Sawit
Laboratorium PKS
Mutu minyak Kelapa Sawit adalah membuat kesesuaian standar dari minyak hasil
produksi dengan Spesifikasi Mutu CPO yang sudah ditentukan secara baku dan berlaku
secara umum pada banyak PKS, serta harus memenuhi keinginan dan kriteria pembeli.
Spesifikasi ini dapat juga ditentukan oleh produsen atau konsumen.
Ini merupakan slogan bisnis, tidak hanya untuk pabrik kelapa sawit, namun berlaku
umum bagi unit-unit bisnis yang lain. Oleh karena ini diperlukan pemantauan mutu dari
segala hal yang berkaitan dengan proses bisnis dalam Pabrik Kelapa Sawit.
Fungsi ini dijalankan oleh sebuah laboratorium.
Asam Lemak Bebas / ALB, (FFA, Free Fatty Acid) adalah grup dari asam organik yang
terdapat dalam minyak sawit. kandungan FFA di dalam minyak sawit, sebagian besar
palmitat, stearat dan oleat. Kandungan palmitat lebih banyak didalam minyak sawit
sehingga Berat molekul nya digunakan dalam perhitungan.
FFA terbentuk akibat adanya air dan katalis melalui reaksi hidrolisa.
Pertama, hidrolisis enzimatik. Lemak aktif memecahkan enzim, sebagian besar lipoid
yang ada didalam buah sawit. Aktifitasnya menghasilkan formasi FFA menjadi lebih
cepat bila mesocarp /daging buah sawit pecah atau memar.
Kedua, hidrolisis katalis secara spontan. Reaksi ini dipengaruhi oleh kandungan FFA
yang ada didalam buah sawit dan telah berkembang yang berhubungan dengan suhu
dan waktu.
Analisa Asam Lemak Bebas / ALB (Free fatty acid) dalam minyak sawit produksi adalah
untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak
tersebut dalam pelarut organik yang sesuai dan menetralisasi larutan tersebut dengan
alkali dengan menggunakan indikator phenolpthalein.
Nilai FFA dalam CPO sebaik nya tidak lebih dari 4%.
Penentuan kadar air pada minyak produksi adalah untuk menilai kandungan zat
menguap dalam minyak, yaitu jumlah zat / bahan yang menguap pada suhu 110 derajat
Celcius, termasuk di dalamnya air serta dinyatakan sebagai berkurangnya berat apabila
sampel dipanaskan pada suhu 110 derajat Celcius.
Nilai kadar air (moisture content) pada CPO sebaik nya tidak lebih dari 0,4%.
Impurities content
Analisa Kadar kotoran (Impurities content) pada minyak produksi adalah untuk menilai
kadar kotoran (dirt) dalam minyak yang berupa zat yang tidak larut dalam pelarut
organik yang telah ditentukan, kemudian disaring dengan media penyaring dan dicuci
dengan pelarut tersebut, dikeringkan lalu ditimbang.
Nilai Kadar kotoran (dirt content) pada CPO sebaik nya tidak lebih dari 0,04%.
Peroxide value
Peroksida ialah hasil oksidasi pertama yang nontransient dan terbentuk karena
bertambahnya radikal aktif molekul oksigen pada gugus metilen aktif pada rantai asam
lemak yang terdapat dalam minyak. Peroxide value adalah untuk menentukan derajat
kerusakan pada minyak atau lemak.
Proses pembentukan peroksida dapat dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam,
kelembaban udara dan katalis (logam Fe,Co, Mn, Ni dan Cr). Peroksida juga dapat
mempercepat proses timbulnya bau tengik dan rasa (flavour) yang tidak dikehendaki
dalam bahan pangan. Peroxide value pada minyak produksi untuk menilai bilangan
Peroxide dalam minyak dengan cara titrasi ion yodida bebas dengan sodium thiosulfat.
Nilai Peroxide value pada CPO sebaik nya tidak lebih dari 1 meq/kgl.
DOBI
DOBI (Deteration Of Bleachability Index) adalah indeks daya pemucatan yang dapat
terjadi pada minyak CPO (crude palm oil) yang merupakan rasio kandungan karoten dan
produk oksidasi sekunder pada CPO. Nilai Dobi yang rendah mengindikasikan
meningkatnya kandungan produk oksidasi sekunder (produk oksidasi dari karotenoid
yang dapat terjadi dari efek rantai asam lemak teroksidasi).
Nilai Dobi diukur dengan alat spektrofotometer UV-Visible, kandungan karotene diukur
pada absorbens 446 nm sedangkan produk oksidasi sekunder pada absorbens 269 nm.
Nilai Dobi yang baik harus lebih dari 2,5. Semakin tinggi nilai DOBI pada CPO
menunjukkan mutu CPO yang bersangkutan semakin baik.
