Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia
Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221

TUGAS PROJECT
CRITICAL BOOK

Mata Kuliah No. Dokumen No. Revisi Tanggal Berlaku Halaman


Ilmu Ukur
Tanah

Dosen Penanggung Jawab Dosen Pembimbing Waktu

Dr. Edo Barlian, M.T. Riansyah Putra, M.Pd. 100 Menit

KELOMPOK

Nama Anggota Kelompok 1. Timothy Arif Praseyo / 5233250046

2. Amir Syahrial / 5233550005

3. Qiyaxa Wantoya / 5233550018

4. Tiurma Bunga Melati Br. Hombing / 5231250004

TASK 1.
Instruction:
1. Temukan suatu metode pengukuran rill di proyek dalam lingkup pekerjaan teknik sipil
menggunakan pesawat ukur waterpass/theodolite/total station.
2. Cari beberapa buku referensi terkait metode pengukuran yang dipilih
3. Bandingkan kajian materi dari beberapa buku tersebut terkait topik yang relevan dengan
metode pengukuran proyek yang dipilih.
4. Uraikan jawaban dalam tabel berikut
5. Kumpulkan jawaban dalam bentuk pdf melalui google classroom
1. Metode Pengukuran Waterpass

2. Buku referensi

Judul Buku : Judul Buku


MODUL PEMELAJARAN PENGANTAR SURVEY DAN
ILMU UKUR TANAH PEMETAAN 2

3. Isi buku sesuai topik Beda tinggi antara 2 titik dapat Waterpass (penyipat datar) adalah
yang dipilih diukur secara teliti dengan suatu alat ukur tanah yang
waterpass. dipergunakan untuk mengukur
beda tinggi antara titik-titik saling
A. Jenis waterpas berdekatan. Beda tinggi tersebut
Alat ukur waterpas dapat di ditentukan dengan garis-garis
golongkan ke dalam beberapa visir (sumbu teropong) horizontal
jenis, yakni : yang ditunjukan ke rambu-rambu
a. Type semua tetap (dumpy ukur yang vertical. Sedangkan
level), dimana teropong dengan pengukuran yang menggunakan
nivo menjadi satu, alat ini disebut dengan Levelling
penyetelan kedudukan teropong atau Waterpassing. Pekerjaan ini
di lakukan dengan tiga sekrup dilakukan dalam rangka
pengatur. penentuan tinggi suatu titik yang
b. Type nivo refreksi (wye akan ditentukan ketiggiannya
level), dimana teropong dapat di berdasarkan suatu system
putar pada sumbu referensi atau bidang acuan.
memanjangnya.
c. Type semua tetap dengan A. Tipe – tipe alat ukur sifat
sekrup pengungkit (dumpy datar
tilting level), pada jenis ini
sumbu teropong dapat di setel
1. Dumpy level (tipe Kekar)
dengan menggunakan sekrup
pengungkit (tilting
screw). Pada tipe ini sumbu tegak menjadi
d. Type otomatis (automatic satu dengan teropong. Semua bagian
level), pada jenis ini kedudukan pada alat sipat datar tipe kekar
sumbu teropong akan adalah tetap. Nivo tabung berada di
horizontal secara otomatis atas teropong, teropong hanya dapat
karena di dalamnya di lengkapi digeser dengan sumbu kesatu sebagai
dengan prisma-prisma yang sumbu putar.
di gantungkan pada plat baja.
e. Hand level, dimana alat ini
hanya terdiri dari teropong yang 2. Reversible Level (tipe wye)
di lengkapi dengan nivo, Tipe ini teropongnya dapat diputar
sedangkan cara pada sumbu mekanis dan disangga
menggunakannya cukup di oleh bagian tengah yang mempunyai
pegang dengan tangan sumbu tegak. Pada alat ini
teropongnya dapat diputar pada
B. Syarat pemakaian
sumbu mekanis dan disangga oleh
waterpas
bagian tengah yang mempunyai
a. Syarat dinamis: sumbu I
sumbu tegak.
vertikal
b. Syarat statis, antara lain :
167 3. Tilting Level (Tipe Jungkit)
1. Garis bidik teropong sejajar
dengan garis arah nivo Tilting level digunakan dihampir
2. Garis arah nivo tegak lurus semua pekerjaan yang teliti. Perataan
sumbu I perkiraan cepat dicapai dengan
3. Garis mendatar diafragma perataan menggunakan nivo kotak
tegak lurus sumbu I dan tilting screw . Pada beberapa
tilting level memungkinkan kepala
Pada alat ukur waterpass, yang akan miring dan cepat terkunci.
diperlukan adalah garis bidik Tingkat yang tepat dalam persiapan
mendatar. Untuk untuk pembacaan teleskop dilakukan
mengetahui apakah garis bidik dengan hati-hati saat gelembung
sudah betul-betul mendatar atau
terpusat .
belum, digunakan nivo
tabung.
4. Automatic Level
Apabila alat didirikan di antara
dua buah rambu, maka antara Sebagian besar instrumen ini
dua buah rambu memiliki perataan pada tiga sekrup
dinamakan slag yang terdiri dari utama, yang digunakan agar
bidikan ke rambu muka dan gelembung tepat terpusat ditengah
rambu belakang. Selain nivo kotak, Setelah gelembung pada
garis bidik atau benang tengah nivo kotak terpusat , sebuah
(BT), teropong juga dilengkapi kompensator otomatis mengambil
dengan benang stadia alih , tingkat garis pandang , dan
yaitu benang atas (BA) dan tingkat penyimpanan.
benang bawah (BB). Selain
untuk pengukuran jarak optis, 5. Digital level
pembacaan BA dan BB juga
sebagai kontrol pembacaan BT
Hal ini diklasifikasikan dalam
di mana seharusnya
kategori otomatis karena
pembacaan 2BT=BA+BB
menggunakan pendulum
Persamaan yang berlaku dalam kompensator untuk tingkat itu
sipatdatar : sendiri, setelah operator
a. Waterpas terbuka :  h = h menyelesaikan perataan kasar
akhir – h awal dengan gelembung terpusat. pada
b. Waterpas tertutup :  h = 0 teleskop dan sumbu, instrumen bisa
digunakan untuk mendapatkan
pembacaan secara manual, seperti
C. Bagian-Bagian Dari salah satu tingkat otomatis.
Waterpass
1. Waterpass Bagian Lain di Waterpass
Lup, Teropong, Penahan
sinar, Tombol fokus, Piringan
Horizonal, Sekrup-sekrup level, Tripod
alas, uning-unting, sumbu,
nama dan nomor seri plat,
Leveling instrumen, apakah miring,
sekrup tengensial horizontal,
tabung nivo otomatis, atau digital, semua dipasang
pada tripods.A tripod kokoh dalam
2. Kaki tiga
Kaki tiga digunakan untuk kondisi yang baik sangat penting
menyangga alas waterpass dan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
menjaganya tetap
stabil selama pengamatan. HAND leveler

