BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
BAB II
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Nama rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan direncanakan oleh PT.
Buditani Kembangjaya adalah Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan Kapasitas
30 Ton/TBS/Jam.
Adapun Koordinat lokasi lahan yang akan dikembangkan sebagai area Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Titik Koordinat Lokasi Kegiatan PKS PT. Budi Tani Kembang Jaya
Universal Transverse Derajat Menit Detik
No ID
X UTMMercatorY UTM Garis Lintang Garis Bujur
1 Buditani 01 759972,860 199367,810 1˚48’7.995”N 101˚20’12.480”E
2 Buditani 02 760147,653 199367,881 1˚48’7.987”N 101˚20’18.140”E
3 Buditani 03 760241,494 199465,842 1˚48’11.173”N 101˚20’21.184”E
4 Buditani 04 760037,741 199648,663 1˚48’17.755”N 101˚20’14.595”E
5 Buditani 05 759954,317 199384,564 1˚48’8.549”N 101˚20’11.889”E
6 Buditani 06 760065,031 199634,624 1˚48’16.680”N 101˚20’15.499”E
7 Buditani 07 760148,614 199557,909 1˚48’14.170”N 101˚20’18.180”E
8 Buditani 08 760293,572 199843,874 1˚48’23.472”N 101˚20’22.881”E
9 Buditani 09 760383,316 199708,783 1˚48’19.075”N 101˚20’25.787”E
10 Buditani 010 760284,581 199622,615 1˚48’16.280”N 101˚20’22.581”E
11 Buditani 011 760266,001 199644,101 1˚48’16.997”N 101˚20’22.000”E
12 Buditani 012 759954,601 199524,596 1˚48’13.105”N 101˚20’11.905”E
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2021
1
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
3
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
sebagainya. PKS ini akan dibangun pada lahan seluas 98.430 M2. Sesuai dengan surat
keputusan Pemberian Izin Lokasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Dumai dengan Nomor 07/DPMPTSP-OSS/III/2019 (Terlampir).
4
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Kebutuhan air untuk PKS 30 ton/jam dan fasilitas perumahan, kantor dan yang
lainnya sebesar 30 m3/jam. Kebutuhan Air untuk memenuhi PKS PT Buditani
Kembangjaya diambil dari waduk sebagai sumber air yang berada disekitar lokasi pabrik
dengan pompa isap. Pemanfaatan air permukaan dilakukan dengan dengan cara
membuat kolam penampungan dan sebelum digunakan untuk proses PKS air terlebih
dauhulu diolah dalam Water Treatment Plant.
Uraian pemakaian air untuk kegiatan pabrik kelapa sawit PT Buditani
Kembangjaya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
1) Air dari waduk dialirkan melalui pipa berdiameter 6 inci dan ditampung di kolam
penampungan (clarifier tank). Air yang masuk ke dalam kolam diberi bahan kimia
sebagai koagulan seperti tawas dengan dosis 50-125 ppm dan soda ash 25–50
ppm. Tingkat pemberian koagulan ini tergantung pada kualitas air yang diambil
6
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
dari waduk semakin rendah kualitas air yang diambil, maka semakin besar pula
dosis bahan kimia yang ditambahkan.
2) Boiler memerlukan air yang murni dan bebas ion, agar tidak merusak boiler dan
mesin-mesin lainnya. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian air sehingga sesuai
dengan standar. Pengolahan air untuk boiler dilakukan dengan proses
demineralisasi dan cleaerasi. Demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan
kandungan mineral di dalam air dengan jalan substitusi anion dan kation. Dalam
proses ini kation yang digunakan adalah resin dengan prinsip kerja menjerap
kation maupun anion yang terdapat dalam air sehingga air menjadi bebas ion.
Selanjutnya resin yang sudah jenuh dan harus segera dilakukan proses regenerasi.
Deaerasi adalah suatu proses untuk melepaskan gas-gas yang terlarut di dalam air
seperti gas O2 dan CO2. Proses ini biasanya menggunakan deaerator, berupa
silinder mendatar yang dilengkapi dengan pipa injeksi steam yang mengarah ke
atas. Prinsip kerjanya, air yang masuk harus berlawanan dengan sistem yang
masuk sehingga udara yang terlarut di dalam air akan keluar sempuma. Suhu air di
dalam deaerator sekitar 105 oC. Keadaan ini dapat mengurangi jumlah gas terlarut,
selain itu kondisi air dengan suhu tersebut sangat baik karena dapat berfungsi
sebagai panas pendahuluan sebelum masuk ke dalam boiler.
7
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
proses pengolahan CPO berlangsung. Penggunaan genset untuk PKS diperlukan untuk
masa awal pengolahan pabrik. Pabrik pengolahan kelapa sawit 30 ton/jam dalam
pengoperasiannya diperlukan energi listrik sebesar 15-17 kW/ton TBS. Untuk lebih
jelas dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Tabel Sumber Daya Energi (Gengset) PKS PT Buditani Kembangjaya
Kegiatan Kapasitas Jumlah
Pabrik PKS 500 KVa 2
150 KVa 1
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020
1 Berdasarkan Pola Ruang Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 10 Tahun 2018
tentang Rencana Tata Ruang Wilyah (RTRW) Provinsi Riau, Lokasi yang di
maksud berada pada Kawasan Industri, Kecuali untuk titik 12 di Kawasan
Permukiman seperti terlihat pada Gambar 2.3.
8
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a) Tahap Prakontruksi :
Pengurusan Perizinan
Pengadaan Lahan
Pematangan Lahan (Land Clearing)
b) Tahap Konstruksi :
Rekruitmen Tenaga Kerja Kontruksi
Mobilisasi Peralatan dan Material
Pembangunan Temporary Camp Pekerja, Gudang, Pagar Pengaman dan Kantor
Kontraktor
Pembuatan Pondasi
Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Cair
Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Padat
11
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
d) Tahap Operasi :
Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
Pengolahan CPO
Pengangkutan CPO
Operasional Fasilitas Pendukung
Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan Limbah Padat
Pengelolaan Limbah B3
A Pengurusan Perizinan
Pengurusan perizinan merupakan tahap awal dari
segala rencana kegiatan sebelum dilakukan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya berlangsung. Sebagai negara hukum maka
12
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
B Pembebasan Lahan
Lahan tapak proyek Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya ini berasal dari lahan masyarakat yang saat ini
sudah dibebaskan oleh perusahaan. Masyarakat sekitar yang
selama ini menguasai lahan tersebut telah sepakat untuk
memberikan serta mendukung adanya investasi perusahaan
dengan kompensasi kepada mereka sesuai dengan nilai yang
telah disepakati.
C Pematangan Lahan
Persiapan lahan dimaksudkan untuk pembersihan
lahan diareal pembangunan Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya dengan luas 98.430 m2. Persiapan lahan
dimaksudkan untuk membersihkan dari tumbuh-tumbuhan
dan akar-akar pohon. Lahan ini memiliki permukaan yang
relatif datar dengan demikian maka pembukaan lahan dapat
dilakukan secara mekanis sesuai dengan jenis vegetasi
penutup lahan. Setelah dilakukan pembersihan lahan maka
akan dilakukan penimbunan dengan tanah urug yang berasal
dari sekitar Kota Dumai, Provinsi Riau.
13
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Tabel 2. 3. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Kontruksi Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
14
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
15
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Tabel 2.4 Peralatan Yang Akan Dipergunakan Untuk Pembangunan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) PT. Buditani Kembangjaya
Peralatan Kapasitas/ Jumlah Cara Pengarahan
Kontruksi
Ja
Excavator 15 m3/ 2 unit
Ja
Buldozer 5 m3 / 1 unit
D
Truck 10 ton / 6 unit
D
Fram Tractor 18 unit
D
Water pump 15 unit
D
Pick up 7 unit
D
Jeep 1 unit
D
Truk Tanki 12 ton / 1 unit
16
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1 D
Mesin compressor (Robin EY 15)
1 D
Mesin las (Tian Li portable)
2 D
Travo las (50 - 500 A)
1 D
Mesin bor duduk
1 D
Mesin gerinda potong
1 D
Elektrik drill
1 D
Disc grinder 4"
1 D
Chain block 5 ton
1 D
Tangga alumunium 6 m
1 D
Safety belt
1 D
Nazzia taster
1 D
Torque wrench (britool 20-100 Ft)
1 D
Torque wrench (britool 200-600 Ft)
1 D
Blender set
1 D
Garage jack 10 ton
1 D
Hydroulic jack 10 ton
17
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1 D
Oil can
1 D
Multy tester AC/DC
1 D
Bearing puller
1 D
Bearing puller
1 D
Hand riveter
1 D
Ring piston wrench
3 D
Mechanical tool standard
2 D
Generator Set Turbin 300 KVA
3 D
Generator Set Turbin 1.000 KVA)
1 D
Generator Set (80 KVA)
2 D
Generator Set (70 KVA)
2 D
Generator Set (30 KVA)
Pembukaan Lahan
4
Chainsaw
Alat Berat 2
2
Dump Truck
18
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
19
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
D Pembuatan Pondasi
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling
terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi
sebagai "penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang
berada di atasnya dan gaya – gaya dari luar". Pondasi
20
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
21
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Tabel 2.5 Dimensi Lahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Buditani Kembangjaya
22
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Ketera Di Lu
nga
n
Steriliz 8x 19
er
ST
Treshin 11 11
g ST
Preshin 11 24
g ST
Deperi 14 30
carp
er &
Ker
nel
ST
Klarific 11 35
atio
n ST
Engine 12 26
Roo
m
23
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Ketera Di Lu
nga
n
Boiler 12 79
ST
Jumla 2.2
h
24
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
25
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
Gambar 2.6 Layout Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani Kembangjaya
F Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Cair
Untuk pengolahan limbah cair baik yang berasal aktivitas domestik
karyawan maupun limbah industri akan dibangun fasilitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Kolam IPAL yang akan dibangun untuk menampung limbah cair hasil
perebusan tandan buah segar kelapa sawit akan mengacu kepada dasar pengelolaan
limbah cair baku mutu lingkungan sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
Kep. 51/MENLH/10/1995 (BOD <100 mg/l, COD <350 mg/l, TSS<250 mg/l,
minyak/lemak <25 mg/l dan pH = 6 – 9).
Tabel 2.6 Rencana Kebutuhan Kolam Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Buditani
Kembangjaya
No Uraian Panjang x lebar (m2) Kedalaman (m) Luas (m2)
1 KOLAM 1 30 x 100 3.000
2 KOLAM 2 30 x 100 3.000
3 KOLAM 3 30 x 100 3.000
4 KOLAM 4 30 x 100 3.000
5 KOLAM 5 30 x 100 3.000
6 KOLAM 6 30 x 100 3.000
7 KOLAM 7 30 x 100 3.000
8 KOLAM 8 30 x 100 3.000
9 KOLAM 9 30 x 100 3.000
10 KOLAM 10 30 x 100 3.000
TOTAL 30.000
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020
28
Gambar 2.7 Layou t Kolam IPAL Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani Kembangjaya
29
G Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Padat
A. Tandan Kosong
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah padat lignoselulosa yang berupa
Tandan Kosong yaitu 25 % dari berat Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan oleh
industri pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam dan memiliki tingkat
ketersediaan yang berlimpah setiap tahunnya, Upaya yang dilakukan untuk pengelolaan
limbah ini adalah mengurangi daya cemar dan memanfaatkan limbah agar mendapatkan
nilai tambah dari limbah tersebut. Tandan kosong juga merupakan salah satu limbah
padat yang dihasilkan dari industri pabrik pengolahan kelapa sawit 45 30 Ton/TBS/Jam.
