Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

DIKERJAKAN OLEH :
1.NUR ATHIFAH
2.MUNIRA SYAHRIL
3.ACHMAD FAIZAL A
4.MUHAMMAD NURQALBI NURDIN
5.FITRI M

*TUGAS KELOMPOK*
Berdasarkan potensi kelautan dan posisi geografis Indonesia yang strategis, wilayah
Indonesia memiliki potensi sebagai poros maritim dunia. Analisislah pembangunan dibidang
kelautan sebagai upaya mendukung program poros maritim dunia.
(Lengkap dengan data yg valid dari berbagai sumber)
:

Berikut beberapa upaya pemerintah untuk mendukung program poros maritim dunia

Untuk menuju negara Poros Maritim Dunia akan meliputi pembangunan proses maritim dari
aspek infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum, keamanan,dan ekonomi. Penegakkan
kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan
pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi
biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan, merupakan
program-program utama dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia
maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :

•Mandiri dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan dengan
memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi
mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui pengawasan pengelolaan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) dan sistem perkarantinaan ikan,
pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.
• mengembangkan pelabuhan dan transportasi laut untuk mendorong kegiatan maritim
Indonesia menjadi lebih modern dan mudah digunakan oleh masyarakat. Diharapkan juga
peran swasta untuk mendukung jalannya pemberdayaan laut ini, supaya program-program
ini tidak hanya bergantung pada dana APBN saja.
•Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui pengembangan kapasitas SDM dan
pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan inovasi iptek kelautan dan perikanan.
•Juga kita dapat mengembangkan program sosialisasi kepada masyarakat seperti menjaga
lingkungan laut, tidak membuang sampah di laut dan selalu menjaga biota laut sehingga laut
wilayah indonesia menjadi terjaga.

#MENGEMBANGKAN POTENSI

Sebagai ilustrasi betapa besarnya potensi ekonomi sektor perikanan adalah industri
bioteknologi kelautan, yang menurut Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, Korsel (2002)
nilai ekonominya sekitar empat kali lipat industri teknologi informasi, yang meliputi:

(1) ekstraksi senyawa bioaktif (natural products) dari biota laut untuk industri makanan dan
minuman, farmasi, kosmetik, serta puluhan jenis industri lain; (2) perbaikan genetik untuk
menghasilkan induk dan benih unggul; dan (3) bioremediasi.
Lalu, bila kita mampu mengusahakan 600.000 ha tambak (27% dari total luas lahan pesisir
Indonesia yang cocok untuk budi daya udang dan rumput laut) dengan alokasi: untuk budi
daya udang Vanammei intensif seluas 200.000 ha, untuk budi daya Vanammei semi-intensif
100.000 ha; dan untuk budi daya udang windu semi-intensif 200.000 ha, dan 100.000 ha
untuk budi daya rumput laut Gracillaria spp.

Maka itu, pendapatan kotor (besarnya perputaran ekonomi wilayah) yang dihasilkan sekitar
USD70 miliar (Rp910 triliun, hampir separuh APBN 2015), dan tenaga kerja yang terserap
mencapai sembilan juta orang. Belum lagi kalau kita mampu mengembangkan usaha
mariculture yang potensi produksinya sekitar 45 juta ton/tahun dan hingga kini baru
diproduksi sekitar 15%- nya.

Untuk perikanan tangkap, kita kembangkan sedikitnya 5.000 unit kapal ikan nasional
berukuran di atas 100 GT dengan alat tangkap yang efisien dan ramah lingkungan untuk
memanfaatkan sumber ikan di wilayah-wilayah laut yang selama ini menjadi ajang pencurian
ikan (illegal fishing) oleh nelayan asing atau yang masih underfishing seperti Laut Arafura,
Laut Banda, Laut Sulawesi, Teluk Tomini, Laut Natuna, dan zona ekonomi eksklusif
Indonesia (ZEEI) di Samudera Hindia dan Pasifik.

Kapal-kapal ikan dan nelayan yang selama ini beroperasi di wilayah laut yang telah
overfishing seperti perairan Pantura dan perairan pantai lainnya harus dilatih supaya mampu
beroperasi di wilayahwilayah laut yang masih underfishing atau laut lepas (oceangoing
fisheries).

Nelayan tradisional yang sebagian besar masih miskin harus ditingkatkan kapasitas dan
etos kerjanya sehingga pendapatannya minimal Rp4 juta)/nelayan/bulan. Angka ini berasal
dari USD2/ orang/hari (garis kemiskinan versi Bank Dunia) dikalikan dengan lima orang
(rata-rata ukuran keluarga nelayan) dan dikalikan dengan 30 hari dengan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS sekitar Rp13.000.

Dengan konsep pembangunan perikanan berkelanjutan( sustainable fisheries development)


yang mengharmoniskan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan proteksi lingkungan
seperti itu.
Maka itu, sektor perikanan tidak hanya akan mampu berkontribusi signifikan dalam
mengatasi permasalahan kekinian bangsa seperti pengangguran, kemiskinan, dan gizi
buruk, tetapi juga bagi terwujudnya Indonesia sebagai PMD pada 2025.

Sumber : Sumber: Media Indonesia, Sabtu, 11 Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai