Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI


ACARA III : TOTAL STATION

LAPORAN

OLEH :
A. ALYSHA PUTRI
D061211046

GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah perkembangan manusia memiliki peranan yang penting dalam


perkembangan Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan. Sejak dahulu, manusia mulai
mengenal ukuran seperti jengkal, satu siku, satu depa, tumbak hingga langkah.
Sebelumnya, manusia dapat mengukur permukaan bumi dan memperhitungkannya
secara matematis, karena manusia menganggap bentuk permukaan bumi tidak
elipsoide seperti sekarang ini. Dalam sejarah Babilonia, alam semesta digambarkan
seperti cakram dan anggapan tersebut dapat diterima orang Yunani.
Diperlukan suatu usaha untuk mengetahui bentuk permukaan tanah pada suatu
daerah tertentu. Pekerjaan ukur mengukur tanah secara teknis merupakan salah satu
usaha untuk mengetahui bagaimana bentuk permukaan tanah pada suatu daerah
tertentu yang berkenaan dengan membuat proyek-proyek teknis pengairan, jalan raya,
agraris, transmigrasi dan bidang-bidang lainnya. Pengukuran dan pemetaan pada
umumnya bertujuan mendapatkan hasil analisa yang akurat dari suatu bangunan yang
di ukur yang mana dari hasil tersebut pengukur dapat lebih mudah menyelesaikan
proyeknya. Pengukuran mempunyai banyak macam cara dimana tergantung pada apa
yang kita ukur.
Dalam laporan ini kita akan mempelajari peta topografi dan cara menggunakan
Total Station dalam mengukur tanah. Setelah melakukan Praktikum Acara 3 : Total
Station, diharapkan kita sebagai seorang mahasiswa Geologi, harus dapat mengetahui
cara mengoperasikan Total Station dan mampu untuk menggambarkan peta topografi
suatu daerah.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum acara ini adalah agar peserta dapat membuat peta

topografi berdasarkan interpolasi antar titik pada poligon tertutup dengan

menggunakan Total Station. Sedangkan tujuan dari praktikum acara ini adalah :

1. Peserta dapat menentukan koordinat setiap titik patok pada poligon;

2. Peserta dapat menentukan besar kesalahan pembacaan data pada alat total station;

3. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pengukuran topografi

dengan menggunakan Total Station dibandingkan dengan theodolit maupun

dengan metode Tapping compass.

1.3 Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum Pemetaan Topografi acara tiga total station dilaksanakan pada hari

Sabtu, 30 Oktober 2021 dimulai pada pukul 12.30 WITA sampai selesai dengan

keadaan cuaca mendung dan bertempat di Bukit Samata, Kecamatan Samata,

Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4 Alat dan Bahan

Alat praktikum Pemetaan Topografi Acara Tapping Compass :


1. 1 unit Total Station Leica TS11

2. 1 unit Tripod

3. 1 unit prisma Reflector dan tongkat Stand prisma


4. Pita meter (minimal 2 meter)

5. Kompas brunton atau kompas bidik

6. Alat tulis menulis untuk mencatat data

7. Payung untuk melindungi alat dari pengaruh cuaca

1.5 Prosedur Praktikum

A. Asistensi Acara
Guna dari dilaksanakannya asistensi acara adalah, agar praktikan
mengetahui apa saja yang akan dilakukan pada praktikum lapangan serta
mempelajari dasar-dasar penggunaan alat yang dijelaskan oleh asisten pada
praktikum Acara 3.
B. Pengerjaan Tugas Pendahuluan
Tugas pendahuluan berupa tugas yang diberikan pada asistensi acara dan
dikumpul tepat saat praktikum pemetaan berlangsung. Tugas Acara IV berisi
21 soal mengenai Software yang digunakan dalam membuat peta, Arcgis, dan
lain-lain.
C. Praktikum Lapangan/Pengambilan data lapangan
Adapun cara pengambilan data di lapangan dengan menggunakan Total
Station, yaitu :
1. Hidupkan Total Station dengan menekan tombol power selama 3 detik, dan

tunggu hingga muncul halaman untuk menyentringkan alat.

`Lakukan penyentringan alat dan pengisian Job baru. Jika sudah selesai

akan muncul halaman awal.

2. Pada halaman awal, pilih menu “Go To Work”, kemudian pilih “Setup”
3. Pada menu “Setup Method” ada beberapa pilihan untuk method, pilih “Set

Orientation” dan pilih Next

4. Pada pilihan “Station point from” pilih “Enter New Point” karena titik

pada patok telah diketahui dan belum pernah dimasukkan sebelumnya.

5. Masukkan tinggi pada “Instrumen height” kemudian pilih OK

6. Pada menu New Point, masukkan koordinat X,Y,Z dari patok 1, serta beri

nama pada kolom “Point ID”. Dan pilih Store maka titik akan tersimpan.

