Anda di halaman 1dari 15

PENGENALAN DAN PENGOPERASIAN

PESAWAT PENYIPAT DATAR (WATERPAS)

Tujuan Pembelajaran :

Pada akhir pembelajaran Mahasiswa diharapkan dapat :


1. Menjelaskan Pengertian Pesawat Penyipat Datar
2. Menyebutkan Macam-macam alat Penyipat Datar
3. Menyebutkan Bagian-Bagian alat Pesawat Penyipat datar
4. Menyebutkan syarat-syarat pengeporasian Pesawat Penyipat Datar
5. Memasang/Menyetel Pesawat Penyipat Datar
6. Membaca Rambu Ukur dengan teliti

PENDAHULUA
Pesawat Penyipat Datar (Leveling) adalah alat untuk mengukur beda tinggi
permukaan tanah dengan teliti.

Tetapi hasil ketelitian pengukuran lapangan tergantung dari cara penyetelan


pesawat dengan baik.

Penyetelan Pesawat Penyipat Datar yang baik adalah posisi gelembung Nivo
kotak harus benar-benar di tengah-tengah skala lingkaran dan Nivo tabung
selalu berbentuk kurva terbalik.

Ketelitian Pemasangan Pesawat Penyipat datar akan sangat menentukan hasil


pengukuran yang baik dan teliti.

Penyipat Datar adalah suatu cara penentuan beda tinggi relative dari beberapa
titik diatas/dibawah suatu bidang acuan yang disebut DATUM.

Maksud Pengukuran Penyipat Datar adalah untuk menentukan ketinggian titik-


titik dipermukaan bumi terhadap suatu ketinggian referensi tertentu, misalnya
permukaan air laut dengan pengukuran beda tinggi.

Beda Tinggi dapat didefinisikan sebagai selisih jarak antara dua bidang nivo
yang melalui titik A dan Titik B diatas permukaan Bumi.

Bidang Nivo adalah bidang yang tegak lurus pada gaya arah berat, jadi dengan
demikian sangat banyak bidang nivo yang melingkup di bumi namun tidak terlalu
diperhatikan, yang diperhatikan hanya bidang datarnya saja.

1
Rasional :

Hasil Pengukuran beda tinggi dengan Pesawat Penyipat Datar sangat diperlukan
untuk perencanaan dan konstruksi bangunan seperti :
 Pondasi bangunan
 Perataan tanah/galian dan timbunan
 Bendungan dan Irigasi
 Pendaftaran tanah/Agraria
 Rencana Transmigrasi
 Dan macam-macam pembangunan lainnya

Alat-Alat yang perlu disiapkan :

1. Pesawat Penyipat datar


2. Tripot/Statif
3. Rambu Ukur
4. Unting-unting
5. Rol Meter/Pita Ukur
6. Patok
7. Payung
8. Dan Alat tulis menulis

Macam-Macam Alat Penyipat Datar

1. DAMPY LEVEL ( Sipat Datar Kekar )


2. TILTING LEVEL ( Sipat Datar Ungkit )
3. AUTOMATIC LEVEL ( Sipat Datar Otomatis)

1 2 3

2
Bagian-Bagian Pesawat Penyipat Datar

PENGOPERASIAN PESAWAT PENYIPAT DATAR

Syarat-syarat Pengoperasian Pesawat Penyipat Datar

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengopersian Pesawat Penyipat Datar


adalah :

1. Garis Arah Nivo harus Sejajar dengan Garis Bidik


2. Garis Arah Nivo harus Tegak Lurus terhadap Sumbu Pertama
3. Benang/garis mendatar diafragma harus Tegak Lurus terhadap Sumbu
Pertama

3
A. Cara Mendirikan Tripot (Statif)
1. Buka Tali Pengikat Tripot/Statif dan kendorkan ketiga sekrup pengunci
kaki tripot/statif.
2. Panjangkan kaki tripot/statif hingga ketinggian yang dikendaki dan
kencangkan sekrup pengunci kaki tripot/statif agar tidak merosot pelan-
pelan.
3. Tempatkan tripot/statif diatas/ditengah/diluar titik yang tentukan pada
setiap pengkuran.
4. Bentangkan kaki tripot/statif sekitar satu meter atau dengan membentuk
sudut minimal 60º.
5. Tekan sepatu kaki tripot/statif ke dalam tanah supaya kuat dan aman
6. Perhatikan piringan kepala tripot/statif harus benar-benar datar

B. Cara Memasang Pesawat Penyipat Datar pada kepala Tripot/Statif


1. Keluarkan pesawat dari dalam kotaknya sambil memperhatikan
kedudukan pesawat agar pada saat memasukkan kembali tidak
mengalami kendala.
2. Catat jenis pesawat , nomor kode, dan tipe pesawat yang digunakan
3. Letakkan Pesawat diatas piringan kepala tripot/statif dan kunci dengan
sekrup pengunci tripot.
4. Bila pengukuran pesawat diatas titik maka gantungkan unting-unting pada
pengait di kepala tripot/statif dan panjangkan tali unting-unting sesuai
ketinggian yang dikehendaki.

4
C. Cara penyetelan/mendatarkan Pesawat

 Menyetel Nivo Kotak

1. Sejajarkan Teropong Pesawat dengan dua sekrup pengatur Nivo (a


dan b).
2. Putar dua sekrup penyetel nivo kotak (a dan b) berlawanan arah atau
arah ibu jari atau arah jari telunjuk ( kalau kedalam kedalam semua,
kalau keluar keluar semua) akan menggeser gelembung nivo
sedemikian rupa sehingga akan berada pada garis tegak lurus
terhadap sekrup nivo yang diputar (a dan b)
3. Putar sekrup nivo kotak yang lainnya (c) supaya gelembung nivo
bergeser menuju lingkaran tengah sebagai pusat nivo kotak sehingga
pesawat benar-benar sudah datar.
4. Bila gelembung nivo kotak tidak dapat diseimbangkan maka ulangi
penyetelan nivo kembali dari awal.

A B

 Menyetel Nivo Tabung

Khusus untuk Pesawat Dampy Level dan Tilting Level sedangkan


Automatic Level tidak mempunyai nivo tabung
1. Putar sekrup penyetel nivo tabung
secara pelan-pelan sehingga gelembung
nivo berada ditengah-tengah dengan
membentuk bulat lonjong atau berbentuk
kurva terbalik.
2. Nivo tabung pesawat ada yang berada diluar
dan ada pula harus dilihat melalui teropong pesawat.
3. Nivo tabung harus selalu distel setiap perputaran
teropong pesawat

5
D. Cara Penyetelan Lensa Bidik

1. Arahkan teropong pesawat kearah


yang terang dan putar cincing
penyetel lensa bidik hingga objek
lebih jelas (Fokus)
2. Putar perlahan-lahan cincing penyetel
searah jarum jam sehingga benang
silang Nampak dengan jelas.

E. Cara Pengarahan dan Pemfokusan

1. Arahkan teropong pesawat kearah target,


(rambu ukur) kemudian amati melalui
Kalomator pengamat dan
luruskan dengan target.
2. Fokuskan pengamatan pada target
(rambu ukur) sehingga kelihatan
dengan jelas
3. Gunakan sekrup penggerak halus
horizontal untuk menepatkan benang
silang pada target (rambu ukur)

F. Cara Pembacaan Rambu Ukur

1. Jika penyetelan nivo, paralak dan


benang silang sudah baik berarti
kita siap membaca Rambu Ukur.
2. Bacalah rambu ukur dan
sebaiknya dimulai dari Benang
Tengah (Bt) lalu Benang Atas (Ba)
kemudian Benang Bawah (Bb)
3. Membaca Rambu Ukur harus
seteliti mungkin agar pengukuran
Beda Tinggi yang kita kehendaki
akan menghasilkan pekerjaan
yang tepat (Seperti keadaan
lokasi yang kita ukur).
Rambu ukur Type B

6
G. Cara Pembacaan Sudut Horisontal

Sudut horizontal pesawat berada pada piringan berupa lingkaran sudut datar
mulai dari 0º - 359º disertai kenaikan nilai bila Pesawat diputar searah jarum
jam, setiap satu garis strip adalah kenaikan 1º.
1. Seimbangkan Pesawat dengan baik yaitu gelembung nivo harus selalu
memenuhi syarat.
2. Arahkan pesawat pada titik sasaran dengan tepat dan kunci dengan
sekrup pengunci pesawat.
3. Nolkan sudut datar pesawat pada titik sasaran dengan cara memutar
lingkaran sudutnya.
4. Buka sekrup pengunci pesawat dan putar teropong Pesawat searah jarum
jam ke titik sasaran berikunya.dengan tepat.
5. Baca skala lingkaran yang ditunjukkan melalui kaca skala lingkaran
dengan teliti.

