Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

PENGUKURAN WATERPASS MEMANJANG (PULANG PERGI)

MATERI PRATIKUM : Waterpass Memanjang (Pergi Pulang )


HARI / TANGGAL : 18 Desember 2016
LOKASI PENGUKURAN : Area Kampus ITN Malang
NAMA ANGGOTA : 13
1. Nur Hidayati (16.25.061)
2. Bimantara H. Ramadhan (16.25.066)
3. Muhammad A. Akhyar (16.25.067)
4. Roybertho E. Mau (16.25.068)
5. Andy Subahagio (16.25.069)

1. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :


No ALAT YANG DIGUNAKAN JUMLAH
1 Waterpass 1
2 Statif 1
3 Rambu Ukur 2
4 Nivo Rambu 2
5 Roll Meter 1
6 Payung 1
7. Kaki Rambu 2
No BAHAN YANG DIGUNAKAN JUMLAH
1 Alat tulis 1
2 Kalkulator 1
3 Form data memanjang 1

KESELAMATAN KERJA :

Adapun hal penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan


praktikum adalah dari keselamatan kerja. Keselamatan kerja agar pada saat
pelaksanaan praktikum tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan terhindar
dari resiko yang dapat menyebabkan terganggunya kegiatan praktikum. Adapun
hal-hal yang harus di perhatikan adalah sebagai berikut :
a) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
b) Dirikan waterpass yang kuat dan stabil kunci dengan benar
c) Lindungi waterpass dari hujan dan panas dengan payung.
d) Gunakan pakaian praktikum lengkap
e) Hindari waterpass dari kemungkinan hilang atau rusak.
TAHAPAN PEKERJAAN :

1. PERSIAPAN
2. PENGECEKAN ALAT UKUR
3. ORENTASI LAPANGAN
4. PENGUKURAN WATERPASS MEMANJANG
5. PROSES DATA
6. PLOTTING GAMBAR
7. DOKUMENTASI

PENJELASAN PEKERJAAN :

1. PERSIAPAN
Sebelum melakukan praktikum kami melakukan persiapan terlebih dahulu.
Adapun persiapan yang kami lakukan antara lain mempersiapkan personil dan
membagi tugas anggota kelompok secara individu akan tugasnya nanti dalam
melakukan praktikum dilapangan. Serta melakukan pengecekan kelengkapan
alat dan bahan yang nanti diperlukan dalam praktikum.

2. PENGECEKAN ALAT UKUR


Pengecekan alat ukur sebelum praktikum untuk memastikan bahwa alat
dalam kondisi baik dan dapat digunakan untuk melakukan pengukuran,
pengecekan alat ukur dapat dilakukan dengan secara manual yaitu dengan
membandingkan beda tinggi.
Pengecekan alat ukur dimulai dengan menentukan dua titik yang akan
menjadi tempat berdirinya rambu ukur lalu pasang statif serta waterpass di
antara dua titik tersebuat. Kemudian baca bacaan benang atas, benang tengah,
dan benang bawah titik 1 sebagai benang belakang, kemudian baca benang
atas, benang tengah, benang bawah titik 2 sebagai benang muka, untuk
mendapatkan beda tinggi kedua titik tersebut. Setelah mendapatkan beda
tinggi antara kedua titik tersebut, statif digeser dari posisi awal ke posisi yang
lain untuk membacaan kembali benang atas, benang tengah, benang bawah
sebagai belakang dilakukan pembacaan yang sama sebagai muka pada kedua
titik. Jika beda tinggi yang diperoleh dari kedua pengukuran yang sama, maka
dapat dipastikan bahwa alat dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan
untuk pengukuran praktikum

3. ORENTASI LAPANGAN

Peninjauan terhadap kondisi lapangan yang akan menjadi tempat


pengukuran. Disebut dengan orientasi lapangan. Orentasi lapangan dilakukan
untuk mendapatkan gambaran atau sketsa yang akan dijadikan lokasi
pengukuran waterpass memanjang.

