PENGENALAN ALAT
2.1 TUJUAN
a. Mengetahui dan mengenal alat – alat praktikum, cara mengoperasikan
peralatan serta mengetahui cara penanganan agar alat dapat berfungsi
dengan benar.
b. Mengetahui fungsi dari setiap alat – alat ilmu ukur tanah yang digunakan.
c. Menciptakan kondisi keselamatan kerja, dengan mengetahui serta
memahami kegunaan alat maka risiko kesalahan terkait teknis penggunaan
alat dapat diperkecil.
4.2 Pelepasan
1. Turunkan sekrup pendatar hingga hampir mentok ke bawah lalu
putar sedikit berlawanan arah (mengurangi risiko terjadinya
kerusakan pada alat).
2. Tutup lensa objektif dengan pelindung lensa objektif.
3. Buka sekrup penghubung tripod pada waterpass.
4. Masukkan kembali waterpass ke dalam kotaknya dengan
berhati-hati.
B. THEODOLITE
1. TEORI
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja.
Di dalam theodolite sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan
sekon (detik). Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan
dengan ukur tanah, theodolite sering digunakan dalam bentuk
pengukuran poligon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.
Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat
Penyipat Datar bila sudut vertikalnya dibuat 90º.
Dengan adanya teropong pada theodolite, maka theodolite dapat
dibidikkan ke segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung,
theodolite sering digunakan untuk menentukan sudut siku - siku pada
perencanaan / pekerjaan fondasi, theodolite juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Macam Theodolite berdasarkan konstruksinya ada dua macam
yaitu:
1. Theodolite Reiterasi (Theodolite sumbu tunggal)
Dalam theodolite ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu
dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur.
Theodolite yang dimaksud adalah theodolite type T0 (wild) dan type
DKM-2A (Kem).
2. Theodolite Repetisi
Konstruksinya kebalikan dari theodolite reiterasi, yaitu bahwa
lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu
tegak. Akibatnya dari konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala
mendatar 0º, dapat ditentukan ke arah bidikan / target yang
dikehendaki. Theodolite yang termasuk ke dalam jenis ini adalah
theodolite type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha), TL 6-DE (Topcon),
Th-51(Zeiss).
2. GAMBAR
4.2 Pelepasan
1. Tutup lensa teropong dengan penutup
2. Arahkan lensa teropong pada arah 0º
3. Tekan tombol power agar alat mati
4. Lepaskan baterai pada kotak baterai
5. Pastikan pengunci vertikal dan horizontal pada posisi terkunci
6. Posisikan benang merah tepat pada pemutar halus vertikal
dan horizontalnya.
7. Turunkan sekrup pendatar hingga hampir mentok ke bawah lalu
putar sedikit berlawanan arah (mengurangi risiko terjadinya
kerusakan pada alat). Lepaskan sekrup penghubung dan
masukkan theodolite ke dalam kotak.
C. TOTAL STATION
1. TEORI
Total Station (TS) adalah suatu alat ukur tanah sebagai pengukur
jarak dan sudut (sudut horizontal dan vertikal) secara
otomatis. Total Station dirancang untuk mengukur jarak horizontal dan
kemiringan, sudut dan ketinggian horizontal dan vertikal dalam survei
topografi dan pekerjaan geodetik, sebagaimana menjadi solusi survei.
Total Station dilengkapi dengan chip memori, sehingga hasil pengukuran
dapat direkam ke dalam memori internal total station dan dapat
ditransfer ke komputer pribadi. kemampuan dasarnya adalah dapat
melakukan pengukuran dengan rentang jarak yang jauh, cepat, dan
akurat. Total Station dikembangkan dengan mengedepankan
kenyamanan maksimal kerja pada pengguna. Total Station mengukur
sudut dan jarak ke berbagai titik yang disurvei melalui koordinat dari titik
yang diamati (x, y, dan z atau utara, timur, dan elevasi) relatif terhadap
Total Station dihitung menggunakan fungsi trigonometri/geometris.
