Materi
1
2. Bagian atas yang dapat bergerak, yang dapat diputar secara horizontal
(mendatar).
3. Bagian teropong, yaitu alat bidik target yang dapat diputar secara vertikal dan
bersama bagian atas dapat berputar secara horizontal.
2
A. Pengelompokkan theodolite
1. Berdasarkan Konstruksinya, theodolit terdiri dari :
a. Theodolit Reiterasi
b. Theodolit Repetisi.
a. Theodolit reiterasi
Lingkaran skala mendatar theodolit menyatu dengan tribrach,
sehingga lingkaran mendatar tidak dapat diputar. Akibatnya bacaan
lingkaran mendatarnya untuk suatu target merupakan suatu bacaan
arah. Jadi sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua
target adalah bacaan arah kedua dikurangi bacaan arah pertama.
b. Theodolit repetisi
Lingkaran skala mendatar dapat diatur mengelilingi sumbu tegak.
Bila skrup pengunci lingkaran skala mendatar dibuka, maka tidak
dapat dilakukan pengukuran sudut. Besarnya sudut yang dibentuk oleh
garis bidik yang diarahkan ke dua buah target hanya dapat diukur
kalau skrup pengunci lingkaran skala mendatarnya terkunci. Sebeb bila
sekrup pengunci skala lingkaran mendatar tidak dikunci, maka pada
saat diputar, piringan skala mendatar ikut berputar bersama-sama
dengan indek pembaca lingkaran mendatar. Keuntungannya adalah
dimungkinkannya mengubah bacaan pada suatu arah garis bidik
tertentu. Misal pada suatu arah garis bidik di A bacaan skala
mendatarnya dibuat 0o, kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka
bacaan skala mendatar di B juga merupakan sudut APB.
3
3. Berdasarkan Ketelitiannya, theodolit terdiri dari :
a. Theodolit presisi/teliti, misal Wild tipeT-3
b. Theodolit satu sekon, misal Wild tipe T2
c. Theodolit puluhan sekon , misal Shokisa tipe TM-20
d. Theodolit satu menit, misal Wild tipe T0
4
Theodolite ini ada beberapa macam, diantaranya ada yang dikenal dengan
Theodolite WILD T-0, WILD T-2, SOKKSHIA TS-20A dan TM-20E. Pada
umumnya setiap theodolite mempunyai bagian yang sama, perbedaannya terletak
pada tingkat ketelitian pengoperasiannya. Ketelitian itu tergantung pada tiga
faktor, yaitu alat ukur sudut, cara pengukuran dan cara mengatasi kesalahan-
kesalahan. Dalam pemakaiannya theodolite dibantu oleh beberapa alat lain, yaitu:
1. Statip
2. Unting-unting; untaian tali yang diberi pemberat.
3. Rambu ukur
4. Kompas; untuk mengutarakan alat
5
Suatu theodolite dikatakan dalam keadaan sempurna dan baik apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. sumbu kesatu harus tegak lurus → Unting-unting digantung tegak lurus
2. sumbu kedua harus mendatar→diatur dengan 3 skrup leveling
3. garis bidik harus tegak lurus pada sumbu kedua→gelembung nivo pesawat
4. kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak harus = nol→ teropong
diputar, apabila kembali ke nol →sudah benar
Pasang Tripod,
Kunci baut tiga
kakinya,
Tripod harus datar
Gambar 78. Sumbu kesatu harus tegak lurus → unting-unting digantung tegak
lurus
6
Gambar 80. Pengaturan leveling pada Nivo kotak
Penyetelan nivo tabung, menggunakan tiga sekrup penyetel (A, B, C), maka
caranya adalah :
a. Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A, B (gbr a)
b. Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga
gelembung nivo bergeser ke tengah (gbr. a)
c. Putarlah teropong 90o ke arah garis sekrup C (gbr b)
d. Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke
tengah.
7
e. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung
dengan cara memutar teropong ke segala arah. Bila ternyata posisi
gelembung nivo bergeser, maka ulangi beberapa kali lagi dengan cara
yang sama seperti langkah sebelumnya. Penyetelan akan dianggap benar
apabila gelembung nivo kotak dan nivo tabung dapat di tengah-tengah,
meskipun teropong diputar ke segala arah.
Gambar 82. Garis bidik harus tegak lurus pada sumbu kedua
→ gelembung nivo pesawat
Nivo pada teropong (2) ➔ tengah
Gambar 83. Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak harus = nol
Teropong diputar, apabila tetap nol → sudah benar
8
Me-NOL–kan sudut: Putar bagian hitam (tengah) ➔ lihat titik putih ➔ kunci
9
C. Penentuan posisi suatu titik
1. Pengertian Jarak
Titik A dan B terletak di permukaan bumi. Garis penghubung lurus AB
disebut Jarak Miring. Garis AA’ dan BB’ merupakan garis sejajar dan
tegak lurus bidang datar. Jarak antara kedua garis tsb disebut Jarak
Mendatar dari A ke B. Jarak BB” disebut Jarak Tegak dari A ke B atau
biasa disebut Beda Tinggi. Sudut BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring, Jarak Mendatar dan Beda Tinggi,
terdapat hubungan sbb :
AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
10
Sudut antara sisi AB dengan garis y’ yang sejajar sumbu Y disebut
sudut jurusan sisi AB = a ab. Sudut Jurusan sisi AC adalah a ac
11
- Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara) berputar
searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
- Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180 o
Misalnya aba = aab + 180o atau aba - aab = 180o
Daftar Pustaka
1. Frick, Heinz. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yayasan Konisius Yogyakarta.
1991.
2. Gayo, Yusuf. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT. Pradnya
Paramitha. Jakarta. 1992.
3. Irvine, William. Penyigian untuk Konstruksi. ITB. 1995.
4. Kavanagh, Barry F. Surveying with Construction Application. 3 rd Edition.
Prentice Hall. 1995.
5. Soemarlan, DS. Latihan Praktek Ukur Tanah dan Pemetaan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
1979.
6. Wongsotjitro, Soetomo. Ilmu Ukur tanah. Yayasan Konisius Yogyakarta.
1997.
12