4. PENGUKURAN WATERPASS MEMANJANG


1) Buat jalur pengukuran dengan membuat titik-titik di sepanjang titik BM1
sampai titik BM2 yaitu dengan titik P1 – P9.
2) Dirikan rambu di atas sepatu rambu di titik BM1 dengan bantuan nivo,
kemudian dirikan rambu di titik P1 dengan bantuan sepatu rambu.
3) Dirikan alat waterpass kira-kira di tengah titik BM1 dan P1, centering
dengan menggunakan satu kaki statif sebagai tumpuan dan menggeser
kedua kaki yang lainnya, setelah tepat kunci kaki statif. Atur gelembung
nivo dengan menggunakan skrup A, B, C sampai gelembung nivo tepat
berada ditengah. Pastikan piringan horisontal alat waterpass sebesar 00.
4) Kemudian bidik rambu di titik BM1 dibaca sebagai rambu belakang baca
bacaan skala benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
5) Putar teropong alat waterpass ke arah titik P1 sebagai rambu muka baca
skala benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Ukur jarak dari
titik BM1 ke titik P1 dengan menggunakan roll meter.
Rambu belakang
Rambu muka

Ba Waterpass Ba

Bt Bt

Bb Bb
Statif
Sepatu rambu

BM1 1

Jarak BM1 - 1 (15m)

6) Lakukan pengukuran berikutnya ke titik P2. Dirikan rambu ukur diatas


sepatu rambu di titik P2 dengan bantuan nivo rambu. Dirikan alat
waterpass kira – kira di tengah titik P1 dan titik P2. Centering alat
waterpass hingga gelembung nivo berada di tengah. Bidik rambu ukur di
titik P1, baca skala benang atas, skala benang tengah, dan skala benang
bawah. Titik P1 dibaca sebagai rambu belakang.
7) Putar teropong alat waterpass ke arah titik P2. Baca skala benang atas,
skala benang tengah, dan skala benang bawah, titik P2 dibaca sebagai
rambu muka.

Pindahkan Waterpass

BM1 2
1

Pindahkan rambu
8.) Lakukan pengukuran berikutnya sama seperti langkah sebelumnya
sampai ke titik BM2.
9.) Setelah pengukuran pergi selesai sampai BM2 selanjutnya lakukan
pengukuran pulang yang tahapnya sama dengan pengukuran pergi.

5. PROSEDURS PERHITUNGAN
Adapun hasil-hasil pengukuran waterpass memanjang pulang-pergi adalah :
- Beda tinggi
- Jarak
- Elevasi
- Koreksi

Pada saat pengukuran terdapat rumus-rumus, yaitu :


Contoh bacaan skala rambu pada pengukuran :
Pembacaan skala rambu BM1 ( sebagai rambu belakang ) :
Benang atas = 1,166 mm
Benang tengah = 1,135 mm
Benang bawah = 1,104 mm
Pembacaan skala rambu di titik P1 ( sebagai rambu muka ) :
Benang atas = 1,285 mm
Benang tenganh = 1,173 mm
Benang bawah = 1,060 mm

1. Perhitungan Beda Tinggi :


a  h BM1-P1 = Benang tengah BM1 – benang tengah titik P1
= 1,135 – 1,285
= -0,038 m
Cara perhitungan yang berlaku pada pengukuran waterpass
memanjang bila dikehendaki beda tinggi antara dua titik diujung dan di
akhir perjalanan pengukuran, maka dapat digunakan rumus :

  H =  Btb -  Btm
Keterangan :
∑∆H : Beda tinggi antara dua titik
∑ Btb : Bacaan skala benang tengah rambu belakang
∑ Btm : Bacaan skala benang tengah rambu muka

Dengan perhitungan toleransi adalah 10 D , D = Jarak total.


Perhitungan   BM1 – BM2
  hBM1-BM2 = (   hBM1-P1) + (   hP1-P2) + (   hP2-P3) +

(   hP3-P4) + (   hP4-P5) + (   hP5-P6) + (   hP6-P7)


+ (   hP7-P8) + (   hP8-P9) + (   hP9-BM2)
Tabel 1. Hasil perhitungan   BM1 – BM2
(∆h) Pergi Bt (Blk) Bt (Mk) Hasil (∆h)
∑∆hBM1-P1 1,135 1,173 -0,038
∑∆hP1-P2 1,172 1,155 0,017
∑∆hP2-P3) 1,204 1,1 0,104
∑∆hP3-P4 1,314 0,854 0,46
∑∆hP4-P5 1,61 0,955 0,655
∑∆hP5-P6 1,78 1,602 0,178
∑∆hP6-P7 1,579 1,234 0,345
∑∆hP7-P8 1,143 1,118 0,025
∑∆hP8-P9 0,856 1,45 -0,594
∑∆hP9-BM2 0,834 1,668 -0,834
  hBM1-BM2 0,318

b Perhitungan   BM2 – BM1


 h BM2-P9 = Benang tengah BM1 – benang tengah titik P1
= 1,665 – 0,829
= 0,836 m
Cara perhitungan yang berlaku pada pengukuran waterpass
memanjang bila dikehendaki beda tinggi antara dua titik di ujung
dan di akhir perjalanan pengukuran, maka dapat digunakan rumus :

  H =  Btb -  Btm
Keterangan :
∑∆H : Beda tinggi antara dua titik
∑ Btb : Bacaan skala benang tengah rambu belakang
∑ Btm : Bacaan skala benang tengah rambu muka

Dengan perhitungan toleransi adalah 10 D , D = Jarak total.


  hBM2-BM1 = (   hBM2-P9) + (   hP9-P8) + (   hP8-P7) +

(   hP7-P6) + (   hP6-P5) + (   hP5-P4) +


(   hP4-P3) + (   hP3-P2) + (   hP2-P1) +
(   hP1-BM1)
Tabel 2. Hasil perhitungan   BM2 – BM1
(∆h) Pulang Bt (Blk) Bt (Mk) Hasil (∆h)
∑∆hBM2-P9 1,665 0,829 0,836
∑∆hP9-P8 1,421 0,827 0,594
∑∆hP8-P7 1,278 1,305 -0,027
∑∆hP7-P6 1,215 1,561 -0,346
∑∆hP6-P5 1,179 1,36 -0,181
∑∆hP5-P4 0,98 1,633 -0,653
∑∆hP4-P3 0,882 1,34 -0,458
∑∆hP3-P2 1,098 1,203 -0,105
∑∆hP2-P1) 1,245 1,226 0,019
∑∆hP1-BM1 1,175 1,135 0,04
  hBM2-BM1 - 0,319

2. Perhitungan Jarak Optis


D BM1-Waterpass = ( Benang atas – Benang bawah ) * 100
= (1,166 – 1,104) * 100
= 6,2 m
D P1-Waterpass = ( Benang atas – Benang bawah ) * 100
= (1,285 – 1,060) * 100
= 22,5 m
Sehingga jarak antara BM1 ke titik P1 merupakan penjumlahan jarak
dari D BM1-Waterpass dengan D P1-Waterpass sebesar 28,7 m
3. Perhitungan Elevasi
BM1 = 100 + 61 (Nim) = 161,000
Elevasi BM1 = 161,318
Elevasi BM2 = BM1 +  h BM1 - BM2 + Koreksi
= 161,000 + (0,318) + (-0,0001)
= 161,317 m

4. Menghitung Toleransi Pengukuran Pergi-Pulang


   h pergi = 0,318 mm
  h pulang = -0,319 mm

Jumlah   h =   h pergi +   h pulang


= 0,318 + (- 0,319 )
= -0,001 mm
  d pergi = 304,6 m
 d pulang = 314,6 m
 d BM1 - BM2 = 304,6 + 314,6
= 619,2 m
= 0,6192 km

 Mencari nilai toleransi kesalahan :

Toleransi kesalahan yang diberikan 10 D


 d total = 0,6192 km
Toleransi kesalahan yang diberikan 10 √0,6192 = 7,8689262 mm
Kesalahan yang didapat dalam pengukuran sebesar 1 mm sedangkan
toleransi kesalahan yang diberikan sebesar 7,8689262 mm, maka selisih
pengukuran pergi-pulang diatas masih masuk dalam toleransi yang
dikehendaki.

6. PLOTTING GAMBAR

Langkah terakhir yang kami lakukan yaitu plotting gambar pada


millimeter blok sesuai dengan data yang kami peroleh dari pengukuran yang
sudah dilakukan hal yang perlu diperhatikan yaitu saat plotting gambar hasil
pengukuran harus seperti keadaan aslinya di lapangan.
7. DOKUMENTASI
a. Pengukuran jarak

b. Penyetringan
c. Pembacaan rambu ukur

d. Peletakan rambu ukur

Anda mungkin juga menyukai