Anda di halaman 1dari 5

PERIKANAN LAUT DAN PASAR (DALAM DAN

LUAR) WILAYAH NUSANTARA, PENGIMPOR

HASIL TANGKAPAN

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

OLEH:

MUHAMMAD BRILYAN MALLIMUNGENG

A021201036

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
A. PERIKANAN LAUT NUSANTARA
Indonesia memiliki banyak wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang luas
dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional. Selain memiliki
nilai ekonomis, sumber daya kelautan juga mempunyai nilai ekologis, di samping itu,
kondisi geografis Indonesia terletak pada geopolitis yang strategis, yakni antara lautan
Pasifik dan lautan Hindia yang merupakan kawasan paling dinamis dalam arus
percaturan politik, pertahanan, dan kemanan dunia. Kondisi geo-ekonomi dan geo-
politik tersebut menjadikan sektor kelautan sebagai sektor yang penting dalam
pembangunan nasional. Khusus untuk perikanan tangkap potensi Indonesia sangat
melimpah sehingga dapat diharapkan menjadi sektor unggulan perekonomian
nasional. Untuk itu potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal dan lestari,
tugas ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan pengusaha
guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara yang mengarah
pada kesejahteraan rakyat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan menaksir potensi perikanan mencapai 9,9
juta ton per tahun yang berada di wilayah perairan Laut Arafura hingga Laut Timor,
perairan Laut Flores hingga Selat Makassar serta perairan Laut Samudera Hindia
hingga Laut Cina Selatan. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
terdapat empat produk unggulan Indonesia yakni rumput laut, udang, kepiting dan
jenis tuna, tongkol serta cakalang. Setiap tahun, komoditas terbesar yang dihasilkan
Indonesia adalah rumput laut dengan angka produksi mencapai 10 juta ton.
Budaya perikanan (sistem pengetahuan, kelompok kerja/organisasi dan
kelembagaan, teknologi produksi perikanan, pascapanen) merupakan hasil tanggapan
dan respons masyarakat nelayan secara terus-menerus terhadap potensi SDL yang
tersedia.
Diversitas dan variasi teknologi tangkap meruapakan hasil kreativitas inovatif dan
adopsi dari luar dengan daya adaptasi nelayan terhadap kondisi lingkungan dan biota
laut yang kaya dalam spesis dan populasinya.
Komunitas-komunitas nelayan dari berbagai etnis, jenis tangkapan, dan tipe
teknologi tangkap yg digunakan.
1. Nelayan Jawa dan Madura abad ke-19-awal abad 20: ikan layang (perahu mayang,
pukat payang); konsumen Jawa pedalaman.
2. Nelayan Bagan Siapiapi abad ke-19-awal abad 20: ikan kecil (pukat bagang
tancap dan jermal), dimodali pengusaha Cina; konsumen pedalaman Sumatra dan
Jawa.
3. Nelayan Sulawesi Selatan abad ke-17: komoditas hasil laut tua berupa teripang,
kerang mutiara, penyu, sirip hiu, telur ikan, agar-agar, akar bahar dan rotan laut
(berbagai alat tangkap tradisional), budidaya tambak ikan bandeng (perikanan
lama); diekspor ke Cina.
4. Nelayan Sulawesi Selatan : komoditas hasil laut tua berupa ikan kering dari jenis-
jenis ekor kuning, sunu (kerapu), dan katamba/kakap (pancing, bubu, bom, bius);
konsumen pedalaman Sul Sel, pulau-pulau lain.
5. Nelayan Sulawesi Selatan: komoditas hasil laut baru berupa ikan segar dan hidup
(napoleon, sunu, kerapu); lobster segar dan hidup (diekspor ke Cina, Hongkong,
dll.) sejak akhir tahun 1980-an; ikan segar berupa tongkol, tuna, tenggiri
(komoditas pasar ekspor), layang, dan baronang telah diusahakan jauh
sebelumnya. Jenis-jenis ikan tersebut ditangkap dengan pancing, perangkap, pukat
rumpon, bagang, gae, bom, bius).

Secara umum nelayan Indonesia telah menjalankan usaha perikanan budidaya


yang mulai tumbuh/berkembang sejak akhir tahun 1980-an untuk tambak ikan
bandeng, udang, dan kepiting, sedangkan kerang, teripang, penyu, ikan kerapu dan
lobster hidup serta budidaya rumput laut yang diekspor terutama ke Hongkong, Cina,
Jepang, dan Kanada mulai di tahun 1990-an hingga sekarang.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber
Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus berupaya menghasilkan serta
mengembangkan inovasi teknologi yang aplikatif bagi nelayan maupun pelaku
perikanan lainnya, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan
perikanan.
Pada 17 Juni 2020, Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), satuan kerja
BRSDM, bersama PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), didukung oleh Politeknik KP
Sorong dan SUPM Ambon, menyosialisasikan aplikasi Laut Nusantara kepada
masyarakat umum dan nelayan pada khususnya.
Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, menyampaikan bahwa aplikasi Laut Nusantara
merupakan salah satu langkah pemerintah dalam mewujudkan program dan arah
kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan 2020-2024. KKP menargetkan
pertumbuhan produksi perikanan tangkap menjadi 10,10 juta ton dan nilai tukar
nelayan menjadi 120,60 pada tahun 2024. Di mana pada 2015, produksi perikanan
tangkap mencapai 6,67 juta ton dan pada 2018, produksinya melonjak menjadi 7,3
juta ton
Sementara itu, Kepala BROL, I Nyoman Radiarta, menjelaskan bahwa aplikasi
Laut Nusantara merupakan bukti nyata hilirisasi hasil riset unggulan BROL untuk
mendukung program KKP dalam hal inovasi riset dan peningkatan SDM kelautan dan
perikanan. Saat ini, BROL pun tengah mengembangkan aplikasi Laut Nusantara fase
ke-4, dengan penambahan fitur pada penentuan lokasi jenis ikan tertentu (tuna,
cakalang, dan lemuru), yang rencananya akan dirilis pada Juli 2020.
Dengan penggunaan aplikasi Laut Nusantara, terbukti dapat meningkatkan
produksi penangkapan ikan. Seperti di PPN Pengambengan, jumlah produksi
perikanan bertambah hingga 110 persen dari 10.560 ton di 2018 menjadi 21 ribu ton
di 2019.
Dalam kesempatan tersebut, BROL dan XL Axiata juga menyerahkan 170 set kit
aplikasi Laut Nusantara kepada penyuluh perikanan, kelompok nelayan, taruna Poltek
KP dan Siswa SUPM yang berada di wilayah Timur Indonesia.
XL Axiata dan BROL telah melaksanakan sosialisasi penerapan aplikasi Laut
Nusantara sejak 2018 lalu dan telah menjangkau ribuan nelayan di 23 Wilayah
Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia. Aplikasi Laut Nusantara merupakan aplikasi
digital yang ditujukan bagi kalangan nelayanan tradisional yang biasa menggunakan
peralatan tradisional dan beroperasi tidak lebih dari 20 mil dari garis pantai.
Aplikasi ini memberikan data-data yang akurat mengenai berbagai kebutuhan
nelayan selama melaut, termasuk lokasi keberadaan ikan, data cuaca terkait kecepatan
angin dan kondisi gelombang, perhitungan BBM, hingga fitur untuk panggilan
darurat. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur perbincangan yang bisa
nelayan manfaatkan untuk mendapatkan informasi mengenai harga ikan tangkapan di
pasar.

B. PENGIMPOR HASIL TANGKAPAN


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan, ekspor produk
perikanan Indonesia terus menunjukan tren yang positif. Buktinya saat ini produk
perikanan tersebut telah diekspor ke lebih dari 150 negara di dunia. Kepala Badan
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP,
Rina mengatakan, saat ini produk perikanan Indonesia telah diekspor ke 157 negara.
Dari data KKP, pada Januari hingga April untuk periode 2015-2019, nilai ekspor
perikanan naik 3,52 persen per tahun. Sementara secara volume naik 1,68 persen per
tahun. Masih di periode yang sama, tren ekspor untuk komoditas udang secara volume
naik 4,21 persen, tuna naik 5,53 persen, kepiting naik 0,72 persen, dan untuk
kelompok cakalang, sotong, gurita naik 17,72 persen. Sementara untuk rumput laut
turun 1,49 persen.
Sementara untuk negara tujuan ekspor, Amerika Serikat (AS) masih menjadi
pasar utama bagi produk-produk perikanan Indonesia. Selain Amerika Serikat, yang
masuk dalam 10 besar negara tujuan ekspor ikan asal Indonesia yaitu China, Jepang,
Australia, Singapura, Thailand, Malaysia, Taiwan, dan Italia.

C. SIMPULAN
Potensi perikanan tangkap Indonesia sangat melimpah sehingga dapat diharapkan
menjadi sektor unggulan perekonomian nasional. Terdapat empat produk unggulan
Indonesia yakni rumput laut, udang, kepiting dan jenis tuna, tongkol serta cakalang.
Saat ini produk perikanan tersebut telah diekspor ke lebih dari 150 negara di dunia.

D. DAFTAR PUSTAKA
https://setkab.go.id/potensi-besar-perikanan-tangkap-indonesia/
https://aceh.antaranews.com/nasional/berita/750721/potensi-perikanan-laut-nusantara
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/14/perikanan-indonesia-
primadona-global
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4005051/ikan-dari-laut-indonesia-telah-
diekspor-ke-157-negara
https://kkp.go.id/artikel/20577-wujudkan-transformasi-digital-nelayan-kkp-
gencarkan-sosialisasi-laut-nusantara

Anda mungkin juga menyukai