Anda di halaman 1dari 49

PT.

BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

BAB II
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Nama rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan direncanakan oleh PT.
Buditani Kembangjaya adalah Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan Kapasitas
30 Ton/TBS/Jam.

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.2.1 Lokasi Kegiatan Secara Administrasi

Keberadaan lokasi Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan Kapasitas 30


Ton TBS/Jam PT. Buditani Kembangjaya secara administratif berada di wilayah
sebagai berikut:

Lokasi : JL. Melati – Kenanga RT: 009


Kelurahan : Tanjung Penyebal
Kecamatan : Sungai Sembilan
Kota : Dumai
Provinsi : Riau

Adapun Koordinat lokasi lahan yang akan dikembangkan sebagai area Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Titik Koordinat Lokasi Kegiatan PKS PT. Budi Tani Kembang Jaya
Universal Transverse Derajat Menit Detik
No ID
X UTMMercatorY UTM Garis Lintang Garis Bujur
1 Buditani 01 759972,860 199367,810 1˚48’7.995”N 101˚20’12.480”E
2 Buditani 02 760147,653 199367,881 1˚48’7.987”N 101˚20’18.140”E
3 Buditani 03 760241,494 199465,842 1˚48’11.173”N 101˚20’21.184”E
4 Buditani 04 760037,741 199648,663 1˚48’17.755”N 101˚20’14.595”E
5 Buditani 05 759954,317 199384,564 1˚48’8.549”N 101˚20’11.889”E
6 Buditani 06 760065,031 199634,624 1˚48’16.680”N 101˚20’15.499”E
7 Buditani 07 760148,614 199557,909 1˚48’14.170”N 101˚20’18.180”E
8 Buditani 08 760293,572 199843,874 1˚48’23.472”N 101˚20’22.881”E
9 Buditani 09 760383,316 199708,783 1˚48’19.075”N 101˚20’25.787”E
10 Buditani 010 760284,581 199622,615 1˚48’16.280”N 101˚20’22.581”E
11 Buditani 011 760266,001 199644,101 1˚48’16.997”N 101˚20’22.000”E
12 Buditani 012 759954,601 199524,596 1˚48’13.105”N 101˚20’11.905”E
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2021

1
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.2.2 Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

Disekitar lokasi rencana kegiatan terdapat beberapa kegiatan yang diprakirakan


juga turut terkena dampak dan dapat pula menjadi stimulan terjadinya akumulasi
dampak terhadap lingkungan. Beberapa kegiatan yang ada tersebut antara lain adalah
adanya pemukiman masyarakat dan perkebunan. Kegiatan pembangunan industri
pengolahan kelapa sawit ini juga akan turut dan saling pengaruh mempengaruhi dengan
aktivitas yang ada di sekitarnya.

2.2.2.1 Aktifitas Pemukiman Masyarakat


Pemukiman terdekat dengan lokasi pembangunan industri pengolahan minyak
kelapa sawit PT Buditani Kembangjaya ±1 km yang merupakan Kelurahan Tanjung
Penyebal Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai. Sebagian masyarakat
berkonsentrasi di JL. JL. Melati – Kenanga RT: 009 Kelurahan Tanjung Penyebal.

2.2.2.2 Aktifitas Perkebunan


Komoditi perkebunan yang ada disekitar lokasi rencana kegiatan umumnya
terdiri dari kebun sawit baik yang diusahakan oleh masyarakat sendiri maupun yang
dikuasai oleh pihak perusahaan seperti PT. Sarpindograha Tani.

2.2.2.3 Aktifitas Industri


Selain aktifitas pemukiman masyarakat dan perkebunan, terdapat juga aktifitas
kegiatan industry seperti PT.Agro Murni.

2.3 Skala /Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik


Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, maka PT Buditani Kembangjaya
perlu menyusun Dokumen UKL-UPL untuk rencana pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dengan kapasitas 30 Ton TBS/Jam. Dokumen UKL-UPL ini disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup.

3
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.3.1 Skala Usaha

Secara umum usaha yang direncanakan oleh PT Buditani Kembangjaya


merupakan Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan Kapasitas 30 Ton TBS/Jam ini
terdiri dari kegatan utama dan kegiatan penunjang. Kegiatan utama yaitu proses proses
pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO), kegiatan
penunjang meliputi kentor, unit kesehatan, pross pengolahan air limmbah dan

sebagainya. PKS ini akan dibangun pada lahan seluas 98.430 M2. Sesuai dengan surat
keputusan Pemberian Izin Lokasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Dumai dengan Nomor 07/DPMPTSP-OSS/III/2019 (Terlampir).

Tabel 2.2 Luas Rencana Penggunaan Lahan PKS PT Buditani Kembangjaya


No Keterangan Luas Area (m2)
1 Parkir 120
2 Kantor Dan Timbangan 480
3 Loading Ramp 1.600
4 Bangunan Pabrik 2.332
5 Oil Loading Sheed 40
6 Oil Storage 519
7 Workshop Dan Ware House 216
8 Water Treatment Plant 148
9 Tungku Bakar 338
10 Kolam Limbah 30.000
11 Waduk 25.000
12 Cangkang 540
13 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 37.577
Jumlah 98.430
Sumber: PT Buditani Kembangjaya, 2021

Luas rencana penggunaan lahan PKS PT Buditani Kembangjaya dapat dilihat


pada Gambar 2.2.

4
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.3.2 Jenis dan Jumlah Bahan Baku dan/atau Bahan Pendukung

Bahan baku utama proses kegiatan Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani


Kembangjaya adalah Tandah Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. TBS didatangkan dari
perkebunan rakyat. PT Buditani Kembangjaya telah melakukan kerja sama dengan
beberapa Koperasi dan Kelompok Tani di beberapa daerah sebagai supplier bahan
baku untuk Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani Kembangjaya (terlampir). Jumlah bahan
baku yang dibutuhkan setiap hari 600 ton TBS (±30 truk/hari).

2.3.3 Penggunaan Sumber Daya Air

Kebutuhan air untuk PKS 30 ton/jam dan fasilitas perumahan, kantor dan yang
lainnya sebesar 30 m3/jam. Kebutuhan Air untuk memenuhi PKS PT Buditani
Kembangjaya diambil dari waduk sebagai sumber air yang berada disekitar lokasi pabrik
dengan pompa isap. Pemanfaatan air permukaan dilakukan dengan dengan cara
membuat kolam penampungan dan sebelum digunakan untuk proses PKS air terlebih
dauhulu diolah dalam Water Treatment Plant.
Uraian pemakaian air untuk kegiatan pabrik kelapa sawit PT Buditani
Kembangjaya dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Neraca Air Untuk Kegiatan PKS PT Buditani Kembangjaya

No. Urairan Pemakaian Air Sumber Air Jumlah (m3/jam)


1. Boiler Waduk 20 m3/Jam
2. Proses pengolahan/cleaning Waduk 5 m3/Jam
3. Domestik, dll Waduk 5 m3/Jam
Total 30 m3/Jam
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2021

Sebelum didistribusikan untuk memenuhi keperluan pabrik kelapa sawit dan


keperluan lainnya air waduk dipompa ke instalasi air (water treatment) untuk
dijernihkan. Proses penjernihan air adalah sebagai berikut:

1) Air dari waduk dialirkan melalui pipa berdiameter 6 inci dan ditampung di kolam
penampungan (clarifier tank). Air yang masuk ke dalam kolam diberi bahan kimia
sebagai koagulan seperti tawas dengan dosis 50-125 ppm dan soda ash 25–50
ppm. Tingkat pemberian koagulan ini tergantung pada kualitas air yang diambil

6
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

dari waduk semakin rendah kualitas air yang diambil, maka semakin besar pula
dosis bahan kimia yang ditambahkan.

