Anda di halaman 1dari 3

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH:

MUHAMMAD BRILYAN MALLIMUNGENG

A021201036

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
A. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia
menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Bagaimana agama
merubah kehidupan dan pandangan masyaraat dapat dilihat pada sistem sosial-
ekonominya. Penyelenggaraan perdagangan di kota-kota pelabuhan menimbulkan
komunikasi terbuka, sehingga terjadi mobilitas sosial baik horisontal maupun vertikal
serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai. Tidak lama kemudian Islam masuk ke
Indonesia dan menguasai perdagangan internasional. Di lain pihak kekuasaan pusat
dengan agama Hindu-Budha mengalami kemerosotan bersamaan dengan disintregasi
politik dan degenerasi kultural. Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi suatu
perubahan. Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam.
Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk
pemerintahan adalah kerajaan-kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti
Belanda mulai masuk ke Indonesia dan terjadilah perubahan politik kerajaan yang
berkaitan dengan perebutan hegemoni.
Kontak dengan bangsa Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam
pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham-paham baru, seperti
liberalisme, demokrasi, nasionalisme. Hingga sampai akhirnya Indonesia dapat
menumbuhkan jiwa Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka.
Sebagai tindakan lanjut dari janji Kaisar Hirohito yang akan memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan
nama BPUPKI.
Pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya
adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno. Mereka
semua berpidato guna membahas tentang rancangan usulan dasar negara. Menurut
Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah dasarnya suatu
negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische gronsag, yaitu fundamen,
filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang di atasnya akan didirikan
gedung Indonesia yang merdeka.
Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka itu
disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan, Musyawarah mufakat
perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan. Pancasila sebagai
dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku sehingga seluruh
komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat memberikan ide-ide baru dan
kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia
sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang
dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar
negara sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan
/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam
Jakarta.Pada sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi
undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil menentukan
bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI
yang bertugas melanjutkan tugas BPUPKI.
Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan
dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta
bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
atas nama bangsa Indonesia.
Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam
sidang tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila
pertama (tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-kata Yang Maha Esa)
dan beberapa perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga Pembukaan
Undang-Undang Dasar dan pasal-pasal UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar
negara Republik Indonesia. Pada sidang tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan
Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. Selanjutnya sidang
tersebut juga membicarakan rancangan aturan peralihan. Di dalam aturan tersebut
dinyatakan pembentukan KNIP yang bertugas membantu presiden.

Anda mungkin juga menyukai