Anda di halaman 1dari 23

ILMU UKUR TANAH

ILMU UKUR TANAH

Survei dan Pemetaan adalah Suatu seni pengukuran,


pencatatan titik di muka bumi, kemudian menghubungkan titik-
titik tersebut, dipindahkan pada kertas dengan skala tertentu.
Plan Surveying adalah Ilmu, seni dan tekhnologi untuk
menyajikan bentuk bumi bentuk bumi baik unsur alam maupun
unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar
Geodetic Surveying adalah Ilmu, seni dan tekhnologi untuk
menyajikan informasi kelengkungan bumi atau pada
kelengkungan bola.
Pekerjaan Survei dan Pemetaan

a) Pengukurankerangka dasar Vertikal ( KDV )



b) Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH)

c
) Pengukuran Titik-titik Detail (Tachymetri)

Kesalahan pada Survei dan Pemetaan
1. Kesalahan sistematis

1. Alam 2. Alat Koreksi :


Perubahan Angin Garis bidik yang tidak 1. koreksi garis
Suhu datar bidik (KGB)
Kelembaban udara Kurang tegak lurus
rambu ukur 2. Slag dibuat
Pembiasan Cahaya
genap
Kesalahan pada Survei dan Pemetaan
2. Kesalahan besar (Blunder)

1. Pengukur Koreksi :
(surveyor)
Pengaturan alat tidak pengukuran harus
sempurna diulang
Kesalahan dalam
pembacaan
salah mencatat
Pengukuran
kerangka dasar
Vertikal
( KDV )
Pengukuran kerangka dasar Vertikal ( KDV )

Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara


pengukuran kumpulan titik-titik yang telah diketahui
atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya
terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
Tujuan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal
adalah untuk memperoleh informasi beda tinggi titik-titik ikat
yang relatif akurat di lapangan sedemikian rupa sehingga
informasi tinggi pada daerah yang tercakup layak untuk diolah
sebagai informasi yang lebih kompleks.
Pengukuran kerangka dasar Vertikal ( KDV )

Metode sipat datar adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat


datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur.
Pengukuran Trigonometris adalah Mengukur jarak langsung
(Jarak Miring), tinggi alat, tinggi, benang tengah rambu,
dan suclut Vertikal (Zenith atau Inklinasi).
Pengukuran Barometris adalah mengukur beda tekanan
atmosfer.
Dari ketiga metode tersebut, metode pengukuran sipat
datar adalah metode pengukuran yang paling teliti.
JENIS PESAWAT PENYIPAT DATAR ( WATERPASS )

Dumpy Level

Tipe Reversi ( Reversible level )

Tilting Level

Automatic Level
ALAT PENGKURAN KDV

Pesawat Penyipat Datar ( Waterpass)


Keterangan :
1. Lensa okuler ( Pembacaan
benang)

2. Lensa Objektif

3. Penggerak halus

4. Pengunci gerak horizontal

5. Nivo
ALAT DAN BAHAN YANG
DIGUNAKAN

Gambar 2. Unting-
unting Gambar 3.
Statif

Gambar 4. Rambu
Gambar 1.
Ukur
Waterpass

Gambar 5. Gambar 6. Pita


Payung Ukur
Syarat-syarat dan Penyetelan Instrument Sipat
Datar

Syarat-syarat Alat Ukur Penyetelan Instrument Sipat


Sipat Datar Penempatan Datarnivo
harus tegak lurus
Syarat utama : garis bidik
dengan sumbu garis
teropong harus sejajar
vertikal.
dengan garis arah nivo.
Syarat kedua : garis arah Penempatan nivo
nivo harus tegak lurus harus sejajar dengan
pada sumbu kesatu. garis holimasi.
Syarat ketiga ; garis Penyetelan garis
mendatar diafragma horizontal benang
harus tegak lurus pada silang instrumen sipat
sumbu kesatu.
datar.
Prosedur Pengukuran

Melakukan pengukuran kesalahan garis bidik


Dirikan statif pada posisi stand I dan pasang alat di atas stand tersebut
Mengetengahkan gelembung nivo dengan prinsip 2 skrup kaki kiap ke dalam / ke luar dan 1
skrup kaki kiap ke kanan/ ke kiri
Memasang unting unting pada statif dan rambu ukur diarahkan ke belakang dan muka
Membidik rambu ukur belakang dengan visir
Memperjelas benang diafragma dengan skrup pada teropong
Prosedur Pengukuran

Memperjelas objek rambu ukur dengan memutar skrup focus


Menggerakan skrup gerakan harus horizontal sehingga benang vertikal diafragma
berhimpit dengan bagian tengah rambu
Lakukan pembacaan BA dan BB
Periksa syarat jika sesuai lanjutkan dengan langkah selanjutnya jika tidak ulangi
pembacaan
Hitung jarak optis dari alat ke rambu
Lakukan hal yang sama untuk rambu belakang dan hitung kesalahan garis bidiknya
PENGUKURAN KGB

KGB =
Prosedur Pengukuran


Dirikan alat pada slag pertama lakukan pembacaan BA, BT, BB. Ke rambu belakang dan rambu
muka BAm, BTm, BBm dan Bab, BTb, BBb

Kontrol Lapangan:

doptis= (BA-BB) x 100


Mengukur jarak belakang dan jarak muka (jarak mendatar menggunakan pita ukur), d b dan dm.

Memindahkan alat ke slag 2 lakukan hal yang sama seperti di slag 1


Lakukan hal yang sama sampai slag terakhir.
Prosedur Pengolahan Data
Menyiapkan tabel pengolahan data sipat datar KDV.
Masukan nilai kesalahan garis bidik kedalam tabel
Masukan nilai BA, BT, BB, jarak belakang (db) dan jarak muka (dm)
kedalam tabel.
Prosedur Pengolahan Data

Hitung BT koreksi disetiap slag

Hitung beda tinggi disetiap slag dari bacaan benang tengah koreksi
belakang dan muka
Prosedur Pengolahan Data

Hitung jarak pita ukur setiap slag dengan menjumlahkan jarak


belakang dan jarak muka
dslag = db + dm dtotal pengukuran = dslag
Prosedur Pengolahan Data

Hitung bobot koreksi setiap slag dengan membagi


jarak slag dengan total jarak pengukuran

Bobot =

Kontrol :
bobot = 1
Prosedur Pengolahan Data

Menghitung beda tinggi koreksi


(HK) :
Menghitung tinggi titik berikutnya :
HK = H H . Bobot
Tj = Tawal + HK
HK = H + fH. Bobot Menghitung Kemiringan :

HK = 0 Kemiringan = x 100 %
Prosedur Penggambaran

Mengetahui jarak total pengukuran dan selisih beda tinggi terbesar


(range beda tinggi);
Nilai total jarak berbeda signifikan terhadap range beda tinggi sehingga
skala vertikal skala horizontal;
Prinsip skala vertikal berbeda dengan skala horizontal supaya turun
naiknya permukaan tanah terlihat;
Tetapkan ukuran kertas (lebih baik menggunakan kertas millimeter)
Design / rancang tata letak penggambaran yang meliputi muka gambar,
legenda, notasi dan skala gambar (sebaiknya di grafis).
TO BE CONTINUE .

Anda mungkin juga menyukai