Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

STUDI KASUS PT. MANAKARA UNGGUL LESTARI


SULAWESI

Oleh :
RIZKY SETIAWAN
201812051

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
POLITEKNIK KELAPA SAWIT CITRA WIDYA EDUKASI
BEKASI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri kelapa sawit terus meningkat dari tahun ketahun. Menurut
Sipayung (2016) produksi Crude Palm Oil (CPO) Indonesia terus meningkat
hingga di tahun 2015 terdapat 30 juta ton hasil dari perkebunan rakyat,
swasta, dan negara. Produksi yang tingai ini sangat memungkinkan ekspor
minyak ke luar negeri semakin meningkat, maka minyak kelapa sawit dapat
menyumbangkan devisa ke negara Indonesia. Sehingga dengan adanya kebun
dan pabrik kelapa sawit dapat mensejahterakan Warga Negara Indonesia
sebagai lapangan pekerjaanya. Elais guineensis atau Kelapa Sawit tumbuh di
pulau-pulau Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan
beberapa di Jawa. Selain menjadikan lapangan pekerjaan, kelapa sawit juga
membantu pertumbuhan infrastuktur di pedesaan terpencil pembuatan
jalanan, penerangan, dan lainnya.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pabrik yang mengolah Tandan Buah
Segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude palm oil (CPO) dan Palm Kernel
Oil (PKO) yang merupakan bahan baku industri hilir sawit (Pardamean,
2011). Pabrik Kelapa Sawit memiliki dua jenis stasiun, yaitu stasiun utama
dan stasiun pendukung. Stasiun utama yaitu, stasiun penerimaan buah
(reception station) stasiun loading ramp, stasiun perebusan (sterlizing
station), stasiun penebahan (threshing station), stasiun pencacahan dan
pengempaan (digesting and pressing station), stasiun nut dan kernel (nut and
kernel station), dan stasiun pemurnian (clarification station). Sedangkan
stastin pedukung yaitu laboratorium, water treatment plant, boiler, engine
room, serta divisi lain seperti workshop, kantor, dan gudang.
Buah dari kebun akan masuk ke stasiun peneriman yang dimulai
dari pos satpam, lalu ditimbang pada jembatan timbang untuk mengetahui
berat TBS yang masuk. Kemudian buah disortir dan dimasukan ke dalam
loading ramp sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum masuk ke lori.
Setelah satu rangkaian lori cukup segera dimasukan ke dalam sterilizer untuk
menonaktifkan enzim lipase agar Free Fatty Acid (FFA) atau Asam Lemak
Bebas tidak semakin meninggi serta proses perebusan akan membantu
brondolan lepas dari spiklet. Tandan Buah Rebus (TBR) akan diumpan
menuju stasiun penebahan menggunakan tippler atau hoisting crane. Pada
thresher, TBR diputar dan dibanting sehingga brondolan lepas dari janjangan.
Brondolan akan masuk ke digester untuk mencacah dan melepaskan
mesokarp dari nut. Setelah dicacah dilakukan pengempaan untuk
mengelurkan minyak dari mesokarp. Minyak akan diolah pada stasiun
pemurnian, sedeangkan padatan atau press cake akan diolah pada stasiun nut
and kernel
Untuk menghassilkan mutu CPO yang bagus serta memenuhi
tantangan bisnis kelapa sawit, maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dapat
dilakukan dengan melalui pelatihan atau pendidikan, untuk itu dibentuklah
suatu lembaga pendidikan salah satunya adalah Politeknik Citra Widya
Edukasi yang merupakan kampus Politeknik yang bergerak pada bidang
kelapa sawit yang terbagi atas tiga program studi yaitu Budidaya Perkebunan
Kelapa Sawit, Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit dan
Manajemen Logistik. Sebagai Politeknik yang menciptakan sumber daya
manusia yang siap kerja, maka dilakukanlah kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) yaitu kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir
(semester 6) Politeknik Citra Widya Edukasi. Kegiatan ini hanya dapat
dilakukan oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan semester 5. Kegiatan ini
berlangsung selama 3 bulan di perusahaan yang bersangkutan, sehingga
mahasiswa tidak menerima materi lagi di kampus melainkan praktik langsung
di lapangan untuk membandingkan antara teori dengan realisasi di lapangan.
Kegiatan PKL ini harus dibuat dalam bentuk laporan PKL yang akan
mendapat penilaian khusus oleh tim penguji sebagai salah satu syarat
penyelesaian studi di Politeknik Citra Widya Edukasi. Disini penulis
melakukan PKL di PT Manakarra Unggul Lestari (PT MUL).
PT Manakarra Unggul Lestari ( PT MUL ) adalah Perusahaan yang
bergerak di bidang Perkebunan dan PKS yang diolah TBS, yang didirikan
pada Tahun 1997. Setiap kegiatan perusahaan yang dilakukan di lapangan
harus dicatat, didokumentasikan dan dilaporkan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di PT Manakarra Unggul Lestari.

1.2 Tujuan
Selama melakukan kegiatan PKL, ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai oleh mahasiswa, di antaranya:
1. Mengetahui alur proses pembentukan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel dari Tandan Buah Segar (TBS) secara lansung di lapangan.
2. Membandingkan teori yang didapat di kampus dengan kondisi nyata
yang ada di lapangan.
3. Mendapatkan pengalaman kerja dan gambaran mengenai kondisi kerja
yang ada di perusahaan
4. Meningkatkan, memperluas, menumbuhkan serta memantapkan
proses penyerapan teknologi.

1.3 Manfaat
Kegiatan PKL yang dilakukan dapat memberi manfaat diantaranya:
1. Dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat dari bangku kuliah ke
perusahaan.
2. Dapat mengetahui secara nyata mengenai kondisi PKS dari segi proses
pengolahan, lingkungan, sosial dan budaya masyarakat serta kerja.
Sehingga dapat diketahui kesesuaian antara teori dengan praktik nyata di
lapangan.
3. Melatih keterampilan dan keahlian dalam melakukan pekerjaan atau
kegiatan di lapangan.
4. Sebagai syarat menyelesaikan perkuliahan tingkat semester akhir.
BAB II
KONDISI UMUM PERUSAHAAN

2.1 Data Umum


2.1.1 Sejarah Perusahaan
Widya Coorpration merupakan grup yang menaungi beberapa
perusahaan sawit di Indonesia, antara Iain PT Unggul Widya
Teknologi Lestari (UWTL di Sulawesi Barat, PT Sawitra Makmur di
Sulawesi Selatan, PT Mulia Inti Perkasa di Kalimantan Timur, PT
Darin Dharma Pratama di Bengkulu, serta PT Manakarra Unggul
Lestari di Sulawesi Barat. PT Manakarra Unggul Lestari (MUL)
merupakan salah satu perusahaan dalam negeri yang banyak dalam
bidang agribisnis dan telah melaksanakan usahanya di Provinsi
Sulawesi Barat. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Tjiung Wanara
Njoman sebagai salah satu investor swasta nasional. Seiring dengan
berkembangnya usaha dan prospek yang sangat menjanjikan pada
komoditi perkebunan kelapa sawit, didirikanlah perusahaan ini.
PT MUL didirikan tanggal Agustus 1997, sedangkan Pabrik
Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Leling dibangun pada tahun 2011 dan
diresmikan pada 16 Oktober 2013 dengan kapasitas 45 ton/jam.
Demi terjalannya pabrik, PT MUL juga mempunyai kebun
untuk menyuplai pabrik, yaitu Tommo I dan Tommo II. Kebun Tomo
I mempunyai 3 afdeling dengan 1 divisi pembuatan, dan Kebun
Tommo II mempunyai 7 afdeling dengan 1 divisi pembibitan.
2.1.2 Corporate
Widya Group adalah perusahaan swasta nasional yang
bergerak di bidang perkebunan, khususnya komoditi kelapa sawit
dengan lokasi perkebunan di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan,
Bengkulu, dan Kalimantan Timur. Sejak tahun 1985 sampai saat ini
Widya Group telah mengelola perkebunan dan pengolahan kelapa
sawit dengan luas mencapai 41.680 ribu Ha yang terdiri dari kebun
inti, kebun plasma, kemitraan dan kebun swadaya masyarakat yang
berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, dan
Bengkulu. Dalam perjalanannya guna mendukung operasional
perusahaan dalam menghasilkan produk CPO dan PKO. Widya Group
telah mempunyai 5 PKS/Mill dengan kapasitas 45-60 ton/jam dengan
lokasi masing-masing tersebar di wilayah operasional.
2.1.3 Pabrik
 Perkebunan Kelapa Sawit
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola PT MUL memiliki
luas 7.033,45 ha, terdiri dari dua kebun yaitu Tommo I dan Tomo
II. Adapun area lahan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki PT
MUL.
Tabel 2.1 Luas area per afdeling PT. MUL
No Afdeling Luas (ha)
Kebun Tomo I 2.328,37
1. A (Salu Kanan) 845,70
2. B (Salu Baitang) 738,90
3. C (Salu Lumu) 743,77
Kebun Tomo II 4.705,08
1. A (Buttu Rumbia) 579,30
2. B (Anak Wai) 495,36
3. C (Salu Lassa) 730,51
4. D (Salu Puttung) 451,20
5. E (Buroso) 504,23
6. F (Tikko) 789,31
7. G (Menara) 1.155,17
Total 7.033,45

 Pabrik Kelapa Sawit


PT MUL memilik satu PMKS, yaitu PMKS Leling dengan
kapasitas 45 ton/jam, Pimpinan tertinggi di pabrik dipegang oleh
Mill Manajer yang bertanggung jawab pada Senior Manager, Pada
mulanya pabrik PT MUL adalah 6 ton/jam atau mini mill.
Kemudian tahun 2011 dibangun pabrik yang sekarang berdiri.
Sebelum PMKS Leling dibangun, sebagian hasil perkebunan PT
MUL akan dibawa ke PT UWTL Kecamatan Baras. Namun
sekarang PT MUL sudah mampu memgolah hasil panen sendiri
bahkan mengolah buah dari masyarakat. Apabila pada PT UWTL
mengalami masalah, buah akan dikirimkan ke PMKS Laling.
Beberapa dokumen oleh PT MUL yang berhubungan
dengan badan hukum, adalah sebagai berikut:
- SK AMDAL : UKL/UPL No.660.1/225/XII/2008/BPDL
- Dokumen UKL UPL : No. 660.1/225/XII/2008/BPDL
- Akte Pendirian : Nomor 01/Berita Negara RI/VIII/1997
- Akte Hak Guna Usaha : SK Bupati No 23 Tahun 2009
- SPUP : SK. 384/Menhut-II/2006
- ITPUP : No. 300/IPMPN/1986
- Izin Lokasi : No 890/Kpts-II/1999
- Izin Penyimpanan (LB3) : No 188.45/307/KPTS/V/2013

2.1.4 Stuktur Organisasi di Pabrik

MANAGER

ASKEP PABRIK KOORD. ASISTEN

ASISTEN
ASISTEN ASISTEN
PENGOLAHAN KASIE
PEE LABORATORIU MAINTENANC
MM
PABRIK
E

MANDOR GUDANG
ADMINISTRA KEAMANA TIMBANGA
SI N N

OPERATOR

Gambar 2.1 Stuktur Organisasi


2.2 Kebijakan Operasional Perusahaan
PT MUL dalam operasionalnya mempunyai kebijakan yang
dijadikan sebagai pedoman dalam setiap aspek Kegiatannya. Kegiatan
tersebut dimaksudkan untuk menyatakan tekad yang ada diseluruh
manajemen dan karyawan dalam melaksanakan tugas masing-masing.
sehingga fungsi dan tujuan perusahan tercapai. Kebijakan yang ditetapkan ini
juga mengacu pada misi dan visi yang dimiliki dan selanjutnya
disosialisasikan kepada seluruh manajamen dan karyawan PT MUL agar
dapat dipahami dan dilaksanakan.

2.2.1 Visi dan Misi


PT MUL, PMKS Deling merupakan perusahaan besar swasta
nasional yang bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit
menjunjung nilai luhur bangsa dengan visi dan misi. Visi PT MUL
yaitu menjadi perkebunan kelapa sawit yang unggul dan lestari.
Sedangkan misi, mengedepankan tata kelola perusahaan yang bersih
dan potensial, memperbaharui Kualitas dan keterampilan sumber daya
manusia, menghasilkan produk dengan kualitas unggul, dan peduli
pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

2.2.2 Peranan Mutu, Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja


PT MUL mewujudkan komitmennya dalam mematuhi
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam beberapa aspek,
diantaranya:

- Menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak menyentuh hutan


konservasi, menerapkan larangan menangkap ikan dengan listrik
yang dapat merusak ekosistem air, menerapkan larangan
pembakaran hutan, serta larangan menembak burung di sekitar area
Hak Guna Usaha.
- Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawan diatur dalam
Undang-undang No. 1 tahun 1970. Beberapa upaya PT MUL dalam
menerapkan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
lingkungan kerja adalah membentuk Panitia Pembina Kesehatan
Keselamatan Kerja (P2K3), memfasilitasi pekerja dengan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti sepatu dan helm, memasang rambu -
rambu K3, kotak P3K serta alat pemadam kebakaran.

2.2.3 Peranan dalam Pendidikan


PT MUL memberi peluang kepada perguruan tinggi dalam
melaksanakan Praktik Kerja Lapamgan di areal perusahaan. Beberapa
perguruan tinggi yang telah mengirimkan mahasiswanya untuk PKL
diantara lain Politeknik Citra Wida Edukasi.
Perwujudan peran serta dalam meningkatan pendidikan di
daerah aktifitas perusahaan PT MUL adalah dengan mendirikan
Taman Kanak-Kanak (TK) di areal perusahaan dan memberikan
fasilitas kendaraan antar jemput bagi anak karyawan yang akan
berangkat dan pulang sekolah.

Anda mungkin juga menyukai