Anda di halaman 1dari 14

1.

1 Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang

Pabrik Gula Sei Semayang berlokasi kira-kira 12,5 km dari kota Medan,
terletak di daerah Sei Semayang desa Mulyarejo Kecamatan Sunggal, Kabupaten
Deli Serdang sebelah barat kota Medan, yang bersebelahan dengan Jalan Utara dan
jalur kereta api Medan-Binjai. Secara geografis area pabrik gula Sei Semayang
terletak diantara 980 Bujur Timur dan diantara garis 30 Lintang Utara. Ketinggian
tempat antara 9-125 m diatas permukaan laut. Adapun denah lokasi pabrik dapat
dilihat pada Gambar 1.1.

Perumahan PGSS

Pabrik
Gula

Rel KA

Binjai Medan

Gambar 1.1 Denah Lokasi Pabrik Gula Sei Semayang

1.2 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan


Tempat kerja praktek yang telah dilaksanakan adalah di PABRIK GULA
SEI SEMAYANG yang berada di jalan Jln. Binjai Km. 12,5 Desa Muliorejo –
Kabupaten Deli Serdang 20352. Yang dilaksanakan mulai tanggal 24 Januari
2022 sampai dengan 24 Februari 2022.

1.3 Disiplin Kerja


Dalam melaksanakan aktifitasnya PGSS memiliki jam kerja yang terbagi
atas 3 bagian waktu yaitu :
A. Jam Untuk karyawan kantor (Departemen Marketing)
1) Hari Senin sampai Kamis
Mulai jam 07.30 s/d 12.30 WIB (Kerja Aktif)
Mulai jam 12.30 s/d 13.00 WIB (Istirahat)
Mulai jam 13.00 s/d 15.30 WIB (Kerja Aktif)
2) Hari Jumat
Mulai jam 07.30 s/d 12.00 WIB (Kerja Aktif)
3) Hari Sabtu
Mulai jam 07.30 s/d 12.30 WIB (Kerja Aktif)
Mulai jam 12.30 s/d 13.00 WIB (Istirahat)
Mulai jam 13.00 s/d 15.30 WIB (Kerja Aktif)
B. Jam Kerja untuk karyawan pabrik (operasi) dalam masa
giling
1) Shift I mulai jam 07.00 s/d 15.00 WIB
2) Shift II mulai jam 15.00 s/d 23.00 WIB
3) Shift III mulai jam 23.00 s/d 07.00 WIB
C. Jam kerja untuk bagian Security(Departemen Human
Resources)
1) Shif I mulai jam 07.00 s/d 15.00 WIB
2) Shift II mulai jam 15.00 s/d 23.00 WIB
3) Shift III mulai jam 23.00 s/d 07.00 WIB
Sesuai dengan ketentuan Depnaker bahwa jam kerja seorang karyawan adalah
40 jam per minggu, selebihnya perkiraan jam kerja lembur.

1.4 Metode Pembahasan Laporan Praktek Kerja Lapangan


Dalam menyusun laporan ini, telah dilakukan berbagai usaha untuk
Mendapatkan informasi dan data-data yang berhubungan dengan topik pembahasan.
Adapun metode pengumpulan informasi dan data yang di lakukan adalah:
 Studi lapangan, yaitu pengamatan langsung di lapangan
terhadap objek yang ditinjau disertai dengan tanya jawab dengan supervisor
dan operator yang bekerja di Pabrik Gula Sei Samayang.
 Konsultasi dengan Dosen Pembimbing PKLI berkaitan dengan
objek yang ditinjau.
 Studi kepustakaan dan referensi, yaitu mengumpulkan bahan-
bahan dan buku-buku yang berhubungan dengan penulisan laporan PKLI ini.
 Melakukan diskusi dengan teman-teman mahasiswa.
1.5 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Sei Semayang

Berdirinya PTP. Nusantara – II diawali dengan perusahaan bangsa Belanda


dengan nama N.V Veronigde Deli Maatscaapij (N. V. VDM). Pada tanggal 11
Januari 1958 seluruh perusahaan bangsa Belanda yang diambil alih kepemilikannya
termasuk Perusahaan Perkebunan Belanda berdasarkan Undang-Undang No. 86
tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan milik Belanda N.V VDM yang terdiri
dari 34 perusahaan.

Perusahaan Belanda dirubah menjadi Perkebunan Negara Baru pada tanggal


28 November 1958, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29/1960.Pada bulan Juni
1960 Perusahaan Perkebunan Negara Baru dirubah menjadi 39 perkebunan dengan
luas areal 101.633 Ha. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 143 tahun 1961, maka
pada tanggal 1 Juni 1961 Perusahaan Negara Baru dirubah menjadi Perusahaan
Sumatera Utara I yang bergerak khusus dalam bidang pengembangan tembakau.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1968, Lembaran Negara No. 23
tahun 1968 maka Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I dirubah menjadi PN
Perkebunan IX yang terdiri dari 23 Perkebunan dengan luas 58.319,75 Ha.

Setelah melakukan penelitian secara seksama, dan hasilnya dapat memenuhi


ketentuan-ketentuan maka Perusahaan Perkebunan dialihkan menjadi Perusahaan
Perseroan. Perubahan status ini dilakukan dengan akte No. 6 tanggal 1 April 1974,
sehingga nama Perusahaan Perseroan menjadi PT. Perkebunan IX (PTP IX),
Selanjutnya pada bulan April tahun 1996 PT. Perkebunan IX digabung dengan PT.
Perkebunan II sehingga menjadi PT. Perkebunan Nusantara – II, dengan akte
pendirian No. 35 Tahun 1996

Pendirian Pabrik Gula Sei Semayang untuk memenuhi kebutuhan akan gula
yang masih kurang khususnya diluar pulau jawa, maka dimulai dari proyek gula PT.
Perkebunan IX dilatar belakangi oleh percobaan tebu di lahan tembakau oleh PPIG
(Proyek Pengembangan Industri Gula) PTP IX yang dimulai tahun 1975 dan
dilakukan di tiga tempat yaitu :

1. Perkebunan Tanjung Morawa

2. Perkebunan Batang Kuis

3. Perkebunan Sei Semayang

Pada pelaksanaan Percobaan tersebut Balai penelitian PT. Perkebunan IX ikut


serta secara aktif melakukan penelitian, karena melihat kemungkinan penanaman
tebu di antara lokasi Tembakau Deli adalah sebagai usaha peningkatan produktivitas
tanah. Hasil penelitian penanaman tebu dilakukan dengan memiliki harapan besar
untuk memulai suatu Proyek Gula, oleh karena output per hektar yang tinggi dengan
rendemen yang memadai. Maka studi kelayakan pendirian pabrik pada bulan
Pebruari 1978 oleh Philipine Consortion of Sugar Consultan, dan pada bulan Agustus
1978 izin Prinsip Pembangunan Proyek Gula PTP IX dikeluarkan oleh Mentri
Pertanian Republik Indonesia dengan surat No. 252/Menteri/III/1978.

Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) adalah suatu perusahaan penghasil gula
yang pertama didirikan di luar pulau Jawa yang mempunyai kantor besar di jalan
Tembakau Deli No. 4 Medan, dan merupakan Pabrik penghasil gula dari dua unit
Pabrik Gula yang dimiliki PT. Perkebunan IX (kini PTP Nusantara – II).

Sejalan dengan pengelompokan Perusahaan Gula Negara,Pabrik Gula Sei


Semayang dikategorikan dalam golongan D. Pengelompokan ini didasarkan SK
Menteri Pertanian No. 559/Keputusan/EKK/10/1977 yang menyatakan kapasitas
giling perhari sebagai berikut :Golongan D kapasitas giling 2700 – 4000 ton/hari.
1.6 Visi, Misi, Misi Budaya, Logo Pabrik Gula Sei Semayang

Visi

 Mengolah Bahan Baku Tebu dan atau Raw Sugar menjadi Gula
Kristal Putih-I berkwalitas SNI dan mendukung Program Pemerintah dalam
swasembada Gula, Kelestarian Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja

Misi

 Mengoptimalkan Sumber Daya yang ada di Pabrik Gula untuk


mencapai peningkatan Produksi yang baik dan bermutu SNI, Co-Generation,
Konservasi Energi dan Pengembangan Industri Hilir.

 Menjaga kelestarian Lingkungan dan Terpeliharanya sumber daya


alam serta konservasi air dan tanah

 Mengutamakan sehat selamat dan tetap menjaga sistim terpadu dan


terintegrasi untuk kepentingan Perusahaan dan masyarakat

Nilai Budaya

 Profesional, Kesetaraan, Kemakmuran, Kejujuran, Integritas dan


Kerjasama

Gambar 1.6 Logo PTPN II

Sumber Wikipedia
1.7 Struktur Organisasi Pabrik Gula Sei Semayang

Struktur Organisasi adalah suatu bentuk/cara atau system untuk


pembagian tugas dan tanggung jawab, dimana setiap bagian saling terkait dan saling
mendukung serta bekerja sama untuk pencapaian tujuan perusahaan tersebut.
Seperti halnya Pabrik Gula Sei Semayang juga memerlukan struktur
organisasi yang akan mampu saling membagi tugas dan bekerja sama. Adapun
Struktur Organisai Pabrik Gula Sei Semayang adalah sebagai berikut :

