Anda di halaman 1dari 32

WATERPASS INSTRUMENT

(Levelling Instrument)
• Alat Waterpas (Sipat Datar) adalah alat
yang digunakan untuk mengukur beda
tinggi / jarak vertikal.
• Alat ini diletakkan diatas tripode atau
kaki tiga dan dilengkapi dengan :
teropong, skrup penyetel, nivo dan
bacaan sudut horizontal.
 JENIS-JENIS ALAT SIPAT DATAR / Waterpass
(The Kinds of LEVELLING Instrument ) :
1. Dumpy Level (Sipat Datar Kekar)
2. Tilting Level (Sipat Datar Ungkit)
3. Automatic Level (Sipat Datar Otomatis)

 KLASIFIKASI ALAT SIPAT DATAR


(Classifications Levelling Instrument )
No. Jenis Alat Waterpas Kepekaan Perbesaran Kesalahan /
Nivo Lensa km
1. Precisions Level 30” 40 x 0,2 – 0,5 mm
2. Universal Level 80” 28 x 1 – 2 mm
3. General Purpose Level 60” 24 x 3 – 5 mm
4. Builder Level 110” 20 x 6 – 10 mm
1. Dumpy Level
 Bagian-Bagian Dumpy Level
e) Bubble Tube / Nivo
f) Lensa Okuler
Tabung

d) Teleskop /
Teropong

a) Base Plate /
tatakan kaki tiga
c) Tribarach /
b) Skrup penyetel landasan utama
levelling
Pengaturan Alat
(Setting Up the Levelling Instrument )
1. Setting the Tripot
dapat diatasi : pemasangan
dengan memakai kaki
suatu alat sipat datar ungkit, 3 hasil
tetapi ada ditancapkan
tersebut menyebabkan dumpy level menjadi tidak begitu populer.
kuat-kuat kedalam tanah, diatur sehingga landasan
hampir mendatar A

2. Mounting the Instrument : letakan alat diatas landasan


dengan mengencangkan skrup pada landasan dan
B C

alat. Gambar 5.2. Sekrup penyetel dan nivo

3. Levelling the
Tilting Instrument
level atau : pendataran alat dilakukan
alat penyipat datar ungkit

dengan Suatu
mengatur skrup
jenis sipat datar ungkit pengatur
ditunjukkan dalam gambar 5.3kedataran
dan 5.4, yang (lihat gbr.
terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :
5.2)
4. Parallax elimination : menghilangkan paralaks
 Levelling The Instrument

1. Teropong disejajarkan dengan kedua


sekrup pengatur, misal B dan C,
dengan menggunakan telunjuk dan ibu
jari (pada tangan sama), sekrup diputar
dalam arah yang berlawanan sampai
gelembung tersebut terletak ditengah.
2. Kemudian teropong diputar 90°, maka
teropong terletak diatas sekrup A.
3. Sekrup A diputar dengan jari tangan
kiri, sampai gelembung di tengah.
4. Kedua operasi pendataran diatas harus
diulang 2 atau 3 kali sampai posisi
gelembung tetap ditengah untuk kedua
posisi tersebut.
 Parallax
• Dengan pengaturan fokus pada teropong, bayangan harus terbentuk secara jelas
pada bidang diafragma.
• Mata dapat melihat bayangan, walaupun bayangan tidak betul-betul baik difokuskan
pada bidang diafragma.
• Pada gbr. 5.25, bayangan yang telah dibentuk bergeser sedikit di depan bidang
diafragma (retikul). Bayangan akan terbentuk sama baik bila bergeser sedikit di
belakang retikul, benang silang yang ditempatkan dekat di belakang bayangan tetap
terlihat.
• bila mata pengamat digerakkan keatas dan kebawah atau kekiri dan kekanan, benang
silang akan terlihat dengan teliti/jelas.

Bayangan yang
terlihat di depan
retikul

Retikul
 Parallax Elimination
Cara menghilangkan Paralaks :
a. Amati dengan teropong dan putar lempengan
pengamat sampai terlihat benang silang hitam dan
tajam. (artinya: lempengan pengamat tersebut telah
terfokus dengan baik pada bidang diafragma).
b. Lihat obyek yang jauh dan fokuskan teropong sampai
bayangan/objek terbentuk dengan jelas.
c. Lempengan pengamat tersebut sekarang telah terfokus
dengan jelas pada bidang diafragma, seperti juga
bayangannya.
d. Jika mata digerakkan akan terlihat tidak ada gerakkan
dari benang silang berarti paralaks telah dihilangkan.
 Penyebab Kesalahan Dalam Praktek
a. Pengaturan alat yang kurang baik.
b. Akibat dorongan angin.
c. Akibat pergerakkan pengamat disekitar kaki
tiga.
d. Akibat tanah yang lembek menyebabkan alat
menjadi turun.
e. Tidak samanya pemuaian dari beberapa
bagian alat oleh karena matahari.
2. Tilting Level (Penyipat Datar Ungkit)
 Bagian-Bagian Tilting Level

nivo tabung utama

Garis bidik

nivo
pegas bundar/kotak
pembalik pivot
sekrup
tribach pengungkit
Bola dan soket

tatakan kaki tiga

Gambar 5.3 alat penyipat datar ungkit


 Pemasangan Alat Sipat Datar Ungkit
1. Setting the Tripot : pemasangan kaki 3 ditancapkan kuat-kuat kedalam
tanah, diatur sehingga landasan hampir mendatar.
2. Levelling the Instrument :
a. Kunci lingkaran bola dan soket dilepaskan, untuk menyetel nivo kotak di
tengah secara teliti. Tribrach kemudian dibuat kira-kira mendatar. (pada
sipat datar ungkit modern menggunakan sekrup penyetel). Ketengahkan
gelembung nivo tabung utama dengan memutar Sekrup pengungkit.
b. Bila alat dibidikan ke stasion (rambu) lain, gelembung dari nivo tabung
utama akan bergeser dari posisi di tengah. Dengan sedikit putaran sekrup
pengungkit, gelembung digerakan kembali ke posisi tengah dan
pengamatan dapat dilakukan kembali.
c. Pengulangan pendataran ini tidak menyebabkan perubahan ketinggian
bidang koliminasi, karena teropong disangga oleh suatu pancang putar
ditengah-tengahnya.
3. Parallax elimination : menghilangkan paralaks
3. Automatic Level (Penyipat Datar Otomatis)
3. Automatic Level (Penyipat Datar Otomatis)
Pada alat sipat datar ungkit :
• garis bidik harus sejajar dengan sumbu dari teropong.
• Garis bidik hanya akan mendatar bila gelembung dari nivo tabung benar-
benar diatur sehingga di tengah.

Pada alat sipat datar otomatis :


garis bidik didatarkan secara otomatis (dalam batasan tertentu) dengan
memakai suatu alat kompensator optik yang digantungkan seperti suatu bandul
yang diselipkan kedalam berkas dari sinar melalui teropong.
3. Automatic Level …....................................... (lanjutan)

Prinsip dasar dari Kompensator :


1.Gambar 5.6 memperlihatkan teropong
dengan dua cermin yang ditempatkan
dengan sudut 45° terhadap sumbu
teropong. Bayangan lensa objektif akan
dipantulkan dengan sudut 90° untuk
terlihat pada pusat diafragma C.
2.Dalam gambr 5.7, teropong terungkit
sebesar 1°. Sehingga cermin A dan B
membentuk sudut 44°. terhadap bidang
mendatar. Berkas mendatar dari sinar
(ditunjukkan oleh garis penuh) yang
melalui lensa objektif mengenai cermin A
dan dipantulkan cermin B, dengan sudut
pantul sebesar 44°. Berarti sinar tersebut
menyimpang sebesar 1°, jadi sinar tidak
lagi melalui pusat dari diafragma.
3. Automatic Level …....................................... (lanjutan)

3. Jika cermin A dapat dijaga tetap


45° terhadap bidang datar, maka
sinar mendatar yang masuk akan
dipantulkan dalam arah tegak dari
permukaan cermin A menuju
cermin B pada sudut yang sama
pada sudut 1°, untuk selajutnya
masuk melalui pusat dari
diafragma C (gambar 5.8).
Menggunakan sistem ini,
kompensator (cermin A) harus
tepat di tengah diantara lensa
objektif dan diafragma.
Dalam praktek penyimpangan sudut
sebesar 1°, tidak mungkin dapat
diterima.
3. Automatic Level …....................................... (lanjutan)

4. Sudut penyimpangan maksimum + 15 menit lenngkungan. Sistem


kompensator tersebut, yakni prisma yang digantung (seperti bandul), yang
langsung mengarahkan berkas mendatar melalui pusat diafragma.
Alat pendulum tersebut dibuat sehingga dapat berhenti pada posisi tegak.
Sistem diatas digunakan pada alat sipat datar Nikon AP dan Automatic Level
lainnya.
Alat tersebut memiliki prisma kompensasi yang otomatis yang digantungkan
dengan suatu pelat khusus pada penghubung berbentuk bola untuk menjaga
arah mendatar dari penglihatan secara otomatis.
PARTS OF LENS AUTOMATIC LEVEL
Automatic Level Instrument
Name of Parts Levelling Instrument
 Syarat-Syarat Alat Waterpass
(The Essentials of Levelling Instrument) :

1. The Line of Sight must be parallel to the newly adjusted


spirit level, in other words, the line of sight must be
horizontal (Sumbu utama tegak lurus garis arah
nivo/bidang horizontal).
2. The Vertical axis must be trully vertical when the bubble
of the spirit level is central (Garis bidik tegak lurus
sumbu utama).
3. The Cross-Hairs Diaphragm must be horizontal
(benang silang diafragma harus horisontal).
Checking and Adjustment Levelling Instrument
(Pemeriksaan Alat/Pesawat Waterpass)
1. CIRCULAR LEVEL ( perpendicular alignment with the vertical axis)
(Sumbu utama tegak lurus garis arah nivo atau tegak lurus bidang horizontal)
Checking :
• Ketengahkan gelembung nivo dengan skrup penyetel levelling (gbr. A), putar
telescope ke arah 90° dan 180°, gelembung nivo harus tetap ditengah-tengah.
Adjustment :
• Jika gelembung nivo tidak bisa di tengah (gbr. B), harus dilakukan koreksi nivo
dengan menggeser setengahnya menggunakan skrup penyetel levelling (gbr. C), dan
setengahnya digeser dengan skrup koreksi nivo (gbr. D).
• Ulangi langkah diatas (check and adjustment) sehingga gelembung nivo tetap
ditengah bila telescope diarahkan keseluruh arah.
2. LINE OF SIGHT or LINE OF COLLIMATION ( Test Two Peg )
(Garis bidik tegak lurus sumbu utama).
Check by “levelling from the middle “ :
1. Tentukan titik A, B, C dan D yang terletak pada satu garis lurus dan
2. jarak AC = CB ( Back sight distance = Fore sight distance )….... (lihat gbr.)
3. Letakkan pesawat di C, stel sehingga memenuhi syarat untuk pengukuran.
4. Kemudian baca rambu ukur di A (R1) dan di B (V1)
5. Hitung beda tinggi titik A dan B  Dh1 = R1 - V1
6. Pindahkan pesawat di D (BD = CB), baca rambu ukur di A (R2 ) dan B (V 2), hitung beda tinggi titik A
dan B  Dh2 = R2 – V2
7. Bila berdasarkan percobaan tersebut, Dh1=Dh2, berarti garis bidik sejajar dengan garis arah nivo.
8. Jika Dh1 ≠ Δh2, berarti garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo dan harus dikoreksi

R2
V2
R1 V1

D
B
C
A

S
AC
r Sv
CB
Laser Levelling Instrument
READING THE CIRCLES

A. Methods the reading System Horizontal Circle:


1. Sentisimal system  Grade, Centi-grade,
Centicenti-grade
2. Seksadesimal System Degree, Minute, Second.

B. Methods Reading Scale Horizontal Angle :


1. Vernier
2. Optis
Reading Horizontal Angle (Vernier Method)
Reading Horizontal Angle (Optis Method)
Reading the staff (Pembacaan Rambu)
Reading the staff (Pembacaan Rambu)

• BA = 2.765
• BT = 2.715
• BB = 2.665

• BA+BB = 2BT

• Jarak Optis =
(BA-BB) x 100 +k
k=0
Latihan Soal:
1. Jelaskan perbedaan dan persamaan alat sipat datar Kekar dengan
alat sipat datar Ungkit!
2. Pada alat sipat datar otomatis, jelaskan yang dimaksud otomatis!
3. Dua buah titik A dan B berjarak 40 m, diukur beda tingginya dengan
alat waterpas yang diletakan di tengah-tengah antara kedua titik
tersebut diperoleh bacaan benang tengah (BT) di A = 1.228 dan B =
2.443. Kemudian alat dipindahkan dekat dengan titik A berjarak 10 m
dan 30 m dari B, dibidikkan ke titik A terbaca benang tengah = 1.568
dan ke arah B terbaca = 2.805. Dari kedua penempatan alat
waterpas, jelaskan apa yang terjadi pada alat waterpas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai