Anda di halaman 1dari 13

PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA V

TERM OF REFERENCES
(TOR)

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK KELAPA SAWIT PTPN V


DENGAN ALTERNATIF LOKASI
DI DISTRIK TANDUN KABUPATEN KAMPAR
ATAU DISTRIK SEI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU

BAGIAN PERENCANAAN STRATEGIS


2018

Halaman 1 dari 13
TERM OF REFERENCES (TOR)
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK KELAPA SAWIT PTPN V
DENGAN ALTERNATIF LOKASI DI DISTRIK TANDUN KABUPATEN
KAMPAR
ATAU DISTRIK SEI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU

I. PENDAHULUAN
Distrik Rokan dan Tandun saat ini memiliki 11 unit kebun inti dan 5
unit pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Luas area tanaman kelapa
sawit dikedua distrik tersebut adalah 49.857 Ha dengan luas 23.543 Ha
di Distrik Rokan dan 26.314 Ha di Distrik Tandun. Sedangkan kapasitas
pabrik terpasang adalah 255 Ton TBS/jam.
Pada awalnya, keberadaan 5 unit PKS di kedua distrik tersebut
dapat menampung semua pasokan TBS dari kebun inti, plasma, dan
pembelian pihak ke III. Namun, dengan adanya beberapa lahan karet
(Kebun Tamora, Sei Lindai, dan Sei Kencana) dikonversi menjadi lahan
sawit, 5 unit PKS yang ada diperkirakan hanya mampu mengolah TBS
dari kebun inti saja. Kondisi ini menyebabkan PKS secara otomatis tidak
perlu lagi membeli TBS dari plasma dan pihak ke III. Potensi keuntungan
yang hilang akibat kondisi tersebut adalah:
1. Keuntungan dari selisih rendemen perolehan dan penetapan
pembelian TBS dari plasma dan pihak III
2. Keuntungan dari proses trading/penjualan CPO
Selain itu, pengiriman TBS ke distrik lain juga akan mengakibatkan
meningkatnya biaya angkut TBS. Oleh sebab itu, perlu adanya kajian
pembangunan satu unit PKS baru di Distrik Rokan atau Tandun. PKS baru
tersebut diharapkan memiliki teknologi terbaru dan mampu bersaing
dalam hal pembelian TBS dengan pabrik swasta yang terdekat. Selain itu,
pabrik ini juga dijadikan sebagai standar yang dapat menjadi
percontohan bagi seluruh pabrik yang ada di lingkup PTPN V.
Sebelum dilakukan pembangunan PKS diperlukan adanya studi
kelakayakan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan SOP 24/PST/PTPN-
V/2018 yang mengacu kepada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: PER-04/MBU/09/2017 tentang Pedoman Kerja Sama
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyatakan bahwa perlu adanya
suatu studi kelayakan sebelum suatu BUMN berkerja sama dengan mitra
atau melakukan investasi. Hasil studi kelayakan tersebut akan menjadi
pedoman bagi manajemen dalam mengambil keputusan sebelum
dilakukan investasi.
Dalam penyusunan studi kelayakan tersebut, diperlukan adanya Term
of Refferences (TOR) atau kerangka acuan. TOR ini dibuat agar pelaksana

Halaman 2 dari 13
kegiatan dapat menyusun studi kelayakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh Manajemen (pemberi kegiatan) baik dari segi target maupun waktu
pelaksanaan kegiatan. Selain itu TOR ini juga dapat menjadi batasan –
batasan bagi pelaksana kegiatan dalam pembuatan studi kelayakan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN TERM OF REFERENCES (TOR)


a. Maksud
Maksud dari TOR ini adalah untuk memperoleh gambaran yang
objektif dan komprehensif sehingga dapat dipergunakan sebagai
pedoman bagi Manajemen dalam mengambil keputusan dalam
rangka pembangunan 1 (Satu) unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
PTPN V dengan alternatif lokasi di Distrik Tandun atau Distrik Sei
Rokan Kabupaten Kampar/Rokan Hulu
b. Tujuan
Tujuan dari TOR ini adalah sebagai pedoman bagi pelaksana dan
panitia lelang dalam pengadaan jasa konsultan pembuatan Studi
Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN V di
Distrik Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan
Hulu, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang meliputi:
1. Melaksanakan studi kelayakan pembangunan PKS di Distrik
Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan Hulu
secara terintegrasi dengan alternatif dan pemodelan yang
komprehensif.
2. Melaksanakan Analisa Risiko dari Pembangunan PKS di Distrik
Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan Hulu
serta keterkaitannya dengan operasional PKS lain di lingkup
PTPN V.
3. Menyusun dan mendokumentasikan hasil studi kelayakan
dalam bentuk hardcopy dan softcopy serta mempresentasikan
studi kelayakan pembangunan PKS baru PTPN V di Distrik
Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan Hulu
4. Memberikan rekomendasi kepada Manajemen dari hasil studi
kelayakan pembangunan yang dilaksanakan.