1.8 Uraian Wewenang dan Tanggung Jawab


Dari gambar di atas dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing jabatan yang ada pada Pabrik Gula Sei Semayang. Uraian tugas dan tanggung
jawab tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manager Pabrik
Wewenang
- Menyusun dan membuat rencana kerja dan anggaran
perusahaan pabrik.
- Menyusun program kerja di kebun yang berkaitan dengan
upaya peningkatan kinerja pabrik.
- Melakukan pengawasan, penganalisaan, dan melakukan
tindakan perbaikan dibidang pengolahan, administrasi dan keuangan.
- Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait
(Kepolisian, Militer, Pemuka Masyarakat) dalam pembinaan wilayah untuk
pengamanan aset perusahaan.
Tanggung Jawab :
- Manager pabrik bertanggung jawab terhadap direksi.

2. Kepala Dinas Pengolahan


Wewenang
- Membantu rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek
untuk memelihara dan mengoperasikan mesin.
- Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan
berjalan optimal.
- Memantau/mengevaluasi dan membantu tindakan perbaikan
terhadap penyimpangan operasional.
Tanggung Jawab :
- Kepala dinas pengolahan bertanggung jawab kepada manager.

3. Kepala Dinas Laboratorium


Wewenang :
- Membuat rencana jangka pendek tentang operasional
laboratorium.
- Membuat program perawatan alat-alat laboratorium dan unit
pengolahan limbah.
- Melaksanakan analisa/kontrol terhadap hasil kerja
pengolahan/peralatan.
- Memeriksa dan menguasai metode, pelaksanaan dan peralatan
analisa.
- Pengawasan terhadap bahan-bahan pembantu/kimia.
- Pengendalian biaya laboratorium.
Tanggung Jawab :
- Kepala Dinas laboratorium bertanggung jawab kepada
manager.

4. Kepala Dinas Teknik


Wewenang :
- Membuat rencana jangka pendek untuk pemeliharaan dan
pengoperasian mesin dan instalasi.
- Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan
berjalan efektif dan efisien.
- Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan
terhadap penyimpangan operasional di pabrik.
- Memberikan usul dan saran perbaikan pada manager pabrik
yang dapat meningkatkan kinerja pabrik.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada manager pabrik.

5. Kepala Dinas Tata Usaha.


Wewenang :
- Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor.
- Bersama dinas/bagian lain menyusun rencana kerja tahunan.
- Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
- Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.
- Menyimpan uang kas dan surat berharga milik perusahaan.
- Melakukan inspeksi ke kantor unit dalam lingkungan
pabrik/kebun.
Pengamanan terhadap aset perusahaan.
- Mengelola sumber daya yang ada pada perusahan
- Mengelola perkoperasian perusahaan

6. Asisten Pemurnian
Wewenang :
- Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan,
perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian.
- Menyusun program perawatan peralatan.
- Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu.
- Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording.
- Pengendalian biaya dan sistem kerja.
Tanggung Jawab :
- Asisten pemurnian bertanggung jawab terhadap kepala dinas
pengolahan.

7.Asisten Masakan
Wewenang :
- Membuat rencana kerja jangka pendek tentang pengadaan,
perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun masakan.
- Menyusun program perawatan peralatan.
- Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu.
- Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording.
- Pengendalian biaya dan sistem kerja.
Tanggung Jawab :
- Asisten masakan bertanggung jawab terhadap kepala dinas
pengolahan.

8.Asisten Putaran
Wewenang :
- Menyusun program perawatan peralatan.
- Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu.
- Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording.
- Pengendalian biaya dan sistem kerja.
Tanggung Jawab :
- Asisten putaran bertanggung jawawb terhadap kepala dinas
pengolahan.

9.Asisten Laboratorium
Wewenang :
- Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
- Menganalisa dan memperbaiki hasil kerja.
- Membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain.
Tanggung jawab :
- Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Asisten Laboratorium dibantu seorang koordinator.

10. Asisten Listrik


Wewenang :
- Membuat rencana jangka pendek dalam hal pengadaan,
perbaikan dan penggunaan peralatan-peralatan listrik/instrument.
- Menyusun program perawatan peralatan listrik dan instrument.
- Melaksanakan standar baik biaya, fisik maupun mutu sesuai
dengan ketetapan.
- Melakukan inspeksi secara teratur.
- Memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjaan dibidang
listrik/instrument.
Tanggung Jawab :
- Asisten listrik/instrument bertanggung jawab terhadap kepala
dinas teknik.

11. Asisten Gilingan.


Wewenang :
- Membuat rencana jangka pendek tentang pangadaan perbaikan
dan penanganan peralatan pada stasiun gilingan.
- Menyusun program perawtan/mesin/peralatan stasiun gilingan.
- Melaksanakan standar fisik, biaya, dan mutu yang telah
ditetapkan.
- Melakukan inventaris fisik.
- Memantau, menganalisa, dan memperbaiki hasil kegiatan di
stasiun gilingan.
- Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja.
Tanggung Jawab :
- Asisten gilingan bertanggung jawab terhadap kepala dinas
teknik.

12. Asisten Work Shop.


Wewenang :
- Membuat rencana jangka pendek dalam pengadaan
perbaikan/modifikasi dan penggunaan mesin/peralatan workshop.
- Menyusun program perawatan peralatan workshop.
- Melaksanakan standar biaya, fisik, dan mutu.
- Memantau, mengevaluasi, dan memperbaiki hasil kerja
workshop.
Tanggung Jawab :
- Asisten workshop bertanggung jawab kepada dinas teknik.

13. Asisten Cane Yard


Wewenang :
- Menentukan operasi cane staker, forklift, traktor, dll.
- Menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang
dipergunakan di cane yard beserta keberhasilannya.
- Pengawasan dan pengendalian biaya serta operasi cane yard.
- Menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air,
pasar dan insfrastruktur lainnya milik pabrik.

14. Asisten Gudang Hasil / Material.


Wewenang :
- Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil.
- Melakukan inspeksi secara teratur.
- Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar.
Tanggung Jawab :
- Asisten gudang bertanggung jawab kepada Kepala Asisten
Tata Usaha dalam melakukan pengawasan di gudang dibantu seorang
koordinator.

15. Asisten Keuangan

Wewenang :

- Mengkoordinir semua kegiatan adminisrasi perkantoran .


- Bersama dinas/bagian lain menyusun rencana kerja tahunan.
- Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
- Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.
- Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik
perusahaan.
- Melakukan inspeksi kekantor unit dalam lingkup
pabrik/kebun.
- Pengamanan aset perusahaan.

Tanggung jawab :

- Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Asisten Tata Usaha


mengenai kondisi kantor dibantu seorang koordinator.

16. Asisten SDM dan Umum

Wewenang :

- Mengelola sumber daya yang ada pada perusahaan.


- Mengelola perkoperasian perusahaan.
- Sebagai hubungan masyarakat perusahaan.

17. Perwira Pengamanan

Kewajiban :
- Membantu manager pabrik/administrasi dalam melaksanakan
tugasnya dibidang keamanan.
- Melakukan patroli/inspeksi secara sistematis.
- Pengamanan terhadap aset perusahaan, tenagakerja beserta
keluarganya.
- Menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkan hasil kerja
dibidang keamanan.
Tanggung jawab :

- Askam/ Papam bertanggung jawab kepada administrasi/ papam PTPN


II dikantor direksi.

B. Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan kerja dari mata kuliah praktek kerja lapangan industri pada
program studi Pendidikan Teknik Elektro adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi dan
manajemen perusahaan termasuk pengenalan praktek-praktek pengolahan
lingkungan kerja dan peraturan-peraturan kerja.
2. Melatih mahasiswa agar dapat bekerja disiplin dan
bertanggung jawab sebagai salah seorang karyawan perusahaan.
3. Memperoleh keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan,
sehinggga menambah pengalaman untuk persiapan terjun ke masyarakat.
4. Sebagai dasar bagi penyusunan laporan praktek kerja lapangan
industri.

C. Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :
a. Bagi Mahasiswa
1. Dapat Memahami dan mengetahui berbagai macam aspek
kegiatan perusahaan.
2. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh dengan
praktek lapangan.
3. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam
melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.
4. Lebih memahami cara melakukan suatu penelitian untuk
menghasilkan karya ilmiah.
5. Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan
kerja yang akan dihadapi kelak, setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan
studinya.
b. Bagi Perguruan Tinggi
1. Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan perguruan
tinggi Universitas Negeri Medan (UNIMED), khususnya dengan Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
2. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional, baik dalam
bidang Pendidikan maupun dalam bidang industri.
c. Bagi Perusahaan
1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam
rangka memajukan pembangunan di bidang pendidikan dan dalam
peningkatan efisiensi.
2. Dapat melihat keadaan dari sudut pandang mahasiswa /
pendidikan.
3. Sebagai community development bagi perusahaan dalam
bidang pendidikan.
4. Sebagai wadah bagi perusahaan untuk menciptakan citra yang
positif bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai