputi sebegai berikut :
a. Sudut yang diperoleh dalam pembacaan yang lebih lanjut diterangkan
dalam bab pengukuran teodolite.
b. Perhitungan sudut poligon.
c. Data yang diperoleh dari lapangan pada poligon tertutup apabila
menggunakakn sudut harus memenuhi syarat ( n - 2 ) x 180, bila
menggunakan sudut luar adalah ( n 360 ) ( n 2 ) x 180, dimana n
58
= koreksi
3. Perhitungan Koordinat
Syarat yang harus dipenuhi untuk perhitungan koordinat adalah :
a. Sudut telah terkoneksi untuk tiap titik.
b. Jarak masing-masing titik pengukuran diketahui.
59
Xn = Xm + D Sin Y
Ordinat
Xn = Xm + D Cos Y
atau
Dimana :
Xn/Xm = absis/ordinat yang akan dicari
Xm/Ym = absis atau ordinat yang telah dicari
D
= jarak antar titik (m)
Perhitungan poligon tertutup adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Perhitungan koordinat
No
titik
AZIM
UT ()
Jarak
(D)
D Sin Y
(DX)
D Cos Y
(DY)
BM
D1
D1 Sin Y
X1
D1 Cos Y
X1
D2
D2 Sin Y
X2
n= BM
DN
N
D 1
DN Sin Y
X1
N
DSin Y
1
DN CosY
X1
N
DSin Y
1
No
titik
BM
XpD1Si
n
YX1=
X1
YpD 1
1Cos
YY
1=Y1
2
XpD2Si
n
YX2=
X2
XN-1
YpD
2Cos
YY
2=Y2
YN-1
(n-1)
Xn1DnSin
YXn=
Xn=Xp
Ynn=
D
C
BM
1
n
os
YY
n=Yn=
Yp
D2 Cos Y
X2
(n-1)
koordinat
X
Y
Xp
Yp
60
dan
S Dcos Y = 0
1n Dcos Y 0
Kesalahan yaitu :
Sebesar X dan Y sehingga mempengaruhi kedudukan titik dan
mengakibatkan X dan Y tidak tertutup.Kesalahan ini akibat pengukuran
sudut, jarak dan azimut.
Besarnya kesalahan tersebut adalah sebesar :
n1
n1 D Sin Y
61
= Xp
X1
= Xp + D sin Y + X1
X2
= X2 + D sin Y + X2
X(n-1)
Xn
= X(n-1) + Dn sin Y + Xn
Oleh karena (Xn = XBM = Xp) maka harga X tersebut harus sama dengan (Xp).
Demikian pula untuk perhitungan ordinat (Yp) identic seperti diatas, jadi hargaharga (X1,X2,,X(n-1), Xn) dan (Y1,Y2,, Y(n-1),Yn) yang didapat dari perhitungan
adalah ssaling berkaitan, hingga akhirnya (Xn = Xp) dan (Yn = Yp). Toleransi atau
limitasi kesalahan dalam praktikum ini ( Sx dan Sy ) tidak melebihi 1m. dalam
pengukuran yang sesungguhnya toleransi kesalahan ini bervariasi tergantung dari
pengadaan peta, sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. contoh kesalahan penutup polygon dan imbangannya
Panjang Rata-rata
Kesalahan
700 m 1000 m
400 m 700 m
200 m 400 m
100 m 200 m
sudut
8 + n
10 + n
15 + n
20 + n
penutup Imbang
kesalahan
B. Pengukuran detail
Yang dimaksud pengukuran detail atau pengukuran kipas adalah
pengukuran atau semua benda-benda atau titik dilapangan ysang
merupakan kelengkapan dari pada sebagian permukaan bumi baik benda
buatan seperti, jalan, jembatan, bangunan dan sebagainya ataupun benda
alam seperti gunung, sungai, dan sebagainya. Dari pengukuran ini
62
1) Metode pengukuran
Metode pengukuran ada 2 macam yaitu :
Metode interpolasi
Titik-titik
A,B,C,D,E,F,G,
dan
ketinggiannya
diketahui
dari
63
= selisih tinggi
BA,BB,BT
= pembacaan baak
= sudut vertical
64
sudut horizontalnya dibaca secara komulatif, artinya besar sudut yang dicari
adalah selisih antara pembacaan titik yang diarah dengan titik diarah
sebelumnya.
3) Perhitungan titik kipas / detail
1. Mencari selisih tinggi ( H ) antara titik tetap dengan titik kipas /
detail.
2. Mencari jarak
3. Mencari tinggi titik kipas / detail.
C. Poligon tertutup
1. Tujuan : untuk mrngetahui kedudukan suatu titik dan sudut arah
dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak di lapangan.
2. Alat yang digunakan :
a. Theodolit
b. Pegas ukur
c. Statif
d. Syalon
3. Ketentuan teknis :
a. Jarak tiap titik tidak terbatas kecuali dipengaruhi oleh hambatan
seperti undulasi udara,fatamorgana dan bangunan-bangunan.
65
Catatan :
66
D. Pengukuran kipas
Tujuan :
Untuk mengukur semua titik-titik atau bangunan-bangunan di lapangan
sehingga didapatkan kedudukan tingginya, pengukuran ini disebut juga
pengukuran detail.
Alat yang digunakan :
a. Bak ukur
b. Pesawat theodolite
67
c. Statif
Ketentuan teknik
a. Jumlah titik kipas tidak terbatas, tergantung pada keadaan lapangan.
b. Setiap
pengukuran
harus
disertai
sketsa
dimana
didalamnya
68
Nama bangunan
Pengukuran kipas
dilakukan pada
Kedua sisi di tepi jalan
lebar jalan diukur dengan
pegas ukur.
Jalan beraspal
Jembatan
Sungai
Rumah
Bangunan-bangunan
lain
Pada
batas-batas
bangunan tersebut masih
dapat dijangkau atau
dilihat dari pesawat.
Sketsa
69
Tem
pat
yang
ditin
jau
1
1.220
0.980
1.700
1.900
1.500
1.400
1.500
1.300
1.900
2.100
1.700
2.400
2.640
2.160
Dst
Dst
Dst
Dst
2
3
1.41
121191
0
118351
0
121102
5
121075
0
170100
0
Dst
vertikal
3511130
3511135
3514500
3511730
3511870
Dst
70
3. Garis BM ke Cp1
5. Lapangan
6. Tengah jalan
8. Tepi jalan
9.
Catatan : keterangan dan sketsa diatas perlu dicantumkan dalam for,ulir data.