III. DEFINISI
Dalam TOR ini yang dimaksud dengan;
a. Term of References selanjutnya disingkat dengan TOR adalah
dokumen perencanaan kegiatan yang berisi
penjelasan/keterangan tentang latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, masukan yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaan kegiatan
dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan.

Halaman 3 dari 13
b. Pabrik Kelapa Sawit selanjutnya disingkat dengan PKS adalah
suatu pabrik yang berfungsi sebagai tempat pengolahan tandan
buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit
kasar/crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit (kernel), fiber, dan
tempurung sawit.
c. Stasiun Palm Kernel Oil (PKO) adalah sebuah stasiun yang
terintegrasi dengan pabrik kelapa sawit yang digunakan untuk
melakukan pemrosesan minyak inti sawit. Minyak inti sawit
adalah sebuah minyak nabati yang diambil dari inti atau biji dari
buah kelapa sawit. Inti minyak kelapa sawit ini disebut juga
dengan Palm Kernel Oil.
d. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas selanjutnya disingkat dengan
PLTBg adalah instalasi pembangkit listrik dengan pemanfaatan
biogas sebagai bahan bakar yang dapat diperbaharui. Limbah cair
dari PKS sebagai media penghasil biogas dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar PLTBG sehingga mengurangi pencemaran
lingkungan dan efek rumah kaca.
e. Rencana Kerja dan Syarat-syarat, selanjutnya disingkat dengan
RKS ini mencakup persyaratan mutu dan kuantitas material
pekerjaan, dimensi material pekerjaan, prosedur pelaksanaan
pekerjaan dan persyaratan-persyaratan lain yang wajib dipenuhi
oleh penyedia pekerjaan konstruksi.
f. Rencana Anggaran Biaya atau RAB, adalah perhitungan
keseluruhan harga dari volume masing-masing satuan pekerjaan.
RAB dibuat berdasarkan gambar Basic Engineering Design
(Gambar peralatan utama beserta spesifikasinya termasuk alur
proses), kemudian dapat dibuat juga Daftar Volume Pekerjaan
(Bill of Quantity) dan harga.
g. Engineering Procurement Construction adalah pekerjaan yang
dimulai dengan perancangan sistem yang akan dibangun,
pengadaan atau pembelian barang dan dilanjutkan dengan
membangun/konstruksi yang telah dirancang.

IV. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu “Studi Kelayakan
Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN V di Distrik
Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan
Hulu” dengan lingkup sebagai berikut:

1. Lokasi
Lokasi kegiatan ini adalah di Kabupaten Kampar dan Kabupaten
Rokan Hulu.
2. Pekerjaan

Halaman 4 dari 13
Kontrak pekerjaan ini bersifat lump sum, dengan objek Studi
Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN V di
Distrik Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan
Hulu:
a. Studi Kelayakan atas berbagai aspek yang berkenaan dengan
pembangunan 1 (satu) unit PKS baru PTPN V di Distrik Tandun
atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan Hulu dengan
kapasitas olah sebesar 30 - 45 ton/jam.

b. PKS memiliki konsep efisien dan ramah lingkungan

c. Analisa aspek pembangunan PKS meliputi:


1. Aspek Legalitas
2. Aspek Teknis
3. Aspek Kinerja
4. Aspek Produksi dan Bahan Baku
5. Aspek Ekonomi
6. Aspek Sosial
7. Aspek Finansial dan Investasi
8. Aspek Harga Pokok Produksi (Simulasi) dan Estimasi
Laba/Rugi
9. Aspek Lingkungan
10. Analisa Risiko, termasuk mengevaluasi PKS lingkup PTPN
V yang mengolah TBS yang berasal dari Kebun Pemasok
di Distrik Tandun dan Rokan
11. Aspek Pemasaran
12. Aspek Organisasi, Manajemen dan SDM

d. Analisa pembangunan PKS meliputi alternatif terintegrasi


dengan pengolahan tankos dan atau stasiun PKO dan atau
pembangkit listrik tenaga biogas.

e. Bahan Baku
Bahan Baku merupakan unsur pokok dalam sebuah produk
yang akan dihasilkan, semakin baik bahan baku maka
semakin baik produk yang dihasilkan, begitu pola
ketersediaannya, sebab pembangunan sebuah pabrik
merupakan investasi yang padat modal dan memerlukan
dana yang cukup besar, serta tenaga kerja yang akan di
pergunakan sehingga analisa pembangunan sebuah pabrik

Halaman 5 dari 13
dalam hal ini PKS juga harus mencakup analisa ketersediaan
bahan baku.

f. Aksesibilitas
Dalam tahap aksesibilitas dilihat jarak (akses angkut buah dari
kebun dan masyarakat sekitar) letak geografis kearah jalan
utama ke pelabuhan terdekat serta alternatif pembuatan jalan
baru bilamana diperlukan.

g. Tata letak
Untuk mendirikan suatu pabrik perlu dilakukan penataan di
dalamnya atau disebut juga sebagai tata letak pabrik.
Dalam tata letak pabrik Ada 3 (tiga) hal yang perlu
diatur layout-nya, yaitu Tata letak Pabrik, Mesin dan peralatan
per stasiun, Tata letak kantor dan Tata Perumahan.
1. Tata letak pabrik meliputi;
 Jembatan timbang
 Penerimaan TBS dan Loading ramp
 Bangunan Pabrik (lengkap dengan seluruh stasiun
pengolahan)
 Tangki Timbun CPO
 Kolam penyediaan air
 Kolam Limbah
 Bangunan Kantor
 Laboratorium
 Bengkel
 Tempat ibadah dan pos jaga.
 Perumahan Karyawan
 dan lain-lain

2. Mesin-mesin dan peralatan per stasiun


meliputi;
 Timbangan
 Loading Ramp
 Sterilizer
 Pengolahan Tankos
 Thresher
 Conveyor dan Elevator
 Digester dan Screw Press
 Crude Oil Tank
 Continuous Clarifier Tank

Halaman 6 dari 13
 Decanter
 Pompa-pompa
 Cake Breaker Conveyor
 Fibre Cyclone
 Kernel Plant
 Stasiun PKO
 Boiler
 Engine room (panel panel)
 Water Treatment Plant
 Effluent Treatment
 Biogas Plant
 dan lain-lain

h. Lingkungan
Dari aspek kesehatan pembangunan harus mengacu
pada kaidah lingkungan dan Iklim sebagai penentuan zona
awal sangat berpengaruh terhadap keberadaan pabrik
meliputi:
1. Arah angin dan Kecepatan angin
2. Tingkat kebisingan
3. Smelty (polusi bau kolam limbah)
4. Letak Effluent Pond
5. dan lain-lain

i. Lokasi dan Topograpi


Penentuan lokasi dan topograpi juga harus memperhatikan
sebagai berikut;
1. Tanah (Fisik tanah gambut atau mineral dan tipe
tanahnya berdasarkan peta Satuan Peta Tanah)
2. Kesesuaian Tanah Mineral atau Gambut
3. Run Flow air pada musim penghujan (Level ketinggian
dari sungai)
4. Tingkat pemadatan atau timbun tanah
5. Kecukupan air untuk proses produksi dan perumahan
(penentuan outlet air, kecepatan air, debit air sungai,
kedalaman sungai, panjang sungai. kejernihan air)
6. Kualitas sumber air (Raw Water)
7. Topografi
8. Luasan Areal lokasi Pabrik dan lingkungan pendukung
9. Leveling tanah pabrik

Halaman 7 dari 13
j. Ekonomi dan Sosial
1. Keberadaan pabrik terkait jarak
pabrik dari pemukiman warga.
2. Pemanfaatan aliran sungai bagi masyarakat.
3. Support material yang ada.
4. Sosial ekonomi masyarakat sekitar

k. Sumber Daya Manusia


1. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia existing untuk
keperluan kelancaran operasional
2. Change Management berjalan dengan baik sehingga
tidak mempengaruhi operasional perusahaan.

l. Membuat perbandingan penggunaan teknologi pengolahan


kelapa sawit, seperti:
1. Penerapan sistem perebusan vertical sterilizer,
horizontal sterilizer ataupun continuous sterilizer
2. Jika menggunakan sistim horizontal sterilizer, juga
dibuatkan perbandingan mengenai penggunaan ukuran
volume lori.
3. Penerapan CMC (Compact Modular Continuous)
4. Penerapan boiler berbahan bakar fiber & cangkang dan
atau terintegrasi dengan menggunakan bahan bakar
tankos.
5. Penggunaan Hoisting Crane atau Tippler.

m. Menganalisa Kebutuhan Bahan dan Biaya (membuat


perhitungan biaya) Pekerjaan secara umum :
1. Pekerjaaan Sipil.
2. Pekerjaan Mekanis.
3. Pekerjaan Listrik.
4. Pekerjaan Mekatronika dan instrumentasi

n. Membuat Laporan Kerja yang mencakup:


1. Executive Summary.
2. Aspek Legalitas
3. Aspek Teknis
4. Aspek Produksi dan Bahan Baku
5. Aspek Ekonomi
6. Aspek Sosial
7. Aspek Finansial dan Investasi
8. Aspek Harga Pokok Produksi (Simulasi) dan
Estimasi Laba/Rugi
9. Aspek Lingkungan

Halaman 8 dari 13
10. Analisa Risiko, termasuk mengevaluasi PKS
lingkup PTPN V yang mengolah TBS berasal dari kebun
pemasok disekitar
11. Aspek Pemasaran
12. Aspek Organisasi, Manajemen dan SDM.
13. Kesimpulan
14. Saran dan Rekomendasi

V. PEMBERI TUGAS, PENGAWAS DAN PELAKSANA PEKERJAAN


a. Pemberi tugas untuk pekerjaan ini adalah Direksi PT. Perkebunan
Nusantara V.
b. Pengawas atas pelaksanaan pekerjaan ini adalah Kepala Bagian
Perencanaan Strategis dengan PIC Harian adalah CMO dan
Project Manager CMO PKS Air Molek.
c. Pelaksana pekerjaan Studi Kelayakan ini adalah dapat merupakan
gabungan/kemitraan dari beberapa profesi konsultan dan tenaga
ahli lainnya yang dipimpin oleh salah satu perusahaan konsultan
yang ditetapkan sebagai pemenang tender.

VI. TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN MANAJEMEN


Manajemen berkewajiban :
a. Memberikan bantuan yang diperlukan kepada pelaksana
pekerjaan guna kelancaran pelaksanaan Studi Kelayakan.
b. Menyediakan akses data berupa bahan, dokumen dan data
laporan serta informasi lainnya yang diperlukan pelaksana
pekerjaan.
c. Menyediakan personil pendamping/counterpart yang bertugas
menjembatani Pelaksana Pekerjaan dalam pemenuhan data dan
informasi dan/atau kebutuhan lainnya yang relevan dengan
pelaksanaan Studi Kelayakan dan pelaksanaan di lapangan.

VII. TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN KONSULTAN


1. Konsultan bertanggung jawab dan wajib menjaga kerahasiaan
data dan informasi bisnis perusahaan yang diperoleh dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, dalam bentuk apapun dan dari pihak
manapun.
2. Konsultan berkewajiban berkoordinasi dengan manajemen PTPN V
terkait proses dan hasil pekerjaan.
3. Konsultan wajib menyerahkan Laporan Komprehensif dan
dokumen-dokumen pendukung dalam bentuk soft copy seperti
foto, dokumentasi atas kegiatan pekerjaan serta kertas kerja
perhitungan teknis lainnya.
4. Apabila diminta oleh PTPN V dalam proses tender EPC PKS,
konsultan wajib bersedia menjadi pendamping.

Halaman 9 dari 13
VIII. PERSYARATAN, KUALIFIKASI DAN TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan tugasnya, maka konsultan studi kelayakan ini
harus memiliki persyaratan sebagai berikut ;
1. Memiliki pengalaman telah menyelesaikan minimal 3 (Tiga)
buah Studi Kelayakan Perencanaan Umum dan perhitungan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan PKS yang
dilaksanakan oleh Konsultan/Gabungan Konsultan.
2. Konsultan harus menyediakan tenaga untuk memenuhi
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan yaitu memiliki pengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. 1 (Satu) orang Team Leader, kualifikasi S2 Teknik, memiliki
SKA Ahli Teknik - Utama, berpengalaman minimal 20 tahun
dan pernah melakukan pekerjaan konsultansi perancangan
atau pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
b. 1 (Satu) orang Ahli Mekanikal, kualifikasi S1 Teknik Mesin,
berpengalaman minimal 5 tahun, memiliki SKA Ahli Teknik
Mekanikal – Madya dan pernah melakukan pekerjaan
konsultansi perencanaan atau pembangunan PKS atau
pekerjaan sejenis.
c. 1 (Satu) orang Ahli Elektrikal dan Instrumentasi, kualifikasi
S1 Teknik Listrik atau Elektro, berpengalaman minimal 5
tahun, memiliki SKA Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya dan
pernah melakukan pekerjaan konsultansi perencanaan dan
pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
d. 1 (Satu) orang Ahli Struktur dan Bangunan/Teknik Sipil,
kualifikasi S1 Teknik Sipil, berpengalaman minimal 5 tahun,
memiliki SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya dan
pernah melakukan pekerjaan konsultansi perencanaan atau
pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
e. 1 (Satu) orang Ahli Keuangan/Bisnis Analis, kualifikasi S1
Ekonomi atau Manajemen, berpengalaman minimal 5 tahun
dan pernah melakukan pekerjaan konsultansi perencanaan
atau pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
f. 1 (Satu) orang Ahli Manajemen Risiko, kualifikasi S1 semua
jurusan, berpengalaman minimal 5 tahun, memiliki SKA Ahli
Manajemen Proyek-Utama, dan pernah melakukan
pekerjaan analisis risiko pada pembangunan PKS atau
sejenis.

