BAB I
PENDAHULUAN
Kelapa sawit saat ini menjadi andalan Indonesia sebagai komoditi ekspor non migas.
Kondisi ini didukung oleh potensi lahan yang luas, sumber daya manusia yang banyak dan
tersedianya industri pengolahan kelapa sawit. Kelapa sawit selain sebagai salah satu bahan
bakar yang ramah lingkungan juga dibutuhkan sebagai untuk berbagai jenis bahan industri.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumatera dan salah satunya
adalah Provinsi Sumatera Utara. Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh
PTPN sebesar 329.589,89 hektar dan luas areal perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh
Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara mampu memproduksi hingga 14 juta
ton pada tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan 8
juta ton kelapa sawit. Nilai ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Sumatera Utara mengalami
kenaikan 2,05 persen menjadi US$7,75 juta didorong dengan meningkatnya harga CPO di
pasaran dunia yang dipicu oleh kekhawatiran pasar akan terjadinya musim kemarau di
negara-negara produsen kelapa sawit salah satunya adalah Indonesia. Sejalan dengan hal
maka PT. Madina Makmur Lestari yang merupakan salah satu perusahaan dibidang
Prinsip PT. Madina Makmur Lestari kemudian Izin Lokasi berdasarkan SK Bupati
Ranto Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis dan Desa Sundutan Tigo, Kunkun, Bintuas
Berdasarkan tinjauan teknis dari Tim Teknis Penilai AMDAL Provinsi Sumatera Utara, maka
untuk kajian AMDAL, hanya difokuskan pada Kecamatan Muara Batang Gadis dan
Kecamatan Natal dengan luasan 15.968, 85 Ha yaitu untuk kegiatan perkebunan kelapa
Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa setiap pengelola sumberdaya alam yang kegiatannya
lingkungan agar ada keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya
pelestarian fungsi lingkungan hidup setempat. Hal ini dikarenakan, rencana usaha
kungan tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Dampak negatif yang
diperkirakan akan muncul dari kegiatan perkebunan kelapa sawit tersebut antara lain :
penurunan kualitas udara, tanah, air, dan perubahan-perubahan tatanan sosial budaya.
Selain dampak negatif yang ditimbulkan, akan muncul pula dampak positif seperti
Berdasarkan rencana kegiatan tersebut, maka PT. Madina Makmur Lestari wajib melakukan
kajian kelayakan lingkungan hidup atau studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Hal ini di jelaskan
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yaitu
kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit dengan luasan > 3000 ha wajib
dilengkapi dengan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Oleh
karena itu, dengan luas areal yang dimiliki oleh PT Madina Makmur Lestari yaitu seluas
18.783 Ha dan potensi dampak yang akan ditimbulkan terhadap komponen lingkungan
hidup, maka sebelum melaksanakan kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa
sawit, PT Madina Makmur Lestari wajib melakukan studi Analisis Mengenai Dampak
Madina Makmur Lestari mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
1. Mencukupi kebutuhan bahan pokok minyak nabati untuk konsumsi dan bahan baku
3. Meningkatkan devisa Negara melalui sektor perkebunan dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD), melalui Pajak Bumi dan Bangunan serta meningkatkan pendapatan Negara
melalui PPN, PPh, IMB, PKB sertifikasi dan perizinan lainnya serta dari sektor non
meningkatkan kesejahteraan taraf hidup dengan adanya peluang kerja dan berusaha
Adapun manfaat rencana kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. Madina
1. Bagi Pemrakarsa
2. Bagi Pemerintah
3. Bagi Masyarakat
Alamat Kantor Pusat : Jl. Sei Deli No. 12 Kel. Silalas, Kec. Medan Barat
Jabatan : Direktur
Sertifikat tanda registrasi kompetensi Lembaga Penyedia Jasa Penyusun Dokumen AMDAL
Susunan tim penyusun AMDAL rencana kegiatan usaha pembangunan perkebunan dan
A. Tenaga Penyusun
B. Tenaga Ahli
S1 Teknik Sipil