3. Mistar ukur / rambu ukur Hand leveler adalah alat genggam


Mistar ukur adalah sebuah pita
yang digunakan pada pekerjaan
ukur yang ditopang vertikal dan
presisi yang rendah atau untuk
digunakan
melakukan pemeriksaan cepat pada
untuk mengukur jarak vertikal
antara garis bidik dan sebuah pekerjaan yang lebih tepat . Ini
titik tertentu yang terdiri dari sebuah tabung kuningan
berada di atas atau di bawah dengan panjang sekitar 6 inci,
garis bidik tadi. memiliki tujuan yang kaca polos dan
peep - sight lensa mata .
D. Kesalahan-Kesalahan
dalam Pengukuran Waterpass B. Bagian Utama dari Pesawat
Penyipat Datar
1. Bersumber dari alat ukur,
antara lain: 1) TELESKOP
a. Garis bidik tidak sejajar arah
Instrumen leveling teleskop
nivo
b. Kesalahan Titik Nol Rambu. digunakan untuk menentukan
c. Kesalahan Karena Rambu
garis pandang dan
yang tidak Betul-Betul Vertikal
d. Kesalahan Karena memperbesar pandangan lurus
Penyinaran yang Tidak Merata
terhadap referensi , sehingga
2. Bersumber dari si pengukur, memungkinkan mendapatkan
antara lain:
pembacaan yang akurat.
a. Kurang paham tentang
pembacaan rambu 2) Lensa obyektif .
b. Kesalahan karena mata cacat
Lensa obyektif ini terpasang di
atau lelah
c. Kondisi fisik yang lemah bagian depan badan dari
d. Pendengaran yang kurang
pesawat sipat datar, memiliki
3. Bersumber dari alam, antara
lain: sumbu optik cukup konsentris
a. Kesalahan karena
dengan sumbu tabung . Fungsi
kelengkungan permukaan bumi.
b. Kesalahan karena refraksi utamanya untuk
sinar.
mengumpulkan sinar cahaya
c. Kesalahan Karena Undulasi.
d. Kesalahan karena kondisi yang masuk dan mengarahkan
tanah tidak stabil.
mereka fokus kearah lensa
e. Contoh pengukuran beda negatif.
tinggi dengan waterpas
3) Lensa negatif .
Lensa negatif terletak antara
lensa obyektif dan reticle ,
dipasang dibagian tersebut
sehingga sumbu optik
- Beda tinggi antara titik A dan berhimpit dengan lensa objektif
B diukur dari posisi 1 ( . Fungsinya adalah untuk
usahakan jarak A1  1B ) -
Beda tinggi antara titik B dan C memfokuskan sinar cahaya
diukur dari posisi 2 ( usahakan yang melewati lensa objektif ke
jarak B2  2C ) - Pada A, B dan
C didirikan rambu ukur secara bidang reticle . Selama fokus ,
vertikal - Perhatikan arah slide lensa negatif bolak-balik
pengukuran : Pada posisi 1, A
adalah rambu belakang dan B sepanjang sumbu tabung .
adalah rambu muka. Pada posisi 4) Reticle .
2, B adalah rambu belakang dan
C adalah rambu muka Reticle ini terdiri dari sepasang
garis acuan tegak lurus
Pada Posisi 1 :
Beda tinggi antara A dan B (biasanya disebut garis bidik )
adalah : dipasang pada arah fokus utama
Bacaan bt rambu (belakang) –
bacaan bt rambu (muka) sistem optik . Titik potong garis
Atau : bt(A) – bt(B) 7 bidik , bersama-sama
Pada Posisi 2 :
Beda tinggi antara B dan C dengan pusat optik dari sistem
adalah : obyektif , membentuk apa yang
Bacaan bt rambu (belakang) –
bacaan bt rambu (muka) disebut garis bidik , juga
Atau : bt(B) – bt(C) kadang-kadang disebut garis
Beda tinggi = ∑ bt (belakang) - collimation . Garis bidik adalah
∑ bt (muka) = 0 garis-garis halus terukir di kaca
Jika beda tinggi pada di atas bundar tipis .
tidak sama dengan 0 ( misalnya 5) Lensa mata
etot ), maka terjadi kesalahan.
Apabila kesalahan tersebut Lensa mata adalah mikroskop
merupakan kesalahan
(biasanya dengan perbesaran
random/acak maka tahap
berikutnya adalah meratakan dari sekitar 25 sampai 45
kesalahan tersebut ke semua
tenaga) untuk melihat gambar.
hasil pengukuran beda tinggi
antara titik-titik yang dilalui Fokus adalah fungsi penting
pengukuran ( e(i) ) e(i) = (d(i) /
yang akan dilakukan dalam
∑d(i) ) . etot
menggunakan teleskop.
di mana :
6) Nivo
174
d (i) adalah jarak dari rambu Pada waktu melakukan
satu ke rambu lainnya (misalnya
pengukuran dengan alat-alat
A ke B)
∑d(i) adalah perimeter yaitu ilmu ukur tanah, baik
jarak dari titik awal sampai ke
pengukuran mendatar maupun
titik akhir sepanjang
lintasan/jalur pengukuran. pengukuran tegak, haruslah
sumbu kesatu tegak lurus dan
sumbu kedua tegak lurus pada
sumbu ke satu. Untuk mencapai
keadaan dua sumbu itu,
digunakan suatu alat yang
dinamakan Nivo. Menurt
bentuknya Nivo dibagi dalam
dua macam ;
a) Nivo Kotak
b) Nivo Tabung
Nivo tabung mempunyai
beberapa bentuk konstruksi :
i. Nivo tabung dengan ruang
pengatur di salah satu
ujungnya.
ii. Nivo reversi.
iii. Nivo tabung berkaki.
iv. Nivo tabung koinsidensi.

C. Pengaturan alat
Dua buah syarat yang perlu di
jawab dalam masalah kolimasi
pada alat level ini adalah. Sumbu
tegak benar benar tegak apabila
gelembung nivo sudah di tengah –
tengahnya, dan garis bidik harus
sejajar dengn garis nivo yang
benar tersebut.

