2.1. PERTANAHAN
2.1.1. Perkembangan Legalitas Tanah
Perkebunan kelapa sawit yang termasuk dalam lingkup laporan pengawasan ini adalah
perkebunan kelapa sawit milik Koperasi Sikap Mandiri dengan avalis PT. Perkebunan
Sumatera Utara, yang terletak di Desa Kampung Baru seluas ± 1.000 Ha dan telah
mendapatkan izin dari Pemerintah setempat, yaitu Surat Keputusan Bupati Mandailing
Nomor: 525/554/K/2006 tertanggal 25 Juli 2006 tentang Pemberian Izin Lokasi untuk
Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit.
Koperasi Sikap Mandiri dengan avalis PT. Perkebunan Sumatera Utara berdasarkan akta
perubahan anggaran dasar didirikan melalui Rapat Pembentukan pada tanggal 17 Oktober
2011 dan berkedudukan di Desa Kampung Baru, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten
Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Akta pendirian Koperasi Sikap Mandiri telah
disahkan oleh Kantor Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia u.b. Kantor Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Mandailing
Natal Nomor: 518/265/BH-PAD/II-20/PPKUP/X/2011.
PT. Perkebunan Sumatera Utara adalah Badan Usaha Milik Daerah yang pendiriannya
dituangkan dalam Peraturan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 24 Tahun 1985,
dengan petunjuk pelaksanaannya yang dituangkan di dalam Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 525/039/K/Tahun 1986 dan disahkan melalui
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 539-22-1436.
Secara umum, areal perkebunan plasma milik Koperasi Sikap Mandiri memiliki batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Hutan & Perkampungan
Sebelah Selatan : Lahan Masyarakat
Sebelah Barat : Areal inti PT. PSU
Sebelah Timur : Desa Rantobi dan Muara Perlampungan
Kebun kelapa sawit milik Koperasi Sikap Mandiri dengan avalis PT. Perkebunan Sumatera
Utara terletak pada ketinggian 40-350 m di atas permukaan laut (dpl). Secara umum, areal
tersebut terdiri atas areal dengan tofografi bergelombang sampai berbukit. Jenis tanah yang
terdapat di lokasi proyek adalah Podsolik Merah Kuning dan jenis tanah ini cocok untuk
tanaman kelapa sawit.
Keberadaan sungai-sungai di sekitar lokasi proyek yang memiliki debit air cukup besar
sepanjang tahun sangat diperlukan sebagai sumber air bagi keperluan operasional kebun.
Penggunaan air sungai tersebut dilakukan dengan cara dinetralisasi lebih dulu. Selain
sungai-sungai besar maupun kecil, pada umumnya didalam areal kebun dijumpai alur
drainase alam dan anak-anak sungai.
Perusahaan lain yang terdekat dengan PT. Perkebunan Sumatera Utara yaitu: PT. Rimba
Mujur Mahkota (PT. RMM).
Sebahagian besar suku yang tinggal di sekitar lokasi proyek adalah suku Nias dan mata
pencaharian masyarakat di wilayah proyek adalah budidaya pertanian tanaman keras,
persawahan tadah hujan, perladangan dan perkampungan yang dihuni oleh masyarakat
setempat. Secara umum, masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai petani karet
dan padi.
2.5. IKLIM
Jumlah curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit yaitu 2.000-2.500
mm/tahun, tidak memiliki defisit air dan hujan merata sepanjang tahun. Curah hujan kurang
dari 2.000 mm/tahun juga masih baik asalkan tidak ditemui bulan kering > 3 bulan berturut-
turut, karena kebutuhan efektif hanya 1.300-1.500 mm. Curah hujan lebih dari 2.500 mm
juga bukan berarti tidak baik asalkan jumlah hari hujan setahun tidak terlalu banyak,
misalkan lebih dari 180 hari. Data curah hujan dan hari hujan dapat dilihat pada Tabel II-1.
Tabel II-1. Curah Hujan dan Hari Hujan
Kondisi ini dinilai cukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit.
Tingginya hari hujan dalam setahun yaitu > 180 hari akan menimbulkan masalah terutama
dari segi struktur kebun yaitu masalah jalan dan pencegahan erosi harus lebih diperhatikan.
Selain itu, kegiatan pemupukan dan aplikasi herbisida harus mempertimbangkan waktu yang
tepat agar menjadi efektif.
2.6. TANAH
Dalam rangka pembangunan perkebunan kelapa sawit tersebut, PT. PSU selaku mitra
Koperasi Sikap Mandiri telah memiliki dokumen pendukung berupa Surat Keputusan Bupati
Mandailing Natal No. 525.25/546/K/2007 tanggal 1 Oktober 2007 tentang pemberian izin
lokasi untuk Keperluan Pembangunan Kelapa Sawit seluas ± 2.400 Ha dan Surat Keputusan
Bupati Mandailing Natal No.525/064/K/2011 tentang Perpanjangan Izin Lokasi untuk
Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit seluas ± 2.400 Ha dari permohonan izin lokasi seluas ±
4.000 Ha yang terletak di Desa Kampung Baru, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten
Mandailing Natal. Sesuai izin lokasi yang dimiliki PT. PSU seluas ± 2.400 Ha, seluas ± 1.000
Ha telah dicadangkan untuk keperluan pembangunan perkebunan sawit plasma milik
Koperasi Sikap Mandiri.
Kebun Simpang Kampung Baru milik PT. Perkebunan Sumatera Utara terletak pada
ketinggian 40-350 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum, areal tersebut terdiri
atas areal dengan topografi landai sampai bergelombang dan berbukit.
Topografi tanah pada umumnya bergelombang dan berbukit peka terhadap erosi tanah
sehingga saat penanaman kelapa sawit areal tersebut sudah ditanami dengan tanaman
penutup/kacangan (cover crop).
Secara garis besar, areal kebun Kampung Baru terdiri memiliki jenis tanah yaitu lahan atas
terdiri dari jenis tanah Podsolik Merah Kuning. Sedangkan lahan bawah tergolong tanah
Alluvial yang berasosiasi dengan Hidromorfik Kelabu. Kesuburan secara umum dari jenis-
jenis tanah tersebut termasuk sedang sampai dengan kurang subur secara kimiawi. Tanah-
tanah jenis ini sangat potensial untuk perkebunan kelapa sawit.
Berdasarkan tingkat kemiringan, jenis tanah, ketinggian dari permukaan laut dan sifat-sifat
fisiknya yang diamati secara visual maka lahan perkebunan ini termasuk dalam klasifikasi
sedang kesuburannya untuk pengembangan komoditas kelapa sawit.
Kesesuaian lahan pada areal lahan perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Sumatera
Utara merupakan kelas lahan III (S3). Secara potensial, kelas kesesuaian lahan ini dapat
ditingkatkan satu kelas menjadi kelas lahan II (S2) ataupun dua kelas menjadi kelas lahan I
(S1) sesuai dengan tingkat masukan atau pemupukan yang diberikan. Oleh karena itu,
penurunan tingkat produksi yang rendah yang diakibatkan oleh dua faktor tersebut dapat
dihindari dan produksi dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya perbaikan sebagaimana yang
diperlukan.
Pembebasan lahan bagi pembangunan perkebunan kelapa sawit untuk plasma seluas ±
1.000 Ha yang diperuntukkan untuk tanaman dan keperluan pembangunan perumahan serta
infrastruktur penunjang, seperti pembangunan jalan, jembatan, drainase, lahan pembibitan,
sarana olahraga, dan fasilitas sosial.
2.7. INFRASTRUKTUR
Sarana dan prasarana yang ada di kebun kelapa sawit milik Koperasi Sikap Mandiri dengan
avalis PT. Perkebunan Sumatera Utara yang ada adalah barak karyawan. Komunikasi utama
yang digunakan dari lokasi proyek ke Kota Medan atau kota lainnya atau sebaliknya dapat
dilakukan melalui radio SSB (Single Side Band) dan telah dilayani oleh stasiun komunikasi
Provider GSM (sellular phone). Komunikasi via telepon sudah bisa dilakukan karena sudah
ada jaringan untuk penggunaan telepon selular.
Dari data yang diterima di lapangan, jalan utama yang dibangun di perkebunan kelapa sawit
milik Koperasi Sikap Mandiri dengan avalis PT. Perkebunan Sumatera Utara belum
semuanya terlampir mengenai data panjang jalan.
*****Bab II*****