Anda di halaman 1dari 125

LAMPIRAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR


NOMOR TAHUN
TENTANG RENCANA PENYUSUNAN PEMBANGUNAN INDUSTRI KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR TAHUN 2020-2040

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu Kabupaten di


Riau dengan Ibu Kota Tembilahan. Secara geografis Kabupaten Indragiri
Hilir terletak di pantai timur pulau Sumatera, merupakan gerbang
selatan Provinsi Riau, dengan luas daratan 11.605,97 Km² dan perairan
7.207 Km² berpenduduk kurang lebih 683.354 jiwa yang terdiri dari
berbagai etnis, Kabupaten Indragiri Hilir yang terkenal dengan julukan
“ Negeri Seribu Parit “ dikelilingi perairan berupa sungai-sungai besar
dan kecil, parit, rawa-rawa dan laut, secara fisiografis Kabupaten
Indragiri Hilir beriklim tropis merupakan sebuah daerah dataran
rendah yang terletak diketinggian 0-4 Meter diatas permukaan laut dan
dipengaruhi oleh pasang surut.
Sebagian besar dari luas wilayah atau 93,31% daerah Kabupaten
Indragiri Hilir merupakan daerah dataran rendah, yaitu daerah
endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), daerah
hutan payau (mangrove) dan terdiri dari atas pulau-pulau besar dan
kecil dengan luas lebih kurang 1.082.953,06 hektar dengan rata-rata
ketinggian lebih kurang 0-3 Meter dari permukaan laut.Sedangkan
sebagian kecilnya 6,69% berupa daerah berbukit-bukit dengan
ketinggian rata-rata 6-35 Meter dari permukaan laut yang terdapat
dibagian selatan Sungai Reteh Kecamatan Keritang, yang berbatasan
dengan Provinsi Jambi, dengan ketinggian tersebut, maka pada
umumnya daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut, apalagi bila
diperhatikan fisiografinya dimana tanah-tanah tersebut terbelah-belah
oleh beberapa sungai, terusan, sehingga membentuk gugusan pulau-
pulau.
Sungai yang tersebar di daerah ini adalah Sungai Indragiri Hilir
yang berhulu di pegunungan Bukit Barisan (Danau Singkarak), Sungai
Indragiri Hilir mempunyai tiga muara ke Selat Berhala, yaitu di Desa
Sungai Bela, Desa Perigi Raja dan Kuala Enok. Sedangkan sungai-
1
sungai lainnya adalah : Sungai Guntung, Sungai Gaung, Sungai Anak
Serka, Sungai Batang Tuaka, Sungai Enok, Sungai Batang, Sungai
Batang Gangsal, yaitu hulunya bercabang tiga yaitu Sungai Gangsal,
Sungai Keritang, Sungai Reteh, Sungai Terap, Sungai Mandah, Sungai
Igal, Sungai Pelanduk, Sungai Bantaian, dan Sungai Batang Tumu.
Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya
telah didiami penduduk dan sebagian diusahakan penduduk untuk
dijadikan kebun-kebun kelapa, persawahan, kebun sagu, dan lain
sebagainya. Gugusan pulau tersebut meliputi : Pulau Kateman, Pulau
Burung, Pulau Pisang, Pulau Bakong, Pulau Air Tawar, Pulau Pucung,
Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulau-pulau kecil lainnya.
Disamping gugusan pulau tersebut maka terdapat pula selat-
selat/terusan kecil seperti : Selat/Terusan Kempas, Selat/Terusan
Batang, Selat/Terusan Concong, Selat/Terusan Perawang,
Selat/Terusan Patah Parang, Selat/Terusan Patah Parang,
Selat/Terusan Sungai Kerang, dan Selat/Terusan Tekulai. Selain
selat/terusan alam terdapat pula terusan buatan antara lain : Terusan
Beringin, Terusan Igal, dan lain-lain selain itu di daerah ini juga
terdapat danau dan tanjung yakni Dunau Gaung, Danau Danai dan
Danau Kateman, sedangkan tanjung yang ada di Kabupaten Indragiri
Hilir adalah Tanjung Datuk dan Tanjung Bakung.
Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah dan letak
geografis yang sangat strategis, Kabupaten Indragiri Hilir terus memacu
diri mengembangkan kawasannya menjadi salah satu pusat
pertumbuhan ekonomi Riau dan pusat pertumbuhan kebudayaan
ekonomi Riau dan pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Sebagai
Kabupaten yang tumbuh dan berkembang pada gerbang selatan
Provinsi Riau dan menjadi hinterland Malaysia dan Singapura. Potensi
sumber daya alam Kabupeten Indragiri Hilir harus dikelola industri-
industri hilir yang bermanfaat bagi daerah dan masyarakat. Untuk itu
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir harus memprioritaskan
pembangunan infrastruktur guna memudahkan hadirnya para investor
lokal, regional bahkan internasional.
Untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi dan
mempermudah investasi, pemerintah daerah telah membangun
berbagai infrastruktur terutama yang berkaitan dengan sektor
pertanian. Kebun kelapa identik dengan Kabupaten Indragiri Hilir dan
Kabupaten Indragiri Hilir adalah sentra kebun kelapa paling luas di
Indonesia, menjadi hamparan kebun kelapa dunia. Sebagai negara
2
pemilik kebun kelapa terluas di dunia, Indonesia mempunyai
perkebunan kelapa seluas 3,4 juta hektar di tahun 2019.
Wilayah Kateman atau yang lebih dikenal dengan Sungai Guntung
adalah Kecamatan yang memiliki kebun kelapa paling luas disana.
Kebun-kebun ini adalah milik PT. Pulau Sambu dimana sebuah
perusahaan agrobisnis yang memiliki kebun sekaligus pabrik minyak
Kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir.
Selain kelapa, Indonesia merupakan penghasilan minyak kelapa
sawit tersebar di dunia sebagian besar kelapa sawit Indonesia berasal
dari perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir, karena semakin
murahnya harga kelapa (biasa) di Kabupaten Indragiri Hilir, petani
kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir banyak beralih menjadi petani
kelapa sawit hasilnya. Kabupaten Indragiri Hilir sekarang menjadi
daerah yang terkenal dengan kelapa sawitnya. Kelapa sawit juga
menjadi sumber daya alam yang banyak terdapat di barat Kabupaten
ini seperti di Kecamatan Tempuling, Enok, Kempas Jaya dan Teluk
Kiambang.
Pada sektor perikanan Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki
program kerja pembangunan perikanan yang telah mengacu pada 4
(empat) usaha pokok, yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi,
dan rehabilitasi, serta terus meningkatkan peranan perusahaan swasta
dalam dunia perikanan dalam rangka pemerataan dan peningkatan
pendapatan nelayan/petani ikan melalui peningkatan produksi dan
produktivitas usaha, memenuhi kebutuhan konsumen ikan dalam
negeri, penyediaan bahan baku industri dan peningkatan ekspor.
Disamping itu, sekaligus dapat diarahkan untuk pemerataan
kesempatan berusaha serta penyerapan tenaga kerja dengan tetap
menjaga sumber daya dan lingkungan hidup perairan. Mengacu kepada
tujuan pembangunan perikanan Riau dengan memperhatikan kondisi
dan potensi perikanan didaerah ini, maka program kerja pembangunan
perikanan Kabupaten Indragiri Hilir dirumuskan sebagai berikut :
1. Peningkatan produksi dan produktivitas nelayan serta
pengembangan usaha budidaya pertambahan dalam rangka
peningkatan pendapatan.
2. Peningkatan institusi pemasaran dan pemerataan distribusi
perikanan untuk mempermudah suplai ikan bagi masyarakat yang
bermukim di pedalaman.
3. Peningkatan ekspor sekaligus menekan impor komoditas perikanan.

3
4. Pemanfatan seefesien mungkin serta pemeliharaan kelestarian
sumber daya dan lingkungan perairan.
5. Meningkatkan peranan sub sektor perikanan dalam kegiatan dan
pembangunan pedesaan terutama dalam hal menciptakan peluang
bekerja dan berusaha.
Rendahnya kontribusi sektor industri terhadap struktur
perekonomian di Kabupaten Indragiri Hilir tidak terlepas dari
kurangnya jenis dan jumlah industri yang berkembang di daerah ini.
Padahal jika dilihat dari aspek potensi pembangunan industri, sangat
besar karena daerah ini memiliki sumber daya alam yang dapat
dijadikan sebagai basis dalam penyediaan bahan baku industri. Yakni,
potensi sumber daya sektor perkebunan, perikanan dan lainnya.
Dengan kondisi potensi sumber daya alam yang tersedia tersebut
sangat berpeluang dibangunnya sektor industri kedepan, agar sektor
industri dapat tumbuh lebih cepat sehingga berperan lebih besar dalam
penciptaan nilai tambah yang berujung pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan
pertumbuhan dan peran sektor industri tersebut akan dapat dicapai
apabila berbagai permasalahan yang dihadapi saat ini dapat diatasi,
yaitu :
a. Masih lemahnya daya saing industri daerah;
b. Belum kuat dan belum dalamnya struktur industri daerah; dan
c. Belum optimalnya regulasi pemerintah dalam mendukung kemajuan
sektor industri.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang
disusun dapat dijalankan karena memiliki tujuan untuk mengatasi
permasalahan diatas. Undang-Undang tersebut telah memberikan
peran yang lebih besar kepada pemerintah dalam mendorong kemajuan
industri nasional dan daerah secara terencana untuk tumbuh lebih
cepat dan mengejar ketertinggalan dari Negara lain yang lebih dahulu
maju dengan daya saing dan struktur industri yang lebih kuat, serta
regulasi yang sangat mendukung dalam pembangunan industri.

1.2 Dasar Hukum


Dasar Hukum Rencana Pembangunan Industri Kabupaten adalah :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,
selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tersebut,
Pasal 11 menyebutkanbahwa :

4
a. Setiap Bupati/Walikota menyusun Rencana Pembangunan
Industri Kabupaten/Kota
b. Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota mengacu
kepada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan
Kebijakan Industri Nasional;
c. Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota disusun dengan
paling sedikit memperhatikan :
a. Potensi sumber daya industri daerah;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan atau Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan:
c. Keserasian dan Keseimbangan dengankegiatan sosial ekonomi
serta daya dukung lingkungan.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
4. Undang-Undang Nomor 26 Tanhun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan,
Lembaran Negara Nomor 4663;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan
Sumber Daya Industri;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan
Industri;
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110/M-IND/PER/12/2015
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2018 tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Industi Daerah Provinsi dan Rencana Pembangunan
Industri Daerah Kabupaten/Kota.
13. Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;

5
14. Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Industri Provinsi Riau (RPIP) 2018-2038;

1.3 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Industri Kabupaten ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Uraian secara kualitatif gambaran singkat wilayah, dan
permasalahan utama pembangunan, dasar hukum industri dan
pentingnya Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota.
Bab II Gambaran Kondisi Daerah Terkait Pembangunan Industri
Uraian secara kuantitatif aspek geografi, aspek tofografi, aspek
demografi, serta aspek infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, air dan
listrik, aspek pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan dan kontribusi
sektor industri, kontribusi masing-masing sektor industri, jumlah unit
usaha setiap sektor industri, industri kecil dan menengah, serta ekspor
dan impor produk industri.
Bab III Visi dan Misi Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri
Hilir, serta Tujuan dan Sasaran Pembangunan Industri Kabupaten
Indragiri Hilir
Uraian tentang Visi dan Misi Pembangunan Industri Daerah,
tujuan pembangunan industri daerah, dan strategi pembangunan
industri daerah yang meliputi: penetapan, sasaran, dan program
pengembangan industri unggul daerah, pengembangan perwilayahan
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana
dan prasarana, dan pemberdayaan industri.
Bab IV Strategi dan Program Pembangunan Industri Kabupaten
Indragiri Hilir
Uraian tentang strategi dan program pembangunan industri
Kabupaten Indragiri Hilir, industri prioritas, program pengembangan
industri serta menguraikan tentang matrik industri.
Bab V Penutup
Uraian ringkasan keterkaitan Bab I s.d Bab V dan harapan-
harapan dalam mensukseskan implementasi Rencana Pembangunan
Industri Kabupaten Indragiri Hilir selama 20 Tahun kedepan.

6
BAB II
GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN
INDUSTRI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

2.1 Kondisi Umum Daerah


Kondisi daerah yang digambarkan ada beberapa aspek antara lain:
aspek geografis, aspek demografi, aspek ekonomi, pertumbuhan dan
kontribusi sektor industri, kerakteristik dan potensi pengembangan
wilayah, luas wilayah menurut batas administrasi pemerintah
kabupaten serta beberapa data lainnya.
2.1.1 Geografi
Secara astronomis, Kabupaten Indragiri Hilir terletak antara 0º 36´
Lintang Utara dan 1º 07´ Lintang Selatan, dan antara 104º 10´-102º 32´
Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Indragiri
Hilir memilki batas-batas: Utara dengan Kabupaten Pelalawan; Selatan
dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Provinsi Jambi); Berat
dengan Kabupaten Indragiri Hulu; Timur dengan Tanjung Balai
Karimun (Provinsi Kepulauan Riau).
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Indragiri Hilir

Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai timur pulau Sumatera,


merupakan gerbang selatan Provinsi Riau, dengan luas daratan
11.605,97 Km² yang terdiri dari 20 Kecamatan yaitu, Kecamatan
Keritang, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Reteh, Kecamatan Sungai
Batang, Kecamatan Enok, Kecamatan Tanah Merah, Kecamatan Kuala
Indragiri, Kecamatan Concong, Kecamatan Kempas, Kecamatan Batang
Tuaka, Kecamatan Gaung Anak Serka, Kecamatan Gaung, Kecamatan

7
Mandah, Kecamatan Kateman, Kecamatan Pelangiran, Kecamatan
Teluk Belengkong, dan Kecamatan Pulau Burung.
Kabupaten Indragiri Hilir berpenduduk kurang lebih 740,59 jiwa
yang terdiri dari berbagai etnis, Kabupaten Indragiri Hilir terkenal
dengan julukan “ Negeri Seribu Parit “ dikelilingi perairan berupa
sungai-sungai besar dan kecil, parit, rawa-rawa dan luat, secara
fisiografis Kabupaten Indragiri Hilir beriklim tropis merupakan sebuah
daerah dataran rendah yang terletak diketinggian 0-4 meter di atas
permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut.
2.1.2 Topografi
Sebagian besar dari luas wilayah atau 93,31% daerah Kabupaten
Indragiri Hilir merupakan daerah dataran rendah, yaitu daerah
endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), daerah
hutan payau (mangrove) dan terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil
dengan luas lebih kurang 1.082.953,06 hektar dengan rata-rata
ketinggian lebih kurang 0-3 meter dari permukaan laut.
Sedangkan sebagian kecilnya 6,69% berupa daerah berbukit-bukit
dengan ketinggian rata-rata 6-35 meter dari permukaan laut yang
terdapat dibagian selatanSungai Reteh Kecamatan Keritang, yang
berbatasan dengan Provinsi Jambi, dengan ketinggian tersebut, maka
pada umumnya daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut, apalagi bila
diperhatikan fisiografinya dimana tenah-tanah tersebut terbelah-belah
oleh beberapa sungai, terusan, sehingga membentuk gugusan pulau-
pulau.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kabupaten Indragiri Hilir

Kecamatan Luas (Km²) Persentase


Subdistriet Total Area Percentage
(square.km)
(1) (2) (3)
Keritang 543.45 4.68
Kemuning 525.48 4.53
Reteh 407.75 3.51
Sungai Batang 145.99 1.26
Enok 880.86 7.59
Tanah Merah 721.56 6.22
Kuala Indragiri 511.63 4.41
Concong 160.29 1.38
Tembilahan 197.37 1.7
Tembilahan Hulu 180.62 1.56
Tempuling 691.19 5.96
Kempas 364.49 3.14
Batang Tuaka 1,050.25 9.05
Gaung Anak Serka 612.75 5.28
8
Gaung 1,021.74 8.8
Mandah 1,479.24 12.75
Kateman 561.09 4.83
Pelangiran 531.22 4.58
Teluk Belengkong 499 4.3
Pulau Burung 520 4.48
Kabupaten Indragiri 11.605,97 100.00
Hilir
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Sungai tersebar di daerah ini adalah Sungai Indragiri Hilir yang


berhulu di penggunungan Bukit Barisan (Danau Singkrak), Sungai
Indragiri Hilir mempunyai tiga muara ke Selat Berhala, yaitu di Desa
Sungai Belu, Desa Perigi Raja dan Kuala Enok. Sedangkan sungai-
sungai lainnya adalah : Sungai Guntung, Sungai Kateman, Sungai
Danai, Sungai Gaung, Sungai Gaung Anak Serka, Sungai Batang
Tuaka, Sungai Enok, Sungai Batang, Sungai Gangsal, yang hulunya
bercabang tiga yaitu Sungai Gangsal, Sungai Keritang, Sungai Reteh,
Sungai Terap, Sungai Mandah, Sungai Igal, Sungai Pelanduk, Sungai
Bantaian, dan Sungai Batang Tumu.
Tabel 2.2
Sungai-sungai yang Melintas Kecamatan
di Kabupaten Indragiri Hilir

Nama Sungai Melintasi Kecamatan


Name of The River Traverse Subdistrict
(1) (2)
Sungai Indragiri Tempuling
Tembilahan
Kuala Indragiri
Sungai Gaung Gaung
Gaung Anak Serka
Sungai Gaung Anak Serka Gaung Anak Serka
Batang Tuaka
Sungai Guntung Kateman
Teluk Belengkong
Sungai Danai Pulau Burung
Sungai Kateman Kateman
Pelangiran
Sungai Batang Tuaka Batang Tuaka
Sungai Enok Enok
Sungai Gangsal Reteh
Keritang
Sungai Keritang Kemuning
Keritang
Sungai Reteh Reteh
Sungai Terab Reteh
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

9
Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada
umumnya telah didiami penduduk dan sebagian diusahakan penduduk
untuk dijadikan kebun-kebun kelapa, persawahan pasang surut, kebun
sagu dan lain sebagainya. Gugusan pulau tersebut meliputi : Pulau
Kateman, Pulau Burung, Pulau Pisang, Pulau Bakong, Pulau Air Tawar,
Pulau Pucung, Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulau-pulau
kecil lainnya. Disamping gugusan pulau tersebut maka terdapat pula
selat-selat/terusan kecil seperti : Selat/Terusan Kempas, Selat/Terusan
Batang, Selat/Terusan Concong, Selat/Terusan Perawang,
Selat/Terusan Patah Parang, Selat/Terusan Sungai Kerang, dan
Selat/Terusan Tekulai. Selain selat/terusan alam terdapat pula terusan
buatan antara lain: Terusan Beringin, Terusan Igal, dan lain-lain.
Selain itu di daerah ini juga terdapat danau dan tanjung yakni Danau
Gaung, Danau Danai dan Danau Kateman, sedangkan tanjung yang
ada di Kabupaten Indragiri Hilir adalah Tanjung Datuk dan Tanjung
Bakung.
Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir rata-rata memiliki ketinggian 0-3
meter di atas permukaan laut. Daerah yang landai ini sebagian
besarterletak di dekat pantai atau sungai. Sedangkan sebagian kecilnya
6.69 % berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 6-35
meter dari permukaan laut yang terdapat dibagian selatan Sungai
Reteh, Kecamatan Keritang. Daerah ini termasuk ke dalam kawasan
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT)/
2.1.3 Aspek Demografi
Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir pada Tahun 2015-2019
tercatat sebanyak 740.59 jiwa yang terdiri 379.805 jiwa laki-laki dan
360.793 jiwa perempuan. Kecamatan yang paling banyak penduduknya
adalah Kecamatan Tembilahan yaitu 75.864 jiwa dan kecamatan yang
paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Sungai Batang yaitu
10.098 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini :

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Presentase Laju Pertumbuhan Penduduk
di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Penduduk Laju Pertumbuhan


Kecamatan (Ribu) Penduduk
Per Tahun 2018-2019
(1) (2) (3)
Kecamatan Keritang 61.203 0,0116
10
Kecamatan Kemuning 0,0355
Kecamatan Reteh 34.970 -0,0182
Kecamatan Sungai
Batang 10.098 -0,0085
Kecamatan Enok 33.999 0,0014
Kecamatan Tanah
Merah 24.916 0,0000
Kecamatan Kuala
Indragiri 14.345 -0,0047
Kecamatan Concong 11.660 0,0439
Kecamatan Tembilahan 75.864 0,0132
Kecamatan Tembilahan
Hulu 45.781 0,0125
Kecamatan Tempuling 31.848 0,0147
Kecamatan Kempas 37.571 0,0211
Kecamatan Batang
Tuaka 26.727 0,0066
Kecamatan Gaung Anak
Serka 22.476 -0,0118
Kecamatan Gaung 36.930 0,0270
Kecamatan Mandah 33.416 0,0123
Kecamatan Kateman 37.007 0,0248
Kecamatan Pelangiran 28.718 0,0102
Kecamatan Teluk
Belengkong 8.579 -0,0027
Kecamatan Pulau
Burung 17.837 0,0382
Kabupaten Indragiri
Hilir 629.841 0,0121
Hasil Registrasi 629.841 0,0121
Hasil Proyeksi 740.598 0,0126
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0-4 34.582 33.322 67.904
5-9 36.068 35.365 71.433
10-14 34.872 33.766 68.638
15-19 33.600 32.148 65.748
20-24 30.689 28.820 59.509
25-29 32.168 31.223 63.391
30-34 30.663 30.006 60.669
35-39 29.588 29.228 58.816
40-44 27.613 26.280 53.893
45-49 23.681 22.239 45.920
50-54 20.842 18.756 39.598
55-59 15.552 13.840 29.392
60-64 14.098 11.974 26.072
65-69 7.680 6.030 13.710
70-74 4.423 3.924 8.347
75+ 3.686 3.872 7.558

11
Kabupaten Indragiri
Hilir 379.805 360.793 740.598
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Penduduk 15 Tahun ke atas yang bekerja atau memiliki kegiatan


utama terbanyak adalah bekerja sendiri yaitu berjumlah 89.379 orang,
dengan demikian dapat diartikan bahwa penduduk Kabupaten Indragiri
Hilir sudah memiliki prinsip wirausaha yang baik, hal ini cukup
mendukung dan menambah nilai bagi perencanaan industri pada
Kabupaten Indragiri Hilir.
Tabel 2.5
Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status
Pekerjaan Utama di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Kegiatan Laki- Perempuan Jumlah


laki
(1) (2) (3) (4)
Berusaha Sendiri 65.241 24.138 89.379
Berusaha Dibantu Buruh
Tidak Tetap/Buruh Tidak 39.852 14.468 54.32
dibayar
Berusaha Dibantu Buruh
11.282 571 11.853
Tetap/Buruh Dibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai 46.886 30.038 76.924
Pekerja Bebas di Pertanian 32.261 6.595 38.856
Pekerja Bebas di Non
13.499 1.524 15.023
Pertanian
Pekerja Keluarga 15.811 25.804 41.615
Kabupaten Indragiri Hilir 224.832 103.138 327.970
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Tabel 2.6
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Indragiri Hilir 2013-2019

Tingkat Pengangguran Tingkat Partisipasi


Tahun Terbuka Angkatan Kerja (TPAK)
(TPT)
(1) (2) (3)
2019 4,76 64,66
2018 4,08 62,89
2017 4,08 62,27
2016 - -
2015 7,16 63,84
2014 4,27 59,70
2013 2,98 69,34
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Pada Tabel 2.6 pada Tahun 2019 terjadi peningkatan persentase


pengangguran terbuka di Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 4,76 dari
Tahun 2018 sebesar 4,08. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten

12
Indragiri Hilir untuk terus menggesa dan meningkatkan sentra industri
dalam rangka penyerapan tenaga kerja baru.

Tabel 2.7
Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Meneurut Kecamatan
di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Sekolah
Negeri Swasta Jumlah
Kecamatan
2018/ 2019/ 2018/ 2019/ 2018/ 2019/
2019 2020 2019 2020 2020 2020
Kecamatan Keritang 1 1 2 2 3 3
Kecamatan
Kemuning 1 1 - - 1 1
Kecamatan Reteh 1 1 1 2 2
Kecamatan Sungai
Batang - - 1 1 1 1
Kecamatan Enok 2 2 1 1 3 3
Kecamatan Tanah
Merah 1 1 - - 1 1
Kecamatan Kuala
Indragiri - 1 - - 1 1
Kecamatan Concong 1 1 - - 1 1
Kecamatan
Tembilahan 2 2 3 3 5 5
Kecamatan
Tembilahan Hulu 1 1 - - 1 1
Kecamatan
Tempuling 1 1 1 1 2 2
Kecamatan Kempas 1 1 - - 1 1
Kecamatan Batang
Tuaka 1 1 1 1 2 2
Kecamatan Gaung
Anak Serka 2 2 - - 2 2
Kecamatan Gaung 2 2 1 1 3 3
Kecamatan Mandah 1 1 3 3 4 4
Kecamatan Kateman 1 1 1 1 2 2
Kecamatan
Pelangiran 1 1 2 2 3 3
Kecamatan Teluk
Belengkong 1 1 3 3 4 4
Kecamatan Pulau
Burung 1 1 1 1 2 2
Kabupaten
Indragiri Hilir 23 23 21 21 44 44
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Tabel 2.8
Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMK) Menurut Kecamatan
di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Sekolah
Negeri Swasta Jumlah
Kecamatan
2018/ 2019/ 2018/ 2019/ 2018/ 2019/
2019 2020 2019 2020 2020 2020
Kecamatan Keritang - - 4 4 4
Kecamatan Kemuning 1 1 - - 1 1

13
Kecamatan Reteh 1 1 - - 1 1
Kecamatan Sungai
Batang - - - - - -
Kecamatan Enok - - - - - -
Kecamatan Tanah
Merah - - - 1 1 1
Kecamatan Kuala
Indragiri - - - - - -
Kecamatan Concong - - - - - -
Kecamatan
Tembilahan 2 2 1 1 3 3
Kecamatan
Tembilahan Hulu 1 1 - - 1 1
Kecamatan Tempuling - - 1 1 1 1
Kecamatan Kempas 2 2 - - 2 2
Kecamatan Batang
Tuaka - - - - - -
Kecamatan Gaung
Anak Serka - - - - - -
Kecamatan Gaung - - - - - -
Kecamatan Mandah 1 1 - - 1 1
Kecamatan Kateman - - 3 3 3 3
Kecamatan Pelangiran - - 1 1 1 1
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Sekolah
Negeri Swasta Jumlah
Kecamatan
2018/ 2019/ 2018/ 2019/ 2018/ 2019/
2019 2020 2019 2020 2020 2020
Kecamatan Teluk
Belengkong - - - - - -
KecamatanPulau
Burung - - - - - -
Kabupaten
Indragiri Hilir 8 8 11 11 19 19
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

2.1.4 Aspek Infrastruktur


Infrastruktur menjadi salah satu poin penting dalam suatu daerah,
guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, apalagi suatu daerah
memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Infrastruktur yang
memadai dapat menarik investor untuk berinvestasi. Beberapa
infrastruktur yang dibutuhkan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi diantaranya infrastruktur jalan, jembatan, listrik, dan air
bersih.