2. GAMBAR
4.2 Pelepasan
1. Tutup lensa teropong dengan penutup
2. Arahkan lensa teropong pada arah 0º
3. Tekan tombol power agar alat mati
4. Lepaskan baterai dari kotak baterai
5. Pastikan pengunci vertikal dan horizontal pada posisi terkunci
6. Posisikan benang merah tepat pada pemutar halus vertikal dan
horizontalnya.
2. GAMBAR
4.2 Pelepasan
1. Buka pengunci ketiga kaki tripod
2. Lalu rapatkan antar kaki, setelah rapat kunci kembali kaki tripod
3. Balikkan tripod pada posisi ujung kaki yang runcing berada di
atas
E. RAMBU UKUR
1. TEORI
Rambu ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam menentukan beda
tinggi dengan menggunakan pesawat sipat datar. Alat ini seperti mistar,
tetapi bentuknya jauh lebih besar dan bentuk skalanya berbeda, yaitu
pada bak ukur dibuat dalam satuan milimeter (mm), pada
pembacaannya bak ukur dibaca dengan bacaan benang atas, benang
tengah dan benang bawah. Pembacaan rambu ukur setiap kotak
(interval garis) memiliki nilai satu dan apabila benang tidak tepat pada
garis maka kita harus bisa memperkirakan intervalnya, perhatikan
gambar warna putih.
Perlu diperhatikan dalam pembacaan sebuah rambu adalah harga
pembacaan bak ukur/statif dianggap selalu positif atau memiliki nilai
mutlak sehingga selisih hasil pembacaan benang atas dikurangi
benang bawah akan memiliki nilai yang sama dengan hasil benang
bawah dikurangi benang atas.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Atur ketinggian bak ukur sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan
b. Letakkan bak ukur tegak lurus pada titik yang akan ditembak
c. Tahan beberapa saat hingga pembacaan skala didapat
F. UNTING-UNTING
1. TEORI
Unting-unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah
satu alat tukang yang biasanya dipergunakan untuk mengukur
ketegakan suatu benda atau bidang. Alat ini cukup sederhana dimana
terbuat dari bahan besi dengan permukaan berwarna besi putih,
kuningan dan juga besi biasa, bentuknya biasanya berbentuk prisma
dengan ujung lainnya dibuatkan penempatan benang kait. Namun dapat
juga dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya dimana salah satu
ujungnya tetap dibuat runcing.
Pemakaian unting-unting yang sering dijumpai dalam pekerjaan
bangunan adalah untuk pengukuran ketegakan bekisting, ketegakan
kayu saat setting kusen pintu dan jendela, pembuatan benang horizontal
pemasangan dinding bata, penarikan titik pusat suatu jarak dan
beberapa jenis pekerjaan lainnya.
Pemakaian unting-unting sangat mudah, dengan mengikatkan
pada kaitan besi bandul maka alat ini sudah bisa dipergunakan.
Misalnya kita ingin mengukur ketegakan suatu tiang, langkah pertama
yang kita lakukan adalah membuat paku ikatan pada salah satu ujung
atas dari balok (dianjurkan jarak dari bawah tidak terlalu dekat,
diusahakan di ujung atas tiang). Kemudian benang diikatkan pada balok
dan unting-unting diturunkan secara perlahan. Tunggu posisi unting-
unting sampai pada posisi diam. Untuk mengukur ketegakan adalah
melakukan pemeriksaan jarak benang atas ke tiang dan kemudian
membandingkan jarak benang (as unting-unting) ke tembok. Jika ukuran
jarak atas dan bawah sudah sama maka tiang sudah benar-benar tegak.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Pasanglah pengait tali dengan pengait tripod
b. Tunggu sampai bandul dalam posisi yang konstan dan sesuai dengan
titik acuan
G. PITA UKUR
1. TEORI
Pita ukur plastik (metrik). Pita ukur poket kuncup sendiri (imperial).
Pita ukur yang mampu mengukur sehingga 1/32 inci (0.79375 mm). Pita
ukur merupakan sejenis pembaris lentur, terdiri dari pita kain, plastik,
atau logam dengan tanda ukuran memanjang dengan unit metrik dan
kadang kala dengan tambahan unit imperial. Ia merupakan perkakas
ukur biasa. Kelenturannya membolehkan pengukur jarak yang besar
dibawa dengan mudah dalam poket atau kotak perkakas dan
membenarkan ukuran diambil pada selekoh dan sudut.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Tempelkan alat luncur unting - unting di bidang sisi tiang yang akan
di buat/di jadikan tegak
b. Gantungkan bandul iot gantung dari alat luncur naik dan turunkan
dengan tali luncur
c. Singgungkan bandul iot gantung pada bidang sisi yang di buat tegak
H. PALU
1. TEORI
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan
tumbukan kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku,
memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan menghancurkan
suatu objek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam
bentuk dan struktur. Bentuk umum palu terdiri dari gagang palu dan
kepala palu, dengan sebagian besar berat berada di kepala palu. Desain
dasar palu agar mudah digunakan, tetapi ada juga model palu mekanis
yang dioperasikan untuk keperluan yang lebih besar. Palu besar dalam
Bahasa Indonesia disebut dengan godam, fungsi dari palu sendiri pada
pengukuran yaitu untuk menumbuk patok pada pengukuran.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Pukulkan kepala palu pada patok atau paku panjang dengan diangkat
dan jatuhkan.
I. PATOK
1. TEORI
Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk
memberi tanda batas yang bersifat sementara pada saat pengukuran.
Titik ini ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman 0,25 s.d. 0,50 meter.
Patok dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipukul dan sisa yang
menonjol dari permukaan tanah 5 sampai 10 cm. Sebaiknya alat ini
diberi tanda dengan cat merah agar mudah terlihat. Ukurannya 5 x 5 cm
atau 10 x 10 cm.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Pilihlah tanah yang di sebelahnya yang terdapat titik acuan
b. Tancapkan dalam tanah dengan menggunakan palu
J. PAKU PAYUNG
1. TEORI
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari
baja, yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus
keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan dengan
menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh udara
bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi
dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada
arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
Paku yang digunakan pada praktikum ini adalah paku payung yang
berfungsi sebagai titik acuan dari suatu daerah pada pengukuran.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Tanamkan paku payung pada titik acuan yang telah ditetapkan
dengan memukulkan palu pada payungan.
K. PAYUNG
1. TEORI
Payung adalah suatu benda pegang yang digunakan untuk
mencegah hujan mengguyur tubuh seseorang. Juga digunakan untuk
menciptakan bayang-bayang dan mencegah terpaparnya orang oleh
sinar matahari. Payung yang digunakan untuk menahan cahaya
matahari disebut parasol. Fungsi payung pada praktikum ini yaitu untuk
melindungi alat dari perubahan cuaca yang dapat menyebabkan alat
menjadi lebih cepat rusak.
2. GAMBAR
4. LANGKAH PENGGUNAAN
a. Tanamkan paku payung pada titik acuan yang telah ditetapkan
dengan memukulkan palu pada payungan.
L. ALAT TULIS
1. TEORI
Alat tulis yang dipergunakan dalam praktikum ilmu ukur tanah
adalah antara lain buku tulis, pena, kalkulator dan penggaris. Buku tulis
yang dimaksudkan adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang
dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau
gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut
sebuah halaman. Fungsi dari buku ini adalah sebagai media mencatat
seluruh hasil pengukuran lapangan. Pulpen (dari bahasa Belanda:
vulpen) adalah alat tulis berupa mata pena berujung tajam yang
dilengkapi pegangan berisi kantong tinta yang bisa diisi kembali. Tinta
berbasis air diisi melalui mata pena dengan mekanisme penyedot yang
memasukkan tinta dari botol tinta ke dalam kamar tinta. Berbeda dengan
bolpoin, pulpen tidak perlu ditekan ketika menulis.
Kalkulator adalah alat untuk menghitung dari perhitungan
sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
sampai kepada kalkulator sains yang dapat menghitung rumus
matematika tertentu. Pada perkembangannya sekarang ini, kalkulator
sering dimasukkan sebagai fungsi tambahan dari pada komputer,
handphone, bahkan sampai jam tangan. Fungsi kalkulator pada
pengukuran di lapangan yaitu untuk menghitung data mentah yang ada
di lapangan untuk memberikan data yang akurat dari hasil praktikum
di lapangan.
2. GAMBAR
2.5 ANALISIS
2.6 SIMPULAN