HASIL PERKEBUNAN
Pengolahan
Kelapa Sawit
Morfologi ( lanjutan)
Tiga varietas kelapa sawit yang dikenal dicirikan oleh karakteristik buahnya sebagai berikut :
Dura, bercangkang tebal yang memisahkan daging
buah dengan Inti sawit. Biji/kernel cenderung besar
dengan berat antara 7% - 20% dari berat buah.
PRODUK
INTI SAWIT
CPO
UTILITAS
FLOW PROCESS
PABRIK KELAPASAWIT
FLOW PROCESS
PABRIK KELAPASAWIT
7
2
3
4
FLOW PROCESS
PABRIK KELAPASAWIT
STASIUN PENERIMAAN
A. Fungsi / Tujuan :
Penimbangan yang akurat untuk produk yang masuk dan keluar dari PKS
(TBS, CPO, Kernel, Cangkang dll)
Kehilangan fruitlet (brondolan) seminimal mungkin
Pelaksanaan grading kwalitas TBS masuk yang akurat
Penanganan/perlakuan yang seminimal mungkin terhadap TBS (akan
mempengaruhi kwalitas/kwantitas CPO produksi)
System keluar masuk Truck atau Tanki yang lancar
( Lanjutan.)
( Lanjutan.)
D. TAHAPAN PEREBUSAN :
Waktu pemasukan TBS (Charging in Time)
Waktu pelepasan udara (Deaeration)
Waktu penaikan tekanan (Pressure Building Up)
Waktu penahanan tekanan (Holding Time)
Waktu penurunan tekanan (Condensate)
Waktu pembuangan uap (exhaust)
Waktu pengeluaran TBS masak (Discharging Time)
Pola perebusan yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan boiler memproduksi uap, agar tujuan perebusan
dapat tercapai.
Pola perebusan yang lazim dikenal di PKS adalah single peak, double peak dan triple peak.
Pola perebusan tripple peak (TP) digunakan di banyak PKS, selain berfungsi sebagai tindakan fisika, terjadi
juga proses mekanis yaitu adanya kejutan yang disebabkan oleh perobahan tekanan yang cepat.
Keberhasilan TP dipengaruhi oleh tekanan uap yang tersedia, kapasitas ketel rebusan, bahan baku dan lama
perebusan.
Proses perebusan TP :
o Pada peak pertama, tekanan steam akan ditahan sampai 1,5 bar biasa nya selama 15-20 menit. Hal ini bertujuan
untuk mendorong udara yang masih terdapat didalam tabung perebusan (deaeration).Keberadaan udara pada
ruang sterilizier dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fase dari uap menjadi cair karena perbedaan suhu dari
udara dengan steam tersebut. Perubahan fase ini akan menimbulkan genangan air (kondensat). Lalu uap dan
kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5 - 10 menit
o Pada peak kedua, uap dimasukkan dan tekanan di tahan pada 2,5 bar selama 15-20 menit. Bertujuan untuk
mendorong sisa udara dan air kondesat k yang masih mengenang di bawah lantai sterilizier keluar melalui
kondensat valve. Penumpukan air kondensat hingga menggenangi TBS dapat meningkatkan oil losses yang
terbawa pada kondensat.
o Pada peak ketiga, saat ini lah proses perebusan buah dilakukan. Biasa nya dilakukan penahan steam apabila sudah
mencapi 3 bar selama 40-45menit. Pada tekanan ini diharapakan buah sudah dalam kondisi masak dan nanti nya
dapat di proses pada stasiun selanjutnya.
( Lanjutan.)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
COMPONENTS
SINGLE
PEAK
(MENIT)
5 10
10 15
0
0
0
0
30 45
58
5 10
66 -88
DOUBLE
PEAK
(MENIT)
5 10
10 15
68
10 15
0
0
30 45
68
5 10
82 111
TRIPPLE
PEAK
(MENIT)
5 10
10 15
68
10 15
6 -8
10 15
30 45
68
5 10
98 134
Kegunaan dari mengoperasikan perebusan secara berangkai ( dengan waktu teratur dan benar adalah sebagai berikut :
Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan ( hal ini jika tidak dihindari akan menyebabkan
kekurangan uap untuk proses perebusan sehingga tujuan dari perebusan tidak tercapai maksimal)
Menghindari penurunan tekanan uap yang fluktuatif (tidak terkontrol) pada siklus perebusan.
Penggunaan steam yang effisien.
