Latar belakang
Ilmu ukur tanah adalah bagian yang lebih rendah dari pada geodesi. Ilmu
geodesi mempunyai dua maksud berdasarkan maksud ilmiah, yaitu menentukan
bentuk permukaan bumi dan ilmu geodesi berdasarkan maksud praktis, yaitu
membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil
permukaan bumi. Ilmu ukur tanah mencakup kajian dan pengukuran yang lebih luas
tidak sekedar pemetaan dan penentuan posisi namun meliputi penentuan bentuk,
dimensi bumi dengan pengukuran di bumi.
Ilmu ukur tanah merupakan salah satu pekerjaan yang berkaitan erat dengan
dunia perpetaan. Ilmu ukur tanah adalah salah satu ilmu penerapan dalam perpetaan.
Salah satu penerapannya yaitu pengukuran sifat datar, beda tinggi, pengukuran profil
memanjang dan melintang, serta koreksi garis bidik.
Prinsip pengukuran beda tinggi dengan alat sipat datar adalah menentukan beda
tinggi antara dua titik dengan menghitung selisih bacaan benang tengah rambu muka
dan rambu belakang yang didirikan pada kedua titik tersebut. Jika jarak antar titik
kontrol pemetaan relati jauh, pengukuran beda tinggi dengan penyipat datar tak
dapat dilakukan dengan satu kali berdiri alat. Oleh karena itu antara dua buah titik
kontrol yang berturutan dibuat beberapa slag dengan titik-titik bantu pengukurannya
dibuat secara berantai.
Menurut Gusnadi (2012) dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering
digunakan, yaitu
1. Garis vertikal adalah garis yang menuju kepusat bumi, yang umum dianggap sama
dengan garis unting-unting
2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik
3. Bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
4. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian,
misalnya permukaan laut rata-rata.
5 Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum
6. Bench Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap
datum yang dipakai.
7. 1 slag satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan belakang.
8. 1 seksi terdiri dari beberapa slag yang diukur pulang-pergi
9. 1 kring/ sirkuit terdiri dari beberapa seksi yang membentuk sirkuit
PEMBAHASAN
Operasi sifat datar membutuhkan kerja sama dari dua petugas, yaitu pemegang alat
dan pemegang rambu ukur pada saat pembacaan demi dicapainya hasil yang
konsisten. Ketepatan survey tergantung dari ketelitian membuat garis bidik
horizontal, kemampuan pemegang rambu ukur dalam memegang rambu ukur secara
vertical, dan presisi rambu ukur yang dibaca. Ketepatan alat yang memakai nivo
gelembung gas juga harus memperhatikan penyetelan tabung nivo dan presisi sejajar
suatu nivo dan garis bidik. Tidak boleh terjadi penurunan alat di antara waktu bidik
belakang dan bidik muka pada stasiun alat. (Wirshing, 1995)
Pengoperasian Alat
Waterpass harus disetel sebelum memulai operasi sifat datar. Setelah alat disetel,
operasi waterpass terdiri dari memasang, mendatarkan, dan melakukan pembacaan
sampai ketepatan tertentu. Pembacaan terdiri dari penentuan posisi dimana salib
sumbu tampak memotong rambu ukur dan mencatat hasil pembacaan tersebut. Tiap
alat yang dipasang memerlukan satu pembacaan bidik belakang untuk menetapkan
tinggi alat dan paling sedikit satu pembacaan bidik muka untuk menentukan elevasi
titik di sebelah muka ( sebuah titik stasiun atau elevasi ). Pembacaan halus biasanya
sampai 0,01 ft kecuali digunakan target pada rambu ukur. Target tunggal yang dibaca
dapat menimbulkan kesalahan tak sengaja. Tambahan bidik muka dapat dilakukan
terhadap titik-titik lain yang dsapat dilihat dari tempat alat dipasang apabila elevasi
titik-titiki ini juga diperlukan. Tergantung pada tipe survei dan alat yang dipakai, baik
benang tengah, semua ketiga benang salib sumbu, atau cara dengan mikrometer dapat
digunakan untuk melakukan pembacaan. (Wirshing, 1995)
Penghitungan beda tinggi antara dua titik yang diukur dengan waterpass dapat
dihitung dengan rumus
ΔH = BTB – BTM
Keterangan :
– 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu
belakang.
– 1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang ± 1-2 km yang terbagi dalam
slag yang genap dan diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
(Nurjati, 2004 )
1. Kesalahan Petugas :
1. Kesalahan Instrumen :
1. Disebabkan oleh petugas
1. Penyetelan instrumen sipat datar yang tidak sempurna (garis
kolimasi tidak sejajar dengan sumbu niveu tabung)
Sipat datar profil bertujuan untuk menentukan bentuk permukaan tanah atau tinggi
rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, baik secara memanjang
maupun melintang.
Pengukuran Sipat Datar Profil dibagi menjadi dua pekerjaan yaitu sipat datar profil
memanjang dan sipat datar profil melintang sedangkan pada tahap penggambaran,
biasanya dilakukan penggambaran situasi sepanjang jalur pengukuran sipat datar
profil memanjang maupun melintang dengan skala yang berbeda agar kondisi tanah
secara vertikal akan lebih jelas terlihat. (Nurjati, 2004 )
a. Profil Memanjang
Pelaksanaan pengukuran Sipat datar profil memanjang tidak jauh berbeda dengan
sipat datar memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya merupakan titik
ikat bagi sipat datar profil melintangnya, sehingga mempunyai ketentuan sebagai
berikut :
• Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tenah (as) jalur pengukuran dan
dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan tanah.
• Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
Cara Pengukuran :
H2 = HA+∆HA2
b. Profil Melintang
Cara Pengukuran :