Salah satu cara untuk menganalisa nilai DOBI pada CPO akan di jelaskan di bawah ini
menggunakan Spectrophotometer Genesys 10 UV Produk keluaran
dari ThermoSpectronic. Genesys 10 UV sudah memiliki feature analisa Absorbance
Ratio, sehingga hasil analisa DOBI bisa langsung didapat tanpa penghitungan secara
manual. Berikut ini langkah-langkah analisa nya :
Langkah-langkah anallisa :
Senyawa beta karotene adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak, berwarna
kuning sampai merah di dalam minyak CPO, sangat dipengaruhi oleh kematangan
buah. -Carotene pada proses refinery sengaja dihilangkan untuk memperoleh minyak
goreng yang jernih juga menghindari terjadinya degradasi -carotene oleh panas,
padahal -carotene merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami.
-Carotene merupakan sumber vitamin A dan E yang ada pada CPO. Sayangnya -
carotene ini sering terbuang pada saat proses penyaringan, untuk mendapatkan minyak
CPO yang jernih. Batasan kandungan -Carotene yang terdapat pada CPO
menurut Codex Committee on Fat and Oil adalah berkisar 500 2.000 mg /kg.
Langkah-langkah anallisa :
Rumus penghitungan : -Carotene = Abs. At 446 x 3.83 x Vol Pelarut (ml) / Berat
sample (gr)
Iodine Value
Iodine Value adalah suatu besaran untuk mengukur derajat ketidak-jenuhan dalam asam
lemak. Ini dinyatakan dengan jumlah gram iodine yang diserap oleh 100 g lemak.
Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Lemak
yang akan diperiksa dilarutkan dalam iso oktan kemudian ditambahkan larutan Iodine
berlebih, sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan Na. thiosulfat.
Analis Laboratorium
Pengukuran Losses pada Laboratorium PKS
Secara sederhana dan singkat, proses analisa Oil Loses pada Laboratorium Pabrik
Kelapa sawit dapat di jelaskan sebagai berikut ;
Sampling point : Ex-trap condensate setelah recycle oil, jika tidak ada recovery fit
harus diambil dari ex-strilizer.
Sample size : 200 ml/1.5 jam.
Sampling methods : Sampel dikumpulkan dalam wadah bertutup dan beridentitas
jelas.
Spesifikasi : Kadar minyak didalam kondensat sterilizer tidak lebih dari 1,5% (wet
basis).
Tujuan : untuk mengukur kehilangan minyak pada janjangan kosong (empty bunch),
menghasilkan data harian dari kehilangan minyak untuk keperluan kontrol,
mendeteksi FFB (Fresh Fruit Bunch) / TBS ( Tandan Buah Segar) yang terlalu matang
dan berlebih pada kapasitas thresher.
Tujuan : untuk memantau efisiensi dari proses sterilisasi dan threshing , memonitor
kehilangan minyak akibat dari proses perebusan yang tidak sempurna.
Tujuan : mengetahui kehilangan minyak dan persentasi nut pecah dalam fibre,
menentukan ratio nut dan fibre untuk pressing yang optimum.
Sampling point : contoh diambil dalam jumlah yang sama dari ketiga sudut
corong keluar press.
Sample size : 1 kg/1,5 jam.
Sampling methods : ditempatkan dalam wadah terpisah dari setiap press, wadah
bertutup dan beridentitas jelas.
Sebaik nya, kehilangan minyak (oil loses) didalam fibre dari mesin press tidak
lebih dari 7 % (dry basis) dan biji / nut yang pecah di dalam fibre tidak lebih dari 20
% (biji pecah/total biji).
Tujuan : untuk mengetahui total kehilangan kernel dalam shell setelah separation
(proses pemisahan cangkang dan inti / kernel).
Dalam melakukan penyimpanan bahan kimia, sebaik nya perhatikan hal-hal berikut ini :
-Lingkungan
-Wadah
-Bahan kimia lainnya.
Sebelum menangani suatu bahan kimia pelajari terlebih dahulu informasi bahaya
bahan tersebut dalam MSDS (Material Safety data Sheet).
Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah disediakan dengan benar dan
pastikan jenis APD tersebut sesuai dengan potensi bahaya dari bahan kimia yang akan
kita tangani.
Kegiatan pencampuran, pengenceran, pemanasan dll., terhadap bahan kimia
harus sesuai dengan prosedur yang ada dalam MSDS.
Pemindahan bahan ke kontainer lebih kecil dilakukan hati-hati dan pergunakan
kontainer yang diperuntukkan untuk pemindahan bahan tersebut. Pastikan kontainer
sekunder ini berlabel jelas.
Pencampuran, pengenceran atau pemindahan bahan terutama bahan korosif,
oksidator dan beracun sebaiknya dilakukan pada lokasi yang memiliki ventilasi lokal
atau dilakukan dalam lemari asam.
Untuk kegiatan pencampuran atau pemindahan bahan mudah terbakar harus
jauh dari sumber api, penyalaan atau panas.
Bila bahan tidak digunakan, pastikan wadah dalam keadaan tertutup untuk
mencegah terlepasnya uap bahan yang berbahaya.
Pekerja harus memperhatikan kebersihan setelah bekerja dengan bahan-bahan
kimia terutama bahan beracun.
Bila bahan tumpah maka pergunakan fasilitas penanganan tumpahan/spill kit
yang tersedia.