Catatan :
Pembacaan sudut horizontal sangat dibutuhkan dalam
 Pengukuran peta situasi/ pembuatan site plan
 Pengukuran pembuatan patok-patok peletakan bangunan
 Pengukuran luas
 Pengukuran profil melintang pesawat diatas titik memanjang

Tanda titik nol


skala lingkaran

Lingkaran sudut
horisontal

7
PENGUKURAN BEDA TINGGI
DENGAN ALAT PENYIPAT DATAR (WATERPAS)
Dalam pengukuran beda tinggi dilapangan ada beberapa cara yang harus dilakukan dalam
meletakkan Pesawat Penyipat Datar .

1. Pesawat Diatas Titik

Beda tinggi = (Tinggi Alat) - (Bacaan Tengah Rambu)


Tinggi Garis Bidik = (Tinggi Titik + Tinggi Alat)
Tinggi Titik = (Tinggi Garis Bidik ± Benang Tengah Rambu)
Tinggi Titik = (Tinggi Titik.n ± Beda Tinggi)

2. Pesawat Diantara Titik

Beda Tinggi = (Bacaan Rambu Muka) – (Bacaan Rambu Belakang)


Tinggi Titik = (Tinggi Titik n ) ± (Beda Tinggi)

3. Pesawat Diluar Titik

Beda Tinggi = (Bacaan Rambu Muka) – (Bacaan Rambu Belakang)


Tinggi Titik = (Tinggi Titik n ) ± (Beda Tinggi)

8
JENIS-JENIS PENGUKURAN BEDA TINGGI

1. Pengukuran Profil Memanjang Pergi Pulang, Doble Stand

2. Pengukuran Profil Melintang Pesawat Diatas Titik Memanjang

3. Pengukuran Polar/Luas

9
SURVAI PEMETAAN UNIV.ICHSAN SIDRAP
TABEL PENGUKURAN BEDA TINGGI PROFIL MEMANJANG
PESAWAT BERADA DIATAS TITIK

Nama Pengukur : ………………………………….. Nama Alat : …………………………………..


Hari/
Kelompok
: ………………………………….. Tanggal : …………………………………..
Lokasi : ………………………………….. Waktu : …………………………………..

BACAAN JARAK BEDA TINGGI


NO TINGGI BACAAN TINGGI TITIK
TITIK ALAT (Ta)
SUDUT
RAMBU
DATAR / ( t ) KOREKSI
( Tt )
KET.
DATAR OPTIS

a b c d e f g h i
XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX
1 1,365 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 500,000
XXXXXXXXX
95º 23,2 -0,116
Ba = 1,597
2 1,462 XXXXXXXXX Bt = 1,481 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 499,884
Bb = 1,365
186º 31,60 0,075
Ba = 1,545
3 XXXXXXXXX Bt = 1,387 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 499,959
Bb = 1,229

XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX

Cara Menghitung dengan Tabel

Jarak Optis (Ba - B b) x 100 1 ke 2 (1,597 -1,365) X 100


2 ke 3 (1,545 - 1,229) x 100

Beda
(Ta.n - Bt.n+1) 1 ke 2 (1,365 - 1,481)
Tinggi
2 ke 3 (1,462 - 1,387)

2. 500,000 + (-0,116)
Tinggi Titik Tt.n + ( t.n )
3. 499,884 + 0,075

n = Nomor Titik

10
SURVAI PEMETAAN UNIV.ICHSAN SIDR

TABEL PENGUKURAN BEDA TINGGI PROFIL MEMANJANG


PESAWAT BERADA DIANTARA DUA TITIK

:
Nama Pengukur
………………………………….. Nama Alat : …………………………………..
:
Kelompok
………………………………….. Hari/Tanggal : …………………………………..
:
Lokasi
………………………………….. Waktu : …………………………………..