2.1.4.1 Infrastruktur Jalan


Infrastruktur jalan merupakan hal yang terpenting bagi kelancaran
lalu lintas di darat. Lancarnya lalu lintas akan dapat menunjang
perkembangan perekonomian luar daerah. Panjang jalan menurut
kewenangan di Kabupaten Indragiri Hilir pada Tahun 2018 adalah

14
1.872,05 Km dengan rincian panjang jalan Negara 214,23 Km, jalan
Provinsi 467,23 Km dan jalan Kabupaten 1.190,59 Km.

Diagram 2.1
Kondisi Jalan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2018

Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2013-2018 telah ditetapkan bahwa
indikator rasio jalan Kabupaten dengan kondisi baik, proporsinya
ditargetkan terus meningkat dari 23% pada Tahun 2014 menjadi 27%
pada Tahun 2018. Selama periode 2014-2017, realisasi proporsi Jalan
Kabupaten dengan kondisi baik terus dibawah target yaitu sebesar
20,36%-14,22% dan di Tahun 2018 diperkirakan juga sebesar 14,22%.
Selama periode ini, realisasi kinerja indikator proporsi jalan Kabupaten
dengan kondisi baik berkisar antara 43,18%-72,24% dengan kategori
Sangat Rendah-Sedang. Rata-rata nilai realisasi kinerja sebesar 55,93%
dengan kategori Rendah.
Dilihat dari Diagram 2.1 diatas, Kabupaten Indragiri Hilir memiliki
jalan dengan kondisi baik dengan persentase 13%, kondisi sedang 40%,
rusak 8% dan rusak berat 39%. Secara keseluruhan, jalan dengan
kondisi baik, baik pada semua status jalan maupun jalan Kabupaten
masih dibawah standard yang ditetapkan secara nasional yaitu 80%
jalan dengan kondisi baik/mantap. Oleh karena itu, upaya untuk terus
meningkatkan kondisi jalan dengan status mantap dengan proporsi
sekitar 80% perlu terus diupayakan.

Tabel 2.9
Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah (Km)
di Kabupaten Indragiri Hilir 2014-2018

15
Tingkat
2014 2015 2016 2017 2018
Kewenangan
Negara 166,60 166,60 196,82 214,23 214,23
Provinsi 391,98 391,98 467,23 467,23 467,23
Kabupaten 1198,54 1198,54 1198,54 1198,54 1190,59
Indragiri
Hilir 1757,12 1757,12 1862,59 1880,00 1872,05
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Tabel 2.10
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaaan
di Kabupaten Indragiri Hilir 2014-2018

Jenis Permukaan 2014 2015 2016 2017 2018


Jalan
Aspal 1263,94 1263,94 1271,40 1212,16 417,90
Kerikil 154,66 154,66 154,88 157,66 46,02
Tanah 338,52 338,52 408,85 402,77 725,82
Tidak Dirinci/Cor/
- - 27,46 107,41 0,85
Beton/Rigit
Kabupaten Indragiri
1757,12 1757,12 1862,59 1880,00 1190,59
Hilir
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

2.1.4.2 Infrastruktur Pelabuhan


Infrastruktur pelabuhan di Kabupaten Indragiri Hilir saat ini dalam
pengembangan yaitu Pelabuhan Samudera, Kuala Enok, Kecamatan
Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir. Namun kondisi existing saat ini
jalan darat menuju pelabuhan Kuala Enok belum memadai sebagai
mana mestinya, karena belum dapat dilalui oleh kendaraan berat,
sebagai akses keluar masuknya barang dari dan keluar pelabuhan, jika
jalan menuju pelabuhan sudah bagus dan dapat dilalui oleh kendaraan
berat untuk bertemunya transmoda transportasi dua jalur, yakni darat
dan laut akan dapat dilakukan. Pihak PT. Pelindo I akan bekerjasama
dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk bersama-sama membangun
Pelabuhan Samudera Kuala Enok, yang akan di sepakati dalam
perjanjian dan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) untuk
kesepakatan bisnis pengelolaan pelabuhan, kerana hadirnya pelabuhan
Kuala Enok merupakan kebutuhan bagi masyarakat sekitar dan Riau
wilayah selatan pada umumnya.
Selain Pelabuhan Kuala Enok, PT. Pelindo I Cabang Tembilahan
juga akan mengembangkan Pelabuhan di Kuala Cinaku Rengat, karena
Pelabuhan Rengat masih merupakan kawasan dari Cabang Tembilahan,
PT. Pelindo I Cabang Tembilahan berkomitmen untuk mengaktifkan
kegiatan bisnis di Pelabuhan Tembilahan, Pelabuhan Samudera dan
Pelabuhan Kuala Cinaku Rengat, oleh karena itu dibutuhkan

16
kebersamaan antara PT. Pelindo I (Persero) dengan pelaku bisnis di
Pelabuhan.
2.1.4.3 Jembatan
Secara umum, jembatan adalah suatu kontruksi yang berfungsi
untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau,
saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
sebidang dan lain-lain. Selama periode 2013-2017, jembatan di
Kabupaten Indragiri Hilir dengan kondisi baik memiliki trend
berfluktuatif menurun. Pada Tahun 2013, proporsi jembatan dengan
kondisi baik sebesar 55,90% meningkat menjadi 61,96% pada Tahun
2016 dan menurun tajam pada Tahun 2017 menjadi 35,96%. Selama
periode 2013-2017, rata-rata pertumbuhan proporsi jembatan dengan
kondisi baik baik menurun sebesar -8,45% pertahun.

Gambar 2.1
Perkembangan Jembatan dengan Kondisi Baik dan Mantap
di Kabupaten Indragiri Hilir

Sumber : RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir 2018-2023

Pada periode yang sama, proporsi jembatan dengan kondisi


mantap (baik dan sedang) memilki trend yang hampir sama dengan
proporsi jembatan dengan kondisi baik yaitu trendnya berfluktuatif
menurun. Pada Tahun 2013, proporsinya sebesar 87,44% lebih tinggi
dari proporsi jembatan dengan kondisi baik (55,44%), meningkat
menjadi 91,44% pada Tahun 2016 dan menurun tajam pada Tahun
2017 menjadi 43,36% selama periode 2013-2017, rata-rata
pertumbuhan proporsi jembatan dengan kondisi mantap menurun
sebesar 13,09%. Penurunan tajam proporsi jembatan dengan kondisi
baik dan mantap harus menjadi perhatian dalam pembangunan periode
berikutnya agar transportasi dari dan menuju Kabupaten Indragiri Hilir
dapat terus lancar.
17
2.1.4.4 Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi
atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari dan memenuhi
persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan
untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari
persyaratan kanudungan kimia, fisika dan biologis. Pengertian air
bersih secara umum adalah air yang aman dan sehat yang bisa
dikonsumsi manusia. Secara fisik air tersebut tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa. Secara kimia adalah (a) PH netral (bukan asam
basa) dan (b) tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
Selama periode 2014-2018, persentase rumah tangga pengguna air
bersih di Kabupaten Indragiri Hilir memliki trend berfluktuatif
menurun. Pada Tahun 2014, rumah tangga pengguna air bersih
sebesar 26% menurun menjadi 13,28% pada Tahun 2015 dan
meningkat persentase hingga Tahun 2018 menjadi 21,06%. Selama
periode ini, rata-rata pertumbuhan rumah tangga pengguna air bersih
menurun sebesar -4,12% per tahun. Kondisi perlu mendapat perhatian
dan perlu upaya peningkatan persentase rumah tangga pengguna air
bersih sehingga tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir
dapat terus meningkat.
Tabel 2.11
Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Jenis
Pelanggan Di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Jenis Air
Pelanggan Nilai
Pelanggan Disalurkan
Non Niaga A 497 64,552 211,229,200
Non Niaga B 12,768 1,496,738 6,545,898,800
Niaga A 283 46,007 2,221,416,800
Niaga B 78 16,007 83,503,000
Niaga C 196 216,735 1,763,412,400
Industri 1 365 3,548,600
Sosial 94 14,139 43,960,600
Kabupaten Indragiri
15,117 1,854,543 8,873,977,200
Hilir
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2019

2.1.4.5 Infrastruktur Listrik


Kebijakan pemerintah dibidang kelistrikan ditunjukkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai sasaran
tersebut diupayakan peningkatan daya terpasang pembangkit tenaga
listrik serta perluasan jaringan distribusi agar tersedia tenaga listrik
dalam jumlah yang cukup dengan pelayanan yang baik. Banyak jumlah

18
pembangkit listrik di Kabupaten Indragiri Hilir pada Tahun 2019 adalah
sebanyak 65 unit dengan jumlah pelanggan sebanyak 85.040.

Tabel 2.12
Jumlah Pelanggan Listrik pada Cabang/Sub Ranting
di Kabupaten Indragiri Hilir 2018

Pasca Pra Bayar


Kecamatan Bayar Jumlah
Post Paid Pre Paid
Tembilahan 10314 27799 38113
Bagan Jaya 17 5730 5747
Bekawan 2 1798 1800
Belantak Raya 1 2095 2096
Concong 5 1090 1095
Guntung 54 5387 5441
Igal 3 171 174
Kuala Lahang - 1069 1073
Lahang Baru - 589 589
Mandah 6 730 736
Perigi Raja 2 280 282
Pulau Burung 151 2548 2699
Rotan Semelur 9 3843 3852
Sapat 5 838 843
Seberang
Tembilahan 8 1563 1571
Simpang Gaung 6 1494 1500
Sungai Piring 4 480 484
Tempuling 29 4980 5009
Tanjung lajau 3 321 324
Teluk Pinang 15 5791 5806
Total 10638 68596 79234
Rute Belum
Dipisahkan - 3039 3039
2019 10653 74387 85040
2018 11825 60283 72108
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

2.1.5 Aspek Pertumbuhan Ekonomi


Di bidang pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting
untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data
Produk DomestikRegional Bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis
penilaian PDRB yaitu: atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan. Salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja
pembangunan ekonomi daerah adalah dari tingkat pertumbuhannya.
Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan perkapita riil
yang berlangsung terus-menerus yang bersumber dari dalam daerah.
Untuk kepentingan analisis ekonomi, dapat digunakan pertumbuhan
PDRB rill sebagai indikator pertumbuhan ekonomi.

19
2.1.6 Perkembangan PDRB
Selama periode 2012–2016, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Seri 2010 Kabupaten Idragiri Hilir atas dasar harga konstan
dengan trend meningkat. Namun pertumbuhan PDRB ini memiliki tren
berfluktuatif menurun. Penurunan pertumbuhan PDRB atau
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir, khususnya pada
tahun2014 dan 2015 erat kaitannya dengan kelembaban ekonomi
dunia, diperparah oleh bencana alam kebakaran hutan dan lahan yang
diikuti kabut asap sehingga aktifitas ekonomi masyarakat menjadi
terhambat dan menurun.
Gambar 2.2
Perkembangan Nilai Pertumbuhan PDRB Harga Konsstan
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2013 – 2017

Sumber : RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir 2018-2023

Pencapaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir yang


berfluktiatif menurun, kondisinya relatif lebih baik dibanding
Kabupaten tetangga. Pada tahun 2016 – 2017, pertumbuhan ekonomi
Indragiri Hilir lebih baik dibanding Kabupaten Indragiri Hulu,
Kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau. Pada tahun 2017, capaian
pertumbuhan ekonomi Indragiri Hilir mengalami penurunan dari 4,84%
menjadi 4,70%, terbalik dibanding pertumbuhan kabupaten tetangga
dan Provinsi Riau yang meningkat meski tingkat pertumbuhan Indragiri
Hilir tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Indragiri Hulu, Pelalawan
dan Provinsi Riau.Penurunan pertumbuhan ekonomi Indragiri Hilir
didorong oleh penurunan pertumbuhan sektor pertanian dan industri
pengolahan sehingga menurunkan juga pertumbuhan sektor jasa
pendidikan dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Pada tahun 2018,
diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indragiri Hilir akan lebih rendah
dibanding tahun 2017, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,50%,
20
lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar
5,14 – 5,21%.
Selama periode 2012 – 2017, Kontribusi Produk Domestik Regional
Bruto Indragiri Hilir terbesar adalah lapangan pertanian diikuti industri
pengolahan, perdagangan besar dan eceran, dan kontruksi. Lapangan
usaha pertanian memberikan kontribusi terbesar, trend kontribusinya
semakin menurun yaitu dari 48,21% pada tahun 2012 menjadi 46,53%
pada tahun 2017. Meski kontribusi lapangan usaha pertanian
cenderungan menurun namun kontribusi pertanian yang besar telah
menyakinkan semua pihak bahwa Pertanian adalah sektor unggulan di
Kabupaten Indragiri Hilir. Penurunan kontribusi lapangan usaha
pertanian diimbangi dengan meningkatnya trend kontribusi industri
pengolahan yaitu dari 26,74%pada tahun 2012 meingkat menjadi 27,28
pada tahun 2017. Kondisi ini menggambarkan telah mulai terjadi
transformasi ekonomi di kabupatenIndragiri Hilir dari pertanian ke
industri.
Tabel 2.13
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indragiri
Hilir Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012─2017

Sumber : RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir 2018-2023

Selama periode 2012 – 2016, lapangan usaha perdagangan besar


dan eceran dan kontruksi yang merupakan lapangan usaha terbesar
ketiga dan keempat pembentuk produk domestik regional bruto
indragiri hilir.Relatif terbatasnya sumber-sumber lapangan usaha yang
hanya mengandalkan pertanian; industri pengolahan; perdagangan
besar daneceran; dan kontruksi maka dipandang perlu upaya-upaya
21
mengerakkan lapangan usaha potensial yang belum tersentuh dengan
baik sehingga mampu memberikan kontribusi yang semakin besar
dalam pembentukan PBRB Kabupaten Indragiri Hilir.
2.1.7 Perkembangan Inflasi
Selama periode 2014 – 2018, inflasi di Tembilahan Indragiri Hlir
berada terkategori inflasi ringan, kecuali tahun 2014 yang terkategori
inflasi sedang. Bila dibandingkan daerah lain, secara umum inflasi di
Tembilahan relatif lebih rendah. Pada tahun 2014, yang merupakan
inflasitertinggi pada periode ini, dimana andil inflasi menurut kelompok
pengeluaran terbesar adalah kelompok pengeluaran bahan makanan
(15,64%) diikuti transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (10,97%)
danperumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (9,14%). Pada tahun
2017,andil inflasi menurut kelompok pengeluaran terbesar adalah
kelompokpengeluaran terbesar adalah kelompok pengeluaran
perumahan, air,listrik, gas dan bahan bakar memberi andil sebesar
2,84% diikutipendidikan, rekreasi dan olahraga (0,38%) dan makanan
jadi, minuman,rokok dan tembakau (0,32%). Oleh karena itu, untuk
lebih menjaga agarinflasi di Indragiri Hilir tetap rendah dengan kategori
inflasi ringan maka kelompok pengeluaran bahan makanan;
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar perlu menjadi perhatian khususnya dalam
hal kelancaran distribusinya.
Gambar 2.2
Perkembangan Inflasi di Kabupaten Indragiri Hilir, Pekanbaru,
Dumaidan Riau Tahun 2014 – 2017

Sumber : RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir 2018-2023

22
2.1.8 Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri
Sektor indusri merupakan salah satu sektor yang berperan penting
dalam pembangunan daerah. Kontribusi sektor industri terhadap
pembangunan daerah dari tahun ke tahun menunjukan kontribusi
yang signifikan.
Produk Domestik Regional Bruto merupakan dasar pengukuran
nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi
dalam suatu wilayah. Data PDRB mengambarkan kemampuan
Kabupaten Indragiri Hilir dalam mengelola sumber daerah yang dimiliki
menjadi proses produksi. Oleh karna itu besaran PDRB yang dihasilkan
sangat tergantung kepada kondisi sumber daya alam dan faktor
produksi yang tersedia. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
di sajikan atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga
konstan (ADHK).
Tabel 2.14
Distribusi Prensentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

Lapangan
2015 2016 2017 2018* 2019*
Usaha
Pertanian, Kehutanan
A 48,37 48,09 48,03 44,77 44,77
dan Perikaan
Pertambangan dan
B 0,63 0,61 0,83 1,27 0,96
Penggalian
C Industri Pengolahan 24,82 24,48 23,65 24,12 23,59
Pengadaan Listrik
D 0,04 0,05 0,05 0,06 0,06
dan Gas
Pengadaan Air;
Pengelolaan Sampah,
E 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Limbah dan daur
ulang
F Konstruksi 3,53 3,34 5,58 6,11 6,27
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
G 14,39 15,12 15,50 16,91 17,53
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 1,09 1,08 1,08 1,14 1,15
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 0,43 0,42 0,44 0,47 0,47
Makan Minum
Informasi dan
J 0,57 0,55 0,56 0,61 0,64
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 0,59 0,59 0,55 0,60 0,59
Asransi
L Real Estat 0,78 0,78 0,80 0,86 0,88
M,N Jasa Perusahaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Administrasi
Pemerintahan,
O 1,85 1,73 1,74 1,78 1,78
Pertanahan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 0.54 0,56 0,56 0,61 0,63
Jasa Kesehatan dan
Q 0,14 0,14 0,14 0,15 0,16
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 0,42 0,43 0,46 0,52 0,53

23
P Jasa Pendidikan 0.54 0,56 0,56 0,61 0,63
Jasa Kesehatan dan
Q 0,14 0,14 0,14 0,15 0,16
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 0,42 0,43 0,46 0,52 0,53
P Jasa Pendidikan 0.54 0,56 0,56 0,61 0,63
Produk Domestik
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bruto
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2019

Tabel 2.15
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Persen)
di Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019
Lapangan
2015 2016 2017 2018* 2019*
Usaha
Pertanian, Kehutanan
A 0,65 4,71 3,64 2,08 4,08
dan Perikaan
Pertambangan dan
B -21,36 1,3 43,54 47,87 0,45
Penggalian
C Industri Pengolahan 3,20 4,33 3,73 3,16 4,28
Pengadaan Listrik dan
D 6,32 13,84 4,33 6,40 0,28
Gas
Pengadaan Air;
E Pengelolaan Sampah, 2,82 1,37 15,71 -1,90 1,62
Limbah dan daur ulang
F Konstruksi 5,59 6,26 6,66 4,04 4,87
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil 3,30 5,10 7,12 6,90 4,87
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
H 5,03 4,77 3,88 2,16 2,23
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 3,22 5,31 6,79 4,52 2,55
dan Makan Minum
Informasi dan
J 8,94 6,07 6,57 5,42 6,81
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K -5,38 6,46 -2.87 3,88 0,17
Asransi
L Real Estat 8.52 5,2 5,84 4,31 6,03
M,N Jasa Perusahaan 6,46 6,47 8,03 9,10 2,67
Administrasi
Pemerintahan,
O 6,11 0,37 1,60 0,72 1,18
Pertanahan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 6,63 5,41 3,46 5,87 4,64
Jasa Kesehatan dan
Q 10,03 7,90 0.92 6,30 9,96
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 3,49 7,90 9,13 8,61 4,19
Produk Domestik
2,05 4,68 4,52 3,61 4,19
Bruto
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2019

2.1.9 Ekspor Produk Industri Kabupaten Indragiri Hilir


Dalam RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir telah ditetapkan bahwa
indikator ekspor bersih perdagangan Indragiri Hilir adalah terus
meningkat atau surplus yaitu dari USD 300.932.056 pada tahun 2014
menjadi USD 330.932.056.Selama periode 2014 – 2018, realisasi
indikator ekspor bersihperdagangan Indragiri Hilir memiliki trend
menurun dan dibawah targetyang ditetapkan. Pada tahun 2014, dengan
realsiasi indikator diatas targetmaka realisasi kinerja menjadi 102,99%
yang terkategori Sangat Tinggi.Pada periode 2015 - 2018, realisasi
kinerja indikator ekspor bersih perdagangan menurun menjadi 55,87%
24
- 62,99% yang terkategori Rendah.Semakin menurunnya ekspor bersih
perdagangan atau neraca perdagangan Indragiri Hilir ini harus segera
diantisipasi melalui program-program pembangunan yang mendorong
tumbuh dan berkembangan industri yang memberi nlai tambah pada
output pertanian yang berorientasi ekspor.
Gambar 2.3
Kinerja Indikator Nilai Ekspor Bersih Perdagangan
di Kabupaten di Indragiri Hilir Tahun 2014 – 2018

Sumber : RPJM Kabupaten Indragiri Inhil 2018-2023

2.2 Sumber Daya Industri


2.2.1 Sumber Daya Manusia Sektor Industri
Sumber daya manusia sektor industri bertujuan untuk mendorong
tumbuhnya Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) baru, Menyiapkan tenaga kerja industri kompeten
yang siap kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan industri
dan/atau perusahaan kawasan industri, Meningkatkan produktivitas
tenaga kerja industri, Meningkatkan penyerapan tenaga kerja disektor
industri serta memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga
kerja industri. Dalam mendukung sumber daya industri Kabupaten
Indrgiri Hilir terdapat beberapa sekolah tinggi dan Universitas
diantaranya Universitas Islam Indragiri, STAI Auliaurrasyidin dan
AKBID Husada Gemilang.
Selain akademisi, Pemerintah juga memiliki peran penting dalam
pembangunan sumber manusia dalam bentuk program pembinaan dan
pelatihan (inkubator bisnis)
2.2.2 Sumber Daya Alam Bahan Baku
2.2.2.1 Pertanian

25
Layanan urusan pilihan bidang pertanian digambarkan dari
indikator (i) produktivitas padi, (ii) produksi beras.
2.2.2.1.1 Produktivitas Padi
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan sentra tanaman padi di
Provinsi Riau. Pada Tahun 2016, luas panen padi sawah di
Kabupaten Indragiri Hilir seluas 24.998,9 hektar dengan
kontribusi sebesar 34,44% dari total luas tanam Provinsi
Riau. Luas panen padi sawah Kabupaten Indragiri Hilir jauh
lebih luas dibanding Kabupaten tetangga seperti Kabupaten
Indragiri Hulu dan Kabupaten Pelalawan yang masing-
masing hanya seluas 1.895.5 hektar dan 6.458 hektar.
Produksi gabah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2016
sebesar 100.383 ton dengan kontribusi terhadap produksi
gabah Provinsi Riau sebesar 30,81%, jauh lebih tinggi di
bandingkan Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten
Pelalawan yang masing-masingnya sebesar 7.174 tondan
29.819 ton. Namun dari segi produktivitas, produktivitas
padi sawah Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 40.17
kwintal/hektar masih dibawah produktivitas padi sawah
Kabupaten Pelalawan yang sebesar 44,87 kwintal/hektar,
meski lebih tinggi dibanding Kabupaten Indragiri Hulu yang
sebesar 37,17 kwintal/hektar.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir telah ditetapkan bahwa
indikator produktivitas padi sawah Kabupaten Indragiri Hilir
meningkat dari 3,90 ton/hektar Tahun 2014 menjadi 4,21
ton pada Tahun 2018. Realisasi indikator produktivitas pada
sawah di Kabupaten Indragiri Hilir memiliki trend
berfluktuatif meningkat. Pada Tahun 2014-2015,
produktivitas padi sawah di Indragiri Hilir masih dibawah
target RPJMD namun pada Tahun 2016 dan 2017, capaian
indikatornya berada diatas target. Pada Tahun 2018
diperkiraan capaian indikator produktivitas padi akan
dibawah target. Selama periode 2014-2018, realisasi kinerja
produktivitas padi sawah berkisar antara 95,39%-112,20%
dan terkategori Sangat Tinggi. Meski capaian kinerja
indikator ini Sangat Tinggi, namun perlu disadari bahwa
produktivitas target relatif jauh lebih rendah dibanding
potensi disamping produksi yang belum mampu mencukup
26
kebutuhan. Oleh karna itu, upaya menggenjot lagi
produktivitas dengan revitalisasi irigasi dan penerapan
teknologi perlu terus dilakukan sehingga produktivitas padi
sawah dapat mencapai produktivitas potensinya.
2.2.2.1.2 Produksi Beras
Meski Kabupaten Indragiri Hilir merupakan sentra padi
terbesar di Provinsi Riau dengan produksi beras tersebar di
Riau, namun produksi berasnya belum mampu mencukupi
kebutuhan beras penduduk Kabupaten Indragiri Hilir.
Pada Tahun 2016, jumlah penduduk sebesar 713.034 jiwa
dibutuhkan beras sebanyak 70.661,7 ton sementara
kemampuan produksi beras Kabupaten Indragiri Hilir
sebesar 63.509 ton, dan kekurangan sebesar 7.152 ton atau
defisit sebesar -10,12% dan Kabupaten Pelalawan defisit
sebesar -54,43%.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2013-2018 telah
ditetapkan bahwa produksi beras Kabupaten Indragiri Hilir
terus meningkat yaitu dari 81.562 ton pada Tahun 2014
menjadi 87.208 ton pada Tahun 2018. Realisasi indikator
produksi beras Kabupaten Indragiri Hilir berfluktuatif
menurun dan berada dibawah target. Realisasi kinerja
indikator ini selama 2014-2017 berkisar antara 66,12%-
84,33% yang terkategori Sedang-Tinggi dan pada Tahun
2018 diestimasi sebesar 64,69% yang terkategori rendah.
Selama perioede ini, rata-rata capaian kinerja indikator
produksi beras di Kabupaten Indragiri Hilir terkategori
Sedang. Upaya terus meningkatkan produksi beras harus
terus dilakukan baik dengan intensifikasi maupun
ekstensifikasi sehingga kedepan Kabupaten Indragiri Hilir
dapat berswasembada beras.
Tabel 2.16
Produksi Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman
(ton) di Kabupaten Indragiri Hilir 2018 dan 2019

Cabai Petsai Tomat


Kecamatan
2018 2019 2018 2019 2018 2019
Kecamatan
111,00 15,00 - - - -
Keritang
Kecamatan
561,00 304,00 - - - -
Kemuning
Kecamatan
1082,00 541,00 - - 509,00 234,00
Reteh
Kecamatan
456,00 196,00 - - 143,00 95,00
Sungai Batang

27
Kecamatan
187,00 45,0 - - 53,00 -
Enok
Kecamatan
159,00 82,00 - - 171,00 27,00
Tanah Merah
Kecamatan
98,00 17,00 - - - -
Kuala Indragiri
Kecamatan
33,00 42,00 - - - -
Concong
Kecamatan
06,00 404,00 - - - -
Tembilahan
Kecamatan
Tembilahan 583,00 122,00 - - - -
Hulu
Kecamatan
377,00 268,00 - - - -
Tempuling
Kecamatan
272,00 285,00 - - - 30,00
Kempas
Kecamatan
209,00 15,00 - - - -
Batang Tuaka
Kecamatan
438,0
Gaung Anak 805,00 181,00 201,00 341,00 175,00
0
Serka
Kecamatan
47,00 - - - - -
Gaung
Kecamatan 384,0
206,00 - 146,00 296,00 65,00
Mandah 0
Kecamatan 321,0
233,00 247,00 219,00 - -
Kateman 0
Kecamatan
- - - - - -
Pelangiran
Kecamatan
385,0
Teluk 410,00 556,00 297,00 - -
0
Belengkong
Kecamatan 382,0
318,00 293,00 458,00 249,00 349,00
Pulau Burung 0
Kabupaten 1910, 1321, 1762, 975,0
6753,00 3613,00
Indragiri Hilir 00 00 00 0
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Tabel 2.17
Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim
Menurut JenisTanaman (ton) di Kabupaten Indragiri Hilir

Jenis Tanaman 2016 2017 2018 2019


Sayuran/Vegetables
Bawang Daun - 67,00 123,00 -
Bayam - 11,00 2638,00 -
Buncis - 229,00 40,00 -
Cabai Besar - 2840,00 2488,00 -
Cabai Rawit - 4791,00 4265,00 -
Cabai - 7631,00 6753,00 3613,00
Kacang Panjang - 6654,00 5616,00 -
Kangkung - 3600,00 2990,00 -
Kembang Kol - 20,00 - -
Ketimun - 6411,00 5160,00 -
Labu Siam - 67,00 - -
Petsai - 1793,00 1910,00 1321,00
Terung - 3535,00 2979,00 -
Tomat - 2538,00 1762,00 975,00
Buah-Buahan
Melon - 266,00 - -
Semangka - 3951,00 583,00 -
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

28
Tabel 2.18
Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis
Tanaman(ton) di Kabupaten Indragiri Hilir 2016-2019

Jenis Tanaman 2016 2017 2018 2019


Buah-Buahan
Alpukat - 228,00 197,00 -
Anggur - - 0,00 -
Apel - - 0,00 -
Belimbing - 560,00 521,00 -
Duku - 638,00 12616,00 -
Durian - 36,00 3357,00 -
Jambu Air - 953,00 1057,00 -
Jambu Biji - 1158,00 1188,00 -
Jeruk Besar - - 0,00 -
Jeruk Siam - 12517,00 12088,00 -
Jeruk - 12517,00 12088,00 -
Mangga - 12534,00 12157,00 -
Manggis - 4539,00 2850,00 -
Markisa - 7,00 0,00 -
Nangka/Cempedak - 1124,00 10371,00 -
Nenas - 64881,00 66213,00 -
Pepaya - 3446,00 3637,00 -
Pisang - 58802,00 58457,00 -
Rambutan - 6131,00 10218,00 -
Salak - 1590,00 2370,00 -
Sawo - 12175,00 11564,00 -
Sirsak - 586,00 609,00 -
Sukun - 1284,00 1875,00 -
Sayuran/Vegetables
Jengkol - 1367,00 1815,00 -
Melinjo - 1384,00 1257,00 -
Petai - 1511,00 1678,00 -
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

2.2.2.2 Perkebunan

2.2.2.2.1 Kelapa
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan sentra kelapa Indonesia,
bahkan dunia. Pada Tahun 2017, luas lahan kelapa di Kabupaten
Indragiri Hilir seluas 440.696 hektar dengan produksi sebesar 359.397
ton (BPS Provinsi Riau, 2018). Luas lahan kelapa Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2017, memiliki porsi sebesar 84,76% dari total luas areal
kelapa Provinsi Riau dengan kontribusi produksi sebesar 86,41%.
Perkebunan kelapa khususnya kelapa dalam di Kabupaten Indragiri
Hilir mencakup hampir seluruh kecamatan kecuali di Kecamatan
Kemuning yang luasan dan produksi relatif kecil. Perkebunan kelapa ini
telah menjadi urat perekonomian penduduk Kabupaten Indragiri Hilir
dengan jumlah petani sebanyak 65.417 petani.

29
Tabel 2.19
Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Jumlah Petani
Kelapa Dalam Menurut Kecamatan 2017

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir telah ditetapkan bahwa
produktivitas kelapa Kabupaten Indragiri Hilir terus meningkat yaitu
dari 0,82 ton/ha/tahun pada Tahun 2014 menjadi 1,20 ton/ha/tahun
pada Tahun 2017 dan diperkirakan pada Tahun 2018 juga sebesar 1,20
ton/ha/tahun. Realisasi indikator produktivitas kelapa Kabupaten
Indragiri Hilir dibawah target pada Tahun 2014-2015 dan diatas target
pada Tahun 2016-2018. Realisasi kinerja indikator produktivitas kelapa
Kabupaten Indragiri Hilir ini berkisar antara 87,78%-124,21% yang
terkategori Tinggi - Sangat Tinggi.
Perkebunan kelapa merupakan urat nadi perekonomian
penduduk Kabupaten Indragiri Hilir yang diusahakan hampir diseluruh
kecamatan dan desa. Meski data statistik menunjukan bahwa
produktivitas kelapa Kabupaten Indragiri Hilir memiliki trend
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan produktivitas meningkat
sebesar 1,88% per tahun, namun capaian produktivitas saat ini masih
dibawah potensinya yaitu sebanyak 9000-11.000 butir atau 1,5-20 ton
kopra/hektar/tahun. Rendahnya produktivitas kelapa Kabupaten
Indragiri Hilir ini tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang
dihadapi petani kelapa antara (i) luasnya tanaman tua dan rusak-TTR,
(ii) banyaknya tanggul yang rusak sehingga banyak tanaman kelapa
sawit yang terancam rusak, dan (iii) serangan hama. Luasan tanaman
kelapa dalam yang terkategori tua dan rusak meski trend luasnya terus
30
menurun yaitu dari 95.675 hektar pada Tahun 2013 atau 24,27% dari
total luas kelapa dalam (394.244 hektar) menurun menjadi 93.305
hektar (23,78%) pada Tahun 2015 dan kembali menurun menjadi
59.193 hektar (19,58%) pada Tahun 2017. Selama periode 2013-2017,
luasan dan porsi tanaman kelapa dalam yang terkategori tua dan rusak
di Kabupaten Indragiri Hilir tergolong besar sehingga perlu dilakukan
replanting atau peremajaan kembali sehingga produktivitasnya
diharapkan kembali meningkat.
Pada masa yang hampir bersamaan, perkebunan kelapa
khususnya kelapa dalam dihadapkan kepada banyak tanggul-tanggul
yang sudah rusak sehingga mengancam tidak kurang dari 100.000
hektar tanaman kelapa terinstrusi air laut. Berbagai upaya telah
dilakukan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir untuk memperbaiki
tanggul dan trio tata airnya. Pada Tahun 2017, sekitar 60.000 hektar
perkebunan kelapa dalam rakyat masih memerlukan perbaikan tanggul
dan trio tata air yang rusak dan kurang berfungsi. Relatif rendahnya
produktivitas kelapa juga dipengaruhi oleh semakin meningkatnya
serangan hama kelapa khususnya serangan hama kumbang tanduk.
Kondisi cuaca yang cendrung lembab dan semakin luasnya replating
kelapa sawit, dimana dalam pembenaman batang kelapa sawit yang
sudah direplanting kurang sesuai SOP, maka batang kelapa sawit
replanting ini menjadi media berkembang biaknya kumbang tanduk.
Hama kumbang tanduk inilah yang menyerang tanaman kelapa dalam
rakyat. Hal yang terus menjadi perbincangan adalah harga jual kelapa
bulat petani yang cenderung rendah. Akbibat tekanan harga beli kelapa
yang sudah lama rendah, menjadikan kebun-kebun kelapa kurang
mendapat perhatian oleh petani. Kondisi harga jual kelapa rakyat yang
rendah karena pasar kelapa bulat di Kabupaten Indragiri Hilir yang
Monopsoni dan akan mengarah ke monopoli.
Campur tangan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir agar
posisi tawar petani menjadi lebih baik perlu dilakukan. Upaya
mendorong industri mikro/kecil berbasis kelapa di pedesaan adalah
bentuk mendorong berkembang dan berjayanya kembali industri kelapa
Kabupaten Indragiri Hilir. Oleh kerna itu, revitalisasi industri kelapa
yang diikuti dengan penerapan penetapan harga jual kelapa yang wajar
harus menjadi salah satu fokus pembangunan di Kabupaten Indragiri
Hilir kedepannya.

31
2.2.2.2.2 Kelapa Sawit
Provinsi Riau telah menjadi barometer industri kelapa sawit
Indonesia. Pada Tahun 2017, luas areal kelapa sawit Provinsi Riau
seluas 2.493.176 hektar atau 20,26% dari total luas areal kelapa sawit
Indonesia dengan produksi sebesar 8.721.148 ton atau 24,66% dari
total produksi minyak sawit Indonesia. Luas dan produksi kelapa sawit
di Provinsi Riau menurut Kabupeten/Kota menunjuk bahwa areal
kelapa sawit Kabupaten Indragiri Hilir seluas 227.806 hektar atau
9,49% dari total luas areal kelapa sawit Provinsi Riau dengan produksi
sebesar 721.084 atau 9,29% dari total produksi minyak sawit Provinsi
Riau. Luas areal dan produksi kelapa sawit Kabupaten Indragiri Hilir ini
diatas Kabupaten Indragiri Hulu (117.820 hektar dan 424.022 ton),
namun masih jauh dibawah luas areal dan produksi minyak sawit
Kabupaten Pelalawan (306.997 hektar dan 1.249.219 ton).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2013-2018 telah ditetapkan
bahwa produktivitas kelapa sawit Kabupaten Indragiri Hilir didorong
meningkat yaitu dari 3,20 ton/hektar pada Tahun 2014 menjadi 3,50
ton/hektar Tahun 2018. Realisasi capaian indikator produktivitas
kelapa sawit ini umumnya dibawah target kecuali untuk Tahun 2016
yang diatas target. Selama periode ini, relalisasi kinerja produktivitas
kelapa sawit berkisar antara 96,43%-101,21% yang terkategori sangat
Tinggi. Namun perlu dicatat bahwa capaian produktivitas kelapa sawit
Kabupaten Indragiri Hilir khususnya diperkebunan rakyat Tahun 2016
yaitu sebesar 4,24 ton, bahkan di Kabupaten Pelalawan sudah
mencapai 4,24 ton per hektar. Oleh karna itu, upaya replanting
perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Indragiri Hilir perlu
direncanakan sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas
dan kesejahteraan petani kelapa sawit.
Tabel 2.20
Laus Lahan Perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir 2016

LUAS (Ha) PERSENTASE


NO KOMODITAS
RAKYAT SWASTA (%)
1 Kelapa Dalam 392,474 - 51.98
2 Kelapa Hibrida 37,220 34,203 9.46
3 Kelapa Sawit 110,459 124,598 31.13
4 Kopi 1,195 - 0.16
5 Kakao 1,792 - 0.24
6 Pinang 16,757 - 2.22
7 Nipah 12,740 - 1.69
8 Sagu 17,996 - 2.38
9 Karet 5,650 - 0.75
Sumber : Data Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir 2016
32
Tabel 2.21
Produksi Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman (ton) di
Kabupaten Indragiri Hilir 2019 dan 2020

Kelapa Sawit Kelapa Dalam Kelapa Hibrida


Kecamatan
2018 2019 2018 2019 2018 2019
Keritang 72898,27 - 21.315,08 - 370,60 -
Kemuning 123719.56 - 19,42 - 0,84 -
Reteh 3295,45 - 29.797,49 - 182,40 -
Sungai Batang 151,29 - 19600,86 - 26,97 -
Enok 1735,57 - 23182,04 - 230,57 -
Tanah Merah 170,92 - 16206,18 - 825,30 -
Kuala Indragiri 74,38 - 5863,99 - 1513,05 -
Concong 3138,95 - 11800,01 - - -
Tembilahan 778,73 - 9058,00 - 348,40 -
Tembilahan Hulu 523,58 - 5018,60 - 903,93 -
Tempuling 8684,30 - 10376,78 - 6327,48 -
Kempas 30049,82 - 2068,65 - 4849,31 -
Batang Tuaka 4848,78 - 12602,80 - 298,65 -
Gaung Anak Serka 1140,57 - 7715,22 - 3,25 -
Gaung 6977,25 - 19863,88 - - -
Mandah 1445,69 - 31516,88 - 460,00 -
Kateman 27,00 - 11855,23 - - -
Pelangiran 10486,51 - 17552,06 - 7395,17 -
Teluk Belengkong 3078,77 - 6098,16 - 14030,77 -
Pulau Burung 1224,14 - 4364,39 - 13474,44 -

Lanjutan :

Karet Kopi Kakao


Kecamatan
2018 2019 2018 2019 2018 2019
Keritang 52,05 - 7,98 - 11,73 -
Kemuning 1697,23 - - - 8,31 -
Reteh - - 44,69 - 6,51 -
Sungai Batang - - 5,62 - 8,40 -
Enok - - 12,02 - 0,30 -
Tanah Merah - - - - - -
Kuala Indragiri - - - - - -
Concong - - - - - -
Tembilahan - - 2,00 - 4,00 -
Tembilahan Hulu - - 2,00 - 1,50 -
Tempuling 1310,54 - 48,50 - 147,26 -
Kempas 1516,68 - 23,30 - 212,26 -
Batang Tuaka - - 41,80 - 21,83 -
Gaung Anak Serka - - 0,00 - 11,36 -
Gaung - - 0,84 - 3,89 -
Mandah - - - - - -
Kateman - - - - - -
Pelangiran - - - - - -
Teluk Belengkong - - 49,14 - - -
Pulau Burung 26,67 - 2,73 - 0,90 -
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

2.2.2.2.3 Sagu
Kecamatan yang banyak menghasilkan sagu antara lain
Kecamatan Mandah, Kecamatan Pelangiran, Kecamatan Kateman,
Kecamatan Pulau Burung, Kecamatan Teluk Belengkong, Kecamatan
Gaung Anak Serka, dan Kecamatan Gaung. Masyarakat di Kabupaten
Indragiri Hilir sudah lama memanfaatkan sagu baik untuk dijual ke
industri maupun diolah sendiri sebagai bahan pangan. Sagu yang dijual
ke industri diolah setengah jadi oleh kilang sagu kemudian dijual ke

33
negara tetangga seperti Malaysia. Sagu yang diolah sendiri menjadi
makanan tradisional adalah mie sagu, lempeng, sempolet, sagun, dan
lain-lain.

34
Tabel. 2.2 Luas Areal, Produksi, Produktivitas Dan Jumlah Petani Pemilik Tanaman Tahunan Perkebunan Rakyat
Luas Areal (Ha) Produksi (Kg) Produksi (Kg) Jumlah
petani
Luas Pada tahun
Mutasi dalam tahun laporan Kondisi Akhir tahun lalu Wujud (KK)
No Akhir laporan
Kecamatan produk
. Semest Rata-
Rata- si
er Lalu Tanaman Tanama Pengura TTM Jumla Jumlah Jumla rata
Jumlah TBM TM rata Pemilik
Ulang n Baru ngan /TR h (Kg) h (Kg) (Kg/Ha
(Kg/Ha)
)
1 2 3 4 5 6 7=3+5-6 8 9 10 11=7 12 13 14 15 16 17

1 Batang Tuaka 26 26 7 19 26 22,232 1,588 30,172 1,588 Tepung 3


- - - -
Basah

2 Concong Tepung -
- - - - - - - - - - - - -
Basah

3 Enok Tepung -
- - - - - - - - - - - - -
Basah
1,20 1,468,6
4 GAS 3,201 6 49 39 3,211 1,859 151 3,211 1,467,820 790 790 Tepung 325
1 10
Basah
824,74
5 Gaung 2,331 27 2 3 2,330 715 1,136 481 2,332 976,070 857 726 Tepung 236
6
Basah

6 Kateman Tepung -
- - - - - - - - - - - - -
Basah

7 Kempas Tepung -
- - - - - - - - - - - - -
Basah

8 Keritang Tepung -
- - - - - - - - - - - - -
Basah

9 Pulau Burung 91 91 41 49 1 91 22,372 476 23,324 476 Tepung 9


- - -
Basah

10 Reteh Tepung -
- - - - - - - - - - - - -
Basah

35
Teluk Tepun
11
Belengkong - - - - - - - - - - - - - g -
Basah

Tepun
12 Tempuling
- - - - - - - - - - - - - g -
Basah
Tepun
13 Kemuning g
- - - - - - - - - - - - - -
Basah

1,35 2,44 2,261 Tepun


14 Mandah 3,931 3,931 139 3,931 2,001,625 1,675 1,675 476
- - - 0 2 ,250 g
Basah

2,15 5,49 8,962 Tepun


15 Pelangiran 8,384 20 8,404 753 8,404 8,967,840 1,632 1,632 851
- - 9 2 ,944 g
Basah

Tepun
16 Sei Batang
- - - - - - - - - - - - - g -
Basah

Tanah Tepun
17
Merah - - - - - - - - - - - - - g -
Basah

Tembilahan Tepun
18
Hulu - - - - - - - - - - - - - g -
Basah

Tepun
19 Tembilahan
- - - - - - - - - - - - - g -
Basah

36
Tepun
20 Kuindra
- - - - - - - - - - - - - g -
Basah
17,964 33 71 42 17,993 4,26 9,90 3,82 17,99 13,457,95 1,170 13,57 1,148 Tepun 1,899
Jumlah 2 5 8 5 9 1,046 g
Basah
Sumber : Presentasi Sagu Bestari Bupati Indragiri Hilir Tahun 2017

37
2.2.2.3 Perikanan
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu produsen
ikan Provinsi Riau setelah Kabupaten Rokan Hilir. Produksi ikan
Kabupaten Indragiri Hilir jauh diatas Kabupaten Indragiri Hulu
dan Kabupaten Pelalawan. Sumber produksi ikan Kabupaten
Indragiri Hilir berasal dari perikanan laut dan perairan umum.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir telah ditetapkan indikator
produksi ikan Kabupaten Indragiri Hilir terus meningkat yaitu
dari 55.000 ton pada Tahun 2014 menjadi 63.000 ton pada
Tahun 2018.
Selama periode 2014-2018, realisasi indikator produksi ikan
Kabupaten Indragiri Hilir memiliki trend berfluktuatif meningkat.
Selama periode ini, capaian indikator produksi ikan Kabupaten
Indragiri Hilir dibawah taget Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Capaian indikator ini berkisar antara
89,63%-98,33% yang terkategori Tinggi-Sangat Tinggi. Meski
capaian kinerja indikator ini rata-rata sebesar 92,69% dan
terkategori Sangat Tinggi namun untuk terus meningkatkan
produksi dari tangkap dilaut dan perairan umum akan sulit terus
dilakukan. Oleh karna itu, upaya pengembangan perikanan
buddiya harus menjadi agenda pembangunan kedapan sehingga
produksi ikan dapat terus meningkat dan kesejahteraan nelayan
tetap terjamin.
Tabel 2.21
Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor
di Kabupaten Indragiri Hilir (ton) 2019

Perikanan Perairan
Kecamatan Kolam Tambak Keramba
Laut Umum
Kecamatan
Keritang - 275,11 6,80 - -
Kecamatan
Kemuning - 32,05 55,25 - -
Kecamatan
Reteh 2655,00 78,21 65,12 1018,00 -
Kecamatan
Sungai
Batang 4521,00 186,74 70,35 112,00 -
Kecamatan
Enok - 5,15 38,78 - -
Kecamatan
Tanah
Merah 8695,00 3250,00 14,60 - -
Kecamatan
Kuala
Indragiri 7640,00 74,21 55,10 - -
38
Kecamatan
Concong 9145,00 - 25,00 - -
Kecamatan
Tembilahan - 204,22 49,48 - -
Kecamatan
Tembilahan
Hulu - 115,00 78,89 - -
Kecamatan
Tempuling - 246,95 75,12 - -
Kecamatan
Kempas - 150,10 67,71 - 0,52
Kecamatan
Batang
Tuaka - 165,20 46,25 - -
Kecamatan
Gaung Anak
Serka 441,00 61,22 55,78 - -
Kecamatan
Gaung 287,30 303,84 10,98 - -
Kecamatan
Mandah 8321,00 275,11 - - -
Kecamatan
Kateman 5126,88 105,22 56,00 - -
Kecamatan
Pelangiran - 71,66 21,15 - -
Kecamatan
Teluk
Belengkong - 97,65 78,55 - -
Kecamatan
Pulau
Burung 1532,00 - 43,12 - -
Kabupaten
Indragiri
Hilir 48364,18 5907,64 973,63 1130,00 0,52
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

Tabel 2.22
Sumber Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Perairan, Lahan Kelautan
dan Perairan Menurut Sumber Daya di Kabupaten Indragiri Hilir 2019

Tingkat
Aspek Sumber Daya Potensi Pemanfaatan
Pemanfaatan
Sumberdaya Penangkapan
Perairan laut 109212,00 48364,18 44,28%
Perairan Umum 2600,00 5907,64 227,22%
Budidaya Perikanan
Budidaya Air Tawar
Kolam (ha) 1657,00 378,43 22,84
Keramba (unit) 500,00 20,00 0,57
Mina Tani - 34,00 -
Budidaya Air Payau (ha)
Tambak 31600,00 1443,00 4,57
Budidaya Laut (unit)
Kejapung 20000,00 - -
Budidaya Pantai
Kerang 2500,00 - -
Sumber : Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2020

2.2.3 Sumber Daya Energi


Jumlah pembangkit dan produksi listrik di Kabupaten
Indragiri Hilir terdapat 77 Unit dari 18 rayon/sub rayon dengan
total produksi (kwh) 103 582 572,untuk rincian lihat tabel 2.23.

39
Tabel 2.23
Banyaknya Pembangkit dan Produksi Listrik Menurut
Ranting/Subranting di Kabupaten Indragiri Hilir, 2015

Jumlah
Produksi JAM OPERASI
Rayon/ Sub Rayon Pembangkit
(kwh) (Jam)
(Unit)
Total of
Product
Branch / Sub Branch Generator Operation Hours
(kwh)
(Unit)
(1) (2) (3) (4)
10 329
Tembilahan 7 24 Jam
126
Mesin Pemda Inhil - Rusak Berat
16 383
Sewa Tiga Bintang 1 3
700
11 222
Sewa Tiga Bintang 2 3
031
1 Sewa Bima Golden Powerindo 4 21 020
4
MW 445
8 980
Sewa Mega Power International 7
511
Sewa Bima Golden Powerindo 7 9 949
7
MW 083
2 059
Sewa Wahana Idea Cipta 4
210
2 602
2 Teluk Pinang (Sewa) 5 24 Jam
551
10 422
3 Sungai Guntung (PLN + Sewa) 6 24 Jam
191
4 Mandah 3 692 177 14 Jam
1 262
5 Concong Luar 4 14 Jam
212
6 Sungai Piring 2 684 385 14 Jam
7 Kuala Lahang 4 786 452 14 Jam
8 Perigi Raja 1 391 868 14 Jam
1 129
9 Simpang Gaung (Sewa) 2 14 Jam
849
10 Bekawan 2 590 472 14 Jam
11 Igal 1 218 014 14 Jam
12 Sapat 2 598 172 14 Jam
13 Seberang Tembilahan 2 689 180 14 Jam
1 665
14 Pulau Burung (Sewa) 2 14 Jam
597
1 045
15 Belanta Raya 2 14 Jam
753
Masuk Sistem
16 Bagan Jaya - -
PLTMG Lirik

17 Rotan Semelur 3 525 765 14 Jam


18 Tanjung Lajau 1 333 828 14 Jam
103 582
Jumlah/Total 77
572
Sumber: PT PLN (Persero) Ranting Tembilahan/ PLN

2.2.4 Lembaga Penelitian dan Pengembangan


Layanan urusan Penunjang Bidang Penelitian dan
Pengembangan diwakili oleh indikator Persentase
pemanfaatan hasil kelitbangan. Selama periode 2014–2018,
diestimasi indikator pemanfaatan hasil kelitbangan di
40
Kabupaten Indragiri Hilir relatif masih dibawah yang
ditargetkan yaitu semua hasil kelitbangan dimanfaatkan
untuk pembangunan. Realisasi kinerja pemanfaatan hasil
kelitbangan berkisar antara 50% - 65% yang terkategori
Rendah. Periode pembangunan kedepan, hasil penelitian
harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
pembangunan sehingga hasil pembangunan akan lebih
optimal dan lebih berdaya guna.
Gambar 2.4
Perkembangan Realisasi, Target RPJMD dan Capaian
Kinerja Indikator

Sumber : RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir 2018-2023

2.2.5 Pembiayaan Industri


Pembiayaan industri yang telah dilaksanakan di Kabupaten
Indrgiri Hilir berasal dari APBD dan APBN serta investasi sektor
swasta baik PMDN dan PMA. Selama periode 2014 – 2015,
realisasi indikator penamanan modal dalam negeri relatif cukup
tinggi meski masih dibawah target RPJMD Kabupaten Indragiri
Hilir yaitu Rp. 7.378 milyar dan Rp 13.839 milyar dengan
realisasi kinerja sebesar 46,11% dan 81,41% yang masing-
masing terkategori Sangat rendah dan Tinggi. Pada tahun 2015
hingga 2017, realisasi indikator ini menurun tajam dengan
realisasi kinerja sebesar 1,92% -11,74% yang terkategori Sangat
Rendah. Kondisi ini terjadi karena bencana kebakaran hutan dan
lahan yang melanda Riau khususnya Indragiri Hilir tahun 2015–
2016 dan disertai melembabnya perkenomian dunia.
Hampir sejalan dengan PMDN, realisasi PMA hanya relatif
tinggi pada tahun 2014 saja yaitu sebesar USD 62,94 juta
dengan realisasi kinerja sebesar 89,91% yang terkategori Tinggi.
Pada tahun 2015 dan selanjutnya jumlah realisasi PMA terjenu
41
bebas seiring dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan yang
disertai dengan kelembaban ekonomi dunia. Selama periode
2015 – 2018, realisasi PMA menurun dari USD 21,98 juta pada
tahun 2015 menjadi USD 2,86 juta pada tahun 2017. Realisasi
kinerja indikator ini selama periode ini berkisar antara 2,82%-
30,96% yangterkategori Sangat Rendah. Upaya untuk terus
menarik investasi PMDN dan PMA harus terus dilakukan
sehingga akan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian
Indragiri Hilir
2.2.6 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat penting
dalam mendukung aktivitas ekonomi, social, budaya, serta
meningkatkan kesatuan dan persatuan. Melalui pembangunan
infrastruktur yang ditempuh dengan pembangunan transportasi,
jaringan informasi dan informatika serta sarana dan prasarana
lainnya diharapkan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dapat dicapai dan daya saing ekonomi daerah secara
nasional dan global dapat ditingkatkan.
2.2.6.1. Sistem Pengolahan Lingkungan
Sistem pengelolaan lingkungan Kabupaten Indragiri Hilir
meliputi pengelohan limbah air limbah domestik (SPAL)
yang terdiri dari :
a. Sistem pembuangan air limbah (sewage) meliputi:
1) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan
sarana pendukungnya, tersebar di seluruh
Kecamatan; dan
2) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan
sarana pendukungnya, berada di Tembilahan,
kuala enok, sungai guntung, pulau kijang dan
pulau burung.
b. Sistem pembuangan air limbah rumah tangga
(sewage) baik individu maupun komunal tersebar di
seluruh kecamatan. Selain limbah domestik juga
dibangun Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) berada di seluruh
kecamatan dan sistem jaringan persampahan
wilayah yang meliputi :
1) Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Sampah berada di seluruh kecamatan;

42
2) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah
berada di Kecamatan Tembilahan, Kecamatan
Kateman, Kecamatan Gaung Anak Serka,
Kecamatan Tanah Merah dan Kecamatan
Keritang
Sistem Drainase yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian banjir, terdiri dari Jaringan makro pada
masing-masing Daerah Aliran Sungai di seluruh
Kecamata dan Jaringan mikro pada masing-masing Sub
Daerah Aliran Sungai di seluruh Kecamatan.
2.2.6.2. Lahan Industri
2.2.6.2.1. Perwilayahan Industri Kabupaten Indragiri
Hilir
Pengembangan perwilayahan industri
dilaksanakan dalam rangka percepatan
penyebaran dan pemerataan industri ke
seluruh wilayah Kecamatan yang ada di
Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan
potensi daerah. Sasaran pengembangan
perwilayahan industri pada tahun 2040
sebagai berikut :
a. Adanya kejelasan lahan meliputi
kepemilikan lahan Kawasan Industri
Kuala Enok;
b. Adanya kejelasan pengelolaan meliputi
lembaga yang bertanggung jawab dalam
mengelola Kawasan Industri Kuala
Enok;
c. Adanya kejelasan legalitas meliputi
perizinan lahan Kawasan Industri Kuala
Enok;
d. Adanya kejelasan penganggaran meliputi
sumber dana pembangunan Kawasan
Industri Kuala Enok;
e. Membangun dan menentukan zona
OVOP (One Willage One Product)
berdasarkan produk intermediate
(produk setengah jadi) di desa tertentu
di setiap kecamatan;

43
f. Menentukan prouk intermediate
berdasarkan karakteristik/kekhasan
Sentra Industri Kecil dan Menengah
(SIKIM);
g. Membangun KUBE (Kelompok Usaha
Bersama) yang produktif;
h. Mengembangkan produk KUBE
(Kelompok Usaha Bersama) yang bisa
mendukung OVOP dan SIKIM.
2.2.6.3. Fasilitas Jaringan Energi dan Kelistrikan
Infrastrutur pembangkit tenaga listrik meliputi :
a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berada di
Kecamatan Tembilahan dan Kecamatan Tempuling;
b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berada di
Kecamatan Tembilahan, Kecamatan Keteman,
Kecamatan Mandah, Kecamatan Concong, Kecamatan
Kuala Indragiri, Kecamatan Pulau Burung,
Kecamatan Pelangiran, dan Kecamatan Reteh,
Kecamatan Enok dan Kecamatan Gaung;
c. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
berada di Kecamatan Tembilahan;
d. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebar di
seluruh kecamatan;
e. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berada di
Kecamatan Pelangiran; dan
f. Pembangkit listrik lainnya tersebar di seluruh
kecamatan;
g. Infrastruktur penyaluran tenaga listrik;
h. Jaringan transmisi tenaga listrik untuk menyalurkan
tenaga listrik antar sistem, yaitu Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT), meliputi:
1) Jaringan Transmisi Rengat-Tembilahan melewati
Kecamatan Kempas, Kecamatan Tempuling dan
Kecamatan Tembilahan Hulu;
2) Jaringan Transmisi Kuala Enok-Tembilahan.
Jaringan distribusi tenaga listrik, meliputi:
1) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) di
seluruh kecamatan; dan

44
2) Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR)
di seluruh kecamatan.
Gardu induk yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari transmisi tenaga listrik, meliputi:
1) Gardu Induk Kuala Enok di Kecamatan Tanah
Merah;
2) Gardu Induk Tembilahan di Kecamatan
Tembilahan;
2.2.6.4. Fasilitas Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota
yang berada di wilayah Kabupaten meliputi:
a. Wilayah Sungai Reteh, meliputi: Daerah Aliran
Sungai Reteh, Daerah Aliran Sungai Pucung, Daerah
Aliran Sungai Ruku
b. Wilayah Sungai Guntung-Kateman, meliputi: Daerah
Aliran Sungai Danai, Daerah Aliran Sungai Kateman,
Daerah Aliran Sungai Burung, Daerah Aliran Sungai
Cawang.
2.2.6.5. Fasilitas Jaringan Transportasi dan Infrastruktur
Penunjang
Dalam percepatan pengembangan industri pada
kabupaten Indragiri Hilir akan terus dilakukan
peningkatan jaringan transportasi Jalan Sorek-
Sp.Japura-Rengat-Rumbai Jaya-Kuala Enok sejauh 238
km. Adapun infrastruktur penunjang industri lainnya di
Kabupaten Indragiri Hilir diantaranya berupa program
Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ) Plus Terintegrasi yang
bertujuan percepatan pembangunan desa di Kabupaten
Indragiri Hilir.
2.2.7 Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah
2.2.7.1. Sentra Industri Kecil dan Menengah
Dalam rangka percepatan penyebaran dan pemerataan
pembangunan industri ke setiap Kecamatan yang
memiliki bahan baku potensial dengan rincian SIKIM
setiap Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir yang di
rincikan dalam tabel dibawah ini :

45
Tabel. 2.24 Pembagian Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir
dalam 19 Kecamatan Pengembangan industri

No. Pengembangan Industri per Potensi Industri


Kecamatan di Kabupaten Indragiri
Hilir
1. Kecamatan Tembilahan Hulu Kelapa dan produk
turunannya
2. Kecamatan Tempuling Kelapa dan produk
turunannya
3. Kecamatan Kuala Indragiri Kelapa dan produk
turunannya
4. Kecamatan Pulau Burung Kelapa dan produk
turunannya
5. Kecamatan Teluk Belengkong Kelapa dan produk
turunannya
6. Kecamatan Mandah Sagu dan produk
turuannya
7. Kecamatan Pelangiran Sagu dan produk
turuannya
8. Kecamatan Kateman Sagu dan produk
turuannya
9. Kecamatan Teluk Belengkong Sagu dan produk
turuannya
10. Kecamatan Gaung Sagu dan produk
turuannya
11. Kecamatan Gaung Anak Serka Sagu dan produk
turuannya
12. Kecamatan Tanah Merah Perikanan
13. Kecamatan Sungai Batang Perikanan
14. Kecamatan Kuala Indragiri Perikanan
15. Kecamatan Concong Perikanan
16. Kecamatan Mandah Perikanan
17. Kecamatan Pulau Burung Perikanan
18. Kecamatan Gaung Industri Pendukung
galangan kapal kayu
dan fiber
19. Kecamatan Tembilahan Hilir Industri pendukung
galangan kapal kayu
dan fiber
Sumber : Hasil survei dan pengolahan data primer Kabupaten Indragiri Hilir

Gambar 2.4 Pengembangan Sentra Industri Kecil dan


Menengah (SIKIM) Kabupaten Indragiri Hilir

46
2.2.7.2. One Village One Product (OVOP)
2.2.7.2.1. Sasaran OVOP (One Village One Product)
Berdasarkan Peraturan Kementerian
Perindustrian Nomor 78 / M-IND / 9 / 2007,
Dalam gerakan OVOP, para penduduk lokal
Kabupaten Indragiri Hilir mengembangkan
sebuah produk yang akan menjadi produk
khas dan kebanggaan wilayah lokal mereka
dan memiliki nilai kompetitif baik di pasar
nasional maupun global. Yang dimaksud
produk disini, tidak hanya berupa barang
tetapi bisa pula berupa jasa. Para penduduk
bekerja sama dengan pihak pengusaha lokal
dan dengan bantuan asistensi teknis dari
pemerintah mengembangkan produk ini, yang
kemudian dipasarkan secara lokal, nasional,
dan internasional. Sasaran dari OVOP pada
Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai
berikut :
1) Membangun dan menentukan zona OVOP
berdasarkan produk intermediate
/setengah jadi di Desa tertentu di setiap
Kecamatan pada Kabupaten Indragiri
Hilir.
2) Menentukan produk intermediate
berdasarkan karakteristik/kekhasan
Sentra Industri Kecil dan Menengah
(SIKIM)
2.2.7.2.2. Program Pengembangan
1) Inventarisasi potensi desa, penunjukan
produk OVOP berdasarkan ke khasan
SIKIM Kecamatan;
2) Pelatihan pengembangan produk setiap
OVOP;
3) Membangun IKM baru melalui inkubator
bisnis.
2.2.7.3. KUBE (Kelompok Usaha Bersama)
2.2.7.3.1. Sasaran pembentukan KUBE (Kelompok
Usaha Bersama)
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan
kelompok keluarga miskin yang dibentuk,
tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya
dalam melaksanakan Usaha Ekonomi
Produktif (UEP) untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan sosial
keluarga. Sasaran dari KUBE (Kelompok

47
Usaha Bersama) yang dibentuk adalah sebagai
berikut :
1) Penentuan wilayah penduduk miskin di
setiap desa;
2) Pembentukan KUBE di kantong-kantong
kemiskinan/daerah miskin Kabupaten
Indragiri Hilir;
3) Pengembangan KUBE di setiap desa./

2.2.7.3.2. Program Pengembangan KUBE


1) Inventarisasi penduduk miskin disetiap
desa;
2) Inventarisasi potensi desa penduduk
miskin;
3) Usulan pembentukan KUBE kepada OPD
atau lembaga terkait;
4) Usulan pendanaan/bantuan sosial dari
kementrian terkait, Provinsi dan Pusat;
5) Pelatihan pembentukan karakter
wirausaha, manajerial dan
pengorganisasian bagi KUB.
2.2.7.4. Tenaga Penyuluh Industri
Dalam rangka merealisasi tahapan Rencana
Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK) Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2020-2040, perlu di dokung
penyediaan SDM tenaga penyuluh industry guna
memperkuat pembinaan terhadap Sentra IKM, OVOP,
dan Kelompok Usaha Bersama serta kebutuhan lainnya
sehingga apa yang di laksnakan dapat dicapai sesuai
harapan. Kebutuhan SDM Tenaga Penyuluh Industri
kebutuhannya disesuaikan dengan kebutuhan
Kabupaten dalam pelaksnaannya dengan mengacu pada
Tahapan – tahapan pembangunan industry di kabupaten
Indragiri Hilir sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.2.7.5. Konsultan IKM
Konsultan IKM dibutuhkan dalam pembinaan IKM di
Kabupaten Indragiri Hilir terutama dalam membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi IKM dalam
tumbuh kembang usaha serta arah kebijakan Pembinaan
dan Penataan IKM yang akan dibuat Pemerintah Daearah

48
dimasa yang akan dating sehingga perencanaan
dimaksud dapat tepat guna dan tepat sasaran sesuai
perkembangan dan dinamika perunahan zaman.
Kebutuhan Konsultan IKM ditentukan oleh Pemerintah
Daerah dalam menyusunan / membuat Kebijakan
Industri Daerah di Kabupaten Indragiri Hilir sesuai
tahapan pembangunan industry yang tertuang dalam
RPIK ini.
2.2.7.6. Pusat-pusat Promosi Pengembangan IKM
Pusat Ptomosi diperlukan dalam meningkatkan dan
memperluas pemasaran produk IKM Andalan Daerah
kepada Pasar dan Konsumen baik di daerah maupun
diluar daerah disam[ing juga sebagai center of promotion
bagi produk unggulan daerah. Pembangunan Pusat
Promosi perlu dibangunan sesuai kebutuhan baik dalam
bentuk bangunan fisik maupun melalui elektronik.

49
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Penetapan Visi Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir


dimaksud untuk memberikan arah mengenai tujuan masa depan
yang ingin dicapai. Untuk mendukung tercapainya Visi yang telah
ditetapkan maka dijabarkan kedalam Misi Pembangunan Industri
Kabupaten Indragiri Hilir.

3.1. Visi Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir


Visi pembangunan industri Kabupaten Indragiri Hilir
adalah “Menjadi Industri Kabupaten Indragiri Hilir yang
Berdaya Guna Berdaya saing, dan Berinovasi Berbasiskan
Potensi Daerah“

3.2. Misi Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir


3.2.1. Mengembangkan ekonomi berbasis industri dan
perdagangan yang berbasis pada potensi daerah
Kabupaten Indragiri Hilir;
3.2.2. Menumbuhkan dan mengembangkan industri yang
mengolah sumber daya lokal melalui penerapan
inovasi industri, sehingga tercipta industri yang
berdaya saing dan berdaya guna serta mampu
memberikan kontribusi Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Indragiri Hilir;
3.2.3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
produktif dan berdaya saing melalui sektor pendidikan
formal maupun non formal;
3.2.4. Penumbuhan infrastruktur pada akses pengembangan
pusat pertumbuhan industri dan menumbuh sentra
industri yang berwawasan lingkungan; dan
3.2.5. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat,
serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri
oleh satu kelompok atau perseorangan yang
merugikan masyarakat.

3.3. Tujuan Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir


3.3.1. Mewujudkan industri di daerah sebagai pilar dan
penggerak perekonomian daerah.

50
3.3.2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur
industri.
3.3.3. Untuk meningkatkan penyerapan bahan baku sesuai
dengan potensi yang dihasilkan sumber daya alam
daerah
3.3.4. Mewujudkan pemerataan pembangunan industri
keseluruh wilayah di Kabupaten Indragiri Hilir guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan ekonomi
daerah.
3.3.5. Untuk meningkatkan nilai tambah hasil industri dari
pengolahan potensi yang dihasilkan sumber daya alam
daerah.
3.3.6. Untuk meningkatkan kesempatan kerja pada bidang
industri setiap skala usaha yang dikembangkan.
3.3.7. Untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor hasil
industri terutama yang berbasis sumber daya alam
daerah.

3.4. Sasaran Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir


Sasaran pembangunan industri Kabupaten Indragiri
Hilir adalah sebagai berikut :
3.4.1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara
berbasis sumber daya alam.
3.4.2. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas
sumber daya manusia (SDM) industri.
3.4.3. Menetapkan wilayah pengembangan industri (WPI)
3.4.4. Mengembangkan Kawasan Peruntukan Industri,
Kawasan Industri, dan Sentra Industri Kecil dan
Industri Menengah.
3.4.5. Meningkatkan kontribusi industri kecil dan menengah
terhadap pertumbuhan semua bidang industri.

Untuk mengukur pencapaian visi, misi dan tujuan


pembangunan industri Kabupaten Indragiri Hilir secara kuantitatif
sasaran pembangunan industri tahun 2020 - 2040 dilihat dari 7
tujuh sasaran dan indikator sebagaimana tabel berikutini.

51
Tabel 3.1
Sasaran Pembangunan Industri
Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020-2040

Tahun
No Indikator Satuan
2020 2025 2030 2040
1 Pertumbuhan
sektor industri % 23.65 24.71 26.77 27.95
non migas
2 Kontribusi
industri %
4.50 5.28 6.30 7.50
nonmigas
terhadap PDRB
3 Jumlah tenaga
kerja di sektor orang
industri
4 Persentase
tenaga kerja di %
sektor industri
terhadap total
pekerja
5 Rasio impor
Hasil Industri %
Terhadap Total
Import
Kabupaten
Indragiri Hilir
6 Kontribusi
ekspor produk %
industri terhadap
total ekspor
7 Nilai Investasi USD
sektor industri Milyar

Sasaran kuantitatif diatas ditentukan berdasarkan asumsi yang


didukung oleh komitmen pemerintah untuk tercapainya kondisi
sebagai berikut:
1. Stabilitas politik dan ekonomi yang mendukung peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir antara 6%
(enampersen) sampai dengan 9% (sembilanpersen) pertahun;
2. Perkembangan ekonomi global yang dapat mendukung
pertumbuhan eksporkhususnyaprodukindustri;
3. Iklim investasi dan pembiayaan yang mendorong
peningkatan investasi disektor industri;
4. Ketersediaan infrastruktur yang dapat mendukung
peningkatan produksi dan kelancarandistribusi;

52
5. Kualitas dan kompetensi SDM industri berkembang dan
mendukungpeningkatan
penggunaanteknologidaninovasidisektorindustri;
6. Kebijakanterkaitsumberdayaalamyangmendukungpelaksanaan
programhilirisasi industrisecaraoptimal;dan
7. Koordinasi antar kementerian / lembaga dan peranaktif
pemerintah daerah dalam pembangunan industri.
3.5. Tahap Pencapaian Pembangunan Industri
Pentahapan pembangunan industri prioritas daerah
sejalan dengan tahapan pembangunan industri dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Tahap III 2030-2040


Kabupaten Indragiri Hilir Menjadi Industri
Yang Berinovasi, Berdaya Guna dan Berdaya
Saing
Tahap II 2025-2029
Keunggulan Kompetitif dan Berwawasan
Lingkungan

Tahap I 2020-2024
Meningkatkan Nilai Tambah Sumber Daya
Alam
Gambar 3.1 Tahapan Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir

Tahapan I (2020-2024): Arah rencana pembangunan


industri daerah pada tahap ini
dimaksudkan untuk
meningkatkan nilai tambah
sumber daya ayam pada
industri hulu berbasis agro
yang diikuti dengan
pembangunan industri
pendukung dan andalan
secara selektif melalui
penyiapan SDM yang ahli dan
kompeten dibidang industri,
serta miningkatkan
penguasaaan teknologi.
Tahapan II (2025-2029) : Arah rencana pembangunan
industri daerah pada tahap ini
dimaksud untuk mencapai
keunggulan kompetitif dan

53
berwawasan lingkungan
melalui penguatan struktur
industri dan penguasaan
teknologi, serta didukung oleh
sumber daya manusia yang
berkualitas.
Tahapan III (2030-2040) : Arah rencana pembangunan
industri daerah pada tahap ini
dimaksud untuk menjadikan
Kabupaten Indragiri Hilir
menjadikan sektor industri
dapat berinovasi, berdaya
saing dan berdaya guna
berbasiskan potensi daerah.