7. Selanjutnya adalah melakukan pengukuran target arah Utara dengan

bantuan prisma, masukkan nama target pada “Backsight ID”, tinggi target,

serta orientasinya. Apabila target berada pas di Utara, maka orientasi

bernilai 0000’00” pilih Dist, maka alat akan melakukan pengukuran jarak

dan perbedaan ketinggian serta koordinat target.

8. Lakukan pengukuran pada patok lain yang masih dalam jangkauan.

9. Untuk menyimpan data, pilih meas, patok P1 akan tersimpan dan Point ID

otomatis akan berubah menjadi P2.

10. Catat semua data yang terekam sebagai backup-an

11. Pengukuran selesai dilakukan, lalu periksa dan amankan semua peralatan

yang digunakan.
1.5.1 Setting Up Alat

1. Dirikan tripod pada patok acuan, dalam hal ini patok 1 yang telah diambil

koordinat X, Y, dan Z misalnya patok utama 1. Dan pastikan tempat dudukan

tribrach relative datar.

2. Tempatkan TS diatas dudukan tribrach pada tripod, kunci dengan pengunci

tribrach.

3. Lakukan centering dengan memutar pemutar tribrach hingga nivo telah centering.

Alat siap untuk membidik target.

4. Siapkan target dengan memasang prisma reflector pada standnya, catat posisi

tinggi prisma pada tongkat stand.

5. Alat siap digunakan pada patok 1, untuk membidik arah utara dan patok-patok

lain.

6. Setelah pengukuran dari patok awal selesai, dan alat dipindahkan ke patok yang

lebih tinggi. Missal, patok detail 1 (PD_1) agar semua patok dapat dibidik. Lalu

lakukan kembali centering alat seperti pada Langkah awal hingga semua patok

dapat tercover.

1.5.2 Set Up Method

Set Method maksudnya adalah penentuan posisi patok dan arah pengukuran
dilakukan. Terdapat bebrapa metode yang digunakan tergantung dengan kondisi data
awal yang diperoleh. Misalkan posisi patok telah diketahui dan tinggal menentukan
orientasi terhadap arah utara maka dapat dilakukan metode set orientation, apabila
posisi patok berdirinya alat belum diketahui dan dua atau tiga patok lain diketahui
posisinya, maka dapat dilakukan resection. Pada praktikum ini, dapat dilakukan
metode set orientation, karena titik patok 1 (P1) telah diketahui. Adapun Langkah-
langkahnya adalah :
1. Hidupkan TS dengan menekan tombol power selama 3 detik, dan tunggu
hingga muncul halaman untukmenyentringkan alat. Lakukan penyentringan
alat dan pengisian Job baru. Jika sudah selesai akan muncul halaman awal.
2. Pada halaman awal, pilih menu “Go To Work”, kemudian pilih “Setup”
3. Pada menu “Setup Method” ada beberapa pilihan untuk method, pilih “Set
Orientation” dan pilih Next
4. Pada pilihan “Station point from” pilih “Enter New Point” karena titik pada
patok telah diketahui dan belum pernah dimasukkan sebelumnya.
5. Masukkan tinggi pada “Instrumen height” kemudian pilih OK
6. Pada menu New Point, masukkan koordinat X,Y,Z dari patok 1, serta beri
nama pada kolom “Point ID”. Dan pilih Store maka titik akan tersimpan.
7. Selanjutnya adalah melakukan pengukuran target arah Utara dengan bantuan
prisma, masukkan nama target pada “Backsight ID”, tinggi target, serta
orientasinya. Apabila target berada pas di Utara, maka orientasi bernilai
0000’00” pilih Dist, maka alat akan melakukan pengukuran jarak dan
perbedaan ketinggian serta koordinat target. Jika sudah catat data-data
tersebut pada table backup lapangan. Kemudian pilih set. Akan muncul menu
kamera, pilih Yes jika ingin mengambil gambar panorama, pilih No jika tidak.
8. Alat siap digunakan untuk survey.

1.5.3 Pengambilan Data

Setelah dilakukan set orientation, alat siap untuk digunakan dengan Langkah
sebagai berikut :
1. Dari halaman awal, pilih “Go To Work” dan pilih “Survey”
2. Masukkan nama target pada kolom “point ID” missal P1, dan tinggi target pada
“Target Height”
3. Lakukan pengukuran jarak dengan memilih Dist, catat sudut horizontal, vertikal,
jarak horizontal, dan beda tinggi pada table backup lapangan.
4. Untuk menyimpan data, pilih meas, patok P1 akan tersimpan, dan point ID
otomatis berubah menjadi P2.
5. Lakukan pengukuran pada patok lain yang masih dalam jangkauan, misalnya
patok detail 1, bahkan patok detail 2.
6. Jika sudah selesai, pindahkan alat pada patok detail 1 (PD_1), agar pengukuran
bisa menjangkau sisa patok yang belum di ukur.
7. Lakukan kembali proses set orientation sebelum melakukan pengukuran.
8. Catat semua data yang terekam sebagai backup-an
9. Pengukuran selesai dilakukan, lalu periksa dan amankan semua peralatan yang
digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemetaan (Surveying)

Pemetaan (Surveying) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat diatas,pada


maupun dibawah permukaan bumi. Untuk penentuan lokasi diperlukan adanya suatu
kerangka referensi, yang direpresentasikan dengan menggunakan bench mark (alam
maupun buatan manusia). Surveying is the science, art and technology of determining
the relative positions of points above, on, or beneath the earth surface, or of
establishing such points. [Paul R Wolf, Ghilani].

Gambar 2.1 Surveyor

Dari definisi tersebut dapat diketahui tujuan utama surveying (pemetaan)


adalah penentuan lokasi titik yang terdapat diatas, pada maupun dibawah permukaan
bumi. Untuk penentuan lokasi diperlukan adanya suatu kerangka referensi, yang
direpresentasikan dengan menggunakan bench mark (alam maupun buatan manusia).
Pada awalnya pemetaan hanya digunakan untuk menandai batas-batas kepemilikan
tanah. Sekarang hasil pemetaan digunakan untuk memetakan bumi diatas dan
dibawah permukaan laut; menyiapkan peta navigasi udara, darat dan laut;
menetapkan batas-batas pemilikan tanah pribadi dan tanah negara; mengembangkan
informasi tata guna tanah dan sumber daya alam yang digunakan untuk pengelolaan
lingkungan; menentukan ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi. Selain
itu pemetaan juga mempunyai peranan penting dalam bidang rekayasa untuk desain
perencanaan dan pembangunan jalan raya, jalan baja, pembangunan gedung, saluran
irigrasi, jalur pipa gas dll. Bench mark ini digunakan sebagai titik awal pengukuran.
Untuk pengukuran poligon ini Bench mark menggunakan arah Utara sebagai titik
awal.

2.2 Peta

Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan di bidang datar ( bidang
gambar ) dengan skala tertentu, sedangkan peta topografi adalah peta yang
memperlihatkan unsur-unsur asli dan buatan manusia di atas  permukaan bumi.

Gambar 2.2 Peta pulau Sulawesi


Unsur-unsur tersebut dapat dikenal maupun diidentifikasi dan  pada umumnya
untuk memperlihatkan keadaan yang esungguhnya, ilmu ukur tanah adalah ilmu yang
berhubungan dengan bentuk muka bumi topografi artinya ilmu yang bertujuan
menggambarkan bentuk topografi muka bumi dalam suatu  peta dengan segala
sesuatu yang ada pada permukaan bumi seperti kota, jalan, sungai, bangunan, dan
lain-lain dengan skala lingkaran tertentu sehingga denganmempelajari peta kita dapat
mengetahui jarak, arah dan posisi tempat yang kita inginkan.Pedoman ini mencakup
kegiatan pengumpulan data sekunder ( topografi, geologi permukaan, hidrologi), data
primer ( pengukuran topografi dan  pemetaan, survey hidrometri,sampling sedimen
dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisishidrolika, desain hidraulik,
perhitungan volume  pekerjaan sebagai acuan dalam penyusunan rencangan biaya,
analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan serta penyusunan dokumentender yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan pembangunan.

Gambar 2.2 Peta Topografi

Pengertian lain mengenai peta topografi ada dua, yaitu :


1. Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi beserta bangunan alami
maupun buatan manusia yang ada di atasnya.
2. Peta yang menggambarkan relief/sifat permukaan bumi yang digambarkan
dengan garis kontur.
2.3 Garis Kontur

Gambar 2.3 Kontur

Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik


yangmempunyai ketinggian yang sama terhadap bidang refrensi yang digunakan.
Kecuraman dari suatu lereng (stepness) dapat ditentukan dengan adanya interval
kontur dan jarak antara dua kontur, sedangkan jarak horizontal antara dua garis
kontur dapat ditentukan dengan cara interpolasi. garis kontur tidak boleh saling
berpotongan satu sama lain.selain itu garis kontur harus merupakan garis yang
tertutup baik di dalam maupun di luar peta.

