Anda di halaman 1dari 3

a.

Kesenjangan yang terjadi antara normatif dengan praktiknya dalam demokrasi


Pada proses ddemokrasi saat ini menimbulkan ketimpangan baik di sektor politik maupun sektor
ekonomi. Gejala populisme muncul karena sumber daya alam dikuasai oleh korporasi, yang
melakukan pendekatan kepada pusat pengambil keputusan yang terkait dengan kebijakan
publik. Ini menyebabkan kebijakan publik terkesan mementingkan pihak pemodal dan merugikan
kepentingan nasional. Bahkan untuk saat ini kebijakan publik dianggap sebagai bentuk
penjajahan baru di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi penduduk yang tidak merata menjadi
salah satu penyebab munculnya fenomena populisme di Indonesia. Untuk saat ini pemerintah
dinilai belum berhasil mengatasi kesenjangan ekonomi yang ada. 10 persen orang terkaya di
indonesia menguasai 75,7 persen kekayaan nasional. Kekayaan tersebut diperoleh karena faktor
kedekatan dengan kekuasaan. Sementara di sisi lain pemerintah belum mampu meningkatkan
kesejahteraan kelompok pekerja.

Populisme merupakan istilah yang digunakan untuk paham yang mengutamakan kepentingan
rakyat kecil, ketimbang kalangan elite.

b. Ahmad Sanusi dalam Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi


(2006), mengemukakan 10 Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
UUD 1945, yaitu:

Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa

Demokrasi dengan kecerdasan

Demokrasi yang berkedaulatan rakyat

Demokrasi dengan rule of law

Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara

Demokrasi dengan hak asasi manusia

Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka

Demokrasi dengan otonomi daerah

Demokrasi dengan kemakmuran

Demokrasi yang berkeadilan sosial


Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa Artinya seluk beluk sistem serta perilaku dalam
menyelenggarakan kenegaraan RI harus taat asas, konsisten (sesuai) dengan nilai-nilai dan
kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Demokrasi dengan kecerdasan Artinya
mengatur dan menyelenggarakan demokrasi menurut UUD 1945 bukan dengan kekuatan naluri,
kekuatan otot, atau kekuatan massa semata-mata. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Artinya kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyat memiliki atau memegang
kedaulatan. Dalam batas-batas tertentu kedaulatan rakyat dipercayakan pada wakil-wakil rakyat
di MPR (DPR atau DPD) dan DPRD. Demokrasi dengan rule of law Demokrasi dengan aturan
hukum mempunyai empat makna penting, yaitu: Kekuasaan negara RI itu harus mengandung,
melindungi serta mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan atau demokrasi manipulatif. Kekuasaan negara itu memberikan keadilan
hukum (legal justice) bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
Kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan demokrasi yang
membiarkan kesemrawutan atau anarki. Kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau
kepentingan hukum (legal interest) seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang
justru mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan dan
kerusakan. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara Artinya, demokrasi menurut UUD
1945 mengakui kekuasaan negara RI tak terbatas secara hukum. Demokrasi dikuatkan dengan
pemisahan kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung
jawab. Demokrasi menurut UUD 1945 mengenal pembagian dan pemisahan kekuasaan (division
and separation of power), dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balances).
Demokrasi dengan hak asasi manusia Artinya, demokrasi menurut UUD 1945 mengakui HAM
yang tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat
dan derajat manusia seutuhnya. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka Artinya demokrasi
menurut UUD 1945 menghendaki pemberlakuan sistem pengadilan yang merdeka (independen).
Memberi peluang seluas-luasnya pada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan
menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan yang merdeka itu penggugat
dengan pengacaranya, penuntut umum dan terdakwa dengan pengacaranya mempunyai hak
yang sama. Untuk mengajukan konsiderans (pertimbangan), dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat
pembuktian dan petitumnya. Baca juga: 8 Jenis Demokrasi di Dunia Demokrasi dengan otonomi
daerah Artinya otonomi daerah merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara, khususnya
kekuasaan legislatif dan eksekutif di tingkat pusat dan lebih khusus lagi pembatasan atas
kekuasaan Presiden. UUD 1945 secara jelas memerintahkan pembentukan daerah-daerah
otonom pada provinsi dan kabupaten atau kota. Urusan pemerintahan diserahkan Pemerintah
Pusat ke Pemerintah Daerah. Dengan Peraturan Pemerintah, daerah-daerah otonom dibangun
dan disiapkan untuk mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan
sebagai urusan rumah tangganya sendiri.  Demokrasi dengan kemakmuran Artinya demokrasi
bukan hanya soal kebebasan dan hak, kewajiban dan tanggung jawab, asal mengorganisir
kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan. Demokrasi bukan hanya soal
otonomi daerah dan keadilan hukum. Bersamaan dengan itu semua, demokrasi menurut UUD
1945 ditujukan untuk membangun negara kemakmuran (welfare state) oleh dan untuk sebesar-
besarnya rakyat Indonesia. Demokrasi yang berkeadilan sosial Artinya demokrasi menurut UUD
1945 menggariskan keadilan sosial di antara berbagai kelompok, golongan dan lapisan
masyarakat. Tidak ada golongan, lapisan, kelompok, satuan atau organisasi yang jadi anak emas
yang diberi berbagai keistimewaan atau hak-hak khusus.

Anda mungkin juga menyukai