Pengukuran jarak adalah dasar dari semua pengukuran tanah. jarak terbagi 2 yaitu datar / horizintal dan terdekat
jarak horizontal
jarak vertikal
jarak miring
Terbuat kain linen yang dilapisi plastik atau tidak dilapisi, kadang diperkuat dengan benang serat. Kekurangannya mudah putus dan tidak tahan
air.
Terbuat dari fiberglass yang dilapisi PVC. Aman dipakai dengan alat listrik Awet , tidak mudah bengkok,mudah dibersihkan dan tahan air
Material mudah memuai dan menyusut sehingga ketelitian rendah.
Terbuat dari baja kualitas tinggi kira-kira 0.4 mm. Lebih presisi dan lebih stabil Awet dan tahan air. Cocok untuk pengukuan ketelitian tinggi.
(Baja/plastik)
Terbuat dari strip baja tipis yang dilapisi bahan PVC. Lebih presisi dibandingkan pita fiberglass Lebih tahan terhadap variasi suhu dan
tegangan.
Pita ukur yang paling teliti Terbuat dari 35% nikel dan 65% baja Koefisien muai susutnya 1/10 dari pita baja Harga mahal dan mudah rusak.
Unting-unting
Abney level, heling meter, Klinometer
Prinsipnya :
Syarat :
mengetahui standar panjang langkah dari pelaksana yang telah diukur panjang telapak kaki dan langkahnya.
Cara :
Dengan mengalikan jumlah langkah antara titik yang diukur dengan panjang langkah yang bersangkutan.
PEMBACAAN ODOMETER
mengkonversikan jumlah perputaran roda dengan keliling yang sudah diketahui menjadi jarak. Metode ini sangat cocok untuk
pengukuran awal di lapangan dimana tingkat ketelitian tidak begitu penting dan daerah yang berbelok-belok serta naik turun ,
misalnya pengukuran jalan untuk pengaspalan.
PEMBACAAN PEDOMETER
mengikatkan pedometer pada kaki sebelah kanan. Sehingga tiap kaki kanan menyentuh tanah maka jarum akan bergerak
menunjukkan angka pada pedometer.
Untuk memastikan bahwa pengukuran jarak yang dilakukan adalah jarak horizontal, maka teknik dalam pengukuran
ini dilakukan dengan tiga cara :
Dilakukan koreksi
1.
Formula koreksi dilakukan untuk kemiringan (slope) 3-10 %, untuk kemiringan 1-2% secara langsung diambil sebagai
jarak horisontalnya (karena bedanya sangat sedikit).
Pengukuran jarak secara optis menggunakan instrumen theodolit yang mempunyai benang stadia dan rambu ukur. Pada rambu
ukur perlu dibaca benang tengah (bt), benang atas (ba) dan benang bawah (bb) secara berurutan. Pada theodolit dibaca piringan
vertikal.
Sebagian besar theodolit analog modern dilengkapi slot untuk pemasangan EDM sehingga dimungkinkan pembacaan arah dan
jarak sekaligus. Sebagian besar EDM dapat secara langsung menyajikan jarak miring dan jarak horisontal.
2. Dari spesifikasi piranti EDM-nya, kita kenali ketelitian pengukur jaraknya,misal: ± (3mm+2ppm) atau ± (3mm+3ppm)
3. Pilih dua titik E dan F di atas permukaan tanah dengan jarak lebih kurang 80 meter. Tandai dua titik tersebut dengan paku
payung.
4. Dirikan Total Station (TS) di titik E, lakukan set up (centering dan eliminasi paralaks).
5. Di titik F, dirikan target prisma, lakukan set up, dan lakukan inisiasiasi TS.
6. Pada kedudukan BIASA, dari titik E bidik tengah-tengah prisma F. Tekan tombol pengukuran jarak, baca dan catat jarak
horisontal yang ditampilkan di layar TS.
7. Ubah kedudukan menjadi Luar biasa dan bidik kembali prisma target F. Tekan tombol pengukuran jarak, baca dan catat jarak
horisontal yang ditampilkan di layar TS.
8. Hitung ketelitian jarak ukurnya
Alat waterpass dalam kondisi terkalibrasi dengan baik. Pengecekan garis kolimasi, uji benang silang vertikal dan uji
sensitivitas nivo rambu ukur telah dilakukan. Setting alat diatas tripot telah dilakukan dengan baik. Alat waterpass terletak
dengan nivo mendatar yang telah diatur sedemikian sehingga memenuhi syarat kedataran. Rambu ukur (baak ukur) didirikan
dengan tegak vertikal berhimpit dengan arah vertikalgravitasi Bumi.
SIPAT DATAR PROFIL MEMANJANG
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui profil suatu jalur (trace) secara memanjang, misalnya utk profil memanjang
saluran atau jalan.
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui profil melintang jalur (trace) secara melintang (cross), misalnya untuk profil
melintang saluran atau jalan. Untuk metode lompat katak, cara pengikatan sementara, cara pengecekan TTG awal atau akhir dan
pengukuran gaya berat, dapat dilihat pada SNI 196988-2004, tentang Jaring Kontrol Vertikal dengan Metode Sipat datar,
Lampiran J.
Untuk melakukan pengukuran sipat datar profil, maka syarat umumnya adalah:
1. Alat waterpass dalam kondisi terkalibrasi dengan baik sesuai SNI 19-69882004, Lampiran J.
2. Alat waterpass disetting dan terpasang mendatar secara sempurna diatas tripot
3. Rambu ukur / Baak ukur didirikan secara vertikal searah dengan garis gravitasi bumi di tempat yang akan diukur.
Untuk sipat datar profil memanjang, pengukuran beda tinggi dilakukan secara berantai kearah ‘pergi’ dan ‘pulang.
Untuk sipat datar profil melintang, pengukuran beda tinggi dilakukan dengan meletakkan alat di satu titik.
Penampang memanjang adalah irisan tegak pada lapangan dengan mengukur jarak dan beda tinggi titik-titik di atas
permukaan bumi. digunakan untuk melakukan pengukuran yang jaraknya jauh, sehingga dikerjakan secara bertahap beberapa
kali. Penampang memanjang digunakan untuk pekerjaan membuat trace jalan kereta api, jalan raya, saluran air, pipa air minum,
dan sebagainya. Karena panjangnya sangat besar, skala vertikal yang digunakan dibuat berbeda dengan skala horisontalnya. Cara
pengukuran penampang memanjang sama dengan cara pengukuran secara berantai
Pengukuran Profil Memanjang dilakukan sesi pulang dan pergi sebagai koreksi kesalahan dalam pengukuran. Pada
Pengukuran profil berguna untuk perencanaan jalan raya, kanal, saluran, untuk galian pipa-pipa saluran dan
sebagainya.Pengukuran sipat datar memanjang pergi pulang adalah pengukuran sipat datar memanjang untuk menentukan beda
tinggi dan ketinggian titik-titik kerangka dasar yang berbentuk jaringan terbuka yang diketahui ketinggian titik awalnya.
(Machfud Ridwan, 2005). Sipat datar profil memanjang dilakukan dengan proses arah pergerakan pergi dan pulang koreksi
kesalahan pengukuran dilakukan 1 kali saja dengan beda tinggi rata-rata atau 2 kali dengan meratakan kesalahan (perataanerror),
rata-rata atau 2 kali dengan meratakan kesalahan(perataanerror), ditentukan oleh kondisi pengukuran.
Karena beda tinggi masing-masing bagian dihitung berdasarkan bacaan rambu belakang (b) dan rambu muka (m).
Maka persamaan diatas menjadi : Dengan kata lain, Beda tinggi antara dua titik adalah jumlah benang tengah pada rambu
belakang dikurang dengan jumlah pembacaan benang tengah rambu muka. Pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat
sipat datar sepanjang jalur A – B ini dinamakan sipat datar memanjang.
1. Ada titik pengikatan dengan 1 BM (bench mark), maka beda tinggi dikoreksi dengan rata-rata pergi pulang.
2. Pada Titik Pengikatan dengan 2 BM (Bench Mark), maka perlu meratakan kesalahan yang terjadi sepanjang
pengukuran, dengan menghitung rata-rata beda tinggi kemudian menghitung koreksi rata-rata.
3. Atau dengan 1 BM tetapi dikoreksi 2 kali untuk memperkecil kesalahan juga diperkenankan dengan kondisi bahwa
pengukuran tersebut kembali ketitik yang sama, merupakan sipat datar tertutup.
Sebagai Bagian dari Sipat Datar, Sipat Datar profil melintang bertujuan Mengetahui Ketinggian Titik-Titik di kanan
dan kiri tegak lurus dari titik utama pada profil memanjang diperoleh data ketinggian/Elevasi Pengukuran Profil Melintang dapat
menjadi data pendukung dan dimanfaatkan untuk menghitung volume galian dan timbunan. Sipat Datar Profil melintang
merupakan pendukung dari Sipat datar memanjang, posisinya tegak lurus dari titik pada profil memanjang. Prinsipnya
perhitungan Profil melintang sama dengan profil memanjang, hanya saja jaraknya lebih pendek. Tetapi secara khusus, pada profil
melintang, alat berdiri di titik utama profil memanjang yang telah diketahui elevasinya. Setelah sentring dan mengatur nivo,
Tinggi alat dicatat, arahkan teropong ke detail/ target, hingga terbaca BA, BT dan BB. Beda tinggi antara alat dengan titik
penting pada profil melintang adalah selisih pembacaan Benang Tengah (Terkoreksi) masing-masing titik dengan ketinggian
alat.
Terkoreksi adalah [2BT- (BA+BB) ] selisih ≤ 2mm, tergantung jarak pengukuran. Elevasi titik adalah Elevasi titik utama
profil memanjang di tempat berdirinya alat ditambahkan dengan beda tinggi atau ∆H. Titik-titik Penting pada profil melintang
yang dimaksud Titik yang dapat menggambarkan situasi pada profil melintang tersebut saat penggambaran dan perhitungan yaitu
: 1. Titik as Jalan, Tepi Kiri Jalan dan Tepi Kanan Jalan
3. Titik pada saluran utama yaitu tanggul kanan, tanggul kiri, dasar saluran, dan muka air
4. Dan titik lain yang tidak terbatas jumlahnya dan dapat mendetailkan data untuk keperluan penggambaran dan
perhitungan galian dan timbunan. Jadi, Sipat Datar Profil melintang tegak lurus pada profil memanjang. Beda Tinggi titik detail
adalah selisih tinggi alat dengan Pembacaan benang Tengah (terkoreksi). Elevasi titik yang dicari dapat diketahui dari beda tinggi
dan Elevasi referensi