Gambar 2.4 Garis kontur


Macam-macam Garis Kontur :
1. Kontur indeks
Kontur indeks adalah garis penanda nilai kontur yang digambarkan dalam
bentuk garis yang lebih tebal dengan selang nilai tertentu. Biasanya untuk nilai
indeks dipilih urutan nilai yang mudah dibaca, misalnya 5, 10, 15, atau 50, 100,
150, dst.
2. Kontur antara
Garis kontur antara merupakan garis kontur regular yang digambar dengan
interval nilai yang normal, digambar dalam bentuk garis yang lebih tipis, dan
terletak di antara kontur indeks. Garis kontur antara ini dapat diberi angka nilai
kontur ataupun tidak, tergantung dari ruang yang tersedia.
3. Kontur tambahan
Garis kontur tambahan biasanya digambar d antara interval kontur dasar (bisa
½, 1/3, ¼, dst. dari interval kontur dasar). Garis ini biasanya dibutuhkan untuk
mendetilkan daerah dengan topografi landai hingga datar di mana jarak antar garis
kontur renggang. Garis ini umumnya digambarkan dalam bentuk garis putus-putus
atau rangkaian titik-titik untuk memedakannya dengan interval garis kontur dasar.
4. Kontur cekungan/ depresi
Bentuk-bentuk cekungan di permukaan bumi disajikan secara khusus pada
peta topografi, yaitu dengan memberikan tambahan garis-garis pendek yang tegak
lurus garis kontur dan mengarah ke dasar cekungan.
Kontur gabungan Jika beberapa garis kontur berjarak sangat dekat atau
tergambarkan bersinggungan pada skala pea yang dignakan, maka dimungkinkan
untuk tidak menyajian garis-garis tersebut secara individual. Garis-garis tersebut
dapat digabungkan menjadi satu garis kontur yang (sebenarnya) terdiri dari
beberapa garis kontur.
Ada beberapa sifat-sifat dari Garis kontur yang harus diketahui, yaitu diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Garis kontur selalu merupakan garis tertutup ( loop ) kecuali pada batas peta.
2. Dua garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling
berpotongan.
3. Garis kontur tidak mungkin bercabang ( dalam hubungan dengan keaslian alam,
kecuali buatan manusia ).
4. Garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu, kecuali
pada bagian tanah vertical akan digambarkan sebagai garis yang berimpit.
5. Semakin miring keadaan tanah , kontur akan di gambarkan semain rapat.
6. Semakin landai kondisi tanah, kontur yang digambarkan semakin jarang.
7. Garis kontur yang melalui tanjung/lidah bukit akan cembung kearah turunnya
tanah.
8. Garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung kearah titik atau hulu
lembah.
9. Garis kontur yang memotong sungai akan cembung kearah hulu sungai.
10. Garis kontur yang memotong jalan akan cembung kearah turunnya.

2.4 Total Station

2.4.1 Pengertian Total Station

Total station adalah pengukur sudut alat yang sudah dilengkapi dengan alat
pengukur jarak yang bekerja dengan sistem elektrolis aau dengan kata lain totalstation
adalah theodolit yang sudah dilengkapi dengan EDM ( Electric Distance Meter )
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang, tanpa terkecuali
dunia infrastruktur pun ikut berperan andil dalam mengikuti arus medernnisasi.
Munculnya berbagai alat ukur tanah modern merupakan salah satu dari bentuk
bahwa dunia Teknik Sipil ikut ambil bagian dari modernnisasi. Dahulunya melakukan
survey menggunakan alat-alat sederhana serta dengan cara manual,tetapi sekarang
dengan munculnya alat-alat yang menggunakan sistem digital semua dapat
dilakaukan secara elektronis, cepat dan akurat. Pada saat ini cukup banyak jenis -
jenis alat ukur modern seperti Total station, GPS ,Geodimeter, Ekosonder, Meteran
laser dan masih banyak lainya. Salah satu alat yag banyak digunakan dalam
melakukan survey saat ini adalah Total Station.