BACAAN RAMBU
BEDA TINGGI
NO JARAK TINGGI TITIK
T4 ALAT ( t ) KOREKSI K
TITIK BELAKANG MUKA DATAR/OPTIS ( Tt )

Ba = 1,554 XXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX


1 Bt = 1,498 XXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 400,000
Bb = 1.331 XXXXXXX
Tp 44,60 0,123
Ba = 1,524 Ba = 1,442
2 Bt = 1,448 Bt = 1,331 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 400,123
Bb = 1.372 Bb = 1.219
Tp 30,40 -0,162
Ba = 1,686
XXXXXXXX
3 Bt = 1,610 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 398,961
X
Bb = 1.534
Tp

XXXXXXXX
XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX
X

Jarak Optis = (Ba.n - Bb.n) + (Ba.n+1 - Bb.n+1)


( 1,552 - 1,331) + (1,442 - 1,219)
44,60

Beda Tinggi = ( Bt.n - Bt.n+1 )


( 1,498 - 1,331 )
0,123

Tinggi Titik = ( Tt.n + t)


( 400,000 + 0, 123 )
400.123

n = Nomor Titik

11
SURVAI PEMETAAN UNIV.ICHSAN SIDR
TABEL PENGUKURAN BEDA TINGGI PROFIL MEMANJANG
PESAWAT BERADA DI LUAR TITIK

:
Nama Pengukur
………………………………….. Nama Alat : …………………………………..
:
Kelompok
………………………………….. Hari/Tanggal : …………………………………..
:
Lokasi
………………………………….. Waktu : …………………………………..

BACAAN RAMBU
JARAK BEDA TINGGI
NO TINGGI TITIK
T4 ALAT DATAR/OPTIS ( t ) KOREKSI K
TITIK BELAKANG MUKA ( Tt )
(D)

Ba = 1,523 XXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX


1 Bt = 1,513 XXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 700,000
Bb = 1.503 XXXXXXX
Tp 30,50 0,138
Ba = 1,496 Ba = 1,538
2 Bt = 1,486 Bt = 1,375 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 700,138
Bb = 1.476 Bb = 1.213
Tp 28,00 -0,046
Ba = 1,682
XXXXXXXX
3 Bt = 1,532 XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX 700,092
X
Bb = 1.382
Tp

XXXXXXXX
XXXXXXXXX XXXXXXXXX XXXXXX
X

Jarak Optis = (Ba.n+1 - Bb.n+1) - ( Ba.n - Bb.n )


(1,538 - 1,213) - (1,523 - 1,503)
30,50

Beda Tinggi = ( Bt.n - Bt.n+1 )


( 1,513 - 1,375)
0,138

Tinggi Titik = ( Tt.n + t)


( 700,000 + 0, 138 )
700,138

12
n = Nomor Titik

SURVAI PEMETAAN UNIV.ICHSAN SIDRAP


TABEL PENGUKURAN BEDA TINGGI PROFIL MEMANJANG
SISTIM POLAR

Nama
Pengukur : ………………………………….. Nama Alat : …………………………………..
Kelompok : ………………………………….. Hari/Tanggal : …………………………………..
Lokasi : ………………………………….. Waktu : …………………………………..

SUDUT SUDUT
TINGGI JARAK JURUSAN DATAR BEDA TINGGI TINGGI
T4 NO. BACAAN
ALAT DATAR/ ( α) (ß) ( t ) TITIK
ALAT TITIK RAMBU
(Ta) OPTIS ( Tt )

Tp 1,427 300,000
Ba = 1,545
1 Bt = 1,387 31,60 84º 0,040 300,040
Bb = 1,229
41º 3
Ba = 1,538
2 Bt = 1,375 32,50 125º 0,052 300,052
Bb = 1.213
95º
Ba = 1,682
3 Bt = 1,532 220º -0,105 299,895
Bb = 1.382
105º
Ba = 1,524
4 Bt = 1,448 325º
Bb = 1.372
119º
Ba = 1,545
1 Bt = 1,387 31,60 84º 300,040
Bb = 1,229

Cara Menghitung dengan Tabel

Jarak Optis (Ba - B b) x 100 Sudut Datar (α.n+1) - (α.n )


(1,545 - 1,229) x 100 ( 125º - 84º )
31,60 41º

(Ta - Bt.titik.n)
Beda Tinggi Tinggi Titik Tt.Tp ± ( t.n )
1,427 - 1,387 300,000 + 0,040
0,040 300,040

13
LUAS ½ (d1 x.d2 x sin ß )
½ ( 31,60 x 32,50 x sin 41º)
½ (673,773)
336,886

14
15

Anda mungkin juga menyukai