Pemberian koagulan ini dilakukan dengan cara menginjeksikan koagulan melalui


pipa sebelum air sampai di clarifier tank. Dari clarifier tank ini, air jernih
ditampung pada beberapa water tank untuk didistribusikan menuju tempat yang
membutuhkan air. Proses ini selain akan menghasilkan air yang memenuhi
persyaratan, juga menghasilkan bahan sediment. Secara periodik akan dilakukan
pengangkatan sedimen agar kolam penampungan tetap dalam keadaan design yang
diinginkan (kapasitas tetap). Sedimen yang terangkat kemudian diangkut dengan
menggunakan truk dan disebarkan pada daerah yang relatif rendah (cekungan)
dalam kawasan kebun.

2) Boiler memerlukan air yang murni dan bebas ion, agar tidak merusak boiler dan
mesin-mesin lainnya. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian air sehingga sesuai
dengan standar. Pengolahan air untuk boiler dilakukan dengan proses
demineralisasi dan cleaerasi. Demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan
kandungan mineral di dalam air dengan jalan substitusi anion dan kation. Dalam
proses ini kation yang digunakan adalah resin dengan prinsip kerja menjerap
kation maupun anion yang terdapat dalam air sehingga air menjadi bebas ion.
Selanjutnya resin yang sudah jenuh dan harus segera dilakukan proses regenerasi.
Deaerasi adalah suatu proses untuk melepaskan gas-gas yang terlarut di dalam air
seperti gas O2 dan CO2. Proses ini biasanya menggunakan deaerator, berupa
silinder mendatar yang dilengkapi dengan pipa injeksi steam yang mengarah ke
atas. Prinsip kerjanya, air yang masuk harus berlawanan dengan sistem yang
masuk sehingga udara yang terlarut di dalam air akan keluar sempuma. Suhu air di

dalam deaerator sekitar 105 oC. Keadaan ini dapat mengurangi jumlah gas terlarut,
selain itu kondisi air dengan suhu tersebut sangat baik karena dapat berfungsi
sebagai panas pendahuluan sebelum masuk ke dalam boiler.

2.3.4 Penggunaan Sumber Daya Energi

Sumber energi diperlukan untuk perumahan, kantor, penerangan, dan kegiatan


PKS rencananya bersumber dari mesin genset. Khusus untuk PKS dan perumahan
disekitarnya, sumber energi tambahan berasal dari turbin (boiler) dari PKS manakala

7
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

proses pengolahan CPO berlangsung. Penggunaan genset untuk PKS diperlukan untuk
masa awal pengolahan pabrik. Pabrik pengolahan kelapa sawit 30 ton/jam dalam
pengoperasiannya diperlukan energi listrik sebesar 15-17 kW/ton TBS. Untuk lebih
jelas dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.4 Tabel Sumber Daya Energi (Gengset) PKS PT Buditani Kembangjaya
Kegiatan Kapasitas Jumlah
Pabrik PKS 500 KVa 2
150 KVa 1
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

2.4 Garis Besar Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan


2.4.1 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan Tata Ruang

Rencana kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Buditani Kembangjaya berada


dalam wilayah JL. Melati – Kenanga RT: 009, Kelurahan Tanjung Penyebal Kecamatan
Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Mengacu kepada surat Informasi
Peruntukan Kawasan PT. Buditani Kembangjaya yang dikeluarkan pada Tanggal 31
Januari 2019 setelah dilakukan Plotting Koordinat pada Peta maka diinformasikan
bahwa :

1 Berdasarkan Pola Ruang Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 10 Tahun 2018
tentang Rencana Tata Ruang Wilyah (RTRW) Provinsi Riau, Lokasi yang di
maksud berada pada Kawasan Industri, Kecuali untuk titik 12 di Kawasan
Permukiman seperti terlihat pada Gambar 2.3.

2 Berdasarkan Pola Ruang Draft Rancangan Peraturan Daerah Kota Dumai


tentang RTRW Kota Dumai Tahun 2014-2034 yang telah mendapat persetujuan
bersama dengan DPRD Kota Dumai sesuai Surat Keputusan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Dumai Nomor 15/KPTS/DPRD/2014, lokasi yang
dimaksud berada pada kawasan Kawasan Industri seperti terlihat pada
Gambar 2.4.

8
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.4.2 Persetujuan Teknis Terkait Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Persetujuan Teknis terkait rencana usaha dan/atau


kegiatan berupa kajian teknis dalam pengendalian
pencemaran lingkungan, pengolahan Limbah B3 dan analisis
dampak lalu lintas. Rencana Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) PT Buditani Kembangjaya dengan kapasitas 30 Ton
TBS/jam telah memiliki persetujuan teknis terkait
Pembuangan Air Limbah ke badan air permukaan dengan
nomor surat ……….. persetujuan teknis tentang Pembuangan
Emisi dengan nomor surat…………. Kegiatan ini juga telah
memiliki Persetujuan Teknis tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas dengan nomor………….

2.4.3 Uraian Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan

Komponen rencana Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit


(PKS) dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya tersebut yang akan dilaksanakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan antara lain:

a) Tahap Prakontruksi :
 Pengurusan Perizinan
 Pengadaan Lahan
 Pematangan Lahan (Land Clearing)

b) Tahap Konstruksi :
 Rekruitmen Tenaga Kerja Kontruksi
 Mobilisasi Peralatan dan Material
 Pembangunan Temporary Camp Pekerja, Gudang, Pagar Pengaman dan Kantor
Kontraktor
 Pembuatan Pondasi
 Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
 Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Cair
 Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Padat

11
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

 Pembangunan Sarana Penampungan dan Penyimpanan Limbah B3


 Pembangunan Sarana Pendukung

c) Tahap Pasca Kontruksi :


 Pemutusan Hubungan Kerja
 Demobilisasi Peralatan Kontruksi

d) Tahap Operasi :
 Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
 Pengolahan CPO
 Pengangkutan CPO
 Operasional Fasilitas Pendukung
 Pengelolaan Limbah Cair
 Pengelolaan Limbah Padat
 Pengelolaan Limbah B3

e) Tahap Pasca Operasi :


 Pembongkaran Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung
 Pemutusan Hubungan Kerja
 Demobilisasi Peralatan Pabrik dan Fasilitas Pendukung
 Pemulihan Lahan

2.4.2.1 Tahap Prakontruksi

Tahap prakontruksi Rencana Kegiatan Pabrik Kelapa


Sawit (PKS) oleh PT. Buditani Kembangjaya terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu Pengurusan Perizinan,
Pembebasan Lahan dan Pematangan Lahan.

A Pengurusan Perizinan
Pengurusan perizinan merupakan tahap awal dari
segala rencana kegiatan sebelum dilakukan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya berlangsung. Sebagai negara hukum maka

12
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

segala sesuatu kegiatan yang dijalankan haruslah memenuhi


ketentuan hukum yang berlaku, termasuk dalam hal Kegiatan
Pergudangan Dan Sarana Lainnya. Salah satu diantara
perizinan yang akan dipenuhi adalah penyusunan dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL), yang mana dokumen ini akan
mengkaji terhadap dampak lingkungan. Untuk lebih jelasnya,
masing-masing surat perizinan yang telah dimiliki oleh PT.
Buditani Kembangjaya dapat dilihat pada lampiran mengenai
perizinan.

B Pembebasan Lahan
Lahan tapak proyek Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya ini berasal dari lahan masyarakat yang saat ini
sudah dibebaskan oleh perusahaan. Masyarakat sekitar yang
selama ini menguasai lahan tersebut telah sepakat untuk
memberikan serta mendukung adanya investasi perusahaan
dengan kompensasi kepada mereka sesuai dengan nilai yang
telah disepakati.