Gambar 2.5 Alat ukur survey

Total Station merupakan suatau alat elektronik modern yang digunakan dalam
melakukan survey . Alat ini digunakan untuk mengujur sudut dan jarak. Total station
adalah kombinasi transit (teleskop) antara elektronik dan alat pengukur  jarak
elektronik EDM (electronic distance measurement). EDM merupakan alat ukur jarak
elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik berupa sinar infra merah
sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor
berupa prisma sebagai target yaitu alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke
EDM.
Jadi, total Station merupakan alat teknologi yang menggabungkan secara
elektornik antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM. Total station itu sendiri
merupakan perkembangan terakhir dari Theodolit. Total station di lengkapi dengan
perangkat, seperti transit dan tape, yang dapat menentukan sudut dan jarak dari
instrumen poin yang dapat disurvei. EDM, untuk mengukur jarak dari instrumen
target. Sebuah kalkulator untuk mencari lokasi titik terlihat. Perekam data untuk
mengurangi potensi kesalahan. Dengan bantuan trigonometri, sudut dan jarak dapat
digunakan untuk menghitung posisi sebenarnya (x, y, dan z atau arah timur dan
elevasi) titik yang disurvei secara absolut. Adapun keutamaan alat ukur Total Station
secara umum yaitu Tingkat ketelitian  bacaan ukuran jarak berkisar antara 0,1 Cm
– 0,01Cm, jadi dapat dapat disimpulkan bahwa alat ini sudah cukup teliti.
Kemampuan jarak ukur rata-rata 3.000 meter. Sumber kesalahan bisa di
hilangkan atau dieleminasi, misalnya yaitu kesalahan kasar (blunder) yaitu kesahan
karena kelalaian manusia,seperti : salah  baca, salah tulis dan salah dengar. Karena
pada Total Station bacaan arah, sudut dan bacaan jarak sudah ditampilkan otomatis
pada tampilan layar, bahkan dapat tersimpan secara otomatis dalam memori alat ukur.
Pengolahan data dilengkapi dengan software seperti AutoCAD dan Mincom,
sehingga pengolahan data lebih cepat. Data ukuran jarak, sudut, azimuth dan
koordinat tersimpan di memory alat. Format data hasil ukuran Total Station sudah
bisa diaplikasikan langsung dengan  program GIS dan digabungkan dengan data GPS.
Kesalahan Kolimasi, kesalahan index vertikal sudah diset Nol sehingga tidak perlu
pengaturan lagi. Pada proses  pengukuran stake out atau pencarian titik,Total Station
lebih memudahkan  pelaksana dalam mencari titik-titik tersebut.
Dengan memasukan koordinat acuan titik dan data jarak dan sudut yang
diketahui, maka pencarian titik tersebut lebih mudah, karena alat Total Station
menghitung secara otomatis posisi prisma  berdiri, Pada kondisi cahaya redup
ataupun gelap, pengukuran masih bisa dilaksanakan karena Total Station
menggunakan teknologi infra merah. Jadi, Total Station merupakan peralatan
pengukuran tipe teliti berbasis elektronik yang mempunyai kemampuan berintegrasi
dengan peralatan pemetaan lainnya seperti halnya GPS dan software sistem informasi
geografis. Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu
unit alat. Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa
menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu
kalkulator lagi.

Berikut ini penjabaran mengenai pengertian Total station :


1. Total Station : adalah peralatan elektronik ukur sudut dan jarak (EDM) yang
menyatu dalam 1 unit alat.
2. Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang berupa on-
board/internal, external (elect field book) atau berupa card/PCMCIA Card. ->
salah catat tidak ada.
3. Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi dll) di
dalam alat. Juga mampu menjalankan program-program survey, misal : Orientasi
arah, Setting-out, Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung type total
stationnya.
4. Untuk type “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi
dengan ATR-Automatic Target Recocnition, pengenal objek otomatis (prisma).
5. Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V,
kesalahan diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat
akurat.
6. Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite
manual dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.
7. Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM
( EDM tanpa reflector ).
8. Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta dengan
program mapping software.

2.4.2 Prinsip Kerja Total Station

Alat ukur Total Station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi


dengan piringan horizontal, piringan vertikal, dan komponen pengukur  jarak. Dari
ketiga primer ini (sudut horizontal, sudut vertikal, dan jarak)  bisa didapatkan nilai
koordinat X, Y, dan Z serta beda tinggi. Data-data tersebut direkam dalam memori
dan selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk diolah menjadi kontur tanah.
2.4.3 Perbedaan Total Station dan Theodolite

Kedua alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan
vertikal selama pelaksanaan survey. Kedua alat tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Proses pengukuran sangat
tergantung dengan waktu, uang, tenaga, dan keahlian. Bila anda menginginkan
keakuratan dalam pekerjaan kontruksi,  bisa menggunakan alat Laser Auto Level.
Meskipun theodolit telah digunakan selama bertahun-tahun, pengoperasian utama
dari alat ini tetap sama. Theodolite terdiri dari teleskop bergerak dipasang antara
sumbu vertikal dan horizontal. Sudut dari masing-masing sumbu dapat diukur dengan
presisi cukup akurat selama operator alat memiliki pengetahuan yang cukup untuk
menggunakan alat dan trigonometri dasar. Namun penggunaan alat ukur theodolit
memerlukan  bantuan dari asisten surveyor yang bertugas untuk memegang bak ukur.
Total station sebenarnya untuk mengukur sudut saja. Sehingga data primer yang
dihasilkan hanya sudut horizontal, sudut vertikal, dan bacaan rambu ukur.
Untuk mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti EDM, meteran.
Sedangkan alat ukur total station langsung bisa menghasilkan data sudut dan jarak
dalam satu pengukuran.
2.4.4 Kelebihan Menggunakan Total Station

Total station menggunakan sistem prisma dan laser untuk mengembangkan


pembacaan digital dari seluruh pengukuran selama pekerjaan Anda. Semua informasi
yang dikumpulkan dengan Total Station disimpan dalam sebuah komputer eksternal
di mana data dapat dimanipulasi dan ditambahkan ke  program CAD. Robotic total
stasiun yang tersedia yang memungkinkan operator untuk bekerja sendiri dengan
menggunakan remote control. Ketika menyelesaikan survei span jarak pekerjaan
yang besar, terutama daerah berbahaya, sebuah Total Station akan menyediakan hasil
yang paling handal dan akurat.