< 5.0 %
TERHADAP SAMPLE
< 0.627%
TERHADAP TBS
< 0.07%
TERHADAP TBS
<15% ODM (OIL ON DRY MATTER)
VERTICAL
STERILIZER
STASIUN THRESHER
STASIUN THRESHER
( Lanjutan.)
b. Hoisting crane, TBS hasil rebusan yang telah ditarik keluar dari sterilizer
diangkut keatas dengan hoisting crane, untuk kemudian dituang
dengan cara memutar lori pada titik sumbunya. Buah akan jatuh ke
mulut Bunch Hopper yang dilengkapi dengan pipa penyangga sehingga
saat buah jatuh sudah dimulai dengan proses pemipilan. Interval
pengangkutan buah ke mulut Bunch Hopper dilakukan secara kontinu,
berdasarkan pada kapasitas olah dan kapasitas alat.
STASIUN THRESHER
( Lanjutan.)
STASIUN THRESHER
( Lanjutan.)
STASIUN THRESHER
Thresher Unit
( Lanjutan.)
STASIUN PRESS
1. DIGESTER
Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut
dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan berondolan ke
distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap digester. Digester adalah
tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau pengaduk dengan kecepatan
putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat dicacah di dalam tangki ini.
Bila tiap-tiap digester telah
terisi penuh maka
brondolan menuju ke
conveyor recycling,
diteruskan ke elevator
untuk dikembalikan ke
digester. Tujuan pelumatan
adalah agar daging buah
terlepas dari biji sehingga
mudah di-press. Untuk
memudahkan pelumatan
buah, pada digester diinject steam bersuhu
sekitar 90 95 C.
DIGESTER
STASIUN PRESS
( Lanjutan.)
b. SCREW PRESS
Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas
sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan
penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental
(penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga kerja
screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui nozzlenozzle pada pipa berlubang yang dipasang pada screw press. Kapasitas mesin
press adalah 15 ton per jam.
Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan
mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi.
Hasil pengepresan : minyak (66%); air (24%); padatan tersuspensi (10%)
Sisa pengepresan : cake kering (serabut dan biji)
Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk
pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri dari biji dan fiber), yang akan
dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).
STASIUN PRESS
( Lanjutan.)
STASIUN PRESS
( Lanjutan.)
STASIUN PRESS
( Lanjutan.)
STASIUN PRESS
( Lanjutan.)
Pengolahan Inti Sawit ditujukan untuk memisahkan Inti Sawit dari Cangkangnya. Keberhasilan Pemisahan Inti Sawit di
ukur oleh Efisiensi Pengutipan Inti ( EPI ), makin tinggi EPI makin efisien proses pengolahan inti sawit. EPI yang tinggi
mencapai lebih besar dari 90%. Sedangkan kenyataannya bahwa realisasi di lapangan EPI umumnya hanya berkisar antar
80 85 %.
KERNEL RECOVERY
FLOW DIAGRAM
Ampas press yang telah diurai oleh Cake Breaker perlu dipisah antara fraksi ringan dan fraksi
berat dengan alat yang disebut Depericarper.
Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan debu. Fraksi berat
terdiri dari biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah.
Fraksi ringan dikirim ke Boiler untuk bahan bakar, sedangkan fraksi berat diproses lanjut dengan
Polishing Drum.
Polishing Drum.
Berfungsi untuk menghilangkan serat serat ( Fiber) yang masih melekat pada
cangkang biji. Alat ini mempunyai panjang 6 meter dan berdiameter 1 meter, digerakkan
oleh electromotor dengan kecepatan putar 20 rpm. Pada bagian ujung terdapat lobanglobang berdiameter 3-4 cm yang tersusun rapi pada tiga tempat yang berfungsi untuk
menyaring dan mengatur nut yang masuk sesuai dengan ukurannya (nut grading).
Semua serat yang ada harus hilang, karena serat yang masih melekat dicangkang biji
dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji oleh Nut Cracker.
Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan Polishing Drum :
a. Kemiringan Drum Berputar,
Sudut kemiringan drum berputar akan menentukan lamanya biji di poles. Semakin lama biji
dipoles dalam drum berputar maka mutu biji semakin baik yaitu serat yang menempel pada biji
semakin sedikit.
b. Kecepatan Putar Polishing Drum
Kecepatan Putar akan mempengaruhi gaya gesekan antara drum dan biji. Putaran yang
diinginkan ialah putaran yang menyebabkan biji berguling guling pada bagian dinding drum dan
tidak melebihi tinggi Tangkai poros drum.
c. Kondisi Permukaan Dalam Drum.
Permukaan bagian dalam drum yang dibuat lobang
halus dengan garis tengah 0,5 CM akan membuat
proses pemolesan menjadi sempurna.
d. Hisapan Angin
Bertujuan untuk membuang serat halus yang masih
terdapat dipermukaan drum dan yang masih
melekat pada biji akan dapat menghambat atau
mengurangi gaya gesekan antara biji dengan drum.
Nut Silo
Setelah Biji (nut) bersih dari serat, biji akan
disimpan dalam Nut Silo Nut silo berbentuk
silindris berdiameter 2,5 meter dan kapasitas
10 ton. Berfungsi untuk menampung nut
yang akan dikeringkan agar inti tidak lengket
dengan shell. Cara kerja nut silo adalah :
Nut yang masuk melewati cyclone air
lock menuju nut silo dipanaskan dengan
memasukkan steam secara hembusan,
alat tersebut dinamakan nut silo heater.
Suhu dipertahankan di dalam nut silo
antara 70-80 0C dan waktu 12-15 jam.
Heater ada tiga tingkat dengan masingmasing suhu 900, 600, 400 C dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air kernel.
Kadar air saat nut masuk 15-16% dan
diharapkan kadar air keluar dari nut silo
12%.
Ripple Mill
Berfungsi untuk memecahkan nut sehingga inti/kernel
terpisah dari cangkang dan shell. Ripple mill dilengkapi
dengan steel root dan ripple plat 120
dimana steel root digerakkan oleh electromotor dengan
kecepatan 1000rpm. Cara kerja alat ini adalah sebagai
berikut:
Nut dari nut silo terlebih dahulu melewati vibrating yang
berfungsi untuk mengatur nut masuk ke ripple mill dengan
cara getaran, setelah itu akan melewati magnet untuk
menangkap besi-besi yang terikut bersama nut agar tidak
masu ke ripple mill.
Nut melewati antara ripple plate yang berbentuk gerigi
secara memanjang dan steel root dengan gaya putar yang
cepat (rotor).
Dengan adanya pengaturan jarak, maka nut yang masuk
akan digesek dan akhirnya nut tersebut pecah.
HYDROCYCLONES
MEMISAHKAN
KERNEL
DAN
CANGKANG
DENGAN
MENGGUNAKAN AIR BERSIH.
TERDAPAT 2 KOMPARTEMENT AIR YANG MASING-MASING
DILENGKAPI DENGAN POMPA DAN VORTEX CHAMBER.
KERNEL AKAN TERKUTIP / TERAMBIL DARI BAGIAN TENGAH
VORTEX CHAMBER PERTAMA DAN DIKELUARKAN KE DALAM
DRIPPING DRUM YANG MELEMPARKANNYA KE BUCKET
ELEVATOR MENUJU KE KERNEL SILO. CRACKED MIXTURE YANG
MASIH MENGANDUNG KERNEL DIUMPANKAN KEMBALI KE
KOMPARTEMENT KEDUA SEBAGAI PEMISAHAN KEDUA (TINGKAT
2) ANTARA CANGKANG DAN KERNEL.
PADA VORTEX CHAMBER KEDUA KERNEL KEMBALI TERAMBIL
MELALUI TITIK TENGAH VORTEX TETAPI KERNELNYA MASUK KE
KOMPARTEMENT AIR PERTAMA.
HYDROCYCLONES
MEMISAHKAN KERNEL DAN CANGKANG DENGAN
MENGGUNAKAN AIR BERSIH.
TERDAPAT 2 KOMPARTEMENT AIR YANG MASINGMASING DILENGKAPI DENGAN POMPA DAN VORTEX
CHAMBER.
KERNEL AKAN TERKUTIP / TERAMBIL DARI BAGIAN
TENGAH
VORTEX CHAMBER
PERTAMA
DAN
DIKELUARKAN KE DALAM DRIPPING DRUM YANG
MELEMPARKANNYA KE BUCKET ELEVATOR MENUJU
KE KERNEL SILO. CRACKED MIXTURE YANG MASIH
MENGANDUNG KERNEL DIUMPANKAN KEMBALI KE
KOMPARTEMENT KEDUA SEBAGAI PEMISAHAN
KEDUA (TINGKAT 2) ANTARA CANGKANG DAN
KERNEL.
PADA VORTEX CHAMBER KEDUA KERNEL KEMBALI
TERAMBIL MELALUI TITIK TENGAH VORTEX TETAPI
KERNELNYA MASUK KE KOMPARTEMENT AIR
PERTAMA.
