PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada akhir akhir ini seperti yang kita
lihat dan kita rasakan sangat pesat perkembangannya. Bahkan pada era
globalisasi ini, yang namanya teknologi tidak akan bisa lagi terpisahkan
dengan kehidupan manusia, dan manusia mau tidak mau harus mengikuti
perkembangan teknologi tersebut. Karena perkembangan peradaban zaman
manusia selalu ditentukan oleh yang namanya perkembangan teknologi.
Semakin sejahtera kehidupan manusia maka teknologilah yang berperan di
belakangnya. Perkembangan teknologi meliputi berbagai aspek, baik dari
aspek teknologi komunikasi, transportasi, mesin mesin terbaru dan
tercangggih maupun pada aspek aspek lainnya. Perkembangan teknologi
juga tidak terlepas dari yang namanya industri. Industri juga sebagai salah
satu pengguna manfaat teknologi, karena yang namanya industri
merupakan bagian daripada teknologi tersebut, salah satu contohnya ada
pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Semakin berkembangnya teknologi, maka suatu keharusan untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan professional di
bidangnya masing masing, yang nantinya dipersiapkan sebagai tenaga
professional untuk berkecimpung di bidang industri. Demi menghadapi
tantangan kemajuan teknologi yang berkembang pesat tersebut, maka
salah satu cara yang paling utama untuk menghadapinya adalah melalui
jalur pendidikan. Oleh karena itu, Politeknik Negeri Medan khususnya
jurusan mesin melaksanakan program Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang dilakukan oleh seluruh mahasiswanya sebelum menyelesaikan
studinya, disamping juga sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studinya.
Penulis memilih industri / pabrik kelapa sawit sebaga i tempat
tempat PKL, karena untuk memperdalam pengetahuan tentang pengolahan
kelapa sawit yang telah didapatkan pada bangku perkuliahan. Penullis juga
memilih PKS, karena tertarik dan ingin mengenal secara nyata proses
pengolahan kalapa sawit dan juga ingin mengenal mesin mesin atau
tekonologi yang ada pabrik kelapa sawit tersebut.
B. Perumusan Masalah
Karena luasnya dan banyaknya ruang lingkup pengetahuan dalam
hal Pabrik kelapa sawit serta terbatasnya waktu yang dimiliki oleh penulis,
maka hal hal yang akan dibahas dalam laporan ini adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan tentang sejarah daripada Perusahaan dan Pabrik Dolok
POM., PT. PP. London Sumatra, TBK;
2. Menjelaskan tentang proses pengolahan pengolahan kelapa sawit
mulai dari FFB (Fresh Fruit Bunch) menjadi CPO di Pabrik Dolok
POM;
3. Menjelaskan tentang proses pengolahan limbah pada pabrik Dolok
POM;
4. Menjelaskan tentang proses pengolaha nut menjadi kernel;
5. Mengetahui proses maentenance yang ada pada Pabrik Dolok POM.
C. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Adapun tujuan daripada melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai Pabrik
Kelapa Sawit;
2. Mengamati dan mempelajari perawatan serta penggunaan alat alat
yang ada di Pabrik Kelapa Sawit PT. PP. LONDON SUMATERA
INDONESIA, Tbk;
3. Mengetahui aplikasi Teknik Mesin yang terintegrasi dengan bidang
lainnya dalam proses Pengolahan Kelapa Sawit;
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan
Mesin, Politeknik Negeri Medan.
D. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, TBK
dilaksanakan dari pusat dan dewan redaksi yang berkedudukan di MedanSumatera Utara. Berikut ini adalah gambar blok diagram struktur
organisasi PT.PP London Sumatera Indonesia Tbk, Dolok POM :
PEMBINA
AMA. LP/ AME - A
KETUA
MILL MANAGER
SEKRETARIS
Ir. MIKO RAYENDRA
TEAM
EVALUASI
TEAM
TEAM
TEAM
TEAM
TEAM
PENGAWASAN
PENELITIAN
PELATIHAN/
PENYULUHAN
KESEHATAN
TANGGAP
DARURAT
1.Suyetno
1.Suhartono
2.Camar
Lawan
3.Syahwil
Harahap
4.Mariman
5.Ade
Gunawan
6.Mandayanto
7.Fahrian
Harahap
1.Suhari
Muryono
2.Syahrul
Sagala
3.Ridwan
1.Hayani
2.Rahmad
Muhadi
3.Hendra
Arjuna
1.Bambang
Heriawan
2.Ismed
Siregar
3.Syafruddin
Harahap
4.Mandan
Sinaga
5.Surono
4.Hendra
A.P.
5.Asnan
4.Rasiman
4.Ismalinawati
6.Nurianto
6.Rudianto
5.Sinta
Ambikasila
6.Sri Wahyuni
7.Kurnia B.
Damanik
7.Sarianto
5.M.Irfan
Nst
6.Ahmad
Priyadi
7.Sariyanto
2.Harta
Bangun
3.Barus P.
1.Regu
Evakuasi
2.Regu
Keamanan
3.Regu
Pemadam
Api
4.Regu
Penghubung
5.Regu
Pemulihan
7.Rika A.
Tanjung
PEMBINA
AMA LP/AME - A
KETUA
Ir. Rahmat Husaint/ Eddy Bangun
Koordinator
Sahat Tunggul Sihotang
Koordinator Harian
M. Zulkifri/ Suhari Muryono
REGU
EVAKUASI
REGU
KEAMANAN
REGU
KESEHATAN
REGU
PENGHUBUNG
REGU
PEMULIHAN
Kord. Hendriadi
1.Agus Susanto
2.Samsinar
3.Suwandani
4.Januar
5.Jeni Karnain
Kord.Syafruddin
Hrp.
1.Nurianto
2.Nano Riswanto
3.Ahmad Priadi
4.Erwin
5.Sarmidi
Kord. Rika A.
Tanjung
1.Hayani
2.Harta Bangun
3.Barus P.
4.Ismalinawati
5.Sri Wahyuni
Kord. Ahmad
Nasib
1.Susisyo
2.Asnan
3.Samio
4.Suwasmin
5.Roni Syahrizal
Kord. Hendra
Arjuna
1.Ngatino
2.Ferdiansyah R.
3.Riki Prasetya
4.Rudianto
5.Suwardi
GROUP
GROUP
GROUP
GROUP
GROUP
RACUN API
HYDRANT
PASIR DAN
LUMPUR
GONI BASAH
GALAH PENGAIT
Kord. Rahmad
Muhadi
1.Lukmansyah
2.Warian
3.Sukeri
4.Debby Witoyo
5.Eko
Ardiansyah
Kord.Sarbani
Kord. Rasiman
Kord. Mukmin
1.Dian Iskandar
1.Putra
1.Andrian Polasa
2.Ratno Koordinator
2.Sarianto
Pemadam Api2.Herman wijaya
3.Jayusman
3.Hermansyah
3.Camar Lawan
4.Suhadi
4.Horas M.
4.Simin Samosir
Purba
5.Paino
5.Samsul Efendi
5.Ogen Purba
Kord. Rahmat
Suwita
1.Supariadi
2.Sisko Alan N.
3.Irwanto
4.Supardi
5.Syawaludin S.
Sonni C. Saragih
Tabel 2. Struktur Organisasi Team Tanggap Darurat
PT. PP. London Sumatra Tbk
DOLOK PALM OIL
10
MANAGER
EDDY BANGUN
WAKIL MANAGER
BAMBANG HERMAWAN
Co. SHIFT
SAHAT T. SIHOTANG
SHIFT ENG 2
SONNI C. SARAGIH
MAINT. FOREMAN
HEAD OF LAB
HENDRI
ISMALINAWATI
WORKERS
WORKERS
SHIFT COMPOST
HENDRA ARJUNA
WORKERS
SHIFT ENG 1
SUHARI MULYONO
SHIFT FOREMAN 2
SHIFT FOREMAN 1
RASIMAN
ISMET SIREGAR
WORKERS
WORKERS
KEPALA SEKSI
SUHARTONO
WORKERS
11
12
Maintenanance Foreman
Adapun tugas dan tanggung jawab dari seorang Maintenance
Foreman adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinir semua aktifitas karyawan bengkel pabrik (sesuai
dengan bidangnya);
b. Bertanggung jawab kepada Maentenan atau Wakil Manager;
c. Sebagai wakil Maentenance Engineering dan memberikan
instruksi kepada bawahan;
d. Mengamati kerusakan mesin di setiap stasiun produksi dengan
bekerjasama dengan karyawan proses dan karyawan bengkel;
e. Membuat jadwal pekerjaan untuk karyawan bengkel setiap harinya.
7. Kepala Seksi
Adapun tugas dan tanggung jawab daripada seorang Kepala Seksi
adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar karyawan serta pekerjaan dan jadwal kerjanya;
b. Membuat data keuangan pabrik;
c. Mencatat semua input dan output dari pabrik;
d. Membuat program kerja tahunan;
e. Membuat Monthy production Report Apendix, Monthy production
Report for SPM, KPI;
8. Head of Lab
Adapun tugas dan tanggung jawab daripada seorang Head of Lab
adalah sebagai berikut:
13
a.
b.
c.
d.
looses;
e. Mengecek dan mengetahui kejenuhan air pada water treatment
plant;
f. Memberikan laporan kepada bagian produksi apabila ketiga point
diatas tidak sesuai dengan target;
g. Melaporkan hasil analisa pada Manajer;
h. Mencatat absensi personil laboraturium.
9. Shift Foreman
Adapun tugas dan tanggung jawab daripada Shift Foreman adalah
sebagai berikut:
a. Memantau seluruh proses produksi dalam pabrik;
b. Memberikan instruksi kepada bawahannya atau karyawan proses
untuk melaksanakan tugasnya masing masing;
c. Memantau seluruh aktivitas karyawan proses;
d. Bertanggung jawab terhadap shift engineering.
10. Karyawan Proses
Tugas dan tanggung jawab daripada seorang karyawan proses
adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidangnya;
b. Bertanggung jawab kepada Shift Foreman;
c. Melaksanakn setiap instruksi daripada Shift Foreman atau
atasannya.
11. Maentenance Workers
Adapun tugas daripada Maentenance workers atau karyawan bengkel
adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua pekerjaan sesuai dengan ketentuan
perusahaan dan kemampuan yang dimiliki;
b. Melaksanakan perintah atasan apabila ada kondisi mesin, peralatan
yang tidak dapat diperbaiki/tidak layak dioperasikan;
c. Melaksanakan dan menjaga kinerjanya agar bekerja sesuai dengan
SOP perusahaan;
14
pembongkaran;
d. Melaporkan kepada atasannya apabila ada kondisi yang tidak
aman;
e. Mengisi laporan kegiatan proses harian.
15
Jam Kerja
Hari
Shift 1
Shift 2
Shift 3
Senin
07.00 14.00
14.00 22.00
22.00 06.00
Selasa
07.00 14.00
14.00 22.00
22.00 06.00
Rabu
07.00 14.00
14.00 22.00
22.00 06.00
Kamis
07.00 14.00
14.00 22.00
22.00 06.00
Jumat
07.00 14.00
14.00 22.00
22.00 06.00
Sabtu
07.00 14.00
14.00 22.00
22.00 06.00
16
Dolok POM bekerja hanya 1 shift saja, yaitu shift kerja pagi yang
mulai kerja jam 06.30 dan selesai kerja jam 16.00. Karyawan
bengkel setiap harinya ada jam makan pagi yaitu jam 09.00 selama
30 menit, dan setelah itu kembali masuk kerja seperti biasanya.
Ada kebiasaan atau aturan jam kerja karyawan bengkel.
Jika ada buah sawit untuk diproduksi, maka karyawan bengkel
akan masuk seperti biasanya dan makan siang jam 12.00 14.00
dan masuk seperti biasanya kembali dan keluar jam 16.00.
Sedangkan bila buah sawit tidak ada, maka karyawan bengkel akan
masuk seperti biasanya dan kerja sampai jam 14.00.
d. Fasilitas dan tunjangan yang didapatkan oleh karyawan PT. PP.
London Sumatra, Tbk
Kesejahteraan umum bagi karyawan merupakan hal yang
sangat penting, sebab produktivitas karyawan dipengaruhi oleh
tingkat kesejahteraan yang diberikan perusahaan PT.PP. London
Sumatera Indonesia Tbk. Memikirkan hal tersebut, selain gaji
bulanan yang diberikan, fasilitas lainnya yang diterima oleh
karyawan antara lain :
1) Perumahan;
2) Air bersih;
3) Listrik;
4) Pelayanan Kesehatan (pengobatan/perawatan);
5) Olah raga dan hiburan;
Adapun tunjangan yang didapatkan oleh karyawan Dolok POM
PT. PP. London Sumatra, Tbk adalah:
1) Pendidikan;
2) Bonus.
17
18
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Sejarah dan Jenis Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Guinea di
pesisir Afrika Barat, kemudian ke bagian Afrika lainnya. Asia Tenggara
dan Amerika Latin sepanjang garis equator (antara garis lintang utara 15o
dan lintang selatan 11o). Kelapa sawit dapat diklasifikasikan atas beberapa
varietas antara lain :
1. Dura
Cangkangnya tebal, daging buah tipis, intinya besar, dan hasil
ekstraksi minyaknya rendah, yaitu 1718 %.
2. Pisifera
Tidak mempunyai cangkang, serat tebal mengelilingi inti yang
kecil. Jenis ini tidak dikembangkan untuk tujuan komersil melainkan
untuk keperluan riset
3. Tenera
Suatu hibrida yang berasal dari penyilangan Dura dan Pisifera.
Cangkangnya tipis, mempunyai cincin dikelilingi biji dan hasil ekstrasi
minyaknya tinggi, yaitu berkisar 2326 %.
19
20
No Fraksi Buah
Persyaratan
Sifat Fisik
Jumlah Brondolan
22
Fraksi 00 (F-00)
0,00 %
Sangat Mentah
Tidak ada
Fraksi 0 (F-0)
< 5,00 %
Mentah
Fraksi 1 (F-1)
0,00 %
Kurang mentah
Fraksi 2 (F-2)
> 90,00 %
Matang
25 50 % buah luar
Fraksi 3 (F-3)
0,00 %
Matang
Fraksi 4 (F-4)
< 3,00 %
Lewat matang
Fraksi 5 (F-5)
< 2,00 %
Terlalu matang
Brondolan
9,50 %
Tandan kosong
0,00 %
10
Panjang tangkai
< 2,5 cm
TBS
Tabel 5. Derajat kematangan buah yang telah distandarkan
Dengan terpenuhinya persyaratan kematangan buah, diharapkan produk
minyak dan inti sawit mempunyai kualitas yang baik. Sebagai acuan untuk
mengetahui kualitas produksi yang dihasilkan, perlu ditetapkan standar kualitas
minyak dan inti sawit. Dengan demikian, bisa diketahui nilai efektivitas dan
efisiensi suatu PKS.
No Karakteristik
Batasan
Minyak Sawit
< 3,50
< 0,10
< 0,01
> 2,40
23
Inti Sawit
1
< 7,00
< 6,00
< 25,00
< 40,00
24
D. Sterilization Station
Perebusan bertujuan untuk menghentikan kenaikan kadar asam
lemak bebas ( free fatty acid ) dalam buah, dengan cara menghentikan
enzim penyebab hidrolisis minyak. Ditinjau dari sudut lain, perebusan
mempunyai kaitan dengan pengolahan selanjutnya. Oleh sebab itu,
perebusan yang baik haruslah dilakukan dengan suhu yang tinggi dan
lebih dari beberapa menit (Naibaho, 1996).
Tujuan perebusan ini adalah :
1. Menonaktifkan enzim lipase pemecah minyak dan membunuh
mikroorganisme;
2. Mempermudah brondolan lepas dari tandannya;
3. Mempermudah proses pemisahan minyak di screw press;
4. Memudahkan pemecahan biji-biji;
E. Thressing Station
Penebahan adalah untuk melepaskan brondolan dari tandan yang
sudah direbus. Penebah adalah suatu alat berbentuk silinder mendatar yang
diputar oleh electromotor 25 HP dengan kisi-kisi yang bercelah sedikit
lebih besar daripada ukuran berondolan yang dilengkapi dengan Sembilan
pisau yang kemiringannya 40. Pisau ini berfungsi untuk mengangkat
dan sekaligus menghempaskan FFB yang telah direbus dan membawa
janjangan kosong hempasan keluar silinder untuk dibawa oleh hasil empty
bunch conveyor ke empty bunch press.Silinder berputar dengan putaran
sedemikian rupa sehingga tandan akan mengalami gaya sentrifugal yang
cukup untuk mengangkat sampai titik tertinggi pada dinding Silinder,
biasanya kecepatan putaran 22 - 25 rpm. Tandan setelah terjatuh kembali
(terbanting) akan melepaskan buahnya, demikian terjadi berkali-kali
sampai tandan kosong akhirnya terlempar dari ujung silinder.
25
F. Pressing Station
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun penebah diangkut ke
bagian pengadukan (digester). Digester adalah sebuah alat yang digunakan
untuk mengaduk brondolan buah sawit berupa sebuah tangki vertikal yang
dilengkapi lengan-lengan pencacah yang berputar dengan kecepatan
tertentu dan digerakkan oleh motor listrik (Risza, 1994).
Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran ulir mendesak
bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding
cone. Screw dan sliding cone berada di dalam selubung baja yang disebut
press cage, dimana seluruh dindingnya memiliki lubang. Dengan
demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak akan keluar melalui
lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya akan keluar melalui celah
antara sliding cone dan press cage. Selama proses pengempaan
berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press agar massa
bubur buah yang dikempa tidak terlalu padat (Naibaho, 1996).
G. Clarification Station
Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pengolahan minyak hasil
kempaan daging buah menjadi Crude Palm Oil. Pada stasiun ini dilakukan
pemisahan antara minyak dengan lumpur (sludge) yang terdiri dari
padatan dan air. Sludge yang merupakan hasil sampingan pengolahan
dengan kandungan minyak organik tinggi, pH rendah serta kuantitas
limbah yang besar merupakan beban potensial untuk menuntuk kualitas
lingkungan.
H. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji
yang mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan. Oleh sebab itu
perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut cake breaker
conveyor (CBC). Alat ini berperan memecah gumpalan ampas dan
mengangkutnya ke kolom fibre cyclone. Untuk mempermudah pemecahan
gumpalan dan mempersiapkan ampas yang sesuai dengan persyaratan
26
27
nut ke cenveyor nut melalui alat deatoner coloum ke silo biji. Di bagian
drum yang tidak berlubang dilengkapi dengan plat besi yang dibuat miring
250 yang berfungsi untuk mengarahkan biji agar sewaktu berputar menuju
drum yang berlubang kecil dan besar. Putaran polshing tromol 18 rpm
(Sunarko, 2007).
K. Inti Sawit
Inti sawit yang keluar dari alat pemisah inti masih sangat tinggi
airnya, sehingga inti ini perlu dikeringkan supaya kadar air inti sekitar 6-7
%. Pada kadar ini asam lemak bebas (ALB) dari minyak inti tidak cepat
meningkat selama penyimpanan dan pengangkutan inti dilakukan. Inti
yang keluar dari hydrocyclone sebelum masuk ke pengering (silo) inti
(kernel) terlebih dahulu diayak. Maksud pengayakan adalah untuk
membebaskan kotoran atau serabut yang masih melekat pada inti (kernel).
Pengeringan kernel sawit dilakukan secara bertingkat, yaitu pada kernel
hasil pemisahan cara basah dengan suhu pada tingkat atas, tengah dan
bawah berturut-turut adalah 70-80 0C, 60-70 0C dan 50-60 0C selama
minimal 12 jam. Hal ini disebabkan inti yang dikeringkan di kompertemen
sebelah atas memiliki air bebas yang membasahi inti selama pemisahan
inti berlangsung. Air harus diuapkan dahulu dengan panas tinggi,
kemudian diturunkan temperaturnya pada kompertemen tengah. Di sini
biji yang telah dikeringkan adalah biji yang uap airnya berasal dari bagian
dalam, lalu diturunkan lagi lebih rendah temperaturnya. Dengan cara
pengeringan di atas, maka tidak akan terjadi perubahan-perubahan
komponen di dalam inti (perubahan warna) serta dapat dicegah peristiwa
case hardening (peristiwa pengeriputan) (Satyawibawa dan Widyasturi,
2000).
L. Ketel Uap
Untuk mencapai keberhasilan pengolahan di pabrik, prioritas
utama adalah meningkatkan efisiensi ketel uap (boiler). Sebab jika volume
28
2.
3.
30
limbah lapangan adalah kayu, ranting, daun, pelepah, dan gulma hasil
penyiangan kebun. Setiap pembukaan perkebunan baru dihasilkan
kayu tebangan hutan antara 40 - 50 m3/tahun. Satu hektar tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10,40
ton bobot kering dalam setahun.
2.
31
BAB IV
PROSES PRODUKSI
A. Defenisi Proses Produksi, Flow Chart Proses FFB Menjadi CPO dan
Kernel, dan Reception Station
Dalam pabrik kelapa sawit terjadi proses produksi atau pengolahan
FFB atau buah sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil ) dan Kernel. Proses
pengolahan tersebut melewati beberapa stasiun produksi yang didalamnya
terdapat mesin mesin untuk melakukan proses produksi tersebut. Adapun
Stasiun - stasiun yang dilewati atau yang terdapat dalam proses
pengolahan FFB adalah Reception Station, Sterlization Station, Thressing
Station, Pressing Station, Clarifier Station, dan Kernel Station. Di bawah
ini dapat dilihat Flow Chart atau alur proses produksi FFB menjadi CPO
dan Kernel tiap stasiunnya:
RECEPTION STATION
(Pos Security Transfer Carriage)
STERILIZATION STATION
(Canti Lever Capstand)
THRESSING STATION
(Hoisting Crane Top Distribution Conveyor
PRESSING STATION
(Digester Screw Press)
CLARIFIER STATION
( Crude Oil Gutter Oil Storage Tank)
KERNEL STATION
(CBC Bulking
Kernel Silo)
Pos Security
32
Vibrating
Crude Oil
Screen
Sand
Trap
Gutter
Timbangan
/ Weight Bridge
DCO Tank
Sludge Process
(*)
Pump
Under Flow
Distribution
Tank
Proses Sortasi
Clarifier Tank
Skimmer
Loading Ramp
Oil
Oil Purifier
Scrapper
Conveyor
Pump
Splitter
Screw Press
Floating Tank
Under Scrapper
Conveyor
Lori
Transfer
Carriage
Canti Lever
Digester
Vacuum Dryer
Kernel
Station (*)
Top
Distribution
Conveyor
CPO
Dilution
Water Tank
Top Cross
Conveyor
Oil Extraction
Pump
Pompa
MPD
Liquor Tank
Despatch Process
Sterilizer
Condensate Pit
Oil
Hoisting Crane
Auto Feeder
Bottom Cross
Conveyor
Empty Bumch
Presser
Under Thresser
Conveyor
Berondolan
Rotary Feeder
Empty
Bunch
Press
Under
Bump
Presse
r
Cnvey
orTruck
Empty
bunch
Empty Bunch
Conveyor
Thresser
Tempat Pengolahan
Kompos
Clarifier tank
Ponding
To land
Aplication
33
Sludge tank
Pump
Sand Cyclone
Bak Pit
Sand Cyclone
Tank
Sludge
Sludge
Recovery Tank
Brush Strainer
Pump
Balance Tank
Oil
Bak Pit
Pump
Condensate Pit
Sludge pit
Liquor Tank
Sludge
Sludge
Centrifuse
Sludge Waste
Oil
Oil Recycle
Tank
Pump
Distribution
Tank
34
1. Reception Station
Reception station adalah stasiun penerimaan buah pada
pabrik kelapa sawit yang datang dari estate untuk diolah di Pabrik
Kelapa Sawit. Reception station terdiri dari beberapa bagian, yaitu
mulai dari pos security sampai tempat lori. Berikut akan dijelaskan
komponen komponen yang terdapat di dalam Reception Station.
a. Pos Security
Pos security merupakan penerimaan pertama TBS yang
dibawa dari estate menuju proses pengolahan di pabrik. Supir yang
membawa TBS menyerahkan Surat Pengantar Buah Sawit (SPBS)
yang berisi jumlah TBS, nama supir serta nama estate tempat buah
berasal. Security kemudian mencatat waktu tiba truck dan
menstempel SPBS yang dibawa oleh Supir yang akan diserahkan
kepada receptionits di weighting Bridge. Security juga bertugas
uintuk mengawasi proses despatch, keluar masuk kompos, abu
boiler, dll, serta menerima material lain seperti solar, kalsium
karbonat, elpiji, pelumas, dan bahan bahan lainnya.
b. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Weight Bridge merupakan stasiun yang digunakan sebagai
tempat penimbangan berkapasitas besar yang biasanya digunakan
untuk menimbang FFB dan Solar yang masuk ke pabrik dan juga
CPO, kernel, Empty Bunch Presser , pupuk, abu boiler, cangkang,
dan kompos yang dikirim keluar pabrik. Pada Weight Bridge,
receptionist mencatat berat setiap truck yang melewati weight
bridge dan kemudian memberikan catatan hasil timbangan .
Stasiun ini berukuran 8 x 2.5 meter dengan kapasitas
maksimum 40 ton interval 10 kg. Pengukurannya memakai
sistem elektronik sehingga mampu menghasilkan output angka
di monitor pengendali.
35
36
Contoh:
Misalkan diketahui dari data weight in (bruto) 17520 kg
dan weight out (Tarra) 7420 kg. Maka berat netto FFB yang
dibawa truk pada saat masuk dihitung dengan cara
Sehingga diperoleh berat netto FFB yang dibawa adalah 10100 kg.
Prosedur penimbangan truk CPO:
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
dengan benar;
Diperhatikan pada layar indikator digital tertunjuk angka
4)
nol;
Periksa voltage regulator, UPS atau power regulator
5)
39
5
Gambar 4. Pintu Loading Ramp
Prosedur Sortasi FFB Di Loading Ramp
Prosedur sortasi TBS memberikan suatu pencapaian
dari mutu TBS yang diterima di pabrik. Hal ini juga menjadi
suatu tolok ukur kepada manajemen kebun untuk menjaga
standar panen mereka.
1)
42
43
2)
3)
4)
45
46
Roda
Alur
Kupingan
Boogies
Condensate
Hole
Cages
Kupingan
Bushing
47
i. Transfer Carriage
Pada pabrik Dolok POM ini terdapat 1 (satu) unit Transfer
Carriage. Transfer carriage digunakan untuk memindahkan lori
dari lintasan pengisian buah ke rel stasiun rebusan. Transfer
carriage hanya dapat memindahkan maksimum 3 buah lori dalam
setiap kali pemindahan yang digerakkan dengan alat electromotor
dan sistem hidrolik. Pada alat ini terdapat 1 operator khusus yang
berfungsi untuk mengoperasikan transfer carriage ini serta
menghubungkan rantai lori yang satu ke yang lainnya. Transfer
Carriage ini dioperasikan dengan menekan tombol tombol yang
di atas papan tombol operasi. Transfer carriage ini memiliki
panjang 10 meter.
Hal hal yang perlu dimaentenance pada transfer carriage
adalah:
1) Pengecekan kondisi rantai transfer carriage secara berkala;
2) Pemberian minyak pelumas rantai dan landasannya secara
berkala untuk mencegah keausan;
3) Memeriksa sistem hidroliknya secara berkala.
49
Security
Post
Transfer
Carriage
Timbangan
(Weight Bridge)
Lori
Loading Ramp
Under Splitter
Conveyor
FFB Scrapper
Conveyor
Splitter
50
51
Step
Time
Position Valve
Inlet
Exhaust
Condensate
Remarks
Dearation
Peak 1 9
Inlet
0.5
Condensate
Exhaust
Inlet
10
0.5
M 10
a
i 0.5
n 10
t
a
i
n
10
11
12
Peak 2
Condensat
e
Exhaust
53
13
14
10
15
16
Dimana :
Q : Kapasitas pabrik
N : jumlah rebusan
T : jumlah lori tiap rebusan
B : kapasitas lori
55
Fungsi
Dengan proses perebusan yang baik akan diperoleh 6
keuntungan yaitu:
a. Melunakkan berondolan agar lepas dari janjangan untuk
mempermudah proses penebahan pada thresser;
b. Memberhentikan proses peningkatan FFA (Free Fatty Acid);
c. Mengeluarkan air dari berondolan untuk mempermudah proses
digestion dan pressing;
d. Merubah komposisi kimia komponen mesocarp agar mudah pada
proses digestion dan klarifikasi;
e. Melunakkan mesocarp agar proses digestion menjadi cepat;
f. Prekondisi terhadap nut untuk efisiensi pemecah biji.
2.
Mesin / Peralatan
a. Sterilizers complete with Accesories
b. Automatic Controllers
c. Blow down Chamber dan Silencer
Prosedur Pengoperasian:
1. Periksa semua paking pintu rebusan apakah ada kerusakan dan
pastikan bahwa wearing plate dan rail track dalam keadaan bersih;
2. Periksa mekanisme sistem keamanan dan periksa bahwa alat tersebut
berfungsi dengan baik;
3. Periksa alat pengukur tekanan dan pastikan bahwa alat tersebut tidak
rusak;
4. Bersihkan kotak penampungan berondolan dan parit dibawah jembatan
penopang rel didepan sterilizer;
5. Periksa alat penyaringan kondensat, pastikan bahwa alat ini bersih dari
berondolan dan sampah;
56
57
Canti Lever
Sterilizer
58
Hoisting Crane
Under Empty
Bunch Press
Conveyor
Auto Feeder
Truck
Empty Bunch
Prsess
Rotary Feeder
Empty Bunch
Presser
Empty
Bunch
Threser
Oil
Oil Tank
Empty Bunch
Conveyor
Berondolan
Under Threser
Conveyor
Bottom Cross
Conveyor
MPD
Top Cross
Conveyor
Top
Distribution
Conveyor
Hoisting Crane
59
Auto Feeder
Auto Feeder berfungsi sebagai tempat menampung
sementara buah sawit sebelum buah masuk ke thresser (penebah).
Hal ini dibuat agar tidak terjadi penumpukan buah di dalam thresser
yang akan mengakibatkan proses perontokan tidak berlangsung
dengan baik. Penumpukan buah yang terlalu banyak pada auto
feeder akan mengakibatkan losses pada tandan kosong meningkat
dan kesulitan pangontrolan pengumpan buah ke stasiun thessher.
Pada auto feeder dilengkapi dengan Rotary feeder yang berputar
dengan kecepatan 6 rpm yang digerakkan oleh motor listrik
bermerk Teco, 3 phase, berdaya 5,5 HP, 4 KW, 50 Hz, 1445 RPM,
dan berfungsi untuk mengontrol masukan buah kedalam thresser .
Bentuk daripada auto feeder dan rotary feeder dalam dilihat pada
gambar di bawah ini.
60
Thresher
Fungsi dari thresher adalah untuk memisahkan buah dari
janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta
mendorong janjangan kosong ke empty bunch conveyor. Alat ini
berbentuk silinder berdiameter 2,2 m dan panjang 6 m yang
dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm untuk
memisahkan brondolan dan tandan. Melalui kisi-kisi, brondolan
jatuh ke under thresser conveyor yang selanjutnya menuju bottom
cross conveyor. Thresser ini juga dilengkapi dengan mata pisau
yang dilas mati dengan badan threser yang memiliki panjang 50
cm, dan dalam satu thresser terdapat 9 unit pisau yang disusun
secara zig zag, dan mata pisau dilas dengan kemiringan 300.
Cara kerja thresher adalah pada saat silinder thresser
berputar, maka buah yang ada didalamnnya akan ikut berputar dan
sampai pada titik tertinggi silinder tersebut oleh karena gaya
sentrifugal, dan kemudian buah tersebut akan jatuh oleh karna gaya
61
62
63
64
66
67
berkala;
f. Lumasi bearing electro motor dengan minyak gemuk secara
berkala.
68
h. Kawat las
D. PRESSING STATION
Stasiun pengempaan atau press bertujuan untuk mengesktrak
minyak yang terkandung dalam buah. Proses pengepresan diawali dengan
proses pelumatan terhadap buah (digester). Proses pelumatan dilakukan
dalam suatu tangki digester berbentuk tabung yang dilengkapi dengan
expeller arm dan penambahan steam. Proses pengepresan terhadap buah
dilakukan dengan bantuan screw press yang berputar pada putaran 9 rpm
dan hidrolik yang dapat menekan 60-62 bar.
Fungsi dari pressing station ini adalah :
1. Melumatkan berondolan didalam digester sebelum masuk ke mesin
proses.
2. Mengepress berondolan untuk mendapatkan minyak yang maksimum
dengan sedikit biji yang hancur pada press cake.
3. Melarutkan dan menyaring minyak mentah.
4. Memproses proses cake pada cake breaker conveyor untuk proses di
dipericarper.
Peralatan pressing pada Stasiun ini terdiri dari :
1. Top Distribution Conveyor
Top distribution conveyor berfungsi untuk menerima buah dari top
cross conveyor untuk kemudian di distribusikan atau dibagikan ke
digester 1, 2 dan 3. Conveyor ini digerakkan oleh elektromotor 5 HP.
2.
Digester
Digester adalah alat yang berfungsi melumatkan dan mendorong
keluar berondolan yang dicacah untuk diproses di Screw press. Proses
ini bertujuan untuk membuka daging buah sehingga memudahkan
proses pengempaan (pressing). Cara kerja dari alat ini yaitu pisaupisau yang terdiri dari pisau pengaduk dan pisau pelempar yang dibuat
bersilang satu sama lain dan berputar pada as sehingga daging buah
pecah dan terlepas dari bijinya. Pisau ini memiliki 3 tingkat pisau
dengan tiap-tiap tingkat memiliki 2 pisau. Pada digester terjadi
69
70
71
72
Vibrating Screen
Setelah mewati proses sand trap tank selanjutnya CPO
akan masuk ke vibrating screen. Tujuan dari vibrating screen ini
untuk membersihkan ampas padat yang terikut bersama crude oil.
Bagian utama vibrating screen berupa dua tingkat saringan dengan
ukuran lubang pada kawat saringan sebesar 20 mesh (saringan
atas) yang berfungsi untuk menyaring sludge yang terikut di
dalamnya dan 40 mesh (saringan bawah) untuk menyaring pasir.
Untuk membantu proses penyaringan, maka vibrating screen
memiliki elektromotor yang digunakan untuk menggetarkan
saringan. Pada saat crude oil dari sand trap tank jatuh kebagian
saringan dari vibrating screen, getaran saringan menyebabkan
ampas padat yang tersaring bergerak ke dinding saringan.
Kemudian ampas akan keluar menuju screen waste conveyor
menuju digester dan screw press untuk di pressing ulang. Jumlah
vibrating screen yang ada dipabrik ini sebanyak 3 unit.
73
yang tersisa. DCO tank dilengkapi dengan tiga ruangan yang dibatasi oleh
sekat, kran air, termometer, dan pompa untuk mengalirkan crude oil dari DCO
tank ke Distribution Tank. Kapasitas DCO Tank berkisar 4,5 ton. Suhu di dalam
DCO Tank adalah berkisar antara 80-850C dan di dalam DCO terjadi proses
penampungan CPO sekaligus pengendapan pasir yang tersisah. Sesudah dilakukan
pengendapan maka akan didapat crude oil yang lebih bersih yang kemudian
dipompakan ke distribution tank dengan menggunakan pompa elektromotor.
74
Distribution Tank
Minyak yang telah dipompa kemudian dibagi kedalam dua
unit oil clarifier tank melalui distribution tank. Distribution tank
ini berfungsi untuk mencegah aliran turbulensi pada clarifier
sehingga proses pemisahan minyak dengan lumpur tidak
terganggu.
75
1. Pengolahan Sludge
a. Sludge tank
Alat ini berfungsi untuk penyimpanan sementara antara sludge
dan pengendapan pasir. Sludge tank terdiri dari dua unit dimana
masing-masing unit memiliki kapasitas 10 ton dan diberi suhu
1000C.
76
77
e. Balance Tank
Berfungsi untuk mengumpulkan dan menyalurkan secara
seimbang hasil dari sand cyclone menuju sludge centrifuge. Dari
data pengamatan yang dilakukan, ada dua unit balance tank dengan
78
79
80
81
Ponding
Ponding adalah tempat penampungan lumpur atau limbah
hasil proses produksi dalam pabrik. Di Dolok POM ada terdapat 4
buah ponding.
Pengolahan minyak
a. Clean oil tank
Setelah minyak hasil pemisahan antara sludge dan minyak
didapat, selanjutnya minyak dialirkan ke clean oil tank. Clean oil
tank merupakan tangki penampung minyak berbentuk silinder yang
bagian bawahnya berbentuk kerucut terbalik. Terdapat dua unit
clean oil tank dengan kapasitas masing-masing sebesar 28 ton.
82
83
84
85
Screw Press
Cake Breaker
Conveyor
Depericarper
Fiber
Nut Polishing
Drum
Bulking Silo
Fuel Conveyor
Inclined Auger
Conveyor
Fiber
Kernel Dryer
Conveyor No.3
Winnower Fan
No.2
Destroner Column
Nut Elevator
Nut Hopper
LTDS 1
Ripple Mill
Wet
LTDS 2
Cracked Mixture
Conveyor
Winnower Fan No.1
Kernel Dryer
Conveyor No. 2
Kernel Dryer
Conveyor No.1
Kernel
Winnower 3
Conveyor
Kernel Dryer
no.1
Wet Kernel
Elevator
Inclined Augur
Wet Kernel
Conveyor
Sheel Transport
Fan
Shell Hopper
Clay Bath
Shell Conveyor
Fuel Conveyor
Dibawah
ini
akan
dijelaskan
88
89
90
91
Ripple Mill
Peralatan ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut. Nut akan
masuk kedalam tabung ripple mill sehingga shell (cangkang) dengan
kernel akan memisah. Dalam ripple mill terdapat rotor tube yang
berputar dan ripple plate yang bergerigi yang berfungsi untuk
memecahkan nut.
92
93
94
akan mengapung. Massa jenis yang lebih ringan adalah kernel sehingga
kernel akan berada diatas atau mengapung, sedangkan cangkang yang
massa jenisnya lebih berat akan tenggelam ke bawah.
15.
16.
95
18.
20.
Kernel Dryer
Kernel Dryer berfungsi sebagai pengering kernel yang basah
dengan menggunakan uap panas sebagai media pengeringnya.
96
97
23.
98
Oil
FFA
Air
- Kotoran
>24,50 %
< 3,00 %
< 0,20 %
< 0,02 %
99
Anlisis ini dilakukan pada air yang berasal dari sungai yang
ditampung di bak besar. Untuk melihat kejernihan air, analisis ini
dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel untuk setiap shift
kerjanya pada stasiun boiler. Analisis ini dilakukan untuk melihat kadar
Aluminium sulfatedan soda ash yang diperlukan dalam penggumpalan.
pH air yang ditarget oleh laboratorium, antara lain ;
a. Cation water (2.5 5.5)
b. Anion water
(7 10)
c. Feed water
(710)
d. Condensate water
(7.5 8.5)
e. Boiler water
(10.5 11.5)
3. Analisis Losses
Analisis losses dilakukan pada Laboratorium adalah Analisis
terhadap losses CPO dan Kernel.
Losses CPO diperoleh dari :
a. Empty bunch press
: 0,30 %
b. Wet fibre (press): 0,55 %
c. Sludge waste
: 0,40 %
H. Power Plant Station
Power plant station adalah stasiun yang berfungsi untuk:
1. Mengubah energi potensial uap ke dalam energi kinetik. Kemudian
energi kinetik dirubah menjadi energi listrik dengan menggunakan
generator.
2. Mengubah energi kimia dari bahan bakar diesel ke dalam energi
listrik dengan menggunakan generator diesel.
3. Mendistribusikan energi listrik ke semua tempat yang
membutuhkannya.
4. Menyimpan dan mendistrbusikan uap dengan tekanan rendah untuk
proses pengolahan pabrik.
Energi listrik dihasilkan oleh altenator turbin uap dan generator
diesel. Energi listrik yang dihasilkan selain dipakai untuk kebutuhan
pabrik juga dipakai untuk kebutuhan luar pabrik yaitu penerangan jalan
dan kebutuhan listrik rumahan. Operator yang mengoperasikan power
plant ini ada tiga dan mereka memiliki shift kerja masing masing.
Stasiun ini dikontrol selama 24 jam.
100
101
102
I. Steam Plant
Fungsi dari stasiun ini adalah untuk membangkitkan steam yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dan juga untuk proses
pemanasan. Steam (uap air) di produksi oleh boiler, bahan bakar yang di
gunakan dalam proses ini adalah fibre dan shell dari proses.
Ruang pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran, sebagai
pemanas yang dihasilkan diterima langsung oleh pipa-pipa air yang berada
di dalam ruangan dapur tersebut (pipapipa air) dari drum ke header
samping kanan dan kiri. Ruang gas panas yang di terima dari hasil
pembakaran dalam ruang pertama, dalam ruang kedua ini sebagian besar
panas dari gas diterima dari hasil pembakaran dan ditiupkan oleh
blowerForce Draft Fan (FDF) melalui kisi-kisi bagian bawah dapur (fire
gates). Jumlah udara yang di perlukan di atur oleh klep (Air Draft
Controller) yang di kendalikan dari panel saklar ketel. Sedangkan dalam
ruang kedua, gas panas dihisap blower (Induced Draft Fan) sehingga
terjadi aliran panas dari ruangan pertama ke ruangan kedua dapur
pembakaran. Dalam ruang kedua dipasang sekat-sekat sedemikian rupa
yang dapat memperpanjang permukaan yang dilalui gas panas, agar panas
tersebut dapat memanasi seluruh pipa air.
Selanjutnya uap hasil penguapan dari drum atas belum dapat di
pergunakan untuk turbin uap, oleh karenanya harus di lakukan pemanasan
uap lanjut melalui pipa uap pemanas lanjut (super heater pipe), sehingga
uap benarbenar kering karena bila uap masih keadaan basah maka turbin
uap tidak akan bekerja dengan sempurna. Pipapipa uap pemanas lanjut
dipasang dalam ruang pembakar kedua, hal ini mengakibatkan uap basah
yang dialirkan melalui pipa tersebut akan mengalami panas lebih lanjut
menjadi uap kering.
Air yang digunakan untuk menghasilkan uap pada boiler ini berasal
dari daerator tank
Boiler adalah bejana tertutup dimana didalamnya terjadi proses
pembakaran / pemanasan air sehingga menjadi uap panas atau steam. Uap
panas yang telah dihasilkan tersebut kemudian dialirkan ke mesin turbin
103
104
Water tube
30.000 kg/hr
Model
From at 1000 C
TW 16/44-75 SH
105
Years Of Manufacture
Serial No
Design Pressure
2002
20421
3,4 N/mm2
Design Code
Working
Pressure
B5113 1998
3,4 N / mm2
Hydrotest Pressure
Hydrotest No
5,1 N/mm2
KLR 0260336
Inspection
Authority
LLOYDS
106
control.
i. Compressor (drain tabung compressor setiap hari).
2. Lakukan slow firing / pemanasan boiler. Dengan memasukan
bahan bakar boiler. Tahapan pemanasan boiler adalah :
a. Memanaskan fire grade dan dinding dapur boiler (0-2bar)
b. Memanaskan pipa-pipa air dan steam dalam boiler (25bar)
3. Naikkan tekanan steam boiler secara bertahap, dengan
tenggang waktu 5-10 menit. Contoh:
107
108
109
111
J. Water Plant
Sumber air pada PKS Dolok POM berasal dari air sumur bor.
Sebelum air digunakan maka terlebih dahulu harus dilakukan beberapa
112
4.
Ph
= > 5,5
T. Hardness
= >1 ppm CaCO3
114
c.
Anion exchange
Fungsi dari anion exchanger ini adalah tangki sebagai
pengikat silica dengan menggunakan caustic soda. Proses dari
anion exchanger yaitu air dipompakan melalui lapisan resin anion.
Larutan natrium hidroksida akan masuk ke dalam lapisan resin
anion dan pergantian ion antara ion hidroksida dengan ion silica
dan nitrat akan terbawa dan keluar melalui saluran pembuangan.
Unit anion diregenerasi bila:
Ph min 7,0
1)
Conductivity > 180
2)
Silika
> 5ppm SiO2
3)
115
6.
Clean rinsing
Pencucian lapisan resin dengan iar bersih setelah penambahan
bahan kimia. Air dipompakan melului resin kation dan anion sehingga akan
membuang sisa-sisa bahan kimia ini akan keluar melalui saluran
7.
pembuangan.
Demint Water Tank
Demint Water Tank merupakan tangki yang berfungsi untuk
menampung dan meyimpan air setelah proses regenerasi kation dan anion
exchanger. Dalam proses tangki ini juga dilakukan perlakuan panas
70oC. Kapasitas dari demint water tank adalah 140 ton.
8.
Thermal Dearator
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan gas oksigen dan
suspensi dari air umpan boiler. Oksigen harus dihilangkan dari air umpan
boiler untuk menghindari terjadinya proses korosi di dalam drum boiler.
Air yang masuk ke Thermal Dearator akan terpecah menjadi butiranbutiran kecil sehingga gas-gas dapat dengan mudah terpisah dari air dan
dikeluarkan ke udara. Thermal Dearator ini dilengkapi dengan pipa steam
untuk menjaga suhu air tetap pada level 80-900C, penjagaan suhu air
116
9.
117
a. N 2811
Bahan kimia ini berfungsi untuk mengikat sulfite (SO3) dalam air.
Dosis untuk 24 jam operasi dengan kapasitas 30 ton steam/jam adalah
sebanyak 2,8 kg.
b. N 3273
Bahan kimia ini berfungsi untuk mengikat phosphate (PO4) dalam
air. . Dosis untuk 24 jam operasi dengan kapasitas 30 ton steam/jam
adalah sebanyak 3,6 kg
c. N 22310
Bahan kimia ini berfungsi untuk menjaga kesadahan (total hardness)
didalam senyawa tersuspensi. . Dosis untuk 24 jam operasi dengan
kapasitas 30 ton steam/jam adalah sebanyak 3,6 kg.
Feed water pump terdiri dari :
a. Turbine Feed Water Pump
Pompa ini digunakan berdasarkan tenaga uap yang memutar
pompa dan memompakan air menuju boiler
b. Electric Feed Water Pump
Pompa ini bekerja dengan menggunakan energi listrik yang
memompakan air menuju boiler. Kedua pompa ini tidak digunakan
secara bersamaan , apabila terjadi kerusakan pada listrik maka akan
digunakan turbin feed water pump, sehingga air yang dipompakan
tetap beroperasi.
J.
Workshop
Merupakan salah satu perawatan (bengkel) yang ada di pabrik
Dolok POM. Proses pada sebuah pabrik berfungsi untuk mengatasi
permasalahan yang ada pada pabrik khususnya menyangkut alat dan mesin
yang digunakan, prosesnya juga bertujuan untuk meningkatkan efesiensi
pabrik dan mencegah dampak lingkungan yang disebabkan oleh kerusakan
pabrik tersebut.
118
Preventive Maintenance
Yang dimaksud dengan preventive maintenance adalah
pemeliharaan rutin yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan
mesin. Preventive maintenance ini juga dilakukan sebelum atau
sesudah proses pengolahan telah dilakukan. Karena proses
2.
3.
4.
ada dipabrik.
Overhaul
Yang dimaksud dengan overhaul adalah proses
pembongkaran. Memasang atau mengganti suku cadang atau mesinmesin yang telah rusak. Hal ini dilakukan apabila mesin tidak dapat
diperbaiki lagi.
119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melakukan Praktikum Kerja Lapangan ini dan setelah menulis
laporan ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal hal sebagai berikut:
1.
Proses produksi yang ada pada pabrik Dolok POM PT. PP. London Sumatra
Tbk adalah memproduksi FFB (Fresh Fruit Bunch) menjadi CPO (Crude
1.
Faktor keandalan perlu diperhatikan dari sistem perawatan, untuk itu perlu
dilakukan analisis keandalan dari loading ramp untuk mengetahui sejauh
mana kondisi loading ramp, Analisis keandalan ini berkaitan erat dengan
penentuan kerusakan rata-rata dari komponen loading ramp;
2.
3.
120
DAFTAR PUSTAKA
Naibaho, P. M., 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan.
Pahan, I., 2001. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek
Pemasaran. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Risza, S., 1994. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kansius.
Yogyakarta.
Satyawibawa, I., dan Y. E. Widyastuti., 2000. Kelapa Sawit Usaha Budidaya
Pemanfaatan Hasil, dan Aspek Pemasaran. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunarko. 2007., Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Syamsulbahri. 1996.. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta
121