2.4.5 Kekurangan Menggunakan Total Station

Adapun kekurangan dalam menggunakan Theodolite, yaitu :


1. Total station umumnya lebih baik untuk sebuah teodolit karena integrasi digital
dan presisi. Namun, kekurangan memakai total station adalah sebagai berikut:
2. Faktor harga yang jauh lebih mahal.
3. Memerlukan pelatihan tidak hanya survei.
4. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan.
5. Ketergantungan akan sumber daya manusia yang ada.

2.4.6 Fungsi Dan Syarat Total Station

 Adapun Fungsi Total Station di antaranya :


1. Mengukur sudut ketinggian tanah
2. Menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan pondasi rumah
3. Mengukur ketinggian suatu bangunan gedung bertingkat
4. Mengamati sudut arah lintas matahari
5. Mengukur polygon pada penghitungan rumus bangunan
6. Membuat pemetaan situasi yang mendetail
 Adapun Syarat –  Syarat Total station di antaranya :
Syarat  –   syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite (pada galon air)
sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sebagai
berikut :
1. Sumbu kesatu benar –  benar tegak / vertical.
2. Sumbu kedua haarus benar –  benar mendatar.
3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

2.4.7 Pengukuran Sudut

Pada dasarnya pengukuran sudut dengan menggunakan Total Station

sama dengan pengukuran sudut pada theodolit. Di dalam Total Station terdapat

dua buah sumbu yang kedua sumbu tersebut terdapat suatu skala yang dapat

digunakan untuk menyatakan besarnya sudut. Data sudut yang harus diketahui

untuk memperoleh koordinat 3D adalah sudut vertikal dan sudut horisontal, sudut

horisontal digunakan untuk mendapatkan posisi horisontal (X,Y) dan sudut

vertikal digunakan untuk memperoleh posisi vertical (Z).

2.4.8 Pengukuran Jarak

Pengukuran jarak pada Total Station pada dasarnya merupakan

pengukuran jarak menggunakan Electronic Distance Meter (EDM). Untuk

memperoleh jarak, Total Station memancarkan suatu gelombang dari pusat

lensa Total Station ke suatu objek yang akan diketahui posisinya kemudian

menerima pantulannya. Untuk mengetahui jarak dari alat ke target dihitung


berdasarkan cepat rambat gelombang yang dikalikan dengan waktu

tempuhnya. Data yang diperoleh dalam pengukuran menggunakan Total

Station pada dasarnya berupa sudut dan jarak. Pengambilan data dilakukan

dengan Metode tachymetri. Metode tachymetri menggunakan metode polar

untuk penentuan posisi horisontalnya (X,Y) dan menggunakan metode

Trigonometri untuk perhitungan posisi tinggi (Z).

2.5 Terrestrial Laser Scanning

Terrestrial Laser Scanning (TLS) adalah sebuah teknik menggunakan cahaya

laser untuk mengukur titik-titik dalam sebuah pola secara langsung dalam tiga

dimensi dari yang ada pada permukaan objek dari sebuah tempat di permukaan bumi.

Hasil yang didapatkan dari pengukuran TLS ini adalah point clouds yang

berkoordinat tiga dimensi terhadap tempat berdiri alat. Point clouds tersebut adalah

kumpulan titik-titik dalam jumlah banyak yang dapat digunakan sebagai bahan

pembuatan model tiga dimensi. TLS ini mempunyai kekurangan yaitu

ketidakmampuan TLS dalam mengakuisisi warna yang sesuai dengan warna aslinya.

Warna yang didapatkan oleh alat TLS adalah intensitas pantulan dari benda yang

ditembak oleh laser tersebut.

TLS memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan teknik survei

tradisional lainnya seperti tachimetri, GPS, dan fotogrametri, yaitu :

1. Menangkap geometri suatu objek dalam 3-D secara langsung, cepat dan detil.

2. Dapat memangkas biaya dan dapat menyelesaikan pekerjaan jauh lebih cepat.
3. Dapat digunakan pada daerah survei atau objek yang sulit dijangkau dan

berbahaya di mana teknik survei tradisional sangat sulit untuk dilakukan.

4. Tidak memerlukan cahaya untuk dapat mengakuisisi data

5. Pemindaian yang secara lengkap dan komprehensif.

6. Data dapat digunakan untuk saat ini dan masa yang akan mendatang

TLS juga memiliki kekurangan, yaitu tidak mampu untuk mengambil warna

sesuai dengan warna tampak objek, melainkan warna yang didapatkan hanya warna

intensitas dari gelombang pantulan.

2.6 Pengukuran Kerangka Kontrol

2.6.1 Kerangka Kontrol Horizontal

Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan yang

memperlihatkan posisi titik satu terhadap titik lainnya di atas permukaan bumi pada

bidang datar secara horisontal. Terdapat 2 jenis kesalahan pada pengukuran KKH,

yakni kesalahan penutup sudut dan kesalahan linier (jarak).

2.6.2 Kerangka Kontrol Vertikal

Tinggi adalah perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu bidang referensi

yang telah ditentukan terhadap suatu titik sepanjang garis vertikalnya. Untuk suatu

negara biasanya muka air laut rata-rata (MSL) ditentukan sebagai bidang

referensinya. Apabila MSL sebagai bidang referensinya, maka perluasan ke daratan

disebut geoid atau datum.


Untuk mendapatkan tinggi suatu titik perlu dilakukan pengukuran beda tinggi

antara suatu titik terhadap titik yang telah diketahui tingginya dengan metode

Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) menggunakan alat sipat datar atau waterpass.

Perkembangan teknologi dan kebutuhan praktis serta cepat pada suatu pekerjaan

memungkinkan alat ukur digital seperti total station untuk pengukuran tinggi atau

kerangka kontrol vertikal, meskipun ketelitian waterpass masih lebih tinggi. Terdapat

kesalahan pada pengukuran KKV, yakni kesalahan penutup tinggi. Toleransi

kesalahan tersebut nilainya harus kurang dari atau sama dengan 4√D dimana D

adalah jarak antar titik pengukuran dalam satuan kilometer.

2.4.7 Bagian-bagian Total Station

Gambar 2.3 Bagian-bagian Theodolite


Keterangan :
 Lensa Objektif
Untuk melihat atau mengamati benda yang akan diukur oleh total station posisi
bayangannya dapat di sesuaikan.
 Visir
Garis tetap sebagai garis penghubung antara titik tengah lensa okuler dengan
lensa objektif dan titik silang yang di tempatkan pada diafragma.
 Sumbu Datar
Untuk patokan sumbu Horizontal atau mendatar
 Nivo skala tegak
Untuk mengatur kedudukan total station menjadi rata atau centering
 Pengatur bayangan Lensa
Sebagai pengatu fokus lensa agar tidak berbayang
 Alat Pembaca
Sistem pembacaan alat pembaca pada keadaan garis teropong pada alat ukut
 Pengatur lensa okuler
Pengatur khusus pada lensa okuler
 Nivo Tabung
Nivo yang berguna pengatur centering melihat dari gelembung.
 Knob Gerak mendatar
Sebagai penggerak Total station yang horizontal atau mendatar
 Lingkaran skala mendatar
Sebagai pemutar skala pada horizontal atau mendatar
 Kunci lingkaran horizontal
Berguna agar tidak goyang dan akurat saat proses pembacaan objek yang di
tembakan
 Tribarch
Alat centering pada optis yang seperti plat nivo kotak
 Sekrup pengatur nivo kotak
Sebagai pengatur bagian pada nivo kotak.

Tombol dan Fungsinya :


ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.
ESC : Tombol untuk keluar dari suatu program ke tampilan sebelumnya
POWER : Tombol untuk menghidupkan dan mematikan Total Station.
F1 – F4 : Tombol / fungsi soft key digunakan untuk menjalankan perintah
sesuai dengan menu tampilan yang diatasnya.

2.4.8 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Mengenai Total Station

Total Station merupakan teknologi baru di lingkup Departemen Kehutanan,


walaupun sebenarnya di dunia pengukuran Total Station sudah muncul dan
berkembang cukup lama, sehingga persiapan tenaga ukur yang handal perlu
dipersiapkan.
Total Station dioperasikan dengan menggunakan tenaga dari baterai,
kelemahannya adalah harus membawa banyak baterai. Perlu diperhitungkan dan
dipersiapkan jumlah dan atau jenis baterai yang akan digunakan. Pabrikan Total
Station rata-rata sudah menggunakan baterai lithium, akan tetapi surveyor sebagai
pengguna harus menguji lamanya  baterai yang dapat digunakan dalam suatu
rangkaian pengukuran. Kondisi hutan jauh dari pemukiman mengakibatkan proses isi
ulang baterai sulit dilakukan. Dari pengujian lamanya kemampuan baterai lithium
tersebut maka dapat ditentukan berapa baterai cadangan yang harus dibawa dalam
suatu kegiatan pengukuran.
. Beberapa Total Station dilengkapi pula dengan kotak khusus untuk
pengganti  baterai lithium yaitu digunakan apabila surveyor akan menggunakan
baterai jenis alkaline ukuran AAA+. Baterai alkaline bisa dijadikan alternatif untuk
persediaan baterai cadangan, tentunya sebelum memutuskan memilih jenis baterai
cadangan perlu menguji lamanya baterai tersebut bisa dipakai. Sehingga baterai jenis
alkaline pun bisa ditentukan jumlahnya untuk keperluan cadangan di lapangan.
Total Station memiliki rangkaian elektronik di dalam alatnya, sehingga dalam
membawanya perlu perhatian lebih dibanding T0 yang memiliki konstruksi alat di
dalam cukup sederhana dan tidak ada rangkaian elektronik.
Pengukuran menggunakan alat Total Station memerlukan 2 (dua) titik pasti
berkoordinat tetap yang memiliki ketelitian tinggi di awal pengukuran  sebagai
orientasi awal. Titik tersebut bisa berupa pal batas berkoordinat atau Jatikon atau titik
pasti berkoordinat lainnya.
Penggunaan statif /kaki tiga untuk  menempatkan prisma membutuhkan
kemampuan teknis dalam mendirikannya untuk memperoleh posisi yang benar, oleh
karena itu diperlukan 3 tenaga teknis dalam pengukuran.
Alternatif penggunaan prisma pole (tempat mendirikan prisma berbentuk
jalon/anjir yang dilengkapi dengan nivo) sebagai pengganti penggunaan statif /kaki
tiga untuk prisma dapat membantu meningkatkan kecepatan pengukuran.
Alat ukur Total Station memiliki metoda pengukuran poligon sudut, sehingga
harus mendirikan alat di setiap titik pal batas, berbeda halnya dengan T0 kompas. T0
kompas dapat melakukan pengukuran dengan melompat 1 titik ke titik berikutnya,
sehingga pengukuran lebih cepat dibandingkan dengan Total Station.
Pemakaian Total Station di lingkup Departemen Kehutanan belum memiliki
payung hukum  yang jelas diantaranya mengenai standar jarak yang dapat ditempuh
dengan Total Station.  Sebagai contoh : Standar jarak untuk pekerjaan pemancangan
batas sementara yang dikerjakan dengan menggunakan T0 yaitu 1 km dalam 1 hari.
Untuk kelancaran pekerjaan, maka perlunya penetapan aturan yang jelas berkenaan
dengan pemakaian alat ukur Total Station.
2.9 Mengatur Sudut Azimuth

Koordinasi stasiun dan koordinasi stasiun backsight sudah ada, sudut azimuth dari

backsight stasiun sudah terhitung, Adapun Langkah-langkahnya antara lain:

1. Pilih Set Orientation kemudian Set H angle di Coord

2. Pilih Backsight lalu tekan Edit kemudian masukkan koordinat stasiun backsight

3. Ketika ingin membaca dan mengatur koordinat dari kartu memori maka tekan

Read

4. Tekan Ok maka koordinasi stasiun akan muncul

5. Tekan Ok lagi untuk mengedit koordinat stasiun

6. Bidik stasiun backsight kemudian tekan Yes untuk mengatur stasiun backsight

Coord akan Kembali

7. Tekan Ok untuk Kembali ke Langkah 2


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Adapun saran untuk Departemen dan asisten adalah sebagai berikut :

4.2.1 Saran Untuk Departemen

1. Selalu memberikan yang terbaik kepada Mahasiswa Geologi.


2. Selalu jaya dan menjadi Departemen terunggul.
3. Selalu menjadi Departemen yang dapat merangkul Mahasiswa dalam
kebersamaan.

4.2.2 Saran Untuk Asisten

1. Selalu ramah dengan praktikan.


2. Selalu tegas juga baik kepada praktikan.
3. Berikan saran-saran yang lebih banyak kepada praktikan dalam mengerjakan
laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Modul praktikum Perpetaan.Makassar : UMI

Agung Prasetia.Sigit. 2010. Buku Pengantar Kuliah Geologi Teknik. Yogyakarta :


STTN.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018. Modul Pelatihan


Perencanaan Bangunan Sabo. Bandung : pusdiklatsdankonstruksi.

Noor, Djauhari.2012.Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University.

Stiawan, Aris. 2016. Pemetaan Topografi Menggunakan Teknologi Terrestrial Laser


Scanner. Bandung : ITB

Syaifullah, Arief. 2014. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Sekolah tinggi Pertahanan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai