(waterpassing)
Agung N. Bimasena
STPN, 2013
Data Ukuran
Data Ukuran
Jarak
Horisontal
Sudut
Vertikal
Horisontal
Vertikal
SUDUT
Sudut = selisih
antara 2 arah ;
Jenis : Sudut
Horizontal dan
Sudut Vertikal ;
Satuan a.l. dalam
Sistem
Sexagesimal.
Beda Tinggi ( H )
Beda Tinggi AB = Jarak Vertikal antara A dan B;
Satuan dalam Sistem Metrik (milimeter,
sentimeter, meter) ;
Metode pengukuran Beda Tinggi : Spirit
(Direct) Leveling, Trigonometric (Indirect)
Leveling, Stadia Leveling, Barometric Leveling,
Gravimetric Leveling.
Spirit Leveling
Trigonometric Leveling
h1.2S0 tg 1.2i1i2
Stadia Leveling
hAB = ta + v bt
v = dAB tan h
Nivo Tabung
(Tubular Bubble Level)
Waterpas Nikon
Nivo Kotak
(Circular Bubble Level)
WP Semua Tetap
Dumpy Level
1. Teropong.
2. Nivo tabung.
3. Pengatur Nivo.
4. Pengatur dafragma.
5. Kunci Horizontal.
6. Skrup Kiap
7. Tribrach.
8. Trivet.
9. Kiap (Leveling Head).
10. Sumbu ke-1
11. Tombol Fokus.
Reversible Level
Teropong dapat diungkit dengan skrup (no
13), sehingga garis bidik dapat mengarah
ke atas, ke bawah, maupun mendatar.
1. Teropong.
9. Kiap.
2. Nivo Reversi.
10. Sumbu I
3. Pengatur Nivo. 11. Fokus.
4. Diafragma.
12. Pegas.
5. Klem Horizontal.13. Skrup Ungkit
6. Skrup Kiap.
14. Skrup Teropong.
7. Tribrach.
15. Sumbu Mekanis.
8. Trivet.
WP Otomatis
Tipe ini sama dengan tipe semua tetap, hanya di dalam
teropongnya terdapat alat yang disebut kompensator untuk
membuat agar garis bidik mendatar. Berbeda dengan 3 tipe
sebelumnya, pada tipe otomatik ini tidak terdapat nivo tabung untuk
mendatarkan garis bidik sebagai penggantinya di dalam teropong
dipasang alat yang dinamakan kompensator.
Bila benang silang diafragma telah diatur dengan baik, sinar
mendatar dan masuk melalui pusat objektif akan selalu jatuh tepat
di titik potong benang silang diafragma, walaupun teropong miring
(sedikit). Dengan demikian, dengan dipasangnya kompensator
antara lensa objektif dan diafragma garis bidik menjadi mendatar.
Kekurangan yaitu mudah dipengaruhi getaran, karena sebagai
kompensatornya dipergunakan sistim pendulum.
WP Digital
Nivo Rambu
Field of View
Waterpass
Rambu Ukur
Sepatu Rambu
Datum Vertikal
Jaring Kontrol Vertikal (JKV) mempunyai datum vertikal
yang realisasinya dilaksanakan dengan penetapan tinggi
ortometrik pada suatu titik TTG (Tanda Tinggi Geodesi).
Penetapan tinggi ortometrik TTG awal ini harus diikatkan
dengan stasiun pasut yang diamati selama kurun waktu
sekurang-kurangnya 18,6 tahun untuk memperoleh
tinggi TTG terhadap Muka Laut Rerata (MLR) atau Mean
Sea Level (MSL).
Datum Vertikal yang ditetapkan adalah Bidang yang
mempunyai potensial yang sama
(equipotential/ekipotensial) yang melalui MLR pada
stasiun pasut di titik datum atau juga sering disebut
Geoid.
TERM
SNI 19-6988-2004
Jaring kontrol vertikal dengan metode sipatdatar
tinggi ortometrik
tinggi terhadap geoid sepanjang garis unting-unting
tanda tinggi geodesi (TTG)
titik tetap di lapangan yang berbentuk pilar dengan
ukuran tertentu, yang menandai nilai tinggi, sebagai
bagian dari jaring kontrol vertikal, yang berfungsi
sebagai titik kontrol vertikal (TKV).
Keterangan: Tanda tinggi geodesi disebut juga tanda
tinggi tetap (bench mark)
datum vertikal
bidang referensi untuk sistem tinggi ortometrik yaitu
geoid
1. geoid
bidang ekipotensial gayaberat bumi yang paling
mendekati muka laut rerata
2. titik datum
titik yang mempunyai nilai tinggi terhadap datum vertikal
dan dipilih sebagai titik pangkal (origin) untuk jaring
kontrol vertikal
3. muka laut rerata (MLR)
bidang permukaan laut rata-rata selama kurun waktu
tertentu
kelas
atribut yang menunjukkan ketelitian internal (internal
accuracy) jaring sebagai fungsi metode dan alat
pengukuran desain jaring, dan metode hitungan. Kelas
dinilai melalui analisis ketelitian hasil proses perataan
terkendala minimal
orde
atribut yang menunjukkan ketelitian eksternal (external
accuracy) jaring sebagai fungsi kelas jaring, kedekatan
(kesesuaian) data ukuran terhadap jaring kontrol yang
digunakan untuk ikatan dan ketelitian proses
transformasi datum. Terbagi menjadi orde 0, orde 1,
orde 2, orde 3 dan orde 4
slag
jalur pengukuran antara dua titik berdiri rambu ukur
dengan sekali berdiri instrumen.
seksi
jalur pengukuran antara dua Tanda Tinggi Geodesi
(TTG) atau Bench Mark (BM) yang berurutan. Satu seksi
pada umumnya terdiri atas beberapa slag
kring
jalur pengukuran yang membentuk rangkaian tertutup
(berawal dan berakhir pada titik kontrol vertikal yang
sama)
1.
2.
3.
4.
5.
Bagian Alat SD
Syarat Pemakaian SD
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah
membuat garis sumbu teropong horisontal. WP lama
menggunakan indikator nivo tabung teropong.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus
dipenuhi syarat pemakaian sbb :
1. Sumbu I vertikal.
2. Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
3. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
4. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.
Prinsip Pengukuran SD