54
BAB IV
STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

4.1. Strategi Pembangunan Industri Kabupaten Indragiri Hilir


Untuk mencapai sasaran pembangunan industri Kabupaten
Indragiri Hilir dilakukan berbagai program yang meliputi
pembangunan sumber daya industri; pembangunan sarana
danprasarana industri; pengembangan perwilayahan industri;
dan pemberdayaan IKM. Program-program tersebut dilakukan
melaluistrategi sebagai berikut:
4.1.1. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan
penguatan kelembagaan Industri, penguatan dan
pendalaman struktur industri dalam suatu rangkaian
kemitraan usaha;
4.1.2. Mendukung dan mengarahkan usaha-usaha berpotensi
untuk dikembangkan skala dan jenis usahanya, pangsa
pasar, yang memiliki dampak luas terhadap
perekonomian
masyarakat;
4.1.3. Pengembangan kompetensi inti industri daerah dalam
rangkapeningkatan nilai tambah Industri yang
bersumber dari pemanfaatan sumber daya lokal;
4.1.4. Mendorong perkembangan sentra industri dan
pembentukan kawasan industri;
4.1.5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas
sumber
daya manusia industri.
4.2. Program Pembangunan Industri
4.2.1. Penetapan, Sasaran dan Program Pembangunan Industri
Unggulan Kabupaten Indragiri Hilir
Penetapan industri prioritas dilakukan dengan
mempertimbangkan:
4.2.1.1. Kepentingan nasional sebagai tujuan
pembangunan industri diantaranya adalah :
4.2.1.2. Peningkatan kemandirian ekonomi dan
mengurangi ketergantungan ekonomi dari
negara lain;

55
4.2.1.3. Keamanan, kesatuan, dan konektivitas
wilayah Indonesia secara strategis; dan
4.2.1.4. Persebaran kegiatan ekonomi dan industri
secara lebih merata ke seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4.2.1.5. Permasalahan terkait pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Indragiri Hilir yang dihadapi
diantaranya adalah :
4.2.1.5.1. Penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan kesejahteraan pekerja
melalui penciptaan lapangan kerja
produktif;
4.2.1.5.2. Struktur industri yang lemah
ditandai dengan kurangnya
keterkaitan antara satu sektor
industri dengan industri lainnya,
tingginya kandungan impor bahan
baku dan komponen, dan lemahnya
daya saing di pasar global;
4.2.1.5.3. Keterbatasan tenaga manusia
dalam pengembangan dan
pembangunan industri;
4.2.1.5.4. Keterbatasan teknologi proses
produksi sehingga nilai tambah
masih rendah;
4.2.1.5.5. Keterbatasan infrastruktur yang
dapat menunjang perkembangan
industri;
4.2.1.5.6. Sistem pendanaan terbatas dalam
menopang perkembangan industri;
4.2.1.5.7. Sistem pemasaran masih belum
terkoordinir dalam memenuhi
permintaan dalam dan luar negeri.
4.2.1.6. Keinginan untuk mengejar ketertinggalan dari
daerah maju dilakukan melalui peningkatan
produktivitas yang dapat dicapai melalui
pemanfataan teknologi yang sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dirumuskan
kriteria penentuan industri prioritas sebagai berikut :

56
1. Kriteria secara kuantitatif terdiri dari :
a. Memenuhi kebutuhan lokal, dalam negeri dan
subsitusi impor, atau memiliki potensi pasar yang
tumbuh pesat di dalam negeri;
b. Mningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan
tenaga kerja daerah, atau berpotensi dan atau
mampu menciptakan lapangan kerja produktif di
Kabupaten Indragiri Hilir;
c. Memiliki daya saing nasional, atau memiliki potensi
untuk tumbuh dan bersaing di pasar global;
d. Memberikan nilai tambah yang tumbuh progresif di
dalam negeri, atau memiliki potensi untuk tumbuh
pesat dalam kemandirian;
e. Memperkuat, memperdalam, dan menyehatkan
struktur industri; dan;
f. Memiliki keunggulan komparatif, penguasaan
bahan baku, dan teknologi.
2. Kriteria secara kualitatif terdiri dari :
a. Memperkokoh konektivitas ekonomi berbagai sektor
di Indragiri Hilir;
b. Menopang ketahanan pangan, kesehatan dan
energi; dan
c. Mendorong penyebaran dan pemerataan industri.

Berdasarkan kriteria kualitatif dan kuantatif tersebut,


ditentukan 8 industri prioritas yang dikelompokan kedalam
industri andalan, industri pendukung, dan industri hulu sebagai
berikut :

1. Industri Kelapa
Industri
2. Industri Sagu
Andalan
3. Industri Perikanan

4. Industri Mesin dan Perlengkapan


Industri
5. Komponen Bahan Penolong dan Pendukung

6. Jasa Industri

7. Industri Hulu agro


Industri
8. Industri Kimia Dasar berbasis Agro dan Perikanan Hulu

57
Berdasarkan penetapan industri prioritas tersebut, maka

ditetapkan Bangun Industri Daerah Kabupaten Indragiri Hilir

sebagaimana yang tercantum pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Tahapan Pembangunan Industri


Kabupaten Indragiri Hilir

Berdasarkan penetapan pembangunan industri dan


penetapan industri prioritas, industri pendukung, dan industri
hulu, maka ditetapkan tahapan pembangunan industri seperti
ditunjukkan pada dibawah ini :

58
Tabel 4.1 Jenis Industri Andalan dalam Tahapan Pembangunan Industri Prioritas

Jenis Industri Tahapan Pembangunan Industri


No
Andalan 2020-2024 2025-2029 2030-2040
1. Industri Kelapa 1. Peningkatan bahan baku 1. Pengembangan teknologi 1. Penningkatan kualitas
kelapa; usaha budidaya kelapa; produksi kelapa
2. Peningkatan variasi produk 2. Pengembangan industri mikro internasional;
berbasis kelapa; kecil menengah berbasis 2. Peningkatan kuantitas
3. Pemanfaatan hasil produk kelapa; produk berbasis kelapa untuk
kalapa berwawasan 3. Pengembangan teknologi dan pasokan pasar internasional;
lingkungan industri kelapa berwawasan 3. Peningkatan derivasi produk
lingkungan. berbasis kelapa dengan
spesifikasi tinggi.
2. Industri Sagu 1. Pati dari sagu; 1. Sagu untuk bahan pangan 1. Sagu untuk bahan pangan
2. Peningkatan jumlah nasional; bertaraf kelas dunia;
varian/jenis makanan dari 2. Industri pangan sagu; 2. Industri pangan sagu yang
bahan baku sagu; 3. Industri sagu yang ramah berkualitas dan berstandar
3. Pengolahan sagu berbasis lingkungan. internasional;
lingkungan hidup. 3. Keberlanjutan sumber daya
4. Pengembangan pemanfaatan alam.
sagu sebagai bahan pangan
lokal dan sumber energi
terbarukan

3. Industri Perikanan 1. Peningkatan produksi bahan 1. Pengembangan teknologi 1. Peningkatan kualitas produk
baku berbasis perikanan; usaha budidaya perikanan; pangan berbasis perikanan
2. Peningkatan bahan baku dan 2. Pengembangan industri mikro skala internasional;
teknologi perikanan budidaya; kecil menengah berbasis 2. Peningkatan jumlah/volume
3. Pemanfaatan hasil perikanan pengolahan ikan; produk perikanan berstandar

59
berbasis lingkungan hidup. nasional dan internasional;
3. Keberlanjutan sumber daya
alam.

Tabel 4.2 Jenis Industri Pendukung (Industri Barang Modal, Komponen Bahan Penolong dan Jasa Industri)

Jenis Industri Tahapan Pembangunan Industri


No
Pendukung 2020-2024 2025-2029 2030-2040
1. Industri Mesin dan 1. Industri peralatan sederhana; 1. Industri tools tepat guna 1. Industri tools otomatis proses
Perlengkapan 2. Mesin penunjang proses berbasis digital; produksi untuk pengolahan
produksi untuk industri 2. Mesin proses produksi untuk pangan dan kapal;
pengolahan pangan. pengolahan pangan dan 2. Industri peralatan dan
3. Menyiapkan suku cadang penunjang ; permesinan industri kapal
industri peralatan sederhana. 3. Industri mesin pengolahan dan industri permesinan
4. Industri mesin kapal dan limbah dan sampah; proses pengolahan sagu.
penunjang kapal; 4. Pengembangan industri spare 3. Penguatan industri spare part
part digital dan komponen otomatis dan komponen
mesin; mesin otomatis untuk
5. Pengembangan industri mesin menudukung mesin industri
dan komponen mesin untuk prioritas;
packaging (kemasan) produk 4. Penguatan industri mesin dan
industri prioritas. komponen mesin untuk
packaging (kemasan) otomatis
(highly digital).
2. Industri Komponen 1. Kemasan (packaging) berbasis 1. Kemasan berkualitas tinggi 1. Kemasan kreatif dan
Bahan Penolong teknologi terkini dan (packaginghightquality) berkualitas tinggi;
kreatifitas lokal; berbasis kertas dan plastik 2. Produk kemasan yang
2. Pemanfaatan produk serta bahan alam; berkelanjutan.
kemasan berwawasan 2. Pengembangan teknologi

60
lingkungan kemasan berwawasan
lingkungan.

3. Jasa Industri 1. Kajian perancangan pabrik 1. Implementasi perancangan 1. Evaluasi efektifitas dan
secara terintegrasi pabrik; efisiensi pabrik;
(komprehensif); 2. Jasa proses industri (presisi 2. Jasa proses industri (presisi
2. Jasa proses industri; dan bernilai tambah tinggi); dan bernilai tambah tinggi);
3. Kajian kebutuhan 3. Implementasi 3. Pemeliharaan mesin dan
mesin/peralatan industri. mesin/peralatan industri. peralatan industri.

Tabel 4.3 Jenis Industri Hulu

Jenis Industri Tahapan Pembangunan Industri


No
Hulu 2020-2024 2025-2029 2030-2040
1. Industri Hulu Agro 1. Perluasan pasokan bahan 1. Peningkatan kualitas kelapa 1. Bahan baku intermediate
baku kelapa dan sagu; dan tepung sagu; kelapa berkualitas tinggi
2. Perluasan pola produksi 2. Limbah kelapa dan sagu bahan baku pangan utama
kelapa dan sagu; sebagai bahan intermediate nasional dan dunia;
3. Peningkatan teknologi produk kreatif dan furniture; 2. Bahan baku intermediate
produksi bahan baku kelapa 3. Pakan ternak; sagu berkualitas tinggi bahan
dan sagu; 4. Pupuk organik dari limbah baku pangan utama nasional
4. Gula cair dari sagu; kelapa dan sagu dan dunia;
5. Pemanfaatan limbah batang 5. Limbah kelapa dan sagu 3. Bahan baku intermediate
kelapa dan sagu; sebagai bahan baku energi perikanan berkualitas tinggi
6. Produksi tepung sagu kering; dan ekonomi kreatif. kelas internasional;
7. Produksi tepung sagu basah; 6. Asam organik dan alkohol 4. Bahan bakuintermediate
8. Produksi minyak kelapa dari limbah industri kelapa tambahan pangan pasar
dalam berbagai varian; dan sagu yang berkualitas; dunia.
9. Kelapa dan Sagu sebagai 7. Limbah Kelapa dan Sagu 5. Energi terbarukan;

61
bahan baku intermediate; untuk perumahan; 6. Bahan baku antara
10. Perluasan bahan baku 8. Limbah Kelapa dan Sagu (intermediate) produk industri
perikanan; untuk pupuk. kraetif bernialai tinggi.
11. Perluasan budidaya 9. Peningkatan kualitas
perikanan produksi bahan baku
12. Penyiapan peningkatan bahan perikanan;
baku pendukung (jagung, ubi 10. Peningkatan kualitas
dan pangan terkait) produksi bahan baku kelapa;

2. Industri Kimia 1. Kajian industri pupuk dari 1. Peningkatan kualitas pupuk; 1. Industri minyak ikan kualitas
Dasar Berbasis limbah kelapa dan biomasa; 2. Peningkatan pembangkit Internasional untuk obat-
Agro dan Perikanan 2. Kajaian industri pembangkit energi dari sampah organik obatan;
energi dari sampah/limbah dan bimasa; 2. Perluasan pemanfaatan
organik; 3. Peningkatan kualitas minyak energi organik dan biomasa;
ikan.
3. Minyak ikan; 4. Peningkatan minyak nabati 3. Perluasan pasar untuk
4. Minyak nabati lainnya lainnya (berbasis agro). produk minyak ikan
(berbasis agro). 4. Perluasan pasar produk
minyak nabati lainnya
(berbasis agro).

62
Tabel 4.4 Program Pengembangan Industri Andalan
(Kelapa) untuk Pengembangan Industri Prioritas

Industri Kelapa
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1. ketersediaan 1 Meningkatnya 1 Memantapkan
bahan baku kelapa bahan baku zonasi/ kawasan
(kualitas, kuantitas buah kelapa dan industri kelapa;
dan kontinuitas) bahan baku
antara
(interediate)
2. Menyiapkan SDM 2 Tersediannya 2 Meningkatkan
di bidang industri SDM Industri kualitas,
kelapa melalui yang memiliki kapasitas
pendidikan dan kompetensi dan industri kelapa
pelatihan industri sertifikasi dan
dan kemampuan uji
pendampingan; mutu produk
melalui SDM
Industri
3. Menyiapkan dan 3 Meningkatkan 3 Memantapkan
mengembangan penggunaan kemampuan
teknologi industri teknologi inovasi dan
kelapa; industri tepat penguasaan
guna (TTG) teknologi
industri kelapa proses/rekayasa
produk industri
kelapa melalui
sinergi kegiatan
penelitian dan
pengembangan
serta pendidikan
dan pelatihan
industri kelapa;
4. Mengkoordinasikan 4 Tersedianya 4 adanya
pengembangan sistem logistik kebijakan terkait
sistem logistik yang terintegrasi infrastruktur
untuk untuk dan pembiayaan
meningkatkan pengembangan industri meliputi
efisiensi produksi industri Kelapa akses lahan,
dan distribusi sarana logistik,
produk kelapa; ketersediaan
utilitas dan
energi untuk
meningkatkan
daya saing
industri kelapa
Kabupaten

63
Indragiri Hilir ke
level
Internasional;
5. Memfasilitasi akses 5 Memberikan 5 Meningkatkan
terhadap kemudahan dan nilai tambah
pembiayaan yang transparansi limbah industri
kompetitif bagi pembiayaan bagi dan penerapan
industri kelapa industri kelapa. sistem produksi
skala kecil dan bersih (reduce,
menengah; reuse, recycle)
berbasis inovasi
dan teknologi
ramah
lingkungan
6. Memfasilitasi 6 Adanya Memantapkan
peningkatan jaringan- kerjasma
investasi industri. jaringan dan industri skala
kerjasama skala internasional
nasional
7. Memfasilitasi 7 Mempeluas Memperluas
Promosi dan potensi pasar pangsa pasar
perluasan pasar produk industri nasional dan
produk industri kelapa tingkat penguasaan
kelapa tingkat nasional. pasar ekspor;
lokal
Strategi

1. Menjamin ketersediaan bahan baku dasar dan bahan baku


intermediate melalui Kelpmpok Usaha Bersama (KUBE) untuk
Industri Kelapa
2. Menyiapkan berbagai pelatihan teknis, diklat, uji kompetensi
bagi sumber daya Industri dalam meningkatkan kualitas SDM
Industri
3. Membentuk Inkubator bisnis sebagai sarana pembinaan dan
pelatihan pengelolaan keuangan hingga pemasaran bagi UKM
4. Aktif memperomosikan produk industri kelapa melalui berbagai
platform online maupun offline dalam memperluas pasar lokal,
nasional hingga internasional.

Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Meningkatkan 1 Meningkatkan 1 Memberikan
bahan baku kelapa produksi bahan kepastian lahan
melalui program baku kelapa dan untuk sentra
Kelompok Usaha memberikan industri kelapa
Bersama (KUBE) peningkatan
nilai tambah
bahan baku
setengah jadi

64
melalui mesin-
mesin
pendukung
pengolahan
kelapa
2 Membentuk dan 2 Membangun 2 Pengadaan
mendirikan Lembaga mesin dan
sekolah polyteknik Sertifikasi peralatan
berkejasama Profesi dan pendukung
dengan pihak dan Pusat Pelatihan pengelolaan
dinas terkait. untuk industri kelapa
meningkatkan dalam
kompetensi SDM peningkatan
kapasitas
produksi
3 Mengidentifikasi 3 Melakukan riset 3 Mengembangkan
teknologi yang teknologi tepat inovasi dan
akan di gunakan guna dalam teknologi digital
dalam pengolahan meningkatkan serta
intdustri kelapa kapasitas otomatisasi
produksi produksi
industri kelapa industri kelapa
untuk mencapai
efisiensi dan
evektifitas
produksi
4 Membangun sistem 4 Mengembangkan 4 Memantapkan
logistik dan sistem logistik kebijakan terkait
meningkatkan yang telah infrastruktur
kerjasama pihak terbangun dan pembiayaan
terkait untuk dalam industri meliputi
pengembangan peningkatan akses lahan,
industri kelaa efektiftas dan sarana logistik
efisiensi dalam
produksi pengembangan
industri kelapa
skala
internasional
5 Kemudahan akses 5 Memperluas 5 Mengikuti event-
pembiayaan pangsa pasar event kegiatan
industri kelapa industri kelapa dan expo
dari lembaga dan akses internasional
keuangan dan investor dalam dalam rangka
keterbukaan dan luar negeri perluasan pasar
investor lokal produk industri
kelapa dan
turunannya.

65
Tabel 4.5 Program Pengembangan Industri Andalan
(Sagu) untuk Pengembangan Industri Prioritas

Industri Sagu
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Menjamin 1 Meningkatnya 1 Memantapkan
. ketersediaan bahan baku zonasi/ kawasan
bahan baku sagu dan industri sagu;
(kualitas, bahan baku
kuantitas dan sagu antara
kontinuitas) (interediate)
2 Menyiapkan 2 Tersediannya 2 Meningkatkan
. SDM yang SDM Industri kualifikasi,
ahli yang yang memiliki kapasitas
berkompeten kompetensi industri sagu
di bidang dan sertifikasi dan
industri sagu pengelolaan kemampuan uji
melalui industri sagu mutu produk;
pendidikan
dan pelatihan
industri dan
pendampingan;
3 Meningkatkan 3 Meningkatkan 3 Meningkatkan
. kemampuan penggunaan kemampuan
penguasaan teknologi inovasi dan
dan industri tepat penguasaan
pengembangan guna (TTG) teknologi
teknologi industri proses/rekayasa
industri sagu; pengolahan produk industri
sagu sagu melalui
sinergi kegiatan
penelitian dan
pengembanganse
rta pendidikan
dan pelatihan
industri sagu;
4 Mengkoordinas 4 Tersedianya 4 Memantapkan
. ikan sistem logistik kebijakan terkait
pengembangan yang infrastrukturdan
sistem logistik terintegrasi pembiayaan
untuk untuk industri meliputi
meningkatkan pengembangan akses lahan,
efisiensi industri sagu sarana logistik,
produksi dan ketersediaan
distribusi utilitas dan
produk sagu; energi untuk
66
meningkatkan
daya saing
industri sagu
Kabupaten
Indragiri Hilir ke
level nasional;
5 Memfasilitasi 5 Memberikan 5 Meningkatkan
. akses terhadap kemudahan nilai tambah
pembiayaan dan limbah industri
yang transparansi sagu dan
kompetitif bagi pembiayaan penerapan
industri sagu bagi industri sistem produksi
skala kecil dan sagu bersih (reduce,
menengah; reuse, recycle)
berbasis inovasi
dan teknologi
ramah
lingkungan;
6 Kerjasama 6 Adanya 6 perluasan pasar
. industri jaringan- ekspor produk
nasional untuk jaringan dan sagu dan produk
alih teknologi, kerjasama turunan sagu;
peningkatan skala nasional
investasi dan dan
penguasaan internasional
pasar lokal dan menuju produk
dalam negeri ekspor
7 Sarana 7 Mempeluas 7 Peningkatan
. Promosi dan potensi pasar promosi secara
perluasan produk lebih
pasar produk industri kelapa menyeluruh dan
industri sagu tingkat luas produk sagu
tingkat lokal nasional. dan turunannya;
dan dalam
negeri.
8 Memfasilitasi
peningkatan
investasi
industri sagu
dan turunannya;
9 Meningkatkan
kerjasama
nasional dan
internasional
dalam
pengembangan
67
produk sagu dan
pemasaran
produk sagu dan
turunannya.
Strategi
1. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi
terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu
dan sisi hilir didukung oleh infrastruktur yang
memadai; dengan instansi terkait ketersediaan bahan
baku sagu
2. Membangun dan mendirikan sekolah kejuruan,
politeknik dan inkubator bisnis serta Lembaga
Sertifikasi Profesi dalam meningkatkan kompetensi
SDM Industri
3. Memberikan sosialiasi dan pemahaman terkait
penggunaan teknologi tepat guna dalam peningkatan
proses produksi bahan baku sagu dan produk turunan
dari sagu.
4. Melakukan kerjasama antar industri lokal maupun
industri internasional dalam rangka perluasan pasar
ekspor
5. Pembentukan Sentra Industri Kecil dan Menengah
(SIKIM) sebagai wadah UKM/Pelaku usaha untuk
menyalurkan dan media promosi produk industri sagu

Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Meningkatkan 1 Meningkatkan 1 Memberikan
bahan baku produksi kepastian lahan
sagu melalui bahan baku untuk sentra
program sagu dan industri sagu
Kelompok memberikan
Usaha peningkatan
Bersama nilai tambah
(KUBE) bahan baku
setengah jadi
melalui mesin-
mesin
pendukung
pengolahan
sagu
2 Membentuk 2 Membangun 2 Pengadaan mesin
dan Lembaga dan peralatan
mendirikan Sertifikasi pendukung
68
sekolah Profesi dan pengelolaan
politeknik, Pusat Pelatihan industri sagu
inkubator untuk dalam
bisnis meningka tkan peningkatan
berkejasama kompetensi kapasitas
dengan pihak SDM industri produksi
dan dinas
terkait.
Mengidentifika 3 Melakukan 3 Mengembangkan
si teknologi pengembangan inovasi dan
tepat guna teknologi tepat teknologi digital
yang akan di guna dalam serta otomatisasi
gunakan meningkatkan produksi industri
dalam kapasitas sagu untuk
pengolahan produksi mencapai
intdustri sagu industri sagu efisiensi dan
evektifitas
produksi
Membangun 4 Mengembangka 4 Memantapkan
sistem logistik n sistem kebijakan terkait
dan logistik yang infrastruktur dan
meningkatkan telah pembiayaan
kerjasama terbangun industri meliputi
pihak terkait dalam akses lahan,
untuk peningkatan sarana logistik
pengembangan efektiftas dan dalam
industri sagu efisiensi pengembangan
produksi industri sagu
Kemudahan 5 Memperluas 5 Mengikuti event-
akses pangsa pasar event kegiatan
pembiayaan industri sagu dan expo
industri sagu dan akses internasional
dari lembaga investor dalam dalam rangka
keuangan dan dan luar negeri perluasan pasar
keterbukaan produk industri
investor lokal sagu dan
turunannya.

Tabel 4.6 Program Pengembangan Industri Andalan


(Perikanan) untuk Pengembangan Industri
Prioritas

Industri Perikanan
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Ketersediaan 1 Meningkatnya 1 Memantapkan
69
. bahan bahan baku . zonasi/
mentah ikan perikanan dan kawasan
dan produksi produksi industri
perikanan perikanan perikanan;
lainnya laiinya
(kualitas,
kuantitas
2 SDM yang 2 SDM Industri 2 Meningkatkan
. ahli yang yang memiliki . kualifikasi,
berkompeten kompetensi dan kapasitas
di bidang sertifikasi industri
industri pengelolaan perikanan dan
perikanan industri kemampuan uji
melalui perikanan mutu produk;
pendidikan
dan pelatihan
industri dan
pendampinga
n;
3 Kemampuan 3 Penggunaan 3 Meningkatkan
. penguasaan teknologi . kemampuan
dan industri tepat inovasi dan
pengembanga guna (TTG) penguasaan
n teknologi industri teknologi
industri ikan; pengolahan proses/rekayas
ikan a produk
industri
perikanan
melalui sinergi
kegiatan
penelitian dan
pengembangan
serta
pendidikan dan
pelatihan
industri ikan;
4 Pengembanga 4 Tersedianya 4 Kebijakan
. n sistem sistem logistik . terkait
logistik untuk yang infrastruktur
meningkatkan terintegrasi dan
efisiensi untuk pembiayaan
produksi dan pengembangan industri
distribusi industri produk meliputi akses
produk olahan ikan. lahan, sarana
olahan ikan; logistik,
ketersediaan
70
utilitas dan
energi untuk
meningkatkan
daya saing
industri
perikanan
Kabupaten
Indragiri Hilir
ke level
nasional
daninternasion
al
5 Akses 5 Kemudahan 5 Meningkatkan
. terhadap dan . nilai tambah
pembiayaan transparansi limbah industri
yang pembiayaan perikanan dan
kompetitif bagi industri penerapan
bagi industri perikanan sistem
perikanan produksi bersih
skala kecil (reduce, reuse,
dan recycle)
menengah; berbasis
inovasi dan
teknologi
ramah
lingkungan.
6 Kerjasama 6 Adanya 6 Memantapkan
. industri lokal jaringan- pangsa pasar
dan nasional jaringan dan ekspor industri
untuk alih kerjasama perikanan dan
teknologi skala nasional produk
produksi menuju produk turunan olahan
perikanan; ekspor ikan.
Strategi
1. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan
instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara
sisi hulu dan sisi hilir didukung oleh infrastruktur
yang memadai dengan instansi terkait ketersediaan
bahan baku perikanan
2. Membangun sarana pendidikan dan lembaga kursus
budidaya perikanan dalam meningkatkan kompetensi
SDM industri perikanan
3. Sosialiasi dan penerapan teknologi tepat guna serta
inovasi teknologi dalam proses produksi perikanan
4. Melakukan kerjasama dengan stakeholder, investor
dan perbankan dalam memfasilitasi pembiayaan
71
industri perikanan.
Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Meningkatkan 1 Meningkatkan 1 Memberikan
bahan baku produksi bahan kepastian
perikanan baku ikan lahan budidaya
melalui melalui perikanan dan
budidaya perluasan tambak
perikanan lahan budidaya perikanan.
program perikanan dan
Kelompok memberikan
Usaha peningkatan
Bersama nilai tambah
(KUBE) bahan baku
ikan setengah
jadi melalui
mesin-mesin
pendukung
pengolahan
ikan
Membentuk 2 Membangun 2 Pengadaan
dan Lembaga mesin dan
mendirikan Sertifikasi peralatan
sekolah Profesi dan pendukung
politeknik, Pusat Pelatihan pengelolaan
inkubator untuk hasil perikanan
bisnis meningkatkan untuk
berkejasama kompetensi meningkatkan
dengan pihak SDM industri kapasitas
dan dinas produksi hasil
terkait. perikanan
Penggunaan 3 Pengembangan 3 Mengembangka
teknologi teknologi tepat n inovasi dan
dalam guna dalam teknologi digital
industri meningkatkan serta
pengolahan kapasitas otomatisasi
hasil produksi produksi
perikanan industri pengolahan
perikanan ikan untuk
mencapai
efisiensi dan
evektifitas
produksi
Membangun 4 Mengembangka 4 Memantapkan
sistem logistik n sistem kebijakan
dan logistik yang terkait
72
meningkatkan telah infrastruktur
kerjasama terbangun dan
pihak terkait dalam pembiayaan
untuk peningkatan industri
pengembanga efektiftas dan meliputi akses
n industri efisiensi lahan, sarana
perikanan produksi logistik dalam
pengembangan
industri
perikanan.
Kemudahan 5 Memperluas 5 Mengikuti
akses pangsa pasar event-event
pembiayaan industri olahan kegiatan dan
industri ikan dan akses expo
perikanan investor dalam internasional
dan negeri dalam rangka
pengolahan perluasan
ikan dari pasar produk
lembaga industri olahan
keuangan dan ikan dan
keterbukaan turunannya.
investor lokal

Tabel 4.7 Program Pengembangan Industri Pendukung


(Komponen Mesin dan Perlengkapan) untuk
Pengembangan Industri Prioritas

Industri Komponen Mesin dan Perlengkapan


2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Kajian dan Industri 1 Industri
. pengembangan mesin dan . komponen mesin
road map perlengkapan dan
industri mesin dengan perlengkapan
dan memperhatik melalui
perlengkapan an kapasitas, moderenisasi
komponen kualitas, teknologi dan
untuk industri teknologi, dan inovasi;
pemroses karakteristik
dengan kebutuhan
memperhatikan mesin dan
kapasitas, peralatan
kualitas, untuk
teknologi, dan industri
karakteristik prioritas;
kebutuhan
mesin dan
73
peralatan untuk
industri
prioritas;
2 Perancangan 2 Pembanguna 2 Memfasilitasi
. industri spare n dan penelitian dan
part atau pengembanga pengembangan
komponen n industri industri
pelengkap sparepart komponen mesin
mesin; atau dan
pelengkap perlengkapan
mesin sesuai sesuai standar
standar internasional;
nasional
3 Industri mesin 3 Industri 3 Pengembangan
. sederhana mesin pasar domestik
untuk packaging packaging melalui
untuk produk untuk produk pengembangan
industri industri infrastruktur
prioritas; prioritas; prasarana
industrikompone
n mesin dan
perlengkapan
yang terintegrasi
dengan
pengembangan
perwilayahan
industri;
4 Industri Industri 4 Penelitian dan
. assembling assembling . pengembangan
mesin untuk mesin untuk teknologi bagi
mesin mesin industri
pengolahan pengolahan komponen mesin
industri prioritas industri dan
dan mesin prioritas dan perlengkapan;
pengolahan mesin
limbah pengolahan
(sampah); limbah
(sampah);
5 Merancang 5 Mengembang 5 Memantapkan
. pasar domestik kan dan . infrastruktur
melaluipengemb memperluas industri
angan pasar komponen mesin
infrastruktur domestik dan
industri mesin melalui perlengkapan
komponen yang ketersediaan yang
terintegrasideng infrastruktur terintegrasi
74
an industri dengan
pengembangan komponen pengembangan
perwilayahanind mesin dan perwilayahan
ustri perlengkapan industri.
(penyebarandan yang
konektivitas); terintegrasi
dengan
pengembanga
n
perwilayahan
industri
(penyebaran
dan
konektivitas).
6 Kawasan Mengembang 6 Meningkatkan
. industri dan kan kawasan . peran kawasan
sentra IKM industri dan industri dan
khusus industri sentra IKM sentra IKM
alat mesin dan khusus khusus industri
komponen industri alat komponen mesin
mesin (bengkel) mesin dan dan
komponen perlengkapan;
mesin
(bengkel)
7 Regulasi alih 7 Mengembang
. daya yang kan regulasi
memadai untuk alih daya
pembentukan yang
iklim usaha agar memadai
dapat untuk
memberikan pembentukan
jaminan iklim usaha
pasokan tenaga agar dapat
kerja lokal memberikan
melalui kegiatan jaminan
alih daya pasokan
(outsourcing) tenaga kerja
proses, produk, lokal melalui
dan SDM; kegiatan alih
daya
(outsourcing)
proses,
produk, dan
SDM;
8 Tersedianya 8 Mengembang
. konsultan IKM kan jumlah
75
pada sentra dan
khusus IKM kompetensi
industri mesin konsultan
dan IKM pada
perlengkapan; sentra
khusus IKM
industri
mesin dan
perlengkapan
;
Strategi
1. Peningkatan kerjasama pengadaan industri
perlengkapan mesin dan perlengkapan komponen
dalam dan luar negeri untuk industri prioritas
berstandar nasional dan internasional.
2. Penyediaan alat-alat packaging industri prioritas
3. Pemantapan jaminan lahan untuk sentra IKM
4. Mendirikan dan membangun Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) guna membangun SDM yang memiliki
kompetensi khusus industri mesin dan perlengkapan.
Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Revitalisasi 1 Mengembang 1 Pemantapan
mesin dan kan industri kesediaan mesin
perlengkapan mesin dan dan komponen
industri pioritas perlengkapan perlengkapan
(kelapa, sagu yang sesuai mesin standar
dan perikanan) standar nasional dan
nasional internasional
2 Menyediakan 2 Mengembang 2 Mengembangkan
kompetensi SDM kan jumlah sentra IKM
bidang mesin konsultan Modern yang
dan perlengapan IKM, teknisi memproduksi
industri melalui mesin komponen presisi
program berkompetens terstandarisasi
kerjasama i standar guna menunjang
dengan dinas nasional. kawasanindustri;
dan stakeholder
terkait
3 Revitalisasi 3 Mengembang 3
mesin dan kan industri
perlengkapan mesin dan
industri perlengkapan
pengolahan pengolahan
limbah sampah limbah/samp
ah industri
76
melalui
kerjasama
dinas terkait
dan
stakholder.
4 Pemetaan 4 Membangun 4 Tersediannya
potensi pasar jejaring fasilitas
sasaran pasokan penunjang, sarna
teknologi mesin dan prasarana
industri mesin perlengkapan laboratorium
dan terintegrasi terpadu industri
perelengkapan mesin dan
perlengkapan.

Tabel 4.8 Program Pengembangan Industri Pendukung


(Komponen Bahan Penolong) untuk
Pengembangan Industri Prioritas

Industri Komponen dan Bahan Penolong


2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Jaringan 1 Jumlah 1 Penguasaan
. kerjasama kerjasama . teknologi proses
penelitian dan dan dan rekayasa
pengembangan implementasi produk industri
antara balai, pengembanga plastik dan,
perguruan tinggi, n antara katalis, zat
dan industri balai, aditif, pigment
untuk perguruan dan dyes, serta
pengembangan tinggi, dan bahan kimia
produk plastik, industri anorganik
katalis, zat aditif untuk melalui
dan pewarna pengembanga penelitian dan
(dyes & pigment), n produk pengembangan
serta bahan plastik, yang
kimia anorganik; katalis, zat terintegrasi;
aditif dan
pewarna
(dyes &
pigment),
serta bahan
kimia
anorganik;
2 Pendirian 2 Mengembang 2 Mendorong
. industri kan pendirian . pemakaian
packaging industri teknologi dan
(berbasis karton packaging produk dalam
77
dan plastik), (berbasis negeri serta
plastik dan karet karton dan pengurangan
engineering, zat plastik), impor;
aditif, dye stuff, plastik dan
pigment, katalis karet
dan solvent, serta engineering,
bahan kimia zat aditif, dye
anorganik; stuff, pigment,
katalis dan
solvent, serta
bahan kimia
anorganik;
3 Pendirian 3 Mengembang 3 Tumbuhnya
. industri bahan kan industri . industri
kimia anorganik bahan kimia komponen
(asam sulfat, anorganik plastik dan
asam fospat, (asam sulfat, karet untuk
copper sulfat, asam fospat, meningkatkan
kalium copper sulfat, keterkaitan
hidroksida, kalium dengan industri
sodium bisulfat, hidroksida, kecil dan
grade chemical sodium industri
alumina, zinc bisulfat, menengah;
oksida, zinc grade
khlorida, chemical
kalsium alumina, zinc
karbonat, oksida, zinc
natrium khlorida,
karbonat,dan kalsium
natrium karbonat,
khlorida); natrium
karbonat,dan
natrium
khlorida);
4 SDM lokal yang 4 Meningkatnya 4 Memfasilitasi
. berkompeten di Jumlah SDM . pengembangan
bidang industri lokal yang dan penerapan
komponen dan berkompeten standardisasi
bahan penolong. di bidang serta
industri penguatan
komponen infrastruktur
dan bahan standardisasi;
penolong.
Strategi
1. Memperkuat kerjasama antar kelembagaan, SDM dalam
penguasaanteknologi untuk industri pendukung
78
2. Mengintergrasikan jejaring pasokan danpemasaran;
3. Meningkatkan teknologi dan infrastruktur sarana
danprasarana.
Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Mewujudkan 1 Mengembang 1 Mengembangka
jejaring kan dan n dan
kerjasama memperluas memperluas
industri penolong kerjasama kerjasama
melalui program nasional internasional
kemitraan lokal untuk untuk industri
industri pendukung
pendukung (bahan
penolong)
2 Meujudkan 2 Mengembang 2 Fasilitasi
pendirian kan industri Industri
industri packaging pendukung
packaging didukung (bahan
(berbasis karton dengan penolong) dalam
dan plastik), fasiltas pengembangan
plastik dan karet sarana pasar nasional
engineering, zat prasarana dan
aditif, dye stuff, terstandarisa internasional
pigment, katalis si industri
dan solvent, serta dan
bahan kimia berwawasan
anorganik; lingkungan
3 Membangun 3 Meningkatka 3 Meningkatkan
lembaga n jumlah jumlah
pelatihan SDM melalu konsultan
pengembangan Lembaga industri jasa
SDM Industri Sertifikasi penolong untuk
khsusus industri Profesi industri
Pendukung khusus prioritas
industri
penolong

Tabel 4.9 Program Pengembangan Industri Pendukung


(Jasa Industri) untuk Pengembangan Industri
Prioritas

Jasa Industri
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 SDM lokal yang 1 Meningkatk 1. SDM lokal yang
. berkompeten di an jumlah memiliki daya
bidang jasa SDM lokal saing internasional
79
industri yang dalam jasa
(perbengkelan, berkompete industri
design mesin, n di bidang
konsultan jasa jasa
industri, dan industri;
sejenisnya)
2 Menyiapkan 2 Mengemban 2. Meningkatkan
. kawasan gkan jumlah dan
industri kawasan mengembangkan
dibidang jasa industri kawasan industri
industri dibidang dibidang jasa
jasa industri industri yang
memiliki daya
guna dan daya
saing internasional
3 Pengembangan Pendirian 3. Memfasilitasi
. dan pendirian industri pengembangan
industri pendukung dan pendirian
pendukung (jasa industri
(jasa Industri) Industri) pendukung (jasa
berwawasan industri) yang
lingkungan memiliki inovasi
dan keunggulan
komptitif
4 Jaringan 4 Meningkatk 4. Implementasi
. kerjasama an jumlah kerjasama
penelitiandan jaringan penelitian dan
pengembangan kerjasama pengembangan
antara balai, penelitian antara balai,
perguruan dan perguruan tinggi,
tinggi, dan pengembang dan industri
industri untuk an antara untuk
pengembangan balai, pengembangan
produk perguruan produk industri
tinggi, dan pendukung skala
industri nasional dan
pendukung internasional
untuk
pengembang
an produk
industri
prioritas
Strategi
1. Mewujudkan SDM yang kompeten, berwawasan
lingkungan berdaya guna serta berdaya saing melalui
pendidikan dan pelatihan.
80
2. Menjamin kepastian lahan untuk industri pendukung
(jasa industri) melalui kooridnasi dinas dan stakeholder
terkait.
3. Memperluas jejaring kerjasama antara balai, lembaga
dan perguruan tinggi lokal, nasional dan internasional
Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Mendirikan 1 Mengemban 1 Meningkatkan
sekolah gkan dan jumlah Lembaga
politeknik, menerapkan Pendidikan formal
sekolah tinggi model dan non formal,
vokasi dalam pendidikan Lembaga
pengembangan vokasi Sertifikasi Profesi
SDM Industri dalam dan Inkubator
Pendukung peningkatan bisnis untuk
kapasitas menciptkan SDM
SDM lokal tanggu berdaya
guna dan berdaya
saing nasional dan
internasional
2 Mewujdkan 2 Mengemban 2 Industri
pembangunan gkan pendukung (jasa
industri industri industri) yang
pendukung pendukung dapat bersaing
(jasa industri) (jasa nasional dan
untuk indutri industri) internasional
prioritas berwawasan
lingkungan
3 Imlementasi 3 Pengembang 3 Meningkatkan
program an program implementasi
jaringan kemitraan kegiatan/program
kemitraan atau dengan kemitraan dengan
kerjasama berbagai jejaring
dengan lembaga stakhoder internasional
terkait lokal dan
nasional

Tabel 4.10 Program Pengembangan Industri Hulu


(Hulu Agro) untuk Pengembangan Industri
Prioritas

Industri Hulu Agro


2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Adanya 1 Meningkatnya 1 Menjamin
. ketersediaan bahan baku . ketersediaan
81
bahan baku (kualitas, bahan baku
(kualitas, Kuantitas dan dengan
kuantitas dan kontuinitas) menerapkan
kontinuitas) berwawasan sistem rantai
lingkungan pasok yang
efisien;
2 Menyiapkan 2 Mengembangka 2 Meningkatkan
. SDM yang ahli n kegiatan . efektivitas
dan penelitian kegiatan
berkompeten di untuk optimasi penelitian dan
bidang industri sistem pengembangan
hulu agro produksi untuk optimasi
melalui industri hulu. sistem produksi
pendidikan dan yang efisien
pelatihan melalui inovasi
industri; teknologi dan
manajemen,
serta
implementasiny
a dalam skala
besar;
3 Penyediaan 3 Meningkatkan 3 Meningkatkan
. inovasi kemampuan . kegiatan
teknologi penguasaan penelitian dan
industri hulu dan pengembangan
agro melalui pengembangan disain produk
penelitian dan teknologi sagu, kelapa,
pengembangan industri hulu ikan, serta
yang agro melalui perlindungan
terintegrasi; penelitian dan hak kekayaan
pengembangan intelektual
yang sebagai daya
terintegrasi saing nasional
dan ramah dan
lingkungan internasional
4 Pembangunan 4 Meningkatkan 4 Mengembangka
. pendidikan jumlah . n kerangka
kejuruan dan lembaga kebijakan
vokasi bidang pendidikan untuk
pengolahan , formal dan non meningkatkan
sagu kelapa, formal, pemasaran
ikan, serta pendidikan produk industri
perlindungan vokasi (SMK) hulu;
hak kekayaan dan Politeknik
intelektual; bidang
pengolahan
82
kelapa, sagu
dan ikan
5 Meningkatkan 5 mengembangka 5 Mengembangka
. efisiensi proses n industri . n kawasan
pengolahan hijau dan terintegrasi
dan penjaminan peningkatan didukung
mutu produk kapasitas dengan
melalui laboratorium infrastruktur
penerapan uji mutu; yang memadai;
Standar
Nasional
6 Mengoordinasik 6 Implementasi 6 Memfasilitasi
. an pengembangan . peningkatan
pengembangan sistem logistik, investasi
sistem logistik sarana industri hilir
untuk prasarana kelapa,sagu,
meningkatkan logistik dalam dan ikan.
efisiensi meningkatkan
produksi dan efisiensi
distribusi produksi dan
produk; distribusi
produk
7 Memfasilitasi 7 Perluasan 7 Meningkatkan
. promosi dan pasar produk . efektifitas
perluasan industri hulu kegiatan
pasar produk agro penelitian dan
industri hulu berwawasan pengembangan
agro. lingkungan untuk
menghasilkan
inovasi teknologi
dan formulasi
produk pakan
berbasis
sumberdaya
lokal, dan
suplemen
pakan;
Strategi
1. Mewujudkan industri hulu agro yang memiliki kualitas,
kuantitas dan kontuinitas melalui pengembangan
inovasi dan teknologi tepat guna berwawasan
lingkungan
2. Pendirian sekolah vokasi, politeknik dan lembaga-
lembaga kursus dalam upaya peningkatan kompetensi
SDM Industri hulu
3. Pengembangan pusat-pusat promosi industri
83
Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Implementasi 1 Menerapkan 1 Pembaharuan
program sistem rantai teknologi tepat
kerjasama pasok (supply guna dan
dalam chain inovasi pada
peningkatan Management) industri hulu
kualitas, yang efisien
kuantitas dan dan
kontinuitas berwawasan
industri hulu. lingkungan
2 Mendirikan 2 Meningkatkan 2 Menjalin
sekolah vokasi, jumlah kerjasama
politeknik instruktur, dengan
dalam penyuluh IKM, stakholder
menyiapkan Inkubator nasional
SDM lokal yang bisnis dan maupun
kompeten konsultan internasional
bisnis dalam dalam
peningkatan pengembangan
kapasitas SDM kapasitas SDM
Industri Hulu
3 Menyiapkan 3 Melakukan 3 Kerjasama
skema dan penelitian dan penelitian,
rencana riset pengembangan hibah bantuan
pengembangan teknologi dan penelitian dan
teknologi inovasi pengembangan
industri hulu. berwawsan penggunaan
lingungan teknologi tepat
guna dalam
mencapai
industri yang
berdaya guna
dan berdaya
saing global

Tabel 4.11 Program Pengembangan Industri Hulu


Kimia Dasar Berbasis Agro dan Perikanan untuk
Pengembangan Industri Prioritas

Industri Kimia Dasar Berbasis Agro dan Perikanan


2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Pendirian 1 Pendirian 1 Pengembangan
. pabrik kimia pabrik kimia . teknologi
hulu dengan hulu dengan nasional untuk
84
bahan baku bahan baku memproduksi
tumbuh- tumbuh- bahan agrokimia
tumbuhan hasil tumbuhan hulu;
pertanian dan hasil
pertanian pertanian dan
Kabupaten perikanan
Indragiri Hilir; berwawasan
lingkungan
2 Pengembangan 2 Program 2 Industri
. produk industri kerjasama . agrokimia hulu
kimia dasar pengembanga skala besar
dengan pihak n produk dengan orientasi
ketiga; tingkat ekspor;
nasional
3 Efisiensi dan 3 Produk kimia 3 Meningkatkan
. diversifikasi dasar berbasis . keterkaitan
produk kimia agro dan antara industri
dasar berbasis perikanan hulu, industri
agro dan dengan sarana antara dan
perikanan; dan uji industri hilir;
laboratorium
standar
nasional
4 Revitalisasi 4 Indusrti dasar 4 Pengembangan
. industri kima dengan . teknologi
eksisting yang pasokan nasional untuk
mengalami bahan baku memproduksi
permasalahan dan bahan kimia
pasokan bahan administrasi organik;
baku dan/atau yang baik
administrasi;
5 Memfasilitasi 5 Memfasilitasi 5 Memfasilitasi
. calon investor pembangunan . pembangunan
dalam industri industri
mendapatkan agrokimia agrokimia
dukungan dari antara skala antara skala
pemerintah besar besar dengan
daerah dan orientasi ekspor;
masyarakat
dalam
pendirian
pabrik kimia
hulu (antara
lain penyediaan
lahan, jaminan
bahan baku,
85
perizinan,
infrastruktur;
6 menyiapkan 6 Meningkatkan 6 Mendorong
. penguasaan kemampuan . pengembangan
teknologi penggunaan teknologi
proses dan teknologi dan nasional untuk
rekayasa rekayasa memproduksi
produk industri produk pupuk;
kimia melalui industri kimia
penelitian dan melalui
pengembangan penelitian dan
yang pengembanga
terintegrasi n yang
terintegrasi
Strategi
1. Mewujudkan pendirian industri kimia dasar berbasis
agro dan perikanan.
2. Relalisasi kerjasama dengan berbagai stakeholder
dalam peningkatan dan pengembangan industri kima
dasar berbasis agro dan perikanan
3. Menyiapkan SDM yang berkualitas dan berkompeten
dalam penguasaan teknologi untuk industri kima dasar
berbasis agro dan perikanan
Rencana Aksi
2020-2024 2025-2029 2030-2040
1 Menjamin 1 Meningkatkan 1 Mendorong
ketersediaan kapasitas pengembangan
bahan baku bahan baku teknologi
tumbuh- industri kimia nasional untuk
tumbuhan dan dasarberbasis memproduksi
perikanan agro dan bahan agrokimia
dalam perikanan hulu;
pembangunan
industri kimia
dasar
2 Memfasilitasi 2 Peningkatan 2 Membangun
pengembangan program . industri
produk dengan kerjasama agrokimia hulu
pihak ketiga; pengembanga skala besar
n produk dengan orientasi
tingkat ekspor;
nasional
3 Mendorong 3 Mengembangk 3 Meningkatkan
produsen kimia an produk . keterkaitan
hulu untuk kimia dasar antara industri
melakukan berbasi agro hulu, industri
86
efisiensi dan dan perikanan antara dan
diversifikasi dengan sarana industri hilir;
produk kimia dan uji
dasar berbasis laboratorium
agro dan standar
perikanan; nasional
4 Melakukan 4 Meningkatnya 4 Mendorong
revitalisasi jumlah . pengembangan
industri indusrti dasar teknologi
eksisting yang kima dengan nasional untuk
mengalami pasokan memproduksi
permasalahan bahan baku bahan kimia
pasokan bahan dan organik;
baku dan/atau administrasi
administrasi; yang baik

4.3. Pengembangan Perwilayahan Industri


Pengembangan perwilayahan industri dilakukan
melalui pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
(WPPI); pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI);
pembangunan Kawasan Industri (KI) dan pengembangan
Sentra IKM.

4.3.1. Program pengembangan WPPI


4.3.1.1. Melakukan koordinasi antar Pemerintah
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau,
dengan kementrian/lembaga terkait dalam
penyusunan rencana pembangunan
industri kabupaten. Dengan membentuk
forum pengembangan WPPI;
4.3.1.2. Penyusunan program bersama untuk
percepatan pengembangan dan penguatan
WPPI (penyiapan fasilitas terkait WPPI);
4.3.1.3. Bekerjasama dan mendukung
pengembangan bentuk-bentuk
kerjasama dengan perusahaan daerah,
pembentukan holding
company dan badan pengelola;
4.3.1.4. Melakukan promosi peluang investasi
(dalam dan luar negeri)
4.3.1.5. Menyiapkan sumber daya manusia lokal
untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di
Kawasan dengan melakukan pendidikan,

87
pelatihan dan sertifikasi teknis (produksi,
mesin, industri) dan manajemen industri;
4.3.1.6. Melakukan pembebasan lahan yang masih
belum selesai;
4.3.1.7. Melakukan pembangunan infrastruktur
untuk mendukung
WPPI (jalan dan pelabuhan)
4.3.1.8. Melakukan pembangunan infrastruktur
energi untuk mendukung WPPI.

4.3.2. Program Kawasan Pertumbuhan Industri


4.3.2.1. Menyusun konsep dan perencanaan
pengembangan KPI
Kabupaten Indragiri Hilir termasuk
pertimbangan kelayakan teknis dan
lingkungan;
4.3.2.2. Menyiapkan instrumen legalisasi dan
prosedur serta dukungan regulasi terkait;
4.3.2.3. Melakukan pembangunan infrastruktur
untuk Kawasan;
4.3.2.4. Melakukan pembangunan infrastruktur
energi untuk mendukung kawasan.

4.3.3. Program Pengembangan Kawasan Industri


4.3.3.1. Melakukan percepatan pembangunan
infrastruktur Kawasan Industri
4.3.3.2. Melakukan percepatan pembangunan
infrastruktur kawasan industri agro;

4.3.4. Program Pengembangan Sentra IKM


4.3.4.1. Survey dan memetakan potensi IKM
4.3.4.2. Pembangunan infrastruktur untuk
mendukung Sentra IKM.
4.3.4.3. Pembinaan dan pengembangan Sentra IKM
melalui inkubator bisnis

4.4. Pembangunan Sumber Daya Industri Kabupaten


Indragiri Hilir
Sumber daya industri adalah sumber daya yang
digunakan untuk melakukan pembangunan industri yang
meliputi : (a) Pembangunan sumber daya manusia; (b)
Pemanfaatan sumber daya alam; (c) Pengembangan dan
pemanfaatan teknologi industri; (d) Pengembangan dan

88
pemanfaatan kreativitas dan inovasi; dan (e) Penyediaan
sumber pembiayaan.

4.4.1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri.


4.4.1.1. Tujuan, Ruang, Lingkup dan Sasaran
Sumber Daya Manusia Industri meliputi : (a)
Wirausaha industri (pelaku usaha industri),
(b) Tenaga kerja industri (tenaga kerja
propesional di bidang industri), (c) Pembina
industri (aparatur yang memiliki kompetensi
bidang industri di pusat dan di daerah), dan
(d) Konsultan industri (perorangan atau
perusahaan yang memberikan layanan
konsultasi, advokasi dan pemecahan
masalah bagi industri). Pembangunan tenaga
kerja industri bertujuan untuk mendorong
tumbuhnya Industri Kecil dan Menengah
(IKM) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
baru, Menyiapkan tenaga kerja industri
kompeten yang siap kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan industri dan/atau
perusahaan kawasan industri, Meningkatkan
produktivitas tenaga kerja industri,
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
disektor industri serta memberikan
perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga
kerja industri.

Sasaran pembangunan sumber daya


manusia adalah memperbanyak jumlah
Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
industri, Terbangunnya infrastruktur
kompetensi yang meliputi tersedianya
Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) bidang industri,
Tersedianya asesor kompotensi dan asesor
lisensi, Terbangunnya Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi
(TUK), Terbangunnya lembaga pendidikan
SMK Industri, akademik komunitas bidang
industri berbasis kompetensi dan
terbangunnya Politeknik Industri.

89
4.4.2. Program Pengembangan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
kerja industri yang memiliki kompetensi di bidang
teknis dan manajerial perlu dilakukan berbagai
program pengembangan baik dalam jangka
menengah maupun jangka panjang yang meliputi :
4.4.2.1. Pembangunan infrastruktur tenaga kerja
industri berbasis kompetensi seperti :
4.4.2.2. Pembangunan sistem sertifikasi kompetensi
dan pembangunan lembaga, SMK industri
komunitas berbasis kompetensi, dan
Politeknik Industri;
4.4.2.3. Penyediaan saran dan prasarana
pendidikan dan pelatihan untuk
melengkapi unit pendidikan dan balai
pendidikan dan pelatihan melalui
penyediaan laboratorium¸ teaching factory,
danworkshop;
4.4.2.4. Fasilitasi penyelenggaraan sertifikasi
kompetensi bagi calon tenaga kerja dan
tenaga kerja industri serta penempatan
kerja bagi lulusan pendidikan industri dan
pelatihan berbasis kompetensi.

4.4.3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam


4.4.3.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Tujuan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam adalah menjamin penyediaan dan
penyaluran sumber daya alam yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku, bahan penolong, energi dan air
baku bagi industri agar dapat diolah dan
dimanfaatkan secara efisien, ramah
lingkungan dan berkelanjutan guna
menghasilkan produk yang berdaya saing
serta mewujudkan pendalaman dan
penguatan struktur industri dengan ruang
lingkup perkebunan dan perikanan.
Sasaran pemanfaatan sumber daya alam
adalah penguatan bahan baku ke industri.

90
4.4.3.2. Program Pengembangan
Untuk penguatan pasokan bahan
baku perlu dilakukannya program
pembangunan diantaranya adalah :
4.4.3.2.1. Pemanfaatan sumber daya alam
secara efisien, ramah lingkungan
dan berkelanjutan melalui
penerapan tata kelola yang baik
antara lain meliputi :
Penyusunan Kajian Akademis
rencana pemanfaatan sumber
daya alam, Manajemen
pengolahan sumber daya alam,
Implementasi pemanfaatan
sumber daya yang efisien,
Implementasi pemanfaatan
sumber daya yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan,
audit tata kelola pemanfaatan
sumber daya alam;
4.4.3.2.2. Pelarangan atau pembatasan
ekspor sumber daya alam;
4.4.3.2.3. Jaminan penyediaan dan
penyaluran sumber daya alam;

4.4.4. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri


4.4.4.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi
Industri bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya
saing dan kemandirian industri daerah
dengan sasaran adalah peningkatan
kerjasama antar industri. Peningkatan
kerjasama industri dan perguruan tinggi
serta peningkatan kajian pengembangan
industri.

4.4.4.2. Program Pengembangan


Untuk mewujudkan daya saing dan industri
daerah, maka perlu ditentukan program
91
pengembangannya meliputi : Peningkatan
sinergi program kerjasama penelitian dan
pengembangan antara balai-balai industri
dengan lembaga riset pemerintah, lembaga
riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha
dan lembaga riset untuk menghasilkan
produk penelitian dan pengembangan yang
aplikatif dan terintegrasi. Implementasi
pengembangan teknologi baru, melakukan
kajian akademis audit teknologi terhadap
teknologi yang dinilai tidak layak untuk
industri.

4.4.5. Pengembangan dan Pemanfaatan Kreativitas dan


Inovasi
4.4.5.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Ruang lingkup pengembangan dan
pemanfaatan kreativitas dan inovasi adalah
seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Indragiri Hilir dengan tujuan
memberdayakan budaya industri dan/atau
kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat
terutama dalam rangka pengembangan
industri kreatif di setiap kecamatan.
Sasaran dari pengembangan dan
pemanfaatan kreativitas dan inovasi
diantaranya adalah: Pengembangan Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) dan sentra
industri, kerjasama industri dan perguruan
tinggi, kerjasama Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dan swasta, kerjasama Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) dan swasta.

4.4.5.2. Program Pengembangan


Untuk mendorong pengembangan industri
kreatif di setiap kecamatan perlu dilakukan
program pengembangan diantaranya:
4.4.5.3. Penyedian ruang dan wilayah
untuk masyarakat dalam
berkreativitas dan berinovasi,

92
antara lain berupa :
pembangunan techno park,
pembangunan pusat inovasi;
4.4.5.4. Pengembangan sentra industri
kreatif, antara lain : bantuan
mesin peralatan dan bahan
baku/penolong, pembangunan
UPT, bantuan desain dan tenaga
ahli, fasilitasi pembiayaan;
4.4.5.5. Pelatihan teknologi dan desain,
antara lain : pelatihan desain dan
teknologi, bantuan tenaga ahli;
4.4.5.6. Fasilitasi perlindungan hak
kekayaan intelektual, antara lain :
konsultasi, bimbingan, advokasi
hak kekayaan intelektual;
4.4.5.7. Fasilitasi promosi dan pemasaran
produk industri kreatif, seperti
promosi dan pameran.

4.4.6. Penyediaan Sumber Pembiayaan


4.4.6.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Penyediaan sumber pembiayaan meliputi
penanaman modal dalam dan luar Negeri
dengan untuk pencapaian sasaran
pengembangan industri di Kabupaten
Indragiri Hilir. Sasaran dari penyediaan
sumber pembiayaan adalah untuk investasi
sektor industri di Kabupaten Indragiri Hilir

4.4.6.2. Program Pengembangan


Untuk mendukung upaya peningkatan
pembangunan industri di Kabupaten
Indragiri Hilir dari sisi penyediaan sumber
pembiayaan maka perlu meningkatkan
jumlah kantor cabang bank, lembaga
keuangan non bank seperti koperasi
simpan pinjam dan lembaga kredit mikro.

93
4.4.7. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
4.4.7.1. Standarisasi Industri
4.4.7.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan
Sasaran
Standardisasi industri meliputi
Perencanaan, Pembinaan,
Pengembangan dan pengewasan
untuk Standar Nasional Indonesia
(SNI) Spesifikasi Teknis (ST) dan
Pedoman Tata Cara (PTC).

Tujuan dari standardisasi industri


adalah meningkatkan keunggulan
produk Kabupaten Indragiri Hilir,
standardisasi industri juga dapat
dimanfaatkan untuk melindungi
keamanan, kesehatan, dan
keselamatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pengembangan
produk industri hijau serta
mewujudkan persaingan usaha
yang sehat.
Adapun sasaran dari
standardisasi industri adalah
Terlaksananya penyusunan dan
pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI), Spesifikasi Teknis
(ST) atau Pedoman Tata Cara
(PTC) sesuai kebutuhan industri
prioritas, tersedianya
infrastruktur standar disasi
meliputi : pembentukan lembaga
sertifikasi produk, penyediaan
laboratorium penguji, lembaga
inspeksi, laboratorium kalibrasi,
auditor/asesor, petugas penguji,
petugas inspeksi, dan petugas
kalibrasi untuk pelaksanaan
penilaian kesesuaian, serta

94
penyediaan petugas pengawas
standar industri (PPSI) dan
penyidik pegawai negeri sipil
industri (PPNS-I) untuk
pelaksanaan pengewasan
penerapan Standar Nasional
Indonesia (SNI), Spesifikasi Teknis
(ST) dan/atau Pedoman Tata Cara
(PTC).

4.4.7.2. Program Pengembangan


Pengembangan standardisasi
industri dalam rangka peningkatan
kemampuan daya saing industri melalui :
perumusan standar, penerapan standar,
pengembangan standar, pemberlakuan
standar, pemberian fasilitasi bagi
perusahaan industri kecil dan industri
menengah baik fiskal maupun non fiskal,
pengembangan infrastruktur untuk
menjamin kesesuaian mutu produk industri
dengan kebutuhan dan permintaan pasar.

4.4.8. Infrastruktur Industri


4.4.8.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Tujuan dari pengembangan infrastruktur
industri adalah untuk mendukung
pertumbuhan industri yang ditargetkan,
memberikan kemudahan dalam memperoleh
lahan industri yang siap pakai dan/atau siap
bangun, jaminan hak atas tanah yang dapat
diperoleh dengan mudah tersedianya sarana
dan prasarana yang dibutuhkan oleh
investor, dan/atau kemudahan dalam
mendapatkan perizinan dengan sasaran
penyediaan atau pembangunan kawasan
industri.

4.4.8.2. Program Pengembangan

95
Penyusunan rencana pembangunan kawasan
industri, termasuk analisis kalayakan dan
penyusunan rencana induk (masterplan)
serta melakukan studi kelayakan kawasan
industri.

4.4.9. Sistem Informasi Industri


4.4.9.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Sistem informasi industri meliputi
penyediaan sistem informasi industri
Kabupaten Indragiri Hilir yang bertujuan
untuk menjamin ketersediaan, kualitas
kerahasiaan, dan akses terhadap data
dan/atau informasi, mempercepat
pengumpulan, penyampaian/pangadaan,
pengolahan/pemrosesan, analisis,
penyimpanan, dan penyajian, termasuk
penyebar luasan data dan/atau informasi
yang akurat, lengkap, dan tepat waktu,
mewujudkan penyelenggaraan Sistem
Informasi Industri yang meningkatkan
efisiensi dan efektivitas, inovasi, dan
pelayanan public dalam mendukung
pembangunan industri daerah.
Sasaran yang ingin dicapai dalam
pembangunan sistem informasi industri ini
antara lain:
1) Terlaksananya penyampaian data
industri dan kawasan industri secara
online;
2) Tersedianya data perkembangan dan
peluang pasar, serta data
perkembangan teknologi industri;
3) Tersedianya sistem informasi yang
sesuai dengan kebutuhan stakeholders;
4) Tersedianya infrastruktur teknologi
informasi dan tata kelola yang handal;
5) Terkoneksinya Sistem Informasi Industri
dengan sistem informasi yang
dikembangkan oleh kementerian atau

96
lembaga pemerintah non kementrian,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerah Kabupaten Indragiri Hilir, dan
asosiasi serta kamar dagang dan
industri daerah (KADINDA) dalam
rangka pertukaran data;
6) Terpublikasikannya laporan hasil
analisis data industri secara berkala.

4.4.9.2. Program Pengembangan


Adapun program pengembangan sistem
informasi industri adalah melakukan kajian
sistem informasi industri yang terdiri dari:
1) Tahapan Pengembangan Sistem, yang
terdiri dari: Penyiapan pusat data,
Penyiapan perangkat keras,
Pengembangan perangkat lunak,
Penyelenggaraan sosialisasi kepada
seluruh stakeholder, Penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia
(SDM) pengelola sistem informasi
industri.
2) Tahapan Pengolahan Data dan
Penyebarluasan Informasi.
3) Tahap Pengembangan Interkoneksi.
4) Tahap pemantapan pengembangan
sistem informasi industri (2030-2040)
yang terdiri dari: Pemantapan
pengembangan sistem informasi,
Pemantapan pengolahan data dan
informasi, Pemantapan pengolahan
sistem informasi.

4.5. Pemberdayaan Industri


4.5.1. Industri Hijau
4.5.1.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Tujuan dari pemberdayaan industri hijau
adalah mewujudkan industri yang

97
berkelanjutan dalam rangka efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya alam
secara berkelanjutan sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan industri
dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan memberikan manfaat
bagi masyarakat dengan sasaran industri
kecil dan menengah (IKM), usaha kecil dan
menengah (UKM), dan perusahaan besar.

4.5.1.2. Program Pengembangan


Untuk mewujudkan industri hijau perlu
dilakukan program pengembangan berupa
penetapan standar industri hijau, meliputi
antara lain : menetapkan panduan umum
penyusunan standar industri hijau dengan
memperhatikan sistem standardisasi
nasional dan/atau sistem standar lain yang
berlaku, menetapkan standar industri hijau,
memberlakukan standar industri hijau
secara wajib yang dilakukan secara
bertahap, melakukan pengawasan terhadap
perusahaan industri standar industri
hijaunya diberlakukan secara wajib,
pembangunan dan pengembangan lembaga
sertifikasi industri hijau yang terakreditasi
serta peningkatan kompetensi auditor
industri hijau
4.5.2. Industri Strategis
4.5.2.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Industri Strategis di Kabupaten Indragiri
Hilir adalah industri pangan yang bertujuan
memperkuat ketahanan pangan memiliki
potensi sebagai sumber daya alam yang
terbarukan dan yang tidak terbarukan, yang
digunakan sebagai energi dan bahan baku
meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat. Sasaran dari industri strategis
adalah pengembangan sentra pangan dan
kawasan industri, kerjasama BUMD dan

98
Swasta, dan pengembangan melalui Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) dan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes).

4.5.2.2. Program Pengembangan


Dalam mewujudkan industri strategis
tersebut perlu dilakukan program
pengembangan berupa : Pengkajian potensi
industri strategis yang perlu dikembangkan,
penyertaan modal seluruhnya oleh
pemerintah pada industri strategis tertentu
dengan alokasi pembiayaan melalui
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi dan atau Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN),
pembentukan usaha patungan antara
pemerintah melalui Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) dan swasta dalam
pembangunan industri strategis, pemberian
fasilitasi kepada industri strategis yang
melakukan : pendalaman struktur,
penelitian dan pengembangan teknologi,
pengujian dan sertifikasi, restrukturisasi
mesin dan peralatan.

4.5.3. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri


(P3DN)
4.5.3.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri (P3DN) bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan produk dalam
negeri oleh pemerintah, badan usaha, dan
masyarakat, memberdayakan industri
dalam negeri melalui pengamanan pasar
domestik, mengurangi ketergantungan
kepada produk impor, dan meningkatkan
nilai tambah di dalam negeri, memperkuat
struktur industri dengan meningkatkan
penggunaan barang modal, bahan baku,

99
komponen, teknologi dan sumber daya
manusia dari dalam negeri.
Sasaran yang ingin dicapai dari
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri adalah peningkatan penggunaan
produk dalam negeri oleh
kementerian/lembaga negara, badan usaha
milik Negara, badan usaha milik daerah,
badan usaha swasta maupun masyarakat,
peningkatan capaian nilai tingkat
komponen dalam negeri, peningkatan
jumlah produk yang tersertifikasi,
peningkatan kecintaan dan kebanggan
masyarakat akan produk dalam negeri.

4.5.3.2. Program Pengembangan


Adapun program pengembangannya adalah:
1) Sosialisasi kebijakan dan promosi
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri (P3DN) melalui media elektronik,
media cetak, pameran dan talk show.
2) Pemberian insentif sertifikasi Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN);
3) Program membangun kecintaan,
kebanggaan, dan kegemaran
penggunaan produk dalam negeri
melalui pendidikan;
4) Pemberian insentif kapada badan usaha
swasta yang konsisten menggunakan
produk dalam negeri;
5) Audit kepatuhan pelaksanaan
kewajiban peningkatan penggunaan
produk dalam negeri;
6) Mendorong produk/barang yang ada
dalam daftar inventarisasi Barang/Jasa
Produk Dalam Negeri masuk kedalam e-
Catalog pengadaan pemerintah;
7) Pemberian penghargaan Cinta Karya
Bangsa;

100
8) Monitoring dan evaluasi dampak
kebijakan Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN) bagi
peningkatan daya saing dan penguatan
struktur industri.

4.5.4. Kerjasama Internasional di Bidang Industri


4.5.4.1. Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran
Kerjasama internasional di bidang industri
meliputi: pemanfaatan akses pasar produk
industri, peningkatan kapasitas sumber daya
industri, pemanfaatan rantai suplai global,
dan peningkatan investasi industri. Tujuan
dari kerjasama internasional di bidang
industri adalah melindungi dan
meningkatkan akses pasar produk industri,
membuka akses sumber daya industri yang
mendukung peningkatan produktivitas dan
daya saing industri, meningkatkan integrasi
industri dalam negeri ke dalam jaringan
rantai suplai global, dan meningkatkan
investasi untuk mendukung pengembangan
industri di dalam negeri.
Adapun sasaran dari kerjasama
internasional di bidang industri adalah
bertambahnya jumlah negara sebagai pasar
utama produk industri, meningkatkan akses
industri nasional untuk memanfaatkan
sumber daya teknologi industri melalui
kerjasama teknik, meningkatkannya
pemanfaatan jaringan rantai suplai global,
meningkatkannya penyelenggaraan forum
investasi industri di luar negeri.

4.5.4.2. Program Pengembangan


Program pengembangannya adalah
perlindungan dan peningkatan akses pasar
internasional produk industri dan
peningkatan akses sumber daya industri

101
yang di butuhkan dalam mendukung
peningkatan produktivitas industri.

102
4.12 Matrik Industri

Matrik industri terdiri dari: matrik pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, dan
pemberdayaan industri.
Tabel 4.13 Matrik Pembangunan Sumber Daya Industri

Pembangunan Program
No Sumber Daya Ruang Lingkup Tujuan Sasaran Pengembangan
Industri
1. Pembangunan  Wirausaha Mandiri  Mendorong  Memperbanyak jumlah  Pembangunan
Sumber Daya  Tenaga kerja industri tumbuhnya Industri Industri Kecil dan infrastruktur
Manusia (tenaga kerja Kecil dan Menengah Menengah (IKM) dan tenaga kerja
professional di bidang (IKM) dan Usaha Kecil Usaha Kecil dan industri berbasis
industri) dan Menengah (UKM) Menengah (UKM). kompetensi seperti:
 Pembina industri baru.  Meningkatnya pembangunan
(aparatur yang  Menyiapkan tenaga penyerapan tenaga sistem sertifikasi
memiliki kompetensi kerja industri kerja industri komptensi dan
bidang industri kompeten yang siap  Terbangunnya pembangunan
dipusat dan di daerah) kerja sesuai dengan infrastruktur lemabaga, SMK
 Konsultan industri kebutuhan kompetensi yang industri
(perorangan atau perusahaan industri meliputi tersedianya kompetensi,
perusahaan yang dan/atau perusahaan Standar Kompetensi Politeknik Industri.
memberikan layanan kawasan industri. Kerja Nasional Inonesia  Penyediaan sarana
konsultasi, advokasi  Meningkatkan (SKKNI) bidang dan prasarana
dan pemecahan produktivitas tenaga industri. pendidikan dan
masalah bagi industri) kerja industri.  Tersedianya asesor pelatihan untuk
 Meningkatkan kompetensi dan melengkapi unit
pendidikan dan
103
penyerapan tenaga asesorlisensi. pelatihan melalui
kerja disektor industri  Terbangunnya Lembaga penyediaan
serta memberikan Sertifikasi Profesi (LSP) laboratorium,
perlindungan dan dan Tempat Uji teaching factory,
kesejahteraan bagi Kompetensi (TUK). dan workshop.
tenaga kerja industri.  Terbangunnya lembaga  Fasilitasi
pendidikan SMK penyelenggaraan
Industri, akademi sertifikasi
komunitas bidang kompetensi bagi
industri berbasis calon tenaga kerja
kompetensi. industri serta
 Terbangunnya penempatan kerja
Politeknik Industri. bagi lulusan
pendidikan vokas
industri dan
pelatihan industri
berbasis
kompetensi.
2. Pemanfaatan Pemanfaatan Sumber Menjamin penyediaan Penguatan rantai pasokan  Pemanfaatan
Sumber Daya Daya Manusia (SDM): dan penyaluran sumber bahan baku ke industri. sumber daya alam
Alam Pertanian, Perkebunan, daya alam yang secara efisien,
dan Perikanan. dilakukan untuk ramah lingkungan
memenuhi kebutuhan dan berkelanjutan
bahan baku, bahan melalui penerapan
penolong, energi dan air tata kelola yang
baku bagi industri agar baik antara lain
dapat diolah dan meliputi:
dimanfaatkan secara penyusunan kajian
efisien, ramah akademis rencana
104
lingkungan dan pemanfaatan
berkelanjutan guna sumber daya alam,
menghasilkan produk manajemen
yang berdaya saing serta pengolahan sumber
mewujudkan daya alam,
pendalaman dan implementasi
penguatan struktur pemanfaatan
industri. sumber daya yang
efisien,
implementasi
pemanfaatan
sumber daya yang
ramah lingkungan
dan berkelanjutan,
audit tata kelola
pemanfaatan
sumber daya alam.
 Pelarangan atau
pembatasan ekspor
sumber daya alam.
 Jaminan
penyediaan dan
penyaluran sumber
daya alam.

3. Pengembangan Penyediaan teknologi Meningkatkan efisiensi,  Peningkatan  Peningkatan sinergi


dan Pemanfaatan industri produktivitas, nilai kerjasama antar program kerjasama
Teknologi Industri. tambah, daya saing, dan industri. penelitian dan
kemandirian industri  Peningkatan pengembangan
105
daerah. kerjasama industri antara balai-balai
dan perguruan tinggi. industri dengan
 Peningkatan kajian lembaga riset
pengembangan pemerintah, lembaga
industri. riset swasta,
perguruan tinggi,
dunia usaha dan
lembaga riset untuk
menghasilkan
produk penelitian
dan pengembangan
yang aplikatif dan
terintegrasi.
 Implementasi
pengembangan
teknologi baru.
 Melakukan kajian
akademis dan audit
teknologi terhadap
teknologi yang dinilai
tidak layak untuk
industri.
4. Pengembangandan  Setiap Kecamatan  Memberdayakan budaya  Pengembangan Unit  Penyediaan ruang
Pemanfaatan Kabupaten Indragiri industri dan/atau Pelayanan Terpadu dan wilayah untuk
Kreativitas dan Hilir kearifan lokal yang (UPT) dan sentra masyarakat dalam
Inovasi tumbuh di masyarakat indrustri. berkreativitas dan
terutama dalam rangka  Kerjasama industri berinovasi, antara
pengembangan industri dan perguruan tinggi. lain berupa:
kreatif di setiap  Kerjasama Organisasi pembangunan sentra
106
Kecamatan Kabupaten Perangkat Daerah industri,
Indragiri Hilir. (OPD) Swasta. pembangunan pusat
 Kerjasama Unit inovasi.
Pelayanan Terpadu  Pengembangan
(UPT) dan Swasta. sentra industri
kreatif, antara lain:
bantuan mesin
peralatan dan bahan
baku/penolong,
pembangunan Unit
Pelayanan Terpadu
(UPT), bantuan
desain dan tenaga
ahli, fasilitasi
pembiayaan.
 Pemililihan dan
penentuan lembaga
pengelola sentra
industri dengan
adanya business
plan yang dimiliki
setiap lembaga.
 Pelatihan teknologi
dan desain, antara
lain: pelatihan
desain dan teknologi,
bantuan tenaga ahli.
 Fasilitasi
perlindungan hak
107
kekayaan
intelektual, antara
lain: Konsultasi,
bimbingan, advokasi
hak kekayaan
intelektual.
 Fasilitasi promosi
dan pemasaran
produk industri
kreatif seperti
promosi dan
pameran.
5. Penyediaan Bersumber dari Pencapaian sasaran Peningkatan Peningkatan jumlah
Sumber penanaman modal pengembangan industri. pembiayaan untuk kantor cabang bank
Pembiayaan dalam negeri dan luar investasi disektor dan lembaga keuangan
negeri. industri. non bank di
Kabupaten Indragiri
Hilir.

Tabel 4.14 Matrik Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri


Pembangunan
Sasaran
No Raung Lingkup Tujuan Sasaran Program Pengembangan
Dan Prasarana
Industri
1. Standardisasi  Perencanaan  Meningkatkan  Terlaksananya  Pengembangan
Industri  Pembinaan keunggulan produk penyusunan dan standardisasi industri
 Pengembangan Kabupaten Indragiri Hilir pemberlakuan Standar dalam rangka
dan  Standardisasi industri Nasional Indonesia (SNI), peningkatan
pengawasan juga dapat dimanfaatkan Spesifikasi Teknis (ST) kemampuan daya saing
108
untuk Standar untuk melindungi atau Pedoman Tata Cara industri melalui:
Nasional keamanan, kesehatan, (PTC) sesuai kebutuhan perumusan standar,
Indonesia (SNI). dan keselamatan industri prioritas. penerapan standar,
 Spesifikasi manusia, hewan, dan  Tersedianya pengembangan standar,
Teknis (ST) dan tumbuhan, pelestarian infrastruktur pemberlakuan standar,
pedoman tata fungsi lingkungan hidup, standardisasi meliputi pemberian fasilitasi bagi
cara (PTC). pengembangan produk pembentukan lembaga perusahaan industri
industri hijau serta serifikasi produk, kecil dan menengah baik
mewujudkan persaingan penyediaan laboratorium fiskal maupun non
usaha yang sehat. penguji, lembaga fiskal.
inspeksi, laboratorium  Pengembangan
kalibrasi, auditor/asesor, infrastruktur untuk
petugas penguji, petugas menjamin kesesuaian
inspeksi, dan petugas mutu produk industri
kalibrasi untuk dengan kebutuhan dan
pelaksanaan peniliaian permintaan pasar.
kesesuaian, serta
penyediaan Petugas
Pengawas Standar
Industri (PPSI) dan
Penyedik Pegawai Negeri
Sipil Industri (PPNS-I)
untuk pelaksanaan
pengawas penerapan
Standar Nasional
Indonesia (SNI),
Spesifikasi Teknis (ST)
dan/atau Pedoman Tata
Cara (PTC).
109
2. Infrastruktur Lahan industri  Untuk mendukung Sasaran penyediaan atai  Penyusunan rencana
Industri Sentra Industri pertumbuhan industri
pembangunan kawasan pembangunan kawasan
Kecil dan yang ditargetkanindustri kelapa berupa industri, termasuk
Menengah (SIKIM) pengembangan industri
kawasan industri agro. analisis kelayakan dan
untuk kelapa : prioritas kelapa,  Sentra Industri Kecil dan
gula penyusunan rencana
a. Kecamatan kelapa, kerajinan dari Menengah (IKM) kelapa induk (masterplan)
Tembilahan limbah kelapa dandengan jenis produksi  Melakukan kajian pola
Hulu dengan lainnya. gula kelapa, kerajinan pengembangan dan studi
luas lahan 5-  Memberikan kemudahan sabut kelapa, kerajinan kelayakan kawasan
100 Ha. dalam memperoleh lahan sapu dan nata de coco. industri.
b. Kecamatan industri yang siap pakai Sentra Industri Kecil dan  Penyediaan bisnis plan
Tempuling dan/atau siap bangun. Menengah (IKM) bagi setiap kawasan
dengan luas  Jaminan hak atas tanah anyaman dengan jenis industri dan sentra
lahan 5-100 Ha yang dapat diperolehproduksi utama industri.
Sentra Industri dengan mudah anyaman dari kelapa.  Pengembangan dan
Kecil dan  Tersedianya sarana dan  Kawasan agro industri peningkatan fasilitasi
Menengah gula prasarana yangKelapa Dalam dan dan produksi sentra
kelapa, limbah dibutuhkan oleh investor, Kawasan Ekonomi industri yang sudah ada.
gula kelapa, dan/atau. Khusus (KEK) kelapa  Evaluasi perkembangan
kerajinan dari  Kemudahan dalamdalam. kawasan dan sentra
limbah kelapa mendapatkan perizinan  Kawasan technopark industri.
dan produk kelapa dengan jenis  Evaluasi kebijakan yang
turunan kelapa industri pengolahan kurang mendukung
lainnya.  Meningkatkan perizinan kelapa skala besar dan kawasan dan sentra
investor mengenai kecil, kawasan industri.
kepastian usaha. pengembangan budidaya  Evaluasi pengelolaan
kelapa dan pusat kawasan dan sentra
pendidikan litbang industri.
kelapa.  Promosi kawasan dan
110
sentra industri
 Kajian pengembangan
kawasan atau sentra
industri baru.
 Monitoring setiap
perkembangan kawasan
dan sentra industri.
 Peningkatan koordinasi
dengan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD)
terkait dalam menelaah
lambatnya kemajuan
kawasan dan sentra
industri.
Lahan industri  Untuk mendukung  Sentra Industri Kecil dan  Penyusunan rencana
untuk sagu pertumbuhan industri Menengah (IKM) sagu pembangunan kawasan
tersebut di yang ditargetkan terkait dengan jenis produksi industri, termasuk
berbagai pengembangan industri aneka produk turunan analisis kelayakan dan
Kecamatan sagu, limbah sagu dan sagu dan aneka penyusunan rencana
dengan luas lahan produk turunan sagu. makanan dari sagu. induk (masterplan).
± 5-100 antara  Memberikan kemudahan  Kawasan sagu dengan  Melakukan kajian pola
lain : dalam memperoleh lahan jenis industri pengolahan pengembangan dan studi
a. Mandah industri yang siap pekai sagu skala besar dan kelayakan kawasan
b. Pelangiran dan/atau pakai bangun kecil, kawasan industri.
c. Kateman  Jaminan hak atas tanah pengembangan budidaya  Penyediaan bisnis plan
d. Pulau Burung yang dapat diperoleh sagu dan pusat bagi setiap kawasan
e. Teluk dengan mudah pendidikan litbang sagu. industri dan sentra
Belengkong  Tersedianya sarana dan industri.
f. Gaung Anak prasarana yang  Pengembangan dan
111
Serka dibutuhkan oleh investor, peningkatan fasilitas dan
g. Gaung dan/atau kemudahan produksi sentra industri
dalam mendapatkan yang sudah ada.
perizinan.  Evaluasi perkembangan
 Meningkatkan keyakinan kawasan dan sentra
investor mengenai industri.
kapastian usaha  Evaluasi kebijakan yang
kurang mendukung
kawasan dan sentra
industri.
 Evaluasi pengelolaan
kawasan sentra industri.
 Promosi kawasan dan
sentra industri
 Kajian pengembangan
kawasan atau sentra
industri baru.
 Monitoring setiap
perkembangan kawasan
dan sentra industri.
 Peningkatan koordinasi
dengan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD)
terkait dalam menelaah
lambatnya kemajuan
kawasan dan sentra
industri.

Lahan industri  Untuk mendukung  Pengembangan sentra  Penyusunan rencana


112
untuk perikanan pertumbuhan industri industri perikanan air pembangunan kawasan
dengan luas lahan yang ditargetkan terkait tawar. industri, termasuk
± 5-100 Ha pengembangan industri  Sentra Industri Kecil dan analisis kelayakan dan
dibeberapa perikanan, dan produk Menengah perikanan penyusunan rencana
Kecamatan turunan dari pengolahan dengan jenis produksi induk (masterplan).
berikut: ikan. ikan kering, ikan kaleng  Melakukan kajian pola
a. Sungai Batang  Tersedianya sarana dan dan udang kering. pengembangan dan studi
b. Tanah Merah prasarana yang kelayakan kawasan
c. Kuala Indragiri dibutuhkan oleh investor, industri.
d. Concong dan/atau kemudahan  Penyediaan bisnis plan
e. Mandah dalam mendapatkan bagi setiap kawasan
f. Kateman; dan perizinan. industri dan sentra
g. Pulau Burung  Meningkatkan kayakinan industri.
investor mengenai  Pengembangan dan
kepastian usaha. peningkatan fasilitasi
dan produksi sentra
industri yang sudah ada.
 Evaluasi perkembangan
kawasan dan sentra
industri.
 Evaluasi kebijakan yang
kurang mendukung
kawasan dan sentra
industri
 Evaluasi pengelolaan
kawasan dan sentra
industri.
 Promosi kawasan dan
sentra industri.
113
 Kajian pengembangan
kawasan atau sentra
industri baru.
 Monitoring setiap
perkembangan kawasan
dan sentra industri.
 Peningkatan koordinasi
dengan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD)
terkait dalam menelaah
lambatnya kemajuan
kawasan dan sentra
industri.
Lahan industri  Memberikan kemudahan  Sentra Industri Kecil dan  Penyusunan rencana
pendukung dalam memperoleh lahan Menengah (IKM) pembangunan kawasan
industri prioritas industri yang siap pakai galangan kapal kayu dan industri, termasuk
galangan kapal dan/atau siap bangun. kapal fiber di Kecamatan analisis kelayakan dan
kayu fiber di  Jaminan hak atas tanah Gaung. penyusunan rencana
Kecamatan Gaung yang dapat diperoleh  Kawasan industri induk (masterplan).
Anak Serka ± 5-50 dengan mudah. berbasis jasa pelayaran  Melakukan kajian pola
Ha.  Tersedianya sarana dan dan galangan kapal. pengembangan dan studi
prasarana yang kelayakan kawasan
dibutuhkan oleh investor, industri.
dan/atau keumdahan  Penyediaan bisnis plan
dalam mendapat bagi setiap kawasan
perizinan. industri dan sentra
 Meningkatkan keyakinan industri.
investor mengenai  Pengembangan dan
kepastian usaha. peningkatan fasilitas dan
114
produksi sentra industri
yang sudah ada.
 Evaluasi perkembangan
kawasan dan sentra
industri.
 Evaluasi kebijakan yang
kurang mendukung
kawasan dan sentra
industri.
 Evaluasi pengelolaan
kawasan dan sentra
industri
 Promosi kawasan dan
sentra industri.
 Kajian pengembangan
kawasan atau sentra
industri baru.
 Monitoring setiap
perkembangan kawasan
dan sentra industri.
 Peningkatan koordinasi
dengan Organisasi
Perangkat Daerah terkait
dalam menelaah
lambatnya kemajuan
kawasan dan sentra
industri
3. Kawasan Pengembangan  Percepatan  Kejelasan lahan meliputi  Program pengembangan
Industri Kuala Kawasan pembangunan kawasan: kepemilikan lahan dari kejelasan lahan
115
Enok Industri Kuala 1. Kejelasan lahan kawasan merupakan pemindahan
Enok 2. Kejelasan pengelolaan  Kejelesan pengelolaan kepemilikan lahan
3. Kejelasan meliputi lembaga yang Kawasan Industri Kuala
legalitas/perizinan bertanggung jawab dalam Enok menjadi milik
4. Kejelasan mengelola Kawasan pemerintah daerah, PT.
penganggaran Industri Kuala Enok Pelindo hanya
 Kejelasan legalitas membutuhkan 50 Ha
meliputi, perizinan lahan, lahan untuk pelabuhan,
dll selebihnya diperuntukkan
 Kejelasan penganggaran kawasan lokasi
meliputi sumber dana industri/pabrik-pabrik.
pembangunan kawasan  Kejelasan pengelolaan
meliputi pembentukan
lembaga khusus (seperti
BUMD) yang mengelola
kawasan industri Kuala
Enok.
 Kejelasan legalitas terkait
dengan pengurusan
legalitas oleh lembaga
pengelola.
 Kejelasan anggaran terkait
usulan penyediaan
infrastruktur/pengerasan
lahan kepada Provinsi,
usulan penyediaan
infrastruktur air dan jalan
kepada APBN, Program
kerjasama dengan pihak
116
swasta.
4. OVOP (One  Pembentukan  Membangun dan  Penentuan potensi  Inventarisasi potensi
Vilagge One Pengembangan menentukan zona OVOP sumber daya dan kearifan desa, penunjukan produk
Product) OVOP berdasarkan produk lokal OVOP berdasarkan
intermediate (produk kekhasan SIKIM
setengah jadi) di desa Kecamatan,
tertentu di setiap  Pelatihan pengembangan
kecamatan produk setiap OVOP
 Menentukan produk  Membangun IKM baru
intermediate berdasarkan melalui Inkubator bisnis
karakteristik/kekhasan
sentra industri kecil
menengah (SIKIM)
5. KUBE  Pembentukan  Membangun KUBE yang  Penentuan wilayah  Inventarisasi penduduk
(Kelompok dan produktif penduduk miskin di setiap miskin di setiap desa
Usaha Pengembangan  Mengembangkan produk desa  Inventarisasi potensi desa
Bersama) KUBE KUBE yang bisa  Pembentukan KUB di penduduk miskin
mendukung OVOP dan kantong-kantong  Usulan pembentukan
SIKIM kemiskinan/daerah KUB kepada OPD atau
miskin lembaga terkait
 Pengembangan KUB di  Usulan
setiap desa pendanaan/bantuan
sosial dari kementerian
terkait Provinsi dan Pusat
 Pelatihan pembentukan
karakter wirausaha,
manejerial, dan
pengorganisasian bagi
KUB.
117
6. Industri Halal Pembentukan  Menghasilkan produk  Industri halal di setiap  Pengenalan sertifikasi
Industri Halal industri halal produksi SIKIM, OVOP, halal
dan KUBE  Pelatihan proses produksi
standardisasi halal
 Program percepatan
sertifikasi halal bagi
produk yang dihasilkan di
setiap SIKIM, OVOP, dan
KUBE
7. Sistem  Penyediaan  Menjamin ketersediaan,  Terlaksananya  Kajian sistem informasi
Informasi sistem informasi kualitas, kerahasiaan, penyampaian data industri terdiri dari:
Industri industri dan akses terhadap data industri dan data Tahap Pengembangan
Kabupaten dan/atau informasi kawasan industri secara sistem, yang terdiri dari:
Indragiri Hilir  Mempercepat online. Penyiapan pusat data,
pengumpulan  Tersedianya data Penyiapan perangkat
penyampaian/pengadaan, perkembangan dan keras, Pengembangan
pengolahan/pemrosesan, peluang pasar, serta data perangkat lunak,
analisis, penyimpanan, perkembangan teknologi Penyelenggaraan
dan penyajian, termasuk industri. sosialisasi kepada
penyebarluasan data  Tersedianya sistem seluruh stakeholder,
dan/atau informasi yang informasi yang sesuai Penyelenggaraan
akurat, lengkap, dan dengan kebutuhan pendidikan dan
tepat waktu. stakeholders. pelatihan peningkatan
 Mewujudkan sistem  Tersedianya kompetensi Sumber
informasi industri yang infrastruktur teknologi Daya Manusia (SDM)
meningkatkan efisiensi informasi dan tata kelola pengelola sistem
dan efektivitas, inovasi, yang handal. informasi industri.
dan pelayanan publik  Tersedianya sistem  Tahapan pengelohan
dalam mendukung informasi industri data dan penyebarluasan
118
pembangunan industri dengan sistem informasi informasi (2021-2040).
nasional. yang dikembangkan oleh  Tahapan pengembangan
kementerian atau interkoneksi (2025-
lembaga pemerintah non 2029).
kementerian, pemerintah  Tahap pemantapan
daerah provinsi, pengembangan sistem
pemerintah daerah informasi industri (2030-
Kabupaten Indragiri 2040), yang terdiri dari :
Hilir, dan asosiasi Kamar sistem informasi,
Dagang dan Industri Pemantapan sistem
Daerah (Kadinda) dalam informasi, Pemantapan
rangka pertukaran data. pengolahan data dan
 Terpublikasinya laporan informasi, Pemantapan
hasil analisis data pengelolaan sistem
industri. informasi.

Tabel 4.15 Matrik Pemberdayaan Industri


Pemberdayaan Program
No Ruang Lingkup Tujuan Sasaran
Industri Pengembangan
1. Industri Hijau Pemberian fasilitasi Mewujudkan Industri Kecil dan  Penetapan standar industri
untuk industri hijau. industri yang Menengah dan Usaha hijau, meliputi antara lain:
berkelanjutan dalam Mikro, Kecil, dan menetapkan panduan
rangka efisiensi dan Menengah. umum penyusunan standar
efektivitas industri hijau dengan
penggunaan sumber memperhatikan sistem
daya alam secara standardisasi nasional
berkelanjutan dan/atau sistem standar
sehingga mampu lain yang berlaku,
119
menyelaraskan menetapkan standar
pembangunan industri hijau,
industri dengan memberlakukan standar
kelangsungan dan industri hijau secara wajib
kelestaraian fungsi yang dilakukan secara
lingkungan hidup bertahap, melakukan
dan memberikan pengawasan terhadap
manfaat bagi perusahaan industri yang
masyarakat. standar industri hijaunya
diberlakukan secara wajib.
 Pembangunan dan
pengembangan lembaga
sertifikasi industri yang
terakreditasi serta
peningkatan kompetensi
auditor industri.
2. Industri Strategis Pangan  Memperkuat  Pengembangan  Pengkajian potensi
ketahanan sentra pangan dan pengembangan industri
pangan. kawasan industri. strategis.
 Memiliki potensi  Kerjasama Badan  Penyertaan modal
sebagai sumber Usaha Milik Daerah seluruhnya oleh pemerintah
daya alam yang (BUMD) dan Swasta pada industri pada industri
terbarukan dan dalam proses strategis tertentu dengan
yang tidak produksi pangan. alokasi pembiayaan melalui
terbarukan, yang  Pengembangan Unit Anggaran Pendapatan dan
digunakan sebagai Pelayanan Terpadu Belanja Daerah (APBD) dan
energi dan bahan (UPT). Anggaran Pendapatan
baku. danBelanja Negara (APBN).
 Meningkatkan  Pembentukan usaha
120
kualitas patungan antara pemerintah
kesehatan melalui Anggaran
masyarakat. Pendapatan Belanja Daerah
 Memperluas dan Swasta dalam
kepastian pembangunan industri
produksi. strategis.
 Menjaga  Pemberian fasilitas kepada
kestabilan industri strategis yang
produksi. melakukan: pendalaman
 Meningkatkan struktur, penelitian dan
rantai pasokan. pengembangan teknologi,
pengujian dan sertifikasi,
restrukturisasi mesin dan
peralatan.
3. Peningkatan Penggunaan produk  Meningkatkan  Peningkatan  Sosialisasi kebijakan dan
Penggunaan dalam negeri. penggunaan penggunaan produk promosi Peningkatan
Produk Dalam produk dalam dalam negeri oleh Penggunaan Produk Dalam
Negeri (P3DN) negeri oleh kementerian/lemba Negeri (P3DN) melalui media
pemerintah, ga negara, badan elektronik, media cetak,
badan usaha, dan usaha miliki negara, pameran, dan talk show.
masyarakat. badan usaha milik  Pemberian insentif sertifikasi
 Memberdayakan daerah, badan Tingkat Kandungan Dalam
industri dalam usaha swasta Negeri (TKDN).
negeri melalui maupun  Program membangun
pengamanan masyarakat. kecintaan, kebanggaan, dan
pasar domestik,  Peningkatan kegemaran penggunaan
mengurangi capaian nilai tingkat produk dalam negeri melalui
ketergantungan komponen dalam pendidikan.
kepada produk negeri.  Pemberian insentif kepada
121
impor, dan  Peningkatan jumlah badan usaha swasta yang
meningkatkan produk yang konsisten menggunakan
nilai tambah di tersertifikasi produk dalam negeri.
dalam negeri.  Peningkatan  Audit kepatuhan
 Memperkuat kecintaan dan pelaksanaan peningkatan
struktur industri kebanggaan penggunaan produk dalam
dengan masyarakat akan negeri.
meningkatkan produk dalam  Mendorong produk/barang
penggunaan negeri. yang ada dalam daftar
barang modal, Inventarisasi Barang/Jasa
bahan baku, Produksi Dalam Negeri
komponen, masuk ke dalam e-Catalog
teknologi dan pengadaan pemerintah
sumber daya  Pemberian penghargaan
dalam negeri. Cinta Karya Bangsa
 Monitoring dan evaluasi
dampak kebijakan
Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN)
bagi peningkatan daya saing
dan penguatan struktur
industri.
4. Kerjasama  Pemanfaatan akses  Melindungi dan  Bertambahnya  Perlindungan dan
Internasional di pasar produk meningkatkan jumlah negara peningkatkan akses pasar
Bidang Industri industri akses pasar sebagai pasar utama internasional produk
 Peningkatan produk industri produk industri industri.
kapasitas sumber  Membuka akses  Meningkatkan akses  Peningkatan akses sumber
daya industri sumber daya industri nasional daya industri yang
 Pemanfaatan rantai industri yang untuk dibutuhkan dalam
122
suplai global mendukung memanfaatkan mendukung peningkatan
 Peningkatan peningkatan sumber daya produktivitas industri.
investasi industri. produktivitas dan teknologi industri  Memberikan insentif dan
daya saing melalui kerjsama kemudahan dalam
industri. teknik. pemanfaatan sumber daya
 Meningkatkan  Meningkatnya teknologi industri.
integrasi industri pemanfaatan  Penyelenggaraan Forum
dalam negeri ke jaringan rantai Investasi di dalam dan luar
dalam jaringan suplai global. Kabupaten Indragiri Hilir.
rantai suplai  Meningkatnya
global penyelenggaraan
 Meningkatkan forum investasi
investasi untuk industri di luar
mendukung negeri.
pengembangan
industri di dalam
negeri.

123
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Pembangunan industri Kabupaten Indragiri Hilir bertujuan


meningkatkan perekonomian daerah. Ukuran peningkatan
perekonomian ditandai dengan peningkatan produksi,
pendapatan, konsumsi masyarakat, kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha.
5.1.2. Pembangunan industri Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan
dalam 3 (tiga) fase yaitu :
 Tahap I (2020-2024). Arah rencana pembangunan industri
daerah pada tahap ini dimaksudkan untuk meningkatkan
nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis
agro yang di ikuti dengan pembangunan industri
pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dan kompeten
dibidang industri, serta meningkatkan penguasaan
teknologi.
 Tahap II (2025-2029). Arah rencana pembangunan industri
daerah pada tahap ini dimaksudkan untuk mencapai
keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui
penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi,
serta didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas.
 Tahap III (2030-2040). Arah rencana pembangunan industri
daerah pada tahap ini dimaksudkan untuk menjadikan
Kabupaten Indragiri Hilir menjadikan sektor industri dapat
berinovasi, berdaya saing dan berdaya guna berbasiskan
potensi daerah.
5.1.3. Upaya menguatkan struktur industri, maka dikembangkan
sistem industri yang terbagi atas: industri prioritas (bangun
industri), industri pendukung, dan industri hulu. Industri
prioritas adalah: kelapa, sagu dan perikanan, dan industri
pendukung adalah industri barang modal, komponen bahan
penolong dan jasa industri. Sementara untuk industri hulu
meliputi: industri hulu agro, industri kimia dasar berbasis
agro dan perikanan.
5.1.4. Peningkatan daya saing industri, adanya kepastian usaha dan
pemerataan persebaran wilayah pembangunan industri
disipakan kawasan industri dan sentra industri.
5.1.5. Perencanaan dan pengembangan kawasan industri (industrial
estate) menjadi penting untuk menampung industri besar
(perusahaan besar).
5.1.6. Pengembangan sentra industri (industrial cluster) setiap
kecamatan langkah mendasar dalam menumbuh kembangkan
industri kecil dan menengah di Kabupaten Indragiri Hilir.
5.1.7. Perencanaan perluasan sentra industri dilakukan secara
bertahap.
5.1.8. Pengembangan sumber daya manusia lokal sengat diperlukan
untuk mengembangkan potensi industri Kabupaten Indragiri

124
Hilir dengan peningkatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Politeknik Industri.
5.1.9. Untuk mendukung pembangunan industri di Kabupaten
Indragiri Hilir perlu dilakukan peningkatan infrastruktur
(sarana prasarana).

5.2. Saran

5.2.1. Pembangunan Kawasan Industri disarankan mulai dilakukan


Tahun 2020 terutama Sentra Industri Kecil dan Menengah
(SIKIM) Kelapa di Kecamatan Tembilahan Hulu dan
Kecamatan Tempuling dengan luas lahan ± 5-100 Ha, Sentra
Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) Sagu di Kecamatan
Mandah, Kecamatan Pelangiran, Kecamatan Kateman,
Kecamatan Pulau Burung, Kecamatan Teluk Belengkong dan
Kecamatan Gaung Anak Serka ± 5-100 Ha, Sentra Industri
Kecil dan Menengah Perikanan di Kecamatan Sungai Batang,
Kecamatan Tanah Merah, Kecamatan Kuala Indragiri,
Kecamatan Concong, Kecamatan Mandah, Kecamatan
Kateman dan Kecamatan Pulau Burung dengan luas lahan ±
5-100 Ha.
5.2.2. Pengembangan sentra industri seyogyanya menjadi perhatian
utama. Sentra industri sangat berperan mendorong
tumbuhnya industri kecil dan menengah dan usaha kecil dan
menengah. Bentuk perhatian ini diberikan dengan punguatan
lembaga pengelola sentra industri baik melalui Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) ataupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
5.2.3. Untuk menopang kawasan industri dan sentra industri perlu
dilakukan pembinaan sumber daya manusia melalui sekolah-
sekolah vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
5.2.4. Dinas Penanaman Modal Kabupaten Indragiri Hilir
memberikan kemudahan, insentif dan promosi untuk investor
atau pelaku usaha di kawasan dan sentra industri Kabupaten
Indragiri Hilir.
5.2.5. Dinas Perumahan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) sangat diperlukan untuk penyediaan infrastruktur
(sarana prasarana) lokasi kawasan, sentra dan wilayah
industri.
5.2.6. Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Dinas Perikanan
merupakan mitra penting penyedia industri hulu bagi
perkembangan industri Kabupaten Indragiri Hilir, maka
koordinasi dan kerjasama program sangat diperlukan dalam
percepatan pengembangan industri.
5.2.7. Tim Percepatan Pengembangan Industri Kabupaten Indragiri
Hilir selayaknya dibentuk dan bekerja menyusun dokumen
kerja dan dokumen evaluasi agar kinerja sktor industri dan
kinerja kawasan industri serta sentra industri memiliki
capaian yang baik.

125

Anda mungkin juga menyukai