Biomassa lain yang dihasilkan dari ekstraksi minyak sawit adalah serat yang
disebut serabut sawit (Mesocarp fiber) yang diproduksi setelah tandan kosong
mengalami penekanan disebuah kolom bertekanan dan mesin penampi dan mesin
depericarper. Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila
telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian
kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit. Di dalam serabut dan
daging buah sawitlah minyak CPO terkandung. Serat sawit berbentuk pendek dan
30
kuning kecoklatan. Limbah ini biasanya digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk
boiler dalam kombinasi dengan tandan kosong dan cangkang sawit.
Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.
Disamping serabut lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut
yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat
menghambat proses perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil
pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall, disamping
mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu Keluar Untuk Abu Dan
Arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan.
Limbah fiber sebagai salah satu hasil sampingan pengolahan TBS di PKS
biasanya habis digunakan untuk bahan bakar boiler, sehingga kelebihan limbah fiber
yang tidak dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler menumpuk menjadi sampah.
Penumpukan fiber yang berlangsung secara terus menerus dalam jumlah yang banyak
membutuhkan banyak tempat terbuka untuk pembuangan yang luas dan dikhawatirkan
menjadi masalah bagi usaha. Permasalahan yang terjadi adalah limbah fiber mempunyai
kandungan hara tetapi kecil dan apabila Limbah fiber di lakukan aplikasi fiber ke
lapangan sebagai mulsing adalah : Diperlukan dosis yang tinggi (500 kg/pokok),
sehingga kekhawatiran dijadikannya tempat perkembang biakan hama tanaman Kelapa
sawit. Aplikasi langsung ke Lapangan memiliki kelemahan limbah fiber lama
terdekomposisi dan saat panen puncak biasanya pada saat musim hujan, sehingga
31
dengan dosis yang tingga akan terjadi kesulitan dalam pengaplikasian dilapangan,
sehingga terjadi penumpukan fiber di lapangan yang mengganggu aktifitas panen.Fiber
adalah limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan dari pemurniaan buah kelapa sawit
berupa serat yang dipisahkan dengan minyak. Pada fiber terdapat kandungan antara lain
kalium (K) sebesar 9,2 %, natrium (Na) sebesar 0,5 %, kalsium (Ca) 4,9 %, klor (Cl)
sebesar 2,5 %, karbonat (CO3) sebesar 2,6 %, nitrogen (N) sebesar 0,04 % posfat (P)
sebesar 1,4 % dan silika (SiO2) sebsesar 59,1 % (Lenaria Bakkara, 2014).
Cangkang kelapa sawit yang dihasilkan dari pemisahan kacang sawit dengan
cangkangnya. Kacang sawit diproses lebih lanjut untuk menghasilkan minyak inti sawit
(Palm kernel oil) yang berharga. Cangkang biasanya digunakan sebagai bahan bakar
bersama dengan tandang kosong dan serabut sawit.
32
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu jenis limbah padat hasil samping
dari industri pengolahan kelapa sawit, yang saat ini masih menimbulkan permasalahan
bagi lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena limbah ini diproduksi dalam jumlah
besar dan sukar terdegradasi atau terurai secara alami di lingkungan. Cangkang kelapa
sawit mengandung lignin (29,4%), hemiselulosa (27,7%), selulosa (26,6%), air (8,0%),
komponen ekstraktif (4,2%), abu (0,6%). Cangkang sawit termasuk bahan
berlignoselulosa yang berkadar karbon tinggi dan mempunyai massa jenis lebih tinggi
dari pada kayu, mencapai 1.4 g/mL. Semakin besar massa jenis bahan baku, daya serap
arang aktif yang dihasilkan akan semakin besar sehingga baik untuk dijadikan arang
aktif.
Hasil limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pabrik pengolahan kelapa
sawit seperti tandan kosong, serabut sawit dan cangkang kelapa sawit yang telah
disimpan dalam tempat penampungan sementara (TPS), perusahaan akan berencana
menjadikan tandan kosong sebagai pupuk untuk perkebunan milik perusahaan itu
sendiri ataupun jika ada masyarakat yang ingin membeli maka perusahaan akan
menyediakannya, sedangkan untuk cangkang kelapa sawit perusahaan akan menjual
kepada pihak ketiga yang memiliki izin pengolahan.
33
untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan TBS dan CPO.
Luasan dari bangunan pos keamanan yaitu sebesar 14 m2.
2) Unit Kesehatan
Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena
dapatmemperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapat
mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif. Berdasarkan Peraturan Mentri
Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perkantoran, Bab II Penyelenggaraan K3 Perkantoran Pasal 3. 1). Setiap
Pimpinan Kantor dan/atau Pengelola Gedung wajib menyelenggarakan K3
Perkantoran, 2) Penyelenggaraan K3 Perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi: a. membentuk dan mengembangkan SMK3 Perkantoran; dan b.
menerapkan Standar K3 Perkantoran. Unit kesehatan PT Buditani Kembangjaya
direncanakan nantinya akan tergabung kedalam gedung perkantoran Pabrik Kelapa
Sawit.
3) Kantor
Perkantoran merupakan sarana pendukung administratif untuk mendukung
aktifitas pabrik kelapa sawit. Bangunan kantor berikut dengan lokasi timbangan yang
direncanakan oleh PT Buditani Kembangjaya dengan lahan seluas 480 m2.
4) Drainase
Pembangunan saluran drainase, kolam limbah dan reservoir akan disesuaikan
dengan detail pembangunan pabrik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan
pengoperasian pabrik nantinya. Pembuatan saluran drainase dimaksudkan untuk
menghindari lokasi pabrik dari genangan air. Pembangunan saluran drainase
dirancang untuk menampung air hujan dan tidak dimasukkan ke dalam kolam IPAL,
tetapi akan disalurkan ke saluran atau kanal yang ada disekitar lokasi pabrik. Saluran
drainase pada tempat penampungan limbah B3 dan saluran drainase air hujan akan
dipisahkan.
5) Waduk
Untuk menampung air bersih yang dibutuhkan baik untuk kebutuhan karyawan
maupun kebutuhan air bersih pabrik pengolahan kelapa sawit 30 ton/jam, maka akan
34
dibangun waduk air dengan Luas 25.000 m2. Sumber air waduk yang direncakan
berasal dari sungai terdekat yaitu Anak Sungai Simpang Kanan dan Anak Simpang
Kiri. Selain untuk kebutuhan tersebut air waduk juga dapat digunakan sebagai
sumber air ketika terjadi kebakaran lahan (perkebunan) pada area PT. Buditani
Kembangjaya. Sumber air berasal dari saluran drainase,dan anak-anak sungai
disekitarnya.
35
dengan berbagai tingkat pendidikan. Kegiatan pekerjaan kontruksi pembangunan di
lakukan oleh kontraktor pelaksanan. Sebagian tenaga kerja merupakan tenaga kerja
lokal, kecuali untuk tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus (skill). Penggunaan
tenaga kerja lokal juga akan berdampak pada efisiensi proses mobilisasi. Kegiatan
penggunaan tenaga kerja lokal akan memberikan dampak berupa terbukanya
kesempatan kerja baru bagi masyarakat sekitar serta peningkatan pendapatan
masyarakat.
Rencana keperluan tenaga kerja untuk kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit
30 Ton/TBS/Jam akan menangani bidang manajemen, administrasi, dan perencanaan
teknik meliputi operasional pembukaan lahan, pembuatan jalan, pembangunan fasilitas
dan sarana prasarana lainya yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.
Pada tahap operasi diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak untuk keperluan
operasional pabrik kelapa sawit.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan pabrik kelapa sawit
diperkirakan sebanyak 39 orang meliputi staff (tenaga kerja tetap) hingga buruh lepas
(non staf) yang menangani kegiatan pengoperasian pabrik kelapa sawit. Berikut rincian
rencana tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian pabrik kelapa sawit.
Tabel 2.7 Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
PT Buditani Kembangjaya
No. Jabatan Jumlah (Orang)
A MANAJEMEN DAN STAFF
1 Manager 1
2 Assisten Manager 1
3 Commodity Expert 1
4 KTU 1
5 Kepala Laboraturium 1
6 Kepala Maintanance 1
7 Gudang 1
Jumlah 7
B KARYAWAN / OPERATOR PER SHIFT
1 Ka. Produksi 1
2 Petugas Maintanace 4
3 Electrical/Oil Man 3
4 Sortasi 5
5 Sample Boy 1
6 Operator Timbangan 1
36
7 Operator Loading Ramp 1
8 Operator / HLP Sterelizer 3
9 Operator / HLP Boiler 3
10 Operator Pressing 1
11 Operator Clarifikasi 1
12 Operator / Hlp Kernel 2
13 Operator Water Treatment Plant 1
14 Operator Power House 2
15 Operator Whell Loader 1
16 Fitter Shift 1
17 Scurity 1
Total 32
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020
37
B Pengolahan CPO
Jumlah dan kapasitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi
kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Direncanakan kapasitas pabrik
pengolahan kelapa sawit PT Buditani Kembangjaya adalah 30 Ton/TBS/Jam, dengan
operasional PKS 20 jam/hari. Diagram fraksional hasil pengolahan TBS disajikan pada
tabel dibawah ini.
Tandan buah segar diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit menggunakan truk. Sebelum
dimasukan ke dalam loading ramp. TBS tersebut harus ditimbang terlebih dahulupada
jembatan penimbangan (Weighing Bridge).
1) Perebusan (Sterillizer)
Tandan buah segar setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam lori rebusan yang
terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukan ke dalam
Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air bertekanan antara 2,2-3,0
Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit menggunakan uap air yang
38
berkekuatan antara 280-290 kg/ton TBS dan temperatur perebusan 125oC – 135oC.
Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0,5 % minyak ikutan
pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan
buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan hoisting
crane.
(a) Buah kelapa sawit yang sudah tiba dipabrik dan sudah ditimbang, kemudian
dimasukkan ke dalam lori perebusan yang berkapasitas 2,5 ton setiap lori. Buah
beserta lorinya direbus dalam tempat perebusan (sterilizer) selama 60 menit.
(b) Pelepasan buah dan pelumatan.
(c) Buah yang sudah direbus dimasukkan kedalam mesin pelepas buah (stripping,
thresher), kemudian buah telah rontok itu dibawa ke dalam mesin pelumat
(digester). Tandan kosong diangkut ketempat pembakaran, digunakan sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam proses sterilisasi.
(d) Pengeluaran minyak.
(e) Dilakukan pengepresan dengan menggunakan alat tipe hidraulic. centrifugal atau
presscontinuous screw. Buah yang sudah lumat dipres sehingga minyak keluar dan
dipisahkan dari ampasnya. Minyak ditampung dan dilakukan pemurnian. Minyak
yang sudah keluar dialirkan ke dalam Crude Oil Tank (tangki minyak mentah).
(f) Pemurnian (clarification).
(g) Minyak yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki pemumian. Dari
sini akan dihasilkan minyak sawit mentah (CPO). Selanjutnya CPO ini disimpan
dalam tangki timbun (CPO storage).
(h) Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah.
(i) Sisa pengepresan yang berupa ampas, dibawa ke alat pembuang sisa daging buah
(depericarper). Pemisahan biji dari sabut menggunakan proses pengeringan dan
pengembusan. Biji yang sudah terpisah, kemudian diangkut ke silo dan
39
dikeringkan.
(j) Pabrik biji (kernel plant)
Kuran ampas kempa (cake breaker conveyor): berfungsi membawa ampas
kempa ke pemisah serabut dan biji (nut / fibre seperator, depericarper).
Memeram biji : berfungsi memeram biji sampai kering, dengan conveyor
masuk ke
drum pemisah biji (nut grading drum).
Selanjutnya sampai ke alat pemecah biji (nutcracker).
Memecah biji (nut cracker): berfungsi memecah biji yang sudah diperam dan
hasil pecahannya dimasukkan ke vibrating gaute.
Memisah getar : Dari nut cracker dimasukkan ke kolom pembersih (dust
separator) yang membebaskan mass cracker dari abu dan benda ringan lainnya.
Mass cracker yang sudah bersih masuk ke pemisah getar yang berfungsi
membebaskan biji yang tidak pecah. Biji yang tidak pecah diproses ulang ke
nut cracker.
Hydrocyclone: Berfungsi memisahkan inti dengan cangkang.
Kilo pengering inti (kernel dryer): Berfungsi mengeringkan inti yang berasal
dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (7%).
Gudang inti (kernel storage):Penyimpanan produksi inti (kernel) disimpan
dalam goni isi 80 kg atau disimpan dalam gudang bentuk curah.
40
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Produksi Crude Palm Oil (CPO)
Gambar 2.2 Bagan Alir Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
43
C Pengangkutan CPO
44
Tabel 2.8 Pengangkutan TBS, CPO dan Inti Sawit PT. Buditani Kembangjaya
Kap
asita
Angkutan
45
1) Kantor
Perkantoran merupakan sarana pendukung administratif untuk mendukung aktifitas
pabrik kelapa sawit. Aktifitas perkantoran berlangsung dari jam 8.00 WIB hingga Jam
16.00 Wib. Hal –hal yang berkaitan dengan pemasaran, managemen keuangan, system
organisai berlangsung di perkantoran.
2) Pos Keamanan
Pos keamanan berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan
pengangkutan TBS dan CPO. Pos keamanan selalu beroperasi selama 24 jam. Pos
keamanaan biasanya dijaga oleh 2 hingga 4 orang security dan berpotensi menghasilkan
limbah cair dan limbah padat.
3) Unit Kesehatan
Unit kesehatan berfungsi sebagai Untuk menangani kesehatan pegawai dengan
melaksanakan hal-hal berikut: Pemeriksaan kesehatan pegawai, meliputi: Pemeriksaan
kesehatan prakarya, dilakukan saat rekrutmen pegawai untuk menyeleksi calon pegawai
yang mempunyai kesehatan prima agar dapat ditempatkan sesuai kondisi kesehatannya,
serta didapatkan data riwayat kesehatan sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan
berkala, dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali untuk menjaga tingkat
kesehatan pegawai selama bekerja. Pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan pada
pegawai yang rotasi ke lingkungan kerja yang mempunyai beban risiko lebih tinggi,
pegawai yang baru pulih dari sakit yang lama dan pegawai menjelang masa pensiun.
1) Tandan Kosong
46
H Pengolahan Limbah B3
47
48
bimbingan dan peluang secara tim untuk membuka lapangan usaha baru, misalnya dengan
modal bersama mendirikan suatu usaha yang dapat menampung aspirasi mereka yang
mengalami post power syndrome.
D Pemulihan Lahan
Lahan yang telah selesai digunakan untuk kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit, akan
dilakukan pemulihan atau pengembalian seperti kondisi awal sebelum dijadikan lokasi
pabrik dengan melakukan Reklamasi Lahan.
49