C Pematangan Lahan
Persiapan lahan dimaksudkan untuk pembersihan
lahan diareal pembangunan Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dengan Kapasitas 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya dengan luas 98.430 m2. Persiapan lahan
dimaksudkan untuk membersihkan dari tumbuh-tumbuhan
dan akar-akar pohon. Lahan ini memiliki permukaan yang
relatif datar dengan demikian maka pembukaan lahan dapat
dilakukan secara mekanis sesuai dengan jenis vegetasi
penutup lahan. Setelah dilakukan pembersihan lahan maka
akan dilakukan penimbunan dengan tanah urug yang berasal
dari sekitar Kota Dumai, Provinsi Riau.

13
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.4.2.2 Tahap Kontruksi

Tahap konstruksi Rencana Kegiatan Pabrik Kelapa


Sawit (PKS) terdiri dari beberapa kegiatan seperti :
Rekruitmen Tenaga Kerja Kontruksi, Mobilisasi
Peralatan dan Material, Pembuatan Pondasi,
Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit, Pembangunan
Sarana Pengolahan Limbah Cair, Pembangunan
Sarana Pengolahan Limbah Padat, Pembangunan
Sarana Penampungan dan Penyimpanan Limbah B3 dan
Pembangunan Saranan Pendukung.

A Rekruitmen Tenaga Kerja Kontruksi

Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi


adalah tenaga kerja untuk melakukan kegiatan pembangunan
pabrik kelapa sawit (PKS) dan sarana pendukung lainnya
yang dibutuhkan. Jumlah tenaga kerja yang akan diserap
relatif sedikit, baik tenaga kerja skill maupun non-skill.
Tenaga kerja skill merupakan tenaga kerja yang disewa oleh
pelaksana proyek, sedangkan tenaga kerja non-skill
merupakan tenaga kerja yang direkrut oleh kontraktor dari
perkampungan sekitar proyek.
Adanya penerimaan tenaga kerja pada tahap
konstruksi tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak
terjadinya perluasan lapangan kerja bagi masyarakat yang
berada di sekitar pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS)
PT. Buditani Kembangjaya. Masyarakat Kelurahan Tanjung
Penyebal Kecamatan Sungai Sembilan diperkirakan akan
mendapatkan dampak perluasan lapangan pekerjaan
walaupun hanya bersifat sementara saja, yaitu selama tahap
konstruksi. Untuk melihat rencana penggunaan tenaga kerja
maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 3. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Kontruksi Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit

14
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

(PKS) PT. Buditani Kembangjaya


Ja Pendidik
an
Manager Proyek S1 Luar
Teknik Sipil S1 Luar
Teknik Lingkungan S1 Luar
Administrasi D3/SMA Lokal
Mandor SLTA Lokal
Satpam SD/ Lokal
PENS
IUNA
N
MARI
NIR
Operator Alat SLTA Lokal
Pekerja SLTA Lokal
Manager Proyek S1 Luar
Jumlah
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

Kegiatan penerimaan tenaga kerja diperkirakan akan


menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan sosial
berupa terbukanya kesempatan kerja dan perubahan sikap
dan persepsi masyarakat akibat adanya sejumlah tenaga kerja
masyarakat lokal yang tidak tertampung.

B Mobilisasi Peralatan dan Material

Mobilisasi peralatan diperlukan untuk kegiatan


pembangunan pabrik kelapa sawit PT Buditani
Kembangjaya. Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan
pemindahan peralatan dari dan kedalam lokasi pembangunan
pabrik kelapa sawit yang dilakukan pada awal dan akhir
kegiatan konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi
kegiatan pengerahan dan pengangkutan peralatan-peralatan
berat yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan baik
untuk pembukaan lahan, pembuatan jalan, dan pembangunan
sarana dan prasarana serta operasional pabrik kelapa sawit.

15
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Peralatan didatangkan secara langsung oleh


kontraktor maupun perusahaan. Pengangkutan peralatan
tersebut dilakukan melalui jalur darat dari Kota Dumai. Jalan
darat juga digunakan untuk mengangkut peralatan dan
material yang berasal dari daerah sekitar lokasi pembangunan
pabrik kelapa sawit (lokal). Pengangkutan menggunakan
jalur darat akan melewati jalan Kota dan Kelurahan
hingga mencapai lokasi pembangunan pabrik kelapa sawit.
Material seperti semen, pasir, koral, kayu untuk pondasi dan
bahan lainnya dibeli didatangkan dari wilayah
terdekat kemudian diangkut ke lokasi pembangunan
pabrik kelapa sawit sesuai dengan kapasitas dan volume yang
dibutuhkan. Penjelasan mengenai jenis kegiatan, jenis
peralatan, jumlah, kapasitas dan cara mobilisasi peralatan
yang akan digunakan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 2.4 Peralatan Yang Akan Dipergunakan Untuk Pembangunan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) PT. Buditani Kembangjaya
Peralatan Kapasitas/ Jumlah Cara Pengarahan
Kontruksi
Ja
Excavator 15 m3/ 2 unit

Ja
Buldozer 5 m3 / 1 unit

D
Truck 10 ton / 6 unit

D
Fram Tractor 18 unit

D
Water pump 15 unit

D
Pick up 7 unit

D
Jeep 1 unit

D
Truk Tanki 12 ton / 1 unit

16
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Peralatan Kapasitas/ Jumlah Cara Pengarahan


D
Traktor 4 ton / 1 unit

Truck Crane 10 ton/ 1 unit


Sepeda Motor 2 unit
Tandem Roller 1 unit
Peralatan Bengkel
1 D
Mesin compressor (Tian Li)

1 D
Mesin compressor (Robin EY 15)

1 D
Mesin las (Tian Li portable)

2 D
Travo las (50 - 500 A)

1 D
Mesin bor duduk

1 D
Mesin gerinda potong

1 D
Elektrik drill

1 D
Disc grinder 4"

1 D
Chain block 5 ton

1 D
Tangga alumunium 6 m

1 D
Safety belt

1 D
Nazzia taster

1 D
Torque wrench (britool 20-100 Ft)

1 D
Torque wrench (britool 200-600 Ft)

1 D
Blender set

1 D
Garage jack 10 ton

1 D
Hydroulic jack 10 ton

17
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Peralatan Kapasitas/ Jumlah Cara Pengarahan


1 D
Teri removal

1 D
Oil can

1 D
Multy tester AC/DC

1 D
Bearing puller

1 D
Bearing puller

1 D
Hand riveter

1 D
Ring piston wrench

3 D
Mechanical tool standard

Peralatan Pabrik kelapa sawit


1 D
Pabrik kelapa sawit (45 ton TBS/jam)

2 D
Generator Set Turbin 300 KVA

3 D
Generator Set Turbin 1.000 KVA)

1 D
Generator Set (80 KVA)

2 D
Generator Set (70 KVA)

2 D
Generator Set (30 KVA)

Pembukaan Lahan
4
Chainsaw

Alat Berat 2
2
Dump Truck

Thodolit & Meteran 1


Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

Kegiatan mobilisasi tersebut diperkirakan akan menimbulkan


dampak terhadap lingkungan fisik dan sosial, berupa

18
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

meningkatnya debu dan emisi gas buang serta peningkatan


intensitas kebisingan kebisingan.

C Pembangunan Temporary Camp Pekerja, Gudang, Pagar Pengaman dan


Kantor Kontraktor

Untuk mendukung pekerjaan konstruksi


pembangunan terutama kenyamanan para pekerja, maka
dibangun infrastruktur pendukung kegiatan pekerja tahap
kontruksi. Bangunan sementara ini adalah non permanen
seperti camp pekerja (fasilitasnya sebagai tempat tinggal
sementara) dan kantor kontraktor, untuk penyimpanan
material juga disiapkan gudang, sedangkan untuk keamanan
dan ketertiban lokasi juga disiapkan petugas keamanan, pagar
pengaman dan pos keamanan yang juga berfungsi sebagi
pusat informasi.