Sumbu tegak
1) Letakan sumbu teropong
sejajar dengan dua buah sekrup
penyetel, dan ketengahkan
gelembung nivo dengan
menggunakan kedua sekrup
tersebut. Andaikan keslahan
tersebut = e
2) Putarlah teropong 90º derajat,
atau sumbu teropong berada diats
sekrup penyetel ketiga, dan
aturlah ketiga gelembung nivo
tersebut dengan hanya
menggunakan sekrup ketiga.
3) ulangi kedua langkah diatas
sehingganivo tetap berada di
tengah.
4) pada kedudukan pertama
kesalaahn yang terdapat adalah =
e, namun pada kedudukan kedua,
dimana teropong diputar sebesar
180º derajat, maka kemiringan
sumbu yang terjadi adalah sebesar
2e. Besaran 2e tersebut dapat
dilihat dengan menggesernya
gelembung nivo, misalnya sebesar
n.
5) Kembalikan gelembung nivo
kearh tengah dengan satu sekrup
penyetel yang bersangkutan, yaitu
sebesar n/2 bagian skala.
6) kembalikan gelembung nivo ke
tengah, dengan menyetel sekrup
tabungnivo, yaitu sebesar n/2
bagian skala sisinnya.
7) ulangi pekerjaan tersebut
sehingga nivo berada di tengah
tengah tabung nivo.

D. Penyetelan Instrument Sifat


Datar

a)Penyetelan instrumen sipat-


datar wye
b)Penyetelan instrumen sipat-
datar tabung
c)Penyetelan instrumen sipat-
datar ungkit.
d)Penyetelan instrumen sipat-
datar otomatis

4. Bandingkan isi kedua Perbandingan kedua buku :


buku
1. Pokok Pembahasan
Pokok pembahasan dalam kedua buku tersebut memiliki
pebedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana
pada buku pertama langsung menjelaskan pada objek yang
dibahas secara inti, sedangkan pada buku kedua, terlebih dahulu
memeberikan pembahasan awal mengenai objek yang dibahas,
seperti pengertian dari objek.

Kedua buku ini sama sama membahasa mengenai tipe dari objek
yang di bahas juga bagian bagian dari objek. Juga kesalahan
dalam penggunaan objek

Namun perbedaan yang paling signifikan adalah pada buku


pertama tidak membahas bagaimana cara penggunaan alat secara
langsung, sementara pada buku kedua menjelaskan cara
menggunakan alat.

Buku pertama lebih fokus menjelaskan tentang cara


penghitungan setelah data di dapatkan dari lapangan, sementara
pada buku kedua tidak menjelaskan cara penghitungan data yang
telah di dapat.

2. Kelengkapan unsur pada buku


Kelengkapan unsur pada kedua buku ini pun berbeda. Dimana
pada buku pertama memiliki unsur yang lengkap, seperti penulis,
hak cipta, penerbit dan lainnya. Sementara pada buku kedua
tidak dicantumkan nya unsur-unsur tersebut.

Juga pada buku pertama terdapat daftar isi yang memudahkan


pembaca untuk dapat menemukan apa yang ingin di cari.
Sementara pada buku kedua tidak terdapat daftar isi.

Buku kedua langsung berfokus pada materi yang di bahas,


dengan langsung masuk pada bab pembahasan setelah halaman
cover atau judul.

Selain unsur unsur pokok, kedua ini juga memberikan soal-soal


latihan mengenai materi yang telah di bahas atau tercantum pada
buku ini.

3. Kelengkapan Materi
Kedua buku ini meyampaikan materi yang cukup lengkap,
walaupun diberbagai sisi terdapat beberapa materi yang ada di
satu buku dan dibuku lainnya tidak ada dan sebaliknya.
Nama Anggota Kelompok Uraian Tugas yang dikerjakan dalam kelompok

Timothy Arif Praseyo Membuat perbandingan atas buku yang dibahas, mengerjakan
laporan tugas project critical book

Amir Syahrial Mencari buku yang dibahas dari berbagai sumber

Qiyasa Wantoya Melakukan review pada buku kedua

Tiurma Bunga Melati Br. Melakukan review pada buku pertama


Hombing

Medan, 30 November 2023


Disetujui Dikerjakan oleh

Riansyah Putra, S.Pd., M.Pd. Timothy Arif Prasetyo


NIP. 199212252020121009 NIM. 5233250046

Anda mungkin juga menyukai