Halaman 10 dari 13
g. Masing-masing tenaga ahli melampirkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Curriculum Vitae (CV), Photo Copy Ijazah
dan Surat Keterangan Ahli (SKA) untuk poin a sd. f.
3. Konsultan harus menyampaikan uraian tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing personil yang diusulkan
serta dilengkapi dengan struktur organisasi pekerjaan
4. Konsultan harus menyerahkan Surat Pernyataan Kesanggupan
untuk menyediakan Tenaga Ahli sesuai dengan yang
dipersyaratkan, dan ditandatangani oleh Pimpinan diatas
materai Rp. 6.000,-
5. Konsultan harus memberikan uraian terhadap rencana kerja
dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.

IX. HASIL PEKERJAAN


Hasil pekerjaan adalah Dokumen Laporan Hasil Kajian Kelayakan
yang membandingkan secara komprehensif opsi pembangunan PKS
baru dengan rincian sebagai berikut;
1. Laporan Studi Kelayakan Pembangunan PKS serta kesimpulan
pendapat setiap Konsultan sesuai profesi (pendapat hukum, studi
kelayakan, dan penilaian bisnis) yang dituangkan dalam bentuk
pernyataan tertulis.
2. Spesifikasi Teknis dan RKS untuk tender EPC (Engineering
Procurement Construction).
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB/Estimasi Biaya) untuk proyek EPC.
4. Time frame rencana pelaksanaan proyek EPC (Engineering
Procurement Construction).
5. Laporan dibuat dalam bentuk hard copy dan soft copy masing-
masing 6 (enam) unit.
6. Laporan juga didiskusikan dan dipresentasikan kepada
Manajemen PTPN V.

X. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Jasa Studi Kelayakan harus dapat diselesaikan seluruhnya
dalam jangka waktu 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender terhitung
mulai Surat Perjanjian ditandatangani oleh kedua belah Pihak.

Mingg Mingg Minggu Minggu


N uI u II III & IV V & VI
Uraian Kegiatan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 3 5 7 1 3 5 7
2 4 6 8 2 4 6 8
1. Persiapan /
Koordinasi

Halaman 11 dari 13
2. Penyusunan
pengembangan
rencana (Laporan
Pendahuluan)
3. Penyusunan detail
(gambar / biaya)
5. Pemaparan
Laporan Antara
6. Penyusunan
Laporan Akhir
7. Pemaparan
Laporan Akhir

XI. LAIN – LAIN


1. Seluruh peralatan dan biaya yang timbul saat pelaksanaan survey
lapangan menjadi tanggung jawab sepenuhnya konsultan.
2. Konsultan wajib menyampaikan progress report, diskusi dan
memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya dalam
periode 2 minggu kepada Manajemen PTPN V.

3. Menyerahkan foto Dokumentasi (dalam album) yang berkaitan


dengan pelaksanaan pekerjaan survey lapangan.
4. Pada tiap-tiap laporan dan program yang disampaikan dan
setelah diperiksa oleh pemberi pekerjaan ternyata masih terdapat
kekurangan atau diperlukan perbaikan/revisi, maka pada setiap
penambahan kekurangan dimaksud ataupun perbaikan/revisi
yang harus dilakukan, masih merupakan tanggung jawab
konsultan.
5. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam syarat-syarat teknis
pekerjaan ini akan ditegaskan sewaktu diadakan aanwijzing
(peninjauan objek pekerjaan) di Kantor Pusat maupun di lokasi
pekerjaan.

Pekanbaru, November
2018
Direktur Utama

Halaman 12 dari 13
Mohammad Yudayat

Halaman 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai