Cara pengukuran:
1. Letakkan rambu ukur di titik A dan B.
2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan titik A maupun titik B sama).
3. Baca Rambu A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
4. Baca rambu B (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
5. Koreksi maksimum 2mm.
6. Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.
7. Hitung jarak alat dengan titik A
dA=(BA A BB A)x100
8. Hitung jarak alat dengan titik B
dB=(BA B BB B)x100
9. Hitung jarak AB=dA+dB
10. Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya, rambu B menjadi bacaan belakang
Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:
a. Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.
b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.
c. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka.
d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
e. Jumlah jarak muka=jumlah jarak belakang.
f. Jarak alat ke rambu maksimum 75 m.
Agar didapat hasil yang teliti maka perlu adanya koreksi, dengan asumsi bahwa beda tinggi pergi sama dengan beda tinggi
pulang.
C = k / (n-1)
C = Koreksi
k = kesaahan
n = banyaknya titik
(n-1) = banyak slag (beda tinggi)
Metode Pulang Pergi
Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu setelah mengukur beda tinggi AB, maka, rambu A
dipindahkan ke titik C untuk mengukur beda tinggi BC sehingga akan kita dapatkan beda tinggi BC. Setelah itu, rambu B
dipindahkan ke titik D sehingga akan di dapat beda tinggi CD. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan pembacaan rambu
yang diakibatkan skala nol pada rambu yang dikeluarkan oleh pabrik tidak berada pada skala nol sebenarnya. Untuk mengoreksi
data beda tinggi yang didapat, digunakan rumus:
8d; dimana d = jarak titik (km)
setelah semua data terkoreksi, maka beda tinggi antara dua titik dapat diketahui dengan rata-rata beda tinggi antara ulang dan
tinggi.
h = (H pergi H pulang )/ 2
Pengertian Slag, Seksi dan Sirkuit
1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu belakang.
1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang 1-2 km yang terbagi dalam slag yang genap dan diukur pulang pergi dalam
waktu 1 hari.
1 kring / sirkuit adalah suatu pengukuran sipat datar yang sifatnya tertutup sehingga titik awal dan titik akhirnya adalah sama.
Metode sipat darat adalah proses penentuan ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang
dimaksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara titi-titik
akan dapat ditentukan dengan garis sumbu pada pesawat yang ditunjukkan pada rambu vertikan. Tujuan dari pengukuran
penyipat datar adalah mencari beda tinggi antara dua titik yang diukur. Misalnya bumi, bumi mempunyai permukaan ketinggian
yang tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dapat diketahui maka tinggi titik kedua
dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama diketahui tingginya.
Sebelum digunakan alat sipat datar mempunyai syarat yaitu : garis bidik harus sejajar dengan garis jurusan nivo. Dalam
keadaan di atas, apabila gelembung nivo tabung berada di tengah garis bidik akan mendatar. Oleh sebab itu, gelembung nivo
tabung harus di tengah setiap kali akan membaca skala rambu.
1. Station, merupakan titik dimana rambu ukur ditegakan, bukan tempat alat sipat datar ditempatkan. Tetapi pada pengukuran
horizontal, stasion adalah titik tempat berdiri alat.
2. Tinggi alat, adalah tinggi garis bidik di atas tanah dimana alat sipat datar didirikan.
3. Tinggi garis bidik, adalah tinggi garis bidik di atas bidang referensi ketinggian (permukaan air laut rata-rata)
4. Pengukuran ke belakang, adalah pengukuran ke rambu yang ditegakan di station yang diketahui ketinggiannya, maksudnya
untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu belakang.
5. Pengukruan ke muka, adalah pengukuran ke rambu yang ditegakan di station yang diketahui ketinggiannya, maksudnya untuk
mengetahui tingginya garis bidik. Rambu di sebut rambu muka.
6. Titik putar (turning point), adalah station dimana pengukuran ke belakang dan ke muka dilakukan pada rambu yang ditegakan di
station tersebut.
Mendirikan waterpass di antara dua titik target merupakan pekerjaan yang sering dijumpai dilapangan. Penempatan waterpass
di antara dua titik target ini tidak perlu segaris dengan kedua titik tersebut, yang penting jarak diantara waterpass dan titik-titik
tersebut diusahakan sama atau hampir sama panjangnya. Dalam aplikasi sesungguhnya jarak-jarak antara titik-titik tersebut
panjangnya tidak diukur (secara optis) dengan alat waterpas, tetapi diukur dengan alat ukur jarak langsung (misalnya pita ukur,
EDM dan lainnya). Pengukuran jarak secara optis dengan alatwaterpas ini digunakan untuk membandingkan dengan hasil
yangdiperoleh dari pengukuran jarak langsung tersebut ataupun untukmengecek bacaan benang tengahnya, apakah telah
memenuhi ketentuan bahwa bt = (ba + bb) Satu kedudukan waterpas di antara dua titik target yang ditegakkan rambu ukur
disebut slag, pengukuran dalam satu hari terdiri dari beberapa slag yang dikenal dengan istilah seksi, sedangkan trayek adalah
panjang pengukuran dari beberapa seksi, yang merupakan panjang dari satupekerjaan projek.
1. Siapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran
2. Buka kaki tiga dari pengunci
3. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira sebatas dada, kemudian kuncikan kembali
4. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam
keadaan mendatar
5. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga yang sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang
ada di kepada kaki tifa pada lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga dan alat betul-betul
menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga
6. Atur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar
7. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai
gelembung nivo tepat ditengah kotak
8. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo tabungnya agar tepat ada ditengah dengan
menggunakan skrup pengatur nivo tabung
9. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas titik pengukuran
10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup pemokus difragma sampai benang diafragma
tersebut terlihat jelas
11. Tentukan dua titik A dan B
12. Bagi panjang PQ dalam beberapa slag
13. Baca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah
belakang (b), yang searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda tinggi tiap-tiap slag