Lokasi pembangunan camp pekerja dan gudang


berada pada lahan yang tidak digunakan sebagai bangunan
permanen dalam kawasan perencanaan. Di sekitar camp
pekerja dan kantor kontraktor akan dibangun juga wc dan
kamar mandi sementara, untuk kebutuhan pekerja selama
proyek berlangsung. Base camp untuk menunjang kegiatan

dengan bahan bangunan terdiri dari tiang kayu, dinding


papan, atap seng bergelombang.

19
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Gambar 2. 4. Ilustrasi Bangunan Camp Pekerja

Ukuran masing-masing bangunan yaitu :


1) Ruang kantor proyek berukuran 15 m x 8 m atau seluas 120 m2:
2) Gudang berukuran 12,5 m x 16 m atau seluas 200 m² untuk menyimpan barang-
barang;
3) Pos Jaga 3 m x 3 m atau seluas 9 m2 untuk pos jaga;
4) Toilet berukuran 2 m x 3 m atau seluas 120 m2.

Pagar pengaman merupakan pembatas bagi orang luar


agar tidak dapat masuk sembarangan kedalam lokasi kegiatan
dan menghindari masyarakat sekitar terkena benda-benda
yang terkait dengan kegiatan proyek. Bahan yang akan
digunakan untuk pagar pengaman adalah seng sehingga

mudah dibongkar, dan cepat pemasangannya. Lokasi proyek


perlu diamankan karena didalam disimpan berbagai penting
untuk proyek.

Gambar 2. 5. Ilustrasi Bangunan Pagar Pengaman Dengan Seng

D Pembuatan Pondasi
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling
terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi
sebagai "penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang
berada di atasnya dan gaya – gaya dari luar". Pondasi

20
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan


beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam
struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan
oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus
disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton
bertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi
untuk struktur beton bertulang maupun bangunan baja,
jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom
yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan
tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban
dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang
diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang
untuk membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan
kolom pada struktur.

Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau


2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya
adalah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi
telapak atau pondasi strauss). Bila tanah keras terletak pada
kedalaman sekitar tiang minipile, pondasi sumuran atau
pondasi bored pile. Bila tanah keras terletak pada kedalaman
20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis
pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored
pile. Standar daya dukung tanah menurut Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
a) Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2)
b) Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
c) Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
d) Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)

Setelah dilakukan pematangan lahan maka akan


dilakukan pemasangan pondasi pabrik Pengolahan Kelapa
Sawit 30 Ton/Tbs/Jam. Pondasi yang digunakan sesuai

21
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

dengan kondisi tanah pada areal pembangunan pabrik kelapa


sawit dimana mayoritas kondisi tanah disekitar areal
pembangunan merupakan lahan gambut sehingga pondasi
yang digunakan merupakan pondasi jenis sumuran atapun
pondasi jenis tiang pancang.

Pondasi sumuran pada pengerjaannya menggunakan


cincin sumuran yang terbuta dari beton bertulang. Proses
pengerjaannya dilakukan diatas muka tanah setelah pondasi
kering dan mengeras maka dilanjutkan dengan penggalian
lubang pondasi tepat dibawahnya. Pada umumnya pondasi
sumuran memiliki bentuk peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang yang digunakan apabila tanah dasar
terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Pondasi sumuran
terbuat dari beton bertulang ataupun beton pracetak.

Pada tahap selanjutnya dilakukan pemadatan tanah


dan melakukan pemadatan base pabrik dengan ketinggian
yang ingin dicapai adalah sekitar 30cm. Untuk memadatkan
base diperlukan beberapa alat berat seperti Excavator dan
Buldozer.

E Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit


Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan Kapasitas 30
Ton/TBS/Jam PT. Buditani Kembangjaya dibangun pada

areal seluas 98.430 m2 dengan luas peruntukan untuk


bangunan pabrik sebesar 5.929,3 m2. Dengan masing- masing
peruntukan ruang pabrik sebagai berikut :

Tabel 2.5 Dimensi Lahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Buditani Kembangjaya

22
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Ketera Di Lu
nga
n

Steriliz 8x 19
er
ST
Treshin 11 11
g ST

Preshin 11 24
g ST

Deperi 14 30
carp
er &
Ker
nel
ST
Klarific 11 35
atio
n ST

Engine 12 26
Roo
m

23
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Ketera Di Lu
nga
n

Boiler 12 79
ST

Jumla 2.2
h

Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

Ukuran gedung pabrik yang akan didesain dan


dibangun sedemikian rupa sehingga didapat azas manfaat dan
tidak terdapat tanah kosong yang terbuang percuma, tetapi
cukup untuk lalu lintas para pekerja dan
pemasukan/pengeluran bahan-bahan penolong serta
kebebasan sewaktu ada resepsi publik. Tinggi pabrik
dirancang sedemikian rupa sehingga terhindar dari banjir dan
dapat dijamin keamanan mesin dan kenyamanan bagi
karyawan yang bekerja di dalam pabrik. Cahaya dan sirkulasi
udara dalam gedung pabrik harus diatur sebaik agar sirkulasi
udara dalam gedung dapat berlangsung alamiah dan cahaya
luar pada siang hari dapat mencapai bagian didalam pabrik
tanpa bantuan tenaga listrik.

Bagian dalam pabrik tidak semua bangunan ditutup

24
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

dengan dinding yang rapat, agar tidak gelap dan sirkulasi


udara tetap lancar. Bagian yang didinding rapat adalah bagian
pabrik yang penting seperti kamar mesin agar aman. Pada
bagian luar/pinggiran pabrik harus diberi atap kaki lima agar
air hujan tidak mudah masuk ke dalam pabrik dan dibuat
saluran air pada bagian luar pabrik. Atap pabrik terbuat dari
alluminium, agar beban atas tidak terlalu berat dan untuk
menghindari atap tidak mudah dimakan karat oleh uap dan
asap serta percikan minyak yang timbul dari saringan
gangster serta dikamar pemurnian minyak dan oleh abu ketel
yang berjatuhan.

Pembangunan bagian-bagian unit pabrik pengolahan


harus sistematika yang baik mulai dari penimbangan buah,
penampungan buah, rebusan dan proses pengolahan sampai
tangki timbun CPO harus teratur dan kegiatan mudah
dikerjakan. Sarana jalan masuk PKS harus baik agar
angkutan berjalan lancar. Pada tahap pembangunan power
hause ruang dilengkapi dengan beberapa sarana pendukung
seperti ruang control power haouse, steam turbin, dan ruang
genset masing masing genset. Setelah bangunan utama
diselesaikan, maka tahap selanjutnya adalah pengerjaan
kontruksi tempat penyimpanan CPO. Volume Oil Storage
Tank terdiri dari 3 Kontruksi Oil Storage Tank dengan
volumen masing- masing tangki harian 200 mT dan dua unit
Oil Storage Tank dengan volume 1.000 mT. Sehingga total
volume Oil Storage Tank secara keseluruhan adalah 2.200
mT.

25
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
Gambar 2.6 Layout Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani Kembangjaya
F Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Cair
Untuk pengolahan limbah cair baik yang berasal aktivitas domestik
karyawan maupun limbah industri akan dibangun fasilitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Kolam IPAL yang akan dibangun untuk menampung limbah cair hasil
perebusan tandan buah segar kelapa sawit akan mengacu kepada dasar pengelolaan
limbah cair baku mutu lingkungan sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
Kep. 51/MENLH/10/1995 (BOD <100 mg/l, COD <350 mg/l, TSS<250 mg/l,
minyak/lemak <25 mg/l dan pH = 6 – 9).