DARI HASIL PEMISAHAN DENGAN METODE BASAH KADAR AIR KERNEL BERKISAR 22%
DARI HASIL PEMISAHAN DENGAN METODE KERING KADAR AIR BERKISAR 12%
STASIUN CLARIFIKASI
a. Sand Trap Tank (STT)
Crude Oil (CO) yang mengalir melalui crude oil guatter ditampung
oleh STT. Tank berbentuk silinder vertikal dan pada bagian bawah
berbentuk kerucut yang dihubungkan dengan pipa untuk
pembuangan pasir dan kotoran. Cara kerja dari STT ini adalah pipa
guatter dimasukkan ke dalam STT supaya CO yang masuk dapat
terpisah berdasarkan berat jenis. Crude Oil (CO) akan berada pada
bagian atas dan dialirkan ke vibrating screen sedangkan pasir dan
kotoran dibuang melalui pipa drain.
b. Vibrating Screen (VS)
Ayakan getar ini berfungsi untuk memisahkan non oil solid
(NOS) yang berbentuk sampah, kotoran dan ampas yang
berukuran besar dan pasir yang masih terikut, ayakan/
saringan ini memiliki getaran sehingga CO yang masuk
akan digetarkan dan disaringnya. Vibrating ini memiliki 2
saringan untuk memisahkan ampas dengan CO antara
lain:
Bagian atas ukuran 20 mesh yaitu untuk memisahkan
kotoran yang lebih kecil dari 20 mesh, berdiameter 1,5
meter.
Bagian bawah ukuran 40 mesh yaitu untuk memisahkan
kotoran yang kecil dari 40 mesh, screen ini terbuat dari
stainlessteel.
g. Oil Tank
Berfungsi untuk penampungan sementara
minyak dari CCT sebelum diproses oleh
purifier dan untuk mengurangi kadar air
dengan pemanasan air dan
kotoran
mengendap. Oil tank berbentuk kerucut
bagian bawahnya dan bagian atasnya
berbentuk silindris, Didalamnya terdapat pipa
steam coil. Suhu pada oil tank tidak boleh
terlalu tinggi karena akan menambah warna
minyak yang akan mengurangi kualitas
minyak.
h. Purifier
Berfungsi untuk mengurangi kotoran
dan air dari minyak sehingga
dihasilkan minyak yang lebih bersih,
kadar air yang diharapkan 0,45%
dan kandungan kotoran 0,03%.
Mesin purifier bekerja berdasarkan
gaya sentrifugal dimana berat jenis
yang lebih berat terlempar jauh
sedangkan yang ringan berkumpul
ditengah berupa minyak yang
dipompa ke float tank dan air akan
terlempar dan dibuang melalui pipa.
1. Product feed,
2. Discharge light liquid
phase.
3. Discharge heavy liquid
phase,
4. Sludge discharge,
5. Displacement water,
6. Operating water feed,
7. Operating water
discharge,
8. Double centripetal
pump,
9. Solids holding space
i. Vacum drayer
Minyak dari float tank akan masuk ke vacuum
drayer yang diatur oleh pelampung dan sedotan
dari pure oil pump sehingga minyak yang masuk
melewati nozel-nozel (sprayer) akan terpancar
secara menyebar. Dengan kondisi yang panas
terjadi kevacuman sehingga air akan membentuk
uap dan disedot oleh vacumm pump sedangkan
minyak merembes ke dinding dan dipompakan ke
stroge tank. Suhu dipertahankan 90-95 0C pada
vacuum drayer dan tekanan yang diberikan 680700 mmHg. Pada hasil akhir dari vacuum drayer
diharapkan minyak mengandung 0,03% dan kadar
air 0,12%.
j. Decanter
Pada decanter terjadi proses pemisahan antara minyak, air dan solid dengan
adanya gaya sentrifugal. Decanter terdiri dari bowl dan scoll dengan arah
putar yang berbeda. Cara kerja dari decanter adalah sebagai berikut:
Sludge masuk ke dalam bowl dengan adanya gaya sentrifugal dimana
BJ yang berat terlempar ke dinding bowl (pasir dan lumpur).
Pasir dan lumpu dibawa ke scroll ke daerah kering untuk dibuang ke solid
conveyor.
Minyak dan sludge yang BJ nya lebih ringan terlempar ke daerah liquid
(cairan).
Air dan sludge berdasarkan BJ dapat dipisahkan lagi dengan regulating
tibes untuk heavy phase (air), dan dengan regulating rings untuk light
phase (sludge) dan minyak.
After Pressed
TANGKI
Tangki yang digunakan yaitu:
1. Tangki CPO
2. Asam Fosfat (H3PO4)
3. Tangki Vetsil (FFA)
4. Tangki Tanah Pemucat (BE)
TERIMA KASIH