Direncanakan jumlah kolam instalasi pengolahan air limbah limbah ( IPAL)


sebanyak 10 yang terdiri dari kolam Cooling Pond, Acifidication, Kolam Anairob,
Kolam aerobik, Kolam Sedimen dan Kolam biologi tes. Pembangunan kolam limbah
menggukan geomembran, sehingga tidak akan terjadi kebocoran pada kolam. Luasan
dari kolam IPAL yang direcanakan yaitu sebesar 30.000 m2. Pembangunan Kolam
IPAL dilakukan dengan menggunakan alat berat serta alat pendukung lainnya. Untuk
rincian luas dan lebar kolam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.6 Rencana Kebutuhan Kolam Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Buditani
Kembangjaya
No Uraian Panjang x lebar (m2) Kedalaman (m) Luas (m2)
1 KOLAM 1 30 x 100 3.000
2 KOLAM 2 30 x 100 3.000
3 KOLAM 3 30 x 100 3.000
4 KOLAM 4 30 x 100 3.000
5 KOLAM 5 30 x 100 3.000
6 KOLAM 6 30 x 100 3.000
7 KOLAM 7 30 x 100 3.000
8 KOLAM 8 30 x 100 3.000
9 KOLAM 9 30 x 100 3.000
10 KOLAM 10 30 x 100 3.000
TOTAL 30.000
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

28
Gambar 2.7 Layou t Kolam IPAL Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani Kembangjaya

29
G Pembangunan Sarana Pengolahan Limbah Padat

Untuk menampung limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pegolahan


kelapa sawit seperti tandan kosong, serabut sawit dan cangkang kelapa sawit, maka
perusahaan akan membangun tempat penumpukan limbah padat tersebut serta diletakan
saling berpisah.

A. Tandan Kosong

Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah padat lignoselulosa yang berupa
Tandan Kosong yaitu 25 % dari berat Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan oleh
industri pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam dan memiliki tingkat
ketersediaan yang berlimpah setiap tahunnya, Upaya yang dilakukan untuk pengelolaan
limbah ini adalah mengurangi daya cemar dan memanfaatkan limbah agar mendapatkan
nilai tambah dari limbah tersebut. Tandan kosong juga merupakan salah satu limbah
padat yang dihasilkan dari industri pabrik pengolahan kelapa sawit 45 30 Ton/TBS/Jam.

Gambar 2.8 Tandan Kosong

B. Serabut Sawait – Mesocarp Fiber

Biomassa lain yang dihasilkan dari ekstraksi minyak sawit adalah serat yang
disebut serabut sawit (Mesocarp fiber) yang diproduksi setelah tandan kosong
mengalami penekanan disebuah kolom bertekanan dan mesin penampi dan mesin
depericarper. Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila
telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian
kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit. Di dalam serabut dan
daging buah sawitlah minyak CPO terkandung. Serat sawit berbentuk pendek dan

30
kuning kecoklatan. Limbah ini biasanya digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk
boiler dalam kombinasi dengan tandan kosong dan cangkang sawit.

Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.
Disamping serabut lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut
yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat
menghambat proses perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil
pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall, disamping
mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (Pintu Keluar Untuk Abu Dan
Arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan.

Gambar 2.9 Serabut Kelapa Sawit

Limbah fiber sebagai salah satu hasil sampingan pengolahan TBS di PKS
biasanya habis digunakan untuk bahan bakar boiler, sehingga kelebihan limbah fiber
yang tidak dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler menumpuk menjadi sampah.
Penumpukan fiber yang berlangsung secara terus menerus dalam jumlah yang banyak
membutuhkan banyak tempat terbuka untuk pembuangan yang luas dan dikhawatirkan
menjadi masalah bagi usaha. Permasalahan yang terjadi adalah limbah fiber mempunyai
kandungan hara tetapi kecil dan apabila Limbah fiber di lakukan aplikasi fiber ke
lapangan sebagai mulsing adalah : Diperlukan dosis yang tinggi (500 kg/pokok),
sehingga kekhawatiran dijadikannya tempat perkembang biakan hama tanaman Kelapa
sawit. Aplikasi langsung ke Lapangan memiliki kelemahan limbah fiber lama
terdekomposisi dan saat panen puncak biasanya pada saat musim hujan, sehingga

31
dengan dosis yang tingga akan terjadi kesulitan dalam pengaplikasian dilapangan,
sehingga terjadi penumpukan fiber di lapangan yang mengganggu aktifitas panen.Fiber
adalah limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan dari pemurniaan buah kelapa sawit
berupa serat yang dipisahkan dengan minyak. Pada fiber terdapat kandungan antara lain
kalium (K) sebesar 9,2 %, natrium (Na) sebesar 0,5 %, kalsium (Ca) 4,9 %, klor (Cl)
sebesar 2,5 %, karbonat (CO3) sebesar 2,6 %, nitrogen (N) sebesar 0,04 % posfat (P)

sebesar 1,4 % dan silika (SiO2) sebsesar 59,1 % (Lenaria Bakkara, 2014).

Gambar 2.10 Fiber Kelapa Sawit

Proses pengaplikasian fiber sudah berjalan dengan baik dimana fiber


dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Manfaat dari penggunaan fiber menjadi bahan
bakar boiler dipergunakan menjadi pembangkit tenaga listrik dan proses pengolahan di
pabrik kelapa sawit. Dengan semakin mahalnya bahan bakar fosil terutama minyak
bumi, boiler terus melakukan pengembangan-pengembangan terhadap produknya
sehingga mendapatkan produk yang lebih efisien yang berbahan bakar dari limbah
fiber hasil pengolahan kelapa sawit. Menurut Santika (1987), fiber akan disalurkan
melalui konveyor menuju ke boiler sebagai bahan bakar. Namun pada perjalanannya,
sebagian fiber akan disisihkan untuk dimasukkan ke pembakaran pada boiler dan
menjadi bahan bakar utama boiler.

C. Cangkang Kelapa Sawit

Cangkang kelapa sawit yang dihasilkan dari pemisahan kacang sawit dengan
cangkangnya. Kacang sawit diproses lebih lanjut untuk menghasilkan minyak inti sawit
(Palm kernel oil) yang berharga. Cangkang biasanya digunakan sebagai bahan bakar
bersama dengan tandang kosong dan serabut sawit.

32
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu jenis limbah padat hasil samping
dari industri pengolahan kelapa sawit, yang saat ini masih menimbulkan permasalahan
bagi lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena limbah ini diproduksi dalam jumlah
besar dan sukar terdegradasi atau terurai secara alami di lingkungan. Cangkang kelapa
sawit mengandung lignin (29,4%), hemiselulosa (27,7%), selulosa (26,6%), air (8,0%),
komponen ekstraktif (4,2%), abu (0,6%). Cangkang sawit termasuk bahan
berlignoselulosa yang berkadar karbon tinggi dan mempunyai massa jenis lebih tinggi
dari pada kayu, mencapai 1.4 g/mL. Semakin besar massa jenis bahan baku, daya serap
arang aktif yang dihasilkan akan semakin besar sehingga baik untuk dijadikan arang
aktif.

Gambar 2.11 Cangkang Kelapa Sawit

Hasil limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pabrik pengolahan kelapa
sawit seperti tandan kosong, serabut sawit dan cangkang kelapa sawit yang telah
disimpan dalam tempat penampungan sementara (TPS), perusahaan akan berencana
menjadikan tandan kosong sebagai pupuk untuk perkebunan milik perusahaan itu
sendiri ataupun jika ada masyarakat yang ingin membeli maka perusahaan akan
menyediakannya, sedangkan untuk cangkang kelapa sawit perusahaan akan menjual
kepada pihak ketiga yang memiliki izin pengolahan.

H Pembangunan Sarana Penampungan Dan Penyimpanan Limbah B3


Pembangunan tempat penampungan sementara limbah B3 yang berasal dari
kegiatan pengoperasian genset dan bengkel akan menghasilkan limbah B3. Limbah B3
yang dihasilkan dapat berupa oli, aki dan pelumas bekas, penggunaan lampu untuk
penerangan yang menghasilkan limbah lampu bekas. TPS dan penyimpanan limbah B3
dengan kebutuhan lahan sekitar 24 m2. Sistem Pengolahan Limbah Padat B3 akan
dibuat dengan bagan kedap ditempat yang aman (tidak terkena sinar matahari secara
langsung), dan terlindungi dari air.

I Pembangunan Fasilitas Pendukung


1) Pos Keamanan
Pos keamanan dan gerbang merupakan salah satu sarana untuk menunjang
keamanan dari kegiatan pabrik kelapa sawit. Selain itu pos keamanan juga berfungsi

33
untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan TBS dan CPO.
Luasan dari bangunan pos keamanan yaitu sebesar 14 m2.

2) Unit Kesehatan
Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena
dapatmemperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapat
mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif. Berdasarkan Peraturan Mentri
Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Perkantoran, Bab II Penyelenggaraan K3 Perkantoran Pasal 3. 1). Setiap
Pimpinan Kantor dan/atau Pengelola Gedung wajib menyelenggarakan K3
Perkantoran, 2) Penyelenggaraan K3 Perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi: a. membentuk dan mengembangkan SMK3 Perkantoran; dan b.
menerapkan Standar K3 Perkantoran. Unit kesehatan PT Buditani Kembangjaya
direncanakan nantinya akan tergabung kedalam gedung perkantoran Pabrik Kelapa
Sawit.

3) Kantor
Perkantoran merupakan sarana pendukung administratif untuk mendukung
aktifitas pabrik kelapa sawit. Bangunan kantor berikut dengan lokasi timbangan yang
direncanakan oleh PT Buditani Kembangjaya dengan lahan seluas 480 m2.

4) Drainase
Pembangunan saluran drainase, kolam limbah dan reservoir akan disesuaikan
dengan detail pembangunan pabrik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan
pengoperasian pabrik nantinya. Pembuatan saluran drainase dimaksudkan untuk
menghindari lokasi pabrik dari genangan air. Pembangunan saluran drainase
dirancang untuk menampung air hujan dan tidak dimasukkan ke dalam kolam IPAL,
tetapi akan disalurkan ke saluran atau kanal yang ada disekitar lokasi pabrik. Saluran
drainase pada tempat penampungan limbah B3 dan saluran drainase air hujan akan
dipisahkan.

5) Waduk
Untuk menampung air bersih yang dibutuhkan baik untuk kebutuhan karyawan
maupun kebutuhan air bersih pabrik pengolahan kelapa sawit 30 ton/jam, maka akan

34
dibangun waduk air dengan Luas 25.000 m2. Sumber air waduk yang direncakan
berasal dari sungai terdekat yaitu Anak Sungai Simpang Kanan dan Anak Simpang
Kiri. Selain untuk kebutuhan tersebut air waduk juga dapat digunakan sebagai
sumber air ketika terjadi kebakaran lahan (perkebunan) pada area PT. Buditani
Kembangjaya. Sumber air berasal dari saluran drainase,dan anak-anak sungai
disekitarnya.

2.4.2.3 Tahap Pasca Kontruksi


Ketika pekerjaan kontruksi sudah selesai sesuai target yang direncanakan, maka
akan akan dilakukan kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Demobilisasi
Peralatan.

A Pemutusan Hubungan Kerja


Pada akhir tahap konstruksi, tenaga kerja yang telah menyelesaikan pekerjaan
konstruksi pabrik kelapa sawit PT Buditani Kembangajaya akan dilepas/tidak
dipekerjakan lagi. Pemutusan hubungan kerja ini akan menyebabkan berkurangnya
pendapatan masyarakat. Hal ini sudah menjadi konsekuensi logis dan sudah
diprakirakan dari awal. Sehingga tidak akan berdampak terlalu jauh (kontraktor).

B Demobilisasi Peralatan Kontruksi


Disamping terjadinya pemutusan hubungan kerja, maka peralatan yang
digunakan untuk pekerjaan konstruksi pabrik kelapa sawit PT Buditani Kembangajaya
akan direlokasi ke tempat lain yang dibutuhkan oleh perusahaan atau dikembali ke
tempat kontraktor pelaksanan konstruksi pabrik kelapa sawit PT Buditani
Kembangajaya.

2.4.2.4 Tahap Operasi


Kegiatan pada tahap operasi terdiri dari Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi,
Pengolahan CPO, Pengangkutan CPO, Operasional Fasilitas Pendukung,
Pengelolaan Limbah Cair, Pengelolaan Limbah Padat PKS dan Pengelolaan
Limbah B3.

A Rekruitmen Tenaga Kerja Operasional


Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan operasional pengolahan minyak kelapa
sawit relatif cukup banyak. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja skill dan non skill

35
dengan berbagai tingkat pendidikan. Kegiatan pekerjaan kontruksi pembangunan di
lakukan oleh kontraktor pelaksanan. Sebagian tenaga kerja merupakan tenaga kerja
lokal, kecuali untuk tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus (skill). Penggunaan
tenaga kerja lokal juga akan berdampak pada efisiensi proses mobilisasi. Kegiatan
penggunaan tenaga kerja lokal akan memberikan dampak berupa terbukanya
kesempatan kerja baru bagi masyarakat sekitar serta peningkatan pendapatan
masyarakat.

Rencana keperluan tenaga kerja untuk kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit
30 Ton/TBS/Jam akan menangani bidang manajemen, administrasi, dan perencanaan
teknik meliputi operasional pembukaan lahan, pembuatan jalan, pembangunan fasilitas
dan sarana prasarana lainya yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.
Pada tahap operasi diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak untuk keperluan
operasional pabrik kelapa sawit.

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan pabrik kelapa sawit
diperkirakan sebanyak 39 orang meliputi staff (tenaga kerja tetap) hingga buruh lepas
(non staf) yang menangani kegiatan pengoperasian pabrik kelapa sawit. Berikut rincian
rencana tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian pabrik kelapa sawit.

Tabel 2.7 Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
PT Buditani Kembangjaya
No. Jabatan Jumlah (Orang)
A MANAJEMEN DAN STAFF
1 Manager 1
2 Assisten Manager 1
3 Commodity Expert 1
4 KTU 1
5 Kepala Laboraturium 1
6 Kepala Maintanance 1
7 Gudang 1
Jumlah 7
B KARYAWAN / OPERATOR PER SHIFT
1 Ka. Produksi 1
2 Petugas Maintanace 4
3 Electrical/Oil Man 3
4 Sortasi 5
5 Sample Boy 1
6 Operator Timbangan 1

36
7 Operator Loading Ramp 1
8 Operator / HLP Sterelizer 3
9 Operator / HLP Boiler 3
10 Operator Pressing 1
11 Operator Clarifikasi 1
12 Operator / Hlp Kernel 2
13 Operator Water Treatment Plant 1
14 Operator Power House 2
15 Operator Whell Loader 1
16 Fitter Shift 1
17 Scurity 1
Total 32
Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

Komitmen PT Buditani Kembangjaya untuk tenaga kerja adalah


memberdayakan tenaga kerja lokal minimal 60% dari jumlah yang diperlukan dengan
syarat harus memenuhi kualifikasi, keterampilan dan pendidikan yang sesuai dengan
yang diinginkan oleh perusahaan. Melalui program CSR nantinya, pembinaan
masyarakat sekitar dalam peningkatan keterampilan yang diperlukan perusahaan akan
dilakukan supaya kualifikasi tenaga kerja dapat memenuhi standarisasi tenaga kerja
yang diperlukan.

Proses penerimaan tenaga kerja PT Buditani Kembangjaya harus melalui


berbagai tahap dan memenuhi Standard Operational Procedor (SOP) yang tetap
ditetapkan perusahaan maupun peraturan perundangan yang berlaku. Proses penerimaan
tenaga kerja diawali dengan mempublikasikan pengumuman secara terbuka melalui
media masa, selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Gambar 2.12 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit PT Buditani Kembangjaya

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor


Ketenagakerjaan dan Perusahaan, maka rencana penerimaan tenaga kerja harus
dilaporkan pemrakarsa atau kontraktor kepada dinas terkait di Pemerintah Kota Dumai.
Mengacu kepada UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
PT. Jamsostek (Persero) telah bertransformasi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. Pihak pemrakarsa dalam pelaksanaan pada tahap
kontruksi PT. Buditani Kembangjaya wajib memberikan jaminan kesehatan terhadap
tenaga kerja.

37
B Pengolahan CPO
Jumlah dan kapasitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi
kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Direncanakan kapasitas pabrik
pengolahan kelapa sawit PT Buditani Kembangjaya adalah 30 Ton/TBS/Jam, dengan
operasional PKS 20 jam/hari. Diagram fraksional hasil pengolahan TBS disajikan pada
tabel dibawah ini.

Gambar 2.13 Diagram Fraksionasi Hasil Pengolahan TBS

Tandan buah segar diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit menggunakan truk. Sebelum
dimasukan ke dalam loading ramp. TBS tersebut harus ditimbang terlebih dahulupada
jembatan penimbangan (Weighing Bridge).
1) Perebusan (Sterillizer)
Tandan buah segar setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam lori rebusan yang
terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukan ke dalam
Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air bertekanan antara 2,2-3,0

kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk:


(a) Mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak,
(b) agar buah mudah lepas daril tandannya, dan
(c) Memudahkan pemisahan cangkang dan anti dengan keluarnya air dari biji.

Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit menggunakan uap air yang

38
berkekuatan antara 280-290 kg/ton TBS dan temperatur perebusan 125oC – 135oC.
Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0,5 % minyak ikutan
pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan
buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan hoisting
crane.

2) Perontokan Buah dan Tandan (Thresher)


Pada threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan
menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung
dan dibawa oleh fit conveyor ke digester. Secara garis besar urutan kerjanya adalah
sebagai berikut :

(a) Buah kelapa sawit yang sudah tiba dipabrik dan sudah ditimbang, kemudian
dimasukkan ke dalam lori perebusan yang berkapasitas 2,5 ton setiap lori. Buah
beserta lorinya direbus dalam tempat perebusan (sterilizer) selama 60 menit.
(b) Pelepasan buah dan pelumatan.
(c) Buah yang sudah direbus dimasukkan kedalam mesin pelepas buah (stripping,
thresher), kemudian buah telah rontok itu dibawa ke dalam mesin pelumat
(digester). Tandan kosong diangkut ketempat pembakaran, digunakan sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam proses sterilisasi.
(d) Pengeluaran minyak.
(e) Dilakukan pengepresan dengan menggunakan alat tipe hidraulic. centrifugal atau
presscontinuous screw. Buah yang sudah lumat dipres sehingga minyak keluar dan
dipisahkan dari ampasnya. Minyak ditampung dan dilakukan pemurnian. Minyak
yang sudah keluar dialirkan ke dalam Crude Oil Tank (tangki minyak mentah).
(f) Pemurnian (clarification).
(g) Minyak yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki pemumian. Dari
sini akan dihasilkan minyak sawit mentah (CPO). Selanjutnya CPO ini disimpan
dalam tangki timbun (CPO storage).
(h) Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah.
(i) Sisa pengepresan yang berupa ampas, dibawa ke alat pembuang sisa daging buah
(depericarper). Pemisahan biji dari sabut menggunakan proses pengeringan dan
pengembusan. Biji yang sudah terpisah, kemudian diangkut ke silo dan

39
dikeringkan.
(j) Pabrik biji (kernel plant)
 Kuran ampas kempa (cake breaker conveyor): berfungsi membawa ampas
kempa ke pemisah serabut dan biji (nut / fibre seperator, depericarper).
 Memeram biji : berfungsi memeram biji sampai kering, dengan conveyor
masuk ke
drum pemisah biji (nut grading drum).
 Selanjutnya sampai ke alat pemecah biji (nutcracker).
 Memecah biji (nut cracker): berfungsi memecah biji yang sudah diperam dan
hasil pecahannya dimasukkan ke vibrating gaute.
 Memisah getar : Dari nut cracker dimasukkan ke kolom pembersih (dust
separator) yang membebaskan mass cracker dari abu dan benda ringan lainnya.
Mass cracker yang sudah bersih masuk ke pemisah getar yang berfungsi
membebaskan biji yang tidak pecah. Biji yang tidak pecah diproses ulang ke
nut cracker.
 Hydrocyclone: Berfungsi memisahkan inti dengan cangkang.
 Kilo pengering inti (kernel dryer): Berfungsi mengeringkan inti yang berasal
dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (7%).
 Gudang inti (kernel storage):Penyimpanan produksi inti (kernel) disimpan
dalam goni isi 80 kg atau disimpan dalam gudang bentuk curah.

40
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Produksi Crude Palm Oil (CPO)
Gambar 2.2 Bagan Alir Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

3) Perontokan Minyak Dari Daging Buah


Brondolan buah (Buah Lepas) yang dibawa oleh fruit
conveyor dimasukan ke dalam digester atau peralatan pengaduk,
supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan
(digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga

agar stabil antara 80–90oC. Setelah masa buah dari proses


pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat
pengepressan (screw press) agar minyak keluar dari biji dan
fibre. Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar
10-15% terhadap kapasitas pengepressan. Dari pengepressan
tersebut akan diperoleh minyak mentah, arnpas dan biji. Sebelum
minyak mentah tersebut ditampung pada crude oil tank, harus
dilakukan pemindahan kandungan pasirnya pada sand trap,
kemudian dilakukan penyaringan (Vibrating Screen). Sedangkan
ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge)
dikirim ke pemisah ampas dan biji (Depericarper).
Dalam proses penyaringan minyak mentah tersebut perlu
ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan tersebut.
Minyak mentah (crtide oil) kemudian dipompakan ke dalam
decenter guna memisahkan soliddan liquid. Pada fase cair yang
berupa minyak air dan masa jenis ringan ditampung pada
continuous setting tank, minyak dialirkan ke oiltank. Pada fase
padat yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke
dalam sludge tank yang kemudian dialirkan ke sludge seperator
untuk memisahkan minyaknya.
4) Proses Pemurnian Minyak
Minyak dari oil tank dialirkan kedalam oil purifier untuk
depericaper melaluicake brake conveyor yang dipanaskan dengan
uap air. Selanjutnya dialirkan ke vacum driver untuk memisahkan

43

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

air sampai pada batas standard.Kemudian melalui sarvo balance,


maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage
Tank).
5) Proses Pengolahan Inti Sawit
Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan
ke dalam depericaper melalui cake brake conveyor yang
dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat
diperkecil, sehingga press cake terurai dan memudahkan proses
pemisahan. Pada depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan
biji.Pemisahan terjadi akibat perbedaan berat dan gaya isap
blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara

panas antara 60 - 80 0C selama 18 - 24 jam agar air turun dari


sekitar 21% menjadi 4%.
Sebelum biji dimasukkan ke dalam nut craker, terlebih
dahulu diproses ke dalam nutgrading drum untuk dapat
dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan
fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke nut
craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan ke dry
separator (proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk
memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti.
Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam
kernel drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya

mencapai 7% dengan tingkat pengeringan 50 0C, 60 0C dan 70


0C dalam waktu 14 -16 jam. Selanjutnya guna memisahkan

kotoran, maka dialirkan melalui winnowing kernel (kernel


storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemroses
berikutnya.

C Pengangkutan CPO

44

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Buah kelapa sawit memiliki sifat perisable (segera


mengalami kerusakan penurunan kualitas dan rendemen) bila
tidak segera diolah (Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2004).
Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke
pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segara
diolah, kandungan asam lemak bebasnya semakin meningkat.
Untuk menghindari hal itu, maksimal 8 jam setelah panen, TBS
harus segara diolah.
1) Angkutan CPO
Dari 600 ton TBS/hari akan dihasilkan CPO sebanyak 22% x 600 ton TBS/hari=
132 ton CPO/hari. CPO akan diangkut dengan menggunakan truk tangki berkapasitas
25-30 ton CPO, sehingga untuk mengangkut CPO setiap hari diperlukan 4 truk/hari.
2) Angkutan PKO
Dari 600 ton TBS/hari akan dihasilkan PKO sebanyak 5% x 600 ton TBS/hari= 30
ton PKO/hari.PKO akan diangkut ke Dumai, apabila kenderaan truk yang digunakan
kapasitas 20 ton, maka pengangkutan PKO sebanyak 2 truk/hari.

Tabel 2.8 Pengangkutan TBS, CPO dan Inti Sawit PT. Buditani Kembangjaya
Kap
asita
Angkutan

Sumber : PT Buditani Kembangjaya, 2020

D Operasional Fasilitas Pendukung


Operasional fasilitas pendukung meliputi kegiatan
pengoperasian berbagai sarana penunjang tersebut. Adapun
sarana-sarana penunjang PT Buditani Kembangjaya diantaranya

45

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

yaitu perkantoran, perumahan, dan beberapa fasilitas lainnya.

1) Kantor
Perkantoran merupakan sarana pendukung administratif untuk mendukung aktifitas
pabrik kelapa sawit. Aktifitas perkantoran berlangsung dari jam 8.00 WIB hingga Jam
16.00 Wib. Hal –hal yang berkaitan dengan pemasaran, managemen keuangan, system
organisai berlangsung di perkantoran.

2) Pos Keamanan
Pos keamanan berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan
pengangkutan TBS dan CPO. Pos keamanan selalu beroperasi selama 24 jam. Pos
keamanaan biasanya dijaga oleh 2 hingga 4 orang security dan berpotensi menghasilkan
limbah cair dan limbah padat.

3) Unit Kesehatan
Unit kesehatan berfungsi sebagai Untuk menangani kesehatan pegawai dengan
melaksanakan hal-hal berikut: Pemeriksaan kesehatan pegawai, meliputi: Pemeriksaan
kesehatan prakarya, dilakukan saat rekrutmen pegawai untuk menyeleksi calon pegawai
yang mempunyai kesehatan prima agar dapat ditempatkan sesuai kondisi kesehatannya,
serta didapatkan data riwayat kesehatan sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan
berkala, dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali untuk menjaga tingkat
kesehatan pegawai selama bekerja. Pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan pada
pegawai yang rotasi ke lingkungan kerja yang mempunyai beban risiko lebih tinggi,
pegawai yang baru pulih dari sakit yang lama dan pegawai menjelang masa pensiun.

E Pengolahan Limbah Cair

F Pengolahan Limbah Padat

Pengelolaan limbah padat pada kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)


PT.Budi Tani Kembang Jaya berupa pengelolaan beberapa
limbah padat yaitu :

1) Tandan Kosong

46

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Tandan kosong merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan


dari industri pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam
akan dikumpulkan pada tempat penumpukan limbah padat.

2) Serabut Sawit – Mesocarp Fiber


Biomassa lain yang dihasilkan dari ekstraksi minyak sawit adalah
serat yang disebut serabut sawit (mesocarp fiber) yang
diproduksi setelah tandan kosong mengalami penekanan
disebuah kolom bertekanan dan mesin penampi dan mesin
depericarper. Limbah ini ditumpuk disekitar area yang telah
disediakan. Limbah ini digunakan sebagai sumber bahan bakar
untuk boiler dalam kombinasi dengan tandan kosong dan
cangkang sawit.

3) Cangkang Kelapa Sawit


Cangkang kelapa sawit yang dihasilkan dari pemisahan kacang
sawit dengan cangkangnya. Kacang sawit diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan minyak inti sawit (Palm kernel oil) yang
berharga. Cangkang ini ditumpuk dan ditutup dengan terpal agar
terlindung dari hujan. Cangkang biasanya digunakan sebagai
bahan bakar bersama dengan tandang kosong dan serabut sawit.

H Pengolahan Limbah B3

2.4.2.5 Tahap Pasca Operasi

Kegiatan pada tahap pasca operasi mencakup kegiatan


Pembongkaran Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung,
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Operasi, Demobilisasi

47

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Peralatan Pabrik dan Sarana Pendukung dan Pemulihan


Lahan.

A Pembongkaran Fasilitas Utama dan Fasilitas Pendukung


Apabila karena sesuatu dan lain hal suatu saat Kegiatan
Pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya ini harus ditutup, atau karena HGB tidak dapat
diperpanjang lagi, atau umur bangunan sudah tidak layak untuk
ditempati, atau tidak akan difungsikan lagi sehingga
dilakukan pembongkaran pabrik, pemanfaatan lahan
selanjutnya disesuaikan dengan perubahan tata ruang Kotamdya
pada saat kondisi waktu itu.

B Pemutusan Hubungan Kerja Operasi


Operasional dari Pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam PT. Buditani
Kembangjaya akan berhenti, karena disebabkan terjadinya berberapa hal yang mungkin
terjadi seperti izin dari pemerintah yang tidak diperpanjang lagi, adanya perubahan tata
ruang, menyalahi peraturan undang-undang yang berlaku pada saat itu maupun bahan baku
susah didapatkan dan alasan lainnya yang menyebabkan kegiatan industri tersebut berhenti.
Adanya kegiatan pemberhentian pabrik tersebut akan berdampak pada Pemutusan
Hubungan Kerja terhadap tenaga kerja operasional industri. Kegiatan PHK ini merupakan
kegiatan yang menjadi masalah serius bagi perusahan. Hal tersebut dikarenakan akan
mempengaruhi pendapat bagi para pekerja, terutama pekerja yang berasal dari penduduk
lokal. Akan tetapi kegiata PHK ini akan berpedoman pada peraturan yang berlaku pada saat
dilakukan kegiatan PHK.
Pemecahan yang diambil adalah memberikan tenggang waktu pada calon pekerja
yang akan kena PHK dengan pendekatan personal pada jauh hari sebelum PHK dilakukan.
Dengan demikian, pekerja yang bersangkutan akan bersiap-siap mencari jenis pekerjaan
baru atau berwirausaha. Alternatif lain dengan mempromosikan karyawan yang berprestasi
dan masih dalam usia produktif pada perusahaan lain yang sejenis yang membutuhkan
sumberdaya terdidik dan terlatih serta berpengalaman. Terakhir dengan memberikan

48

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam
PT. BUDITANI KEMBANGJAYA
Bab 2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

bimbingan dan peluang secara tim untuk membuka lapangan usaha baru, misalnya dengan
modal bersama mendirikan suatu usaha yang dapat menampung aspirasi mereka yang
mengalami post power syndrome.

C Demobilisasi Peralatan Pabrik


Dengan berakhirnya operasional Pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam
PT. Buditani Kembangjaya, maka peralatan yang digunakan dan sarana penunjang juga
tidak lagi digunakan. Maka dari itu dilakukan demobilisasi peralatan dan sarana
pendukung yang masih berfungsi dengan baik. Peralatan akan dipindahkan ke lokasi lain
yang akan dibangun Industri Pabrik pengolahan kelapa sawit 30 Ton/TBS/Jam PT.
Buditani Kembangjaya. Lokasi lain tersebut merupakan lokasi yang memungkinkan
banyaknya bahan baku dan persetujuan izin baru yang telah didapatkan.

D Pemulihan Lahan
Lahan yang telah selesai digunakan untuk kegiatan pabrik pengolahan kelapa sawit, akan
dilakukan pemulihan atau pengembalian seperti kondisi awal sebelum dijadikan lokasi
pabrik dengan melakukan Reklamasi Lahan.

49

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)


Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 Ton/Jam